Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang oleh perubahan-
perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan, perawat selalu
dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat memengaruhi perubahan dunia,
khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat
menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya. Semakin banyak terjadi perpindahan penduduk,
semakin beragam pula budaya di suatu negara. Tuntutan itulah yang memaksa perawat agar dapat
melakukan asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel di lingkungan yang tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran perawat adalah
memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien. Namun peran spiritual
ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk
pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment (gizi ruhani). Seseorang
yang dikatakan sehat secara paripurna tidak hanya cukup gizi makanan tetapi juga gizi rohaninya
harus terpenuhi. Menurut hasil Riset Psycho Spiritual For AIDS Patient, Cancepatients, and for
Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis
kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapat perhatian
khusus