Anda di halaman 1dari 3

Penanggulan Kemiskinan di Wilayah Daerah

Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan
dengan pendapatan yang kurang sesuai serta faktor-faktor keadaan lingkungan
serta alam sekitar yang dapat disebabkan oleh bencana alam. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif
dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Kemiskinan di Indonesia meningkat cukup pesat, berdasarkan data Badan


Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah penduduk miskin pada Bulan Maret 2020
sebesar 26,42 juta orang. Sedangkan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
jumlah angka kemiskinannya terdata sesuai dengan informasi data dari Bappeda
DIY sebanyak 448.470 orang, dengan dikreteriakan rata-rata pengeluaran kapita
perbulan adalah sebesar Rp423.026,00 rupiah. Dilihat pada data tersebut dapat
disimpulkan bahwa angka kemiskinan untuk seluruh Indonesia dan khususnya
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada margin yang cukup memprihatinkan
serta melihat situasi saat ini yang masih terkendala bencana Covid-19 yang masih
terus diperpanjang di setiap wilayah Indonesia.

Kemiskinan sudah menjadi problema yang lama bagi seluruh negara yang
ada di dunia. Dan untuk Indonesia sendiri pun juga sudah cukup lama dalam
menangani dan menanggulangi masalah kemiskinan yang terdapat di seluruh
daerah Indonesia. Masalah kemiskinan ini perlu diberantas bersama tidak hanya
melalui sisi pemerintah saja namun juga dari segi masyarakat yang ada di sekitar
yang ada.

Penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan


sudah banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulangan
kemiskinan yang ada di wilayah daerah masing-masing dengan program-program

1
yang sudah dibuat khusus oleh tim pemberdayaan masyarakat yang ada. Cara-cara
penanggulangan tersebut misal dibuatkan program bantuan, sosialisasi, dan
sebagainya. Hanya saja yang dapat kita lihat bersama dan kita rasakan di
masyarakat sekitar kita yang termasuk dalam kriteria “Penduduk Miskin” bahwa
kita ketahui bersama banyak masyarakat dengan kriteria tersebut merasa
bergantung dengan bantuan dari pemerintah missal BLT. Memang hal tersebut
sangat membantu hanya saja perlu adanya model penanggulan kemiskinan dimana
masyarakat dengan kriteria “Penduduk Miskin” perlu dijadikan sebagai subjek,
bukan sebagai objek kemiskinan.

Maksud dari subjek ini adalah “Penduduk Miskin” sebagai subjek yang
perlu kita kembangkan potensinya sebagai motor perubahan menjadi masyarakat
yang mampu untuk dan memotivasi masyarakat dengan kriteria “Penduduk
Miskin” agar dapat mengikuti jejak yang sudah melakukan perubahan dirinya
menjadi masyarakat yang mampu. Hal ini dapat kita lihat bahwa banyak
masyarkat miskin dikarenakan tingkat pengangguran yang cukup banyak di
wilayah DIY dan bahkan ditempati oleh lulusan SMA/K hingga Strata 1.

Dengan demikian, selain bantuan langsung dalam bentuk uang/sembako


kepada masyarakat miskin terutama “Keluarga Miskin” maka perlu adanya
bantuan ketrampilan, informasi lapangan pekerjaan bagi pemuda, bahkan
lapangan pekerjaan yang dapat diberikan oleh pemerintah langsung untuk anak-
anak dari keluarga yang termasuk sebagai kriteria miskin tersebut. Sehingga
beban dari keluarga untuk menghidupi menjadi berkurang. Serta anak/pemuda
tersebut berubah menjadi motor penggerak bagi keluarganya sendiri maupun
contoh bagi masyarakat sekitar bahwa dia yang dari sebelumnya sebagai
masyarakat dari keluarga yang miskin mampu untuk mengangkat ekonomi
keluarganya sendiri melalui bantuan keterampilan dari pemerintah sebagai
peluang usaha ataupun lapangan pekerjaan dari pemerintah dengan bekerjasama
oleh perusahaan dari berbagai bidang keilmuan atau pekerjaan yang ada.

Solusi tersebutlah yang perlu kita angkat untuk menanggulangi kemsikinan


yang ada, dimulai dari pemangkasan penagguran yang ada karena banyak di isi
oleh pemuda dengan jenjang lulusan SMA/K hingga Starta 1. Apabila banyak

2
pengangguran yang dipangkas maka dapat pula mencegah kemiskinan bagi
keluarga mereka, karena mereka dapat membangun usaha dengan pelatihan
keterampilan dari pemerintah atau mendapat pekerjaan yang layak dari
keterampilan yang telah dipelajari melalui bantuan pemerintah atau lapangan
pekerjaan yang memang di bantu carikan oleh pemerintah memalui usaha
pemerintah bekerjasama dengan perusahaan yang ada di wilayah daerah mereka
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai