Kemiskinan sudah menjadi problema yang lama bagi seluruh negara yang
ada di dunia. Dan untuk Indonesia sendiri pun juga sudah cukup lama dalam
menangani dan menanggulangi masalah kemiskinan yang terdapat di seluruh
daerah Indonesia. Masalah kemiskinan ini perlu diberantas bersama tidak hanya
melalui sisi pemerintah saja namun juga dari segi masyarakat yang ada di sekitar
yang ada.
1
yang sudah dibuat khusus oleh tim pemberdayaan masyarakat yang ada. Cara-cara
penanggulangan tersebut misal dibuatkan program bantuan, sosialisasi, dan
sebagainya. Hanya saja yang dapat kita lihat bersama dan kita rasakan di
masyarakat sekitar kita yang termasuk dalam kriteria “Penduduk Miskin” bahwa
kita ketahui bersama banyak masyarakat dengan kriteria tersebut merasa
bergantung dengan bantuan dari pemerintah missal BLT. Memang hal tersebut
sangat membantu hanya saja perlu adanya model penanggulan kemiskinan dimana
masyarakat dengan kriteria “Penduduk Miskin” perlu dijadikan sebagai subjek,
bukan sebagai objek kemiskinan.
Maksud dari subjek ini adalah “Penduduk Miskin” sebagai subjek yang
perlu kita kembangkan potensinya sebagai motor perubahan menjadi masyarakat
yang mampu untuk dan memotivasi masyarakat dengan kriteria “Penduduk
Miskin” agar dapat mengikuti jejak yang sudah melakukan perubahan dirinya
menjadi masyarakat yang mampu. Hal ini dapat kita lihat bahwa banyak
masyarkat miskin dikarenakan tingkat pengangguran yang cukup banyak di
wilayah DIY dan bahkan ditempati oleh lulusan SMA/K hingga Strata 1.
2
pengangguran yang dipangkas maka dapat pula mencegah kemiskinan bagi
keluarga mereka, karena mereka dapat membangun usaha dengan pelatihan
keterampilan dari pemerintah atau mendapat pekerjaan yang layak dari
keterampilan yang telah dipelajari melalui bantuan pemerintah atau lapangan
pekerjaan yang memang di bantu carikan oleh pemerintah memalui usaha
pemerintah bekerjasama dengan perusahaan yang ada di wilayah daerah mereka
masing-masing.