Anda di halaman 1dari 13

JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN

Juli 2017. Vol.4. No.2


©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI


BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Abdul Munib
Fakultas Agama Islam UIM Pamekasan
E-Mail: pon.ireng@gmail.com
Abstrak
Pendekatan saintifik merupakan sebuah inovasi proses pembelajaran yang dirancang
secara khusus agar siswa secara aktif mengonstruk konsep pengetahuan melalui beberapa
proses atau tahapan dengan cara mengamati untuk melakukan sebuah identifikasi terhadap
suatu persoalan, dan dari hasil pengamatan tersebut siswa diharapkan akan mampu untuk
merumuskan masalah yang dilajutkan dengan merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, dan menganalisis data, dan menarik sebuah kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran akan melibatkan keterampilan proses mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan kemudian menyimpulkan.
Dengan pendekatan saintific ini diharapkan para siswa akan senang untuk mengikuti
kegiatan belajar dan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka untuk mengikuti
kegiatan proses belajar dan pada akhirnya akan membawa dampak kepada prestasi belajar
mereka. Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses
penyesuaian diri, motivasi sama halnya dengan kebutuhan prasarana emosi yang
merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidak seimbangan
dalam organisme. Pada umunya motivasi tidak akan timbul begitu saja, tapi motivasi akan
bangkit bila ada minat yang besar, proses pembelajaran akan dapat berhasil dengan baik
apabila semua siswa mempunyai minat yang besar dalam mengikuti proses pembelajaran .

Kata kunci: saintifik, motivasi belajar, PAI

Abstract

The scientific approach is an innovative learning process designed specifically for students
to actively construct the concept of knowledge through several processes or stages by
observing to perform an identification of a problem, and from the results of the observation
students are expected to be able to formulate the problem dilajutkan by formulating
hypotheses, collect data with various techniques, and analyze data, and draw conclusions
and communicate concepts, laws or principles that are "discovered". The application of a
scientific approach in learning will involve the skills of the process of observing,
classifying, measuring, predicting, explaining, and then concluding. With this saintific
approach, it is expected that students will be happy to participate in learning activities and
can improve their learning motivation to follow the learning process and will ultimately
have an impact on their learning achievement. Motivational factors can be said to be key to
understanding the process of self-adjustment, motivation as well as emotional
infrastructure needs which are internal forces that cause tension and imbalance in
organisms. In general, motivation will not arise, but motivation will rise if there is a great
interest, the learning process will work well if all students have a great interest in
following the learning process.
Keywords: scientific, motivation to learn, PAI

243
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
Pendahuluan materi pembelajaran yang sedang mereka
Pembelajaran dengan pendekatan alami.
saintifik merupakan sebuah proses Artinya dengan pendekatan saintifik
pembelajaran yang dirancang sedemikian ini dimaksudkan untuk memberikan
rupa agar para peserta didik secara aktif pemahaman kepada peserta didik dalam
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip mengenal, memahami berbagai macam
melalui beberapa proses atau tahapan- materi dengan menggunakan pendekatan
tahapan dengan cara mengamati yang ilmiah, bahwa informasi ini bisa berasal
bertujuan untuk melakukan identifikasi dari mana saja, kapan saja, dan tidak
atau menemukan masalah atau bergantung pada informasi searah dari
persoalan,1 kemudian dari hasil guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran
pengamatan fenomena tersebut siswa yang diharapkan akan tercipta dan dapat
diharapkan mampu untuk merumuskan diarahkan untuk mendorong para peserta
masalah, yang dilajutkan dengan didik dalam mencari tahu dari berbagai
mengajukan atau merumuskan hipotesis, sumber melalui observasi, dan bukan
mengumpulkan data dengan berbagai hanya diberi tahu atau diberikan informasi
teknik, dan kemudian menganalisis data yang berupa materi pelajaran
yang didapatkan, dan langkah yang Penerapan pendekatan saintifik
terakhir adalah dengan menarik sebuah dalam pembelajaran akan melibatkan
kesimpulan dan mengomunikasikan keterampilan proses seperti mengamati,
konsep, hukum atau prinsip yang mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
“ditemukan”. menjelaskan, dan kemudian
Sehingga dari beberapa alur dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan
proses dan tahapan serta langkah-langkah proses-proses tersebut, bantuan para guru
tersebut guru tidak hanya mengisi ruang masih tetapkan diperlukan, namun bantuan
kosong tanpa arah dan tujuan yang tidak yang diberikan para guru tersebut jika
melibatkan peran aktif para peserta didik dilihat dari sisi kuantitas seharusnya
yang kemudian mereka cendrung tidak semakin berkurang dengan semakin
memiliki kesefahaman dengan kapabilas bertambah dewasan para siswa atau
dan kompetensi yang dimilikinya dengan semakin tingginya kelas siswa.
Metode saintifik sangat relevan
dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner,
1
Buku Prakarya Kelas 7 Pegangan Guru
kemendikbud 2013. teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori

244
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
belajar Bruner disebut juga teori belajar dewasa. Proses yang menyebabkan
penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan terjadinya perubahan skemata disebut
dengan teori belajar dengan adaptasi.
2
Bruner. Pertama, individu hanya belajar Proses terbentuknya adaptasi ini
dan mengembangkan pikirannya apabila dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
mereka menggunakan asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
pikirannya. Kedua, dengan melakukan merupakan proses kognitif yang
proses-proses kognitif dalam proses dengannya seseorang mengintegrasikan
penemuan, siswa akan memperoleh sensasi stimulus yang dapat berupa persepsi,
dan kepuasan intelektual yang merupakan konsep, hukum, prinsip ataupun
suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu- pengalaman baru ke dalam skema yang
satunya cara agar seseorang dapat sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi
mempelajari teknik-teknik dalam dapat berupa pembentukan skema baru
melakukan penemuan adalah mereka yang dapat cocok dengan ciri-ciri
memiliki kesempatan untuk melakukan rangsangan yang ada atau memodifikasi
penemuan. keempat, dengan melakukan skema yang telah ada sehingga cocok
penemuan maka akan memperkuat retensi dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam
ingatan. Sehingga dari empat hal tersebut pembelajaran diperlukan adanya
di atas, kesesuaian antara proses belajar penyeimbangan atau ekuilibrasi antara
mengajar dengan kapabilitas kognitif yang asimilasi dan akomodasi.
diperlukan dalam sebuah pembelajaran Vygotsky, dalam teorinya menyatakan
menggunakan metode saintifik. Teori bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta
Piaget, menyatakan bahwa belajar didik bekerja atau belajar menangani
berkaitan dengan pembentukan dan tugas-tugas yang belum dipelajari namun
perkembangan skema. Skema adalah suatu tugas-tugas itu masih berada dalam
struktur mental atau struktur kognitif yang jangkauan kemampuan atau tugas itu
dengannya seseorang secara intelektual berada dalam zone of proximal
beradaptasi dan mengkoordinasi development,3 daerah terletak antara
lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah tingkat perkembangan anak saat ini yang
berhenti berubah, skemata seorang anak didefinisikan sebagai kemampuan
akan berkembang menjadi skemata orang pemecahan masalah di bawah bimbingan

2 3
Ibid, hlm, 7 Ibid, hlm, 8.

245
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
orang dewasa atau teman sebaya yang pembelajaran akan dapat berhasil dengan
lebih mampu.4 Dengan pendekatan baik apabila semua siswa mempunyai
saintific ini diharapkan para siswa akan minat yang besar dalam mengikuti proses
senang untuk mengikuti kegiatan belajar pembelajaran tersebut.
dan rasa senang tersebut dapat
meningkatkan motivasi belajar mereka Pembahasan
untuk mengikuti kegiatan belajar dengan A. Penggunaan Pendekatan Saintific
sangat antosias dan pada akhirnya akan Pembelajaran dengan pendekatan
membawa dampak kepada prestasi belajar saintifik adalah proses pembelajaran yang
mereka. dirancang sedemikian rupa agar peserta
Faktor motivasi dapat dikatakan didik secara aktif mengonstruk konsep,
sebagai kunci untuk memahami proses hukum atau prinsip melalui tahapan-
penyesuaian diri, motivasi sama halnya tahapan mengamati (untuk
dengan kebutuhan prasarana emosi yang mengidentifikasi atau menemukan
merupakan kekuatan internal yang masalah), merumuskan masalah,
menyebabkan ketegangan dan ketidak mengajukan atau merumuskan hipotesis,
seimbangan dalam organisme. Ketegangan mengumpulkan data dengan berbagai
dan ketidak seimbangan itu merupakan teknik, menganalisis data, menarik
kondisi yang tidak menyenangkan karena kesimpulan dan mengomunikasikan
sesungguhnya kebebasan dari ketegangan konsep, hukum atau prinsip yang
dan keseimbangan dari kekuatan internal “ditemukan”.
lebih wajar dalam organisme apabila Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
dibandingkan dengan kedua kondisi memberikan pemahaman kepada peserta
tersebut. Hal ini sama dengan konflik dan didik dalam mengenal,
frustasi yang juga tidak menyenangkan.5 memahami berbagai materi menggunakan
Pada umunya motivasi tidak akan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa
timbul begitu saja, tapi motivasi akan berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bangkit bila ada minat yang besar, proses bergantung pada informasi searah dari
guru.
4
File ini saya peroleh dari kegiatan Pelatihan Oleh karena itu kondisi pembelajaran
Kurikulum 2013 bagi Pengawas SMA Provinsi
Jawa Barat yang diselenggarakan oleh P4TK- yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
MIPA, bertempat di Hotel Lembang Asri,
Bandung Barat, 8 – 14 Juli 2013. mendorong peserta didik dalam mencari
5
Mohammad Asrori, 2008, Psikologi pembelajaran,
(Bandung: CV Wacana Prima), hlm, 199. tahu dari berbagai sumber melalui

246
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
observasi, dan bukan hanya diberi tahu. tepat dalam mengidentifikasi,
Penerapan pendekatan saintifik dalam memahami, memecahkan masalah,
pembelajaran melibatkan keterampilan dan mengaplikasikan materi
proses seperti mengamati, mengklasifikasi, pembelajaran.
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan d. Mendorong dan menginspirasi siswa
menyimpulkan. Dalam melaksanakan mampu berpikir hipotetik dalam
proses-proses tersebut, bantuan guru melihat perbedaan, kesamaan, dan
diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tautan satu sama lain dari materi
tersebut harus semakin berkurang dengan pembelajaran.
semakin bertambah dewasanya siswa atau e. Mendorong dan menginspirasi siswa
semakin tingginya kelas siswa. mampu memahami, menerapkan, dan
1) Kriteria Pendekatan Saintific mengembangkan pola berpikir yang
kriteria sebuah pendekatan rasional dan objektif dalam
pembelajaran sehingga dapat dikatakan merespon materi pembelajaran.
sebagai pendekatan ilmiah atau f. Berbasis pada konsep, teori, dan
pendekatan scientific. Berikut ini tujuah fakta empiris yang dapat
(7) kriteria sebuah pendekatan dipertanggung jawabkan.
pembelajaran dapat dikatakan sebagai g. Tujuan pembelajaran dirumuskan
pembelajaran scientific, yaitu: secara sederhana dan jelas, namun
a. Materi pembelajaran berbasis pada menarik sistem penyajiannya.
fakta atau fenomena yang dapat 2) Langkah-langkah pembelajaran dengan
dijelaskan dengan logika atau menggunakan pendekatan saintific
penalaran tertentu; bukan sebatas Proses pembelajaran yanag
kira-kira, khayalan, legenda, atau mengimplementasikan pendekatan
dongeng semata. scientific akan menyentuh tiga ranah,
b. Penjelasan guru, respon siswa, dan yaitu: sikap (afektif), pengetahuan
interaksi edukatif guru-siswa (kognitif), dan keterampilan
terbebas dari prasangka yang serta- (psikomotor). Dengan proses
merta, pemikiran subjektif, atau pembelajaran yang demikian maka
penalaran yang menyimpang dari diharapkan hasil belajar melahirkan
alur berpikir logis. peserta didik yang produktif, kreatif,
c. Mendorong dan menginspirasi siswa inovatif, dan afektif melalui penguatan
berpikir secara kritis, analistis, dan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

247
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
yang terintegrasi. Perhatikan diagram 5. Kurikulum 2013 menekankan pada
berikut: dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.
6. Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi
Adapun penjelasan dari diagram mengamati, menanya, menalar,
pendekatan pembelajaran scientific mencoba, membentuk jejaring untuk
(pendekatan ilmiah) dengan menyentuh semua mata pelajaran.6
ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan Langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut: scientific meliputi:
1. Ranah sikap menggamit transformasi
substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu mengapa”.
2. Ranah keterampilan menggamit Langkah-langkah pendekatan scientific
transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik “tahu B. Motivasi Belajar Siswa
bagaimana”. Motivasi belajar adalah keseluruhan
3. Ranah pengetahuan menggamit daya penggerak psikis di dalam diri siswa
transformasi substansi atau materi yang menimbulkan kegiatan belajar,
ajar agar peserta didik “tahu apa”. menjamin kelangsungan kegiatan belajar
4. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan memberikan arah kegiatan belajar itu
dan keseimbangan antara demi mencapai suatu tujuan. Banyak
kemampuan untuk menjadi manusia sekali, bahkan sudah umum orang
yang baik (soft skills) dan manusia menyebut dengan “motif” untuk
yang memiliki kecakapan dan menunjukan mengapa seseorang itu
pengetahuan untuk hidup secara berbuat sesuatu.7 Motif dan motivasi
layak (hard skills) dari peserta didik berkaitan erat dengan penghayatan suatu
yang meliputi aspek kompetensi 6
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/
sikap, pengetahuan, dan 07/pendekatan-scientific-dalam-implementasi-
kurikulum-2013.
keterampilan. 7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Pelajar,
2000), hlm, 206.

248
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
kebutuhan. Kata “motif”, diartikan sebagai menuju tercapainya tujuan yang
daya upaya mendorong seseorang untuk diharapkan.
melakukan sesuatu. 5. Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh
Berawal dari pendekatan kata Muhibbin Syah berpendapat, bahwa
“motif” tersebut dapat ditarik persamaan motivasi berarti pemasok daya
bahwa keduanya menyatakan suatu (energizer) untuk bertingkah laku
kehendak yang melatarbelakangi secara terarah.
perbuatan. Banyak para ahli yang Dari berbagai definisi yang
memberikan batasan tentang pengertian dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas,
motivasi antara lain adalah sebagai berikut: dapat dikatakan bahwa motivasi adalah
1. Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman sesuatu yang kompleks, karena motivasi
mengemukakan, motivasi adalah dapat menyebabkan terjadinya perubahan
perubahan energi dalam diri seseorang energi dalam diri individu untuk
yang ditandai dengan munculnya melakukan sesuatu yang didorong karena
“feeling” dan didahulu dengan adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam pembahasan skripsi yang penulis
2. Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa maksudkan adalah motivasi dalam belajar.
motivasi merupakan kekuatan yang Oleh karena itu sebelum menguraikan apa
mendorong seseorang melakukan itu motivasi belajar terlebih dahulu
sesuatu untuk mencapai tujuan. diuraikan tentang belajar.
3. Heinz Kock memberikan pengertian, Belajar adalah suatu bentuk
motivasi adalah mengembangkan perubahan tingkah laku yang terjadi pada
keinginan untuk melakukan sesuatu. seseorang. Untuk lebih jelas penulis akan
4. Wayan Ardhan menjelaskan, bahwa kemukakan pendapat para ahli:
motivasi dapat dipadang sebagai suatu a. Skinner berpandangan bahwa belajar
istilah umum yang menunjukkan adalah suatu perilaku pada saat orang
kepada pengaturan tingkah laku belajar maka responya menjadi lebih
individu dimana kebutuhan-kebutuhan baik, sebaliknya jika ia tidak belajar
atau dorongan-dorongan dari dalam dan maka responnya menurun.8
insentif dari lingkungan mendorong
individu untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhannya atau untuk berusaha 8
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran, (Bandung: PT Renika Cipta, 2010 ),
hlm, 9.

249
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
b. Pendapat lain juga beranggapan bahwa :‫ (الرعد‬.‫إن هللا ال يغيّر ما بقىم حت ّى يغيّروا ما بأنفسهم‬
pembelajaran adalah perubahan dalam )11
respon tingkah laku (seperti inovasi, Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan suatu kaum sehingga mereka
eliminasi atau modifikasi respon, yang
merubah keadaanya sendiri.9
mengandung setara dengan ketetapan)
yang sebagian atau seluruhnya Setelah penulis menguraikan
disebabkan oleh pengalaman. defenisikan motivasi dalam belajar, maka
“pengalaman” yang serupa itu terutama dapat diambil pengertian bahwa yang
yang sadar, namun kadang-kadang dimaksud dengan motivasi belajar adalah
mengandung komponen penting yang suatu daya upaya penggerak atau
tidak sadar, seperti biasa yang terdapat membangkitkan serta mengarahkan
dalam belajar gerak ataupun dalam semangat individu untuk melakukan
reaksinya terhadap perangsang- perbuatan belajar. Untuk dapat mendalami
perangsang yang tidak teratur, termasuk dan mempunyai suatu gambaran yang
perubahan-perubahan tingkah laku mendalam serta jelas mengenai motivasi
suasana emosional, namun yang lebih belajar, maka hal ini penulis kemukakan
lazim ialah perubahan yang menurut para cerdik pandai.
berhubungan dengan bertambahnya Motivasi belajar adalah suatu proses
pengetahuan simbolik atau ketrampilan dimana tenaga atau kebutuhan dari murid
gerak, tidak termasuk perubahan- diarahkan kepada objek dalam lingkungan
perubahan fisiologis seperti keletihan sekitarnya.10 keseluruhan daya penggerak
atau halangan atau tidak fungsinya di dalam diri siswa yang menimbulkan
indera untuk sementara setelah kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
berlangsungnya pasangan-pasangan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu
yang terus menerus. tujuan. Motivasi belajar melibatkan faktor
Dari uraian di atas dapat disimpulkan psikis yang bersifat non intelektual,
bahwa perubahan itu pada dasarnya peranan yang luas adalah dalam hal
merupkan pengetahuan dan kecakapan menimbulkan gairah, merasa senang dan
baru dalam perubahan ini terjadi karena semangat untuk belajar, siswa yang
usaha, sebagaimana firman Allah SWT.
Dalam surat Ar-Ro’du ayat 11 yang 9
Depag, Al-Qur’an dan Terjemahan, 1989, hlm,
563.
berbunyi: 10
Mohlishoh dkk, 2009, Teori Belajar dan
Aplikasinya pada pembelajaran di MI, (Surabaya:
PT Refka Media), hlm, 241.

250
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
memeliki motivasi kuat, akan mempunyai organisme kedalam beberapa golongan.
banyak energi unuk melakukan kegiatan Dalam hal in Tadjab, dalam bukunya
belajar. “Ilmu Jiwa Pendidikan” membedakan
Dari pendapat ahli diatas penulis motivasi belajar siswa disekolah dalam
penulis mempuyai pemahaman bahwa dua bentuk yaitu:
yang dimaksud dengan motivasi belajar a. Motivasi instrinsik, Motivsi
adalah motivasi yang mampu memberikan instrinsik ialah suatu aktivitas/
dorongan kepada siswa untuk belajar dan kegiatan belajar dimulai dan
melangsungkan pelajaran dengan diteruskan berdasarkan penghayatan
memberikan arah atau tujuan yang telah suatu kebutuhan dan dorongan yang
ditentukan secara mutlak berkaitan dengan
1) Sifat-sifat Motivasi aktivitas belajar. Dalam hal ini
Menurut Maslow motivasi harus Sardiman dalam bukunya “Interaksi
difahami dengan dasar sifat-sifat dan Motivasi Belajar Mengajar”,
motivasi sebagaimana berikut: menjelaskan bahwa motivasi
a. Kontemporer (kekinian), hal masa instrinsik adalah motif-motif yang
lalu bisa menjadi motivasi hanya menjadi aktif atau berfungsinya tidak
kalau kini juga kekuatan pendorong, perlu dirangsang dari luar, karena
b. Pluralistik (kompleks), tidak dapat dalam diri setiap individu sudah ada
disederhanakan menjadi beberapa dorongan untuk melakukan sesuatu,
drive seperti mencari kenikmatan, sedangakan Tabrani Rusyan
mengurangi ketegangan atau mendefinisikan motivasi instrinsik
kekuatan rasa aman, ialah dorongan untuk mencapai
c. Melibatkan proses kognitif: membuat tujuan-tujuan yang terletak didalam
perencanaan tujuan secara sadar, perbuatan belajar. Jenis motivasi ini
d. Kongkrit dan nyata: dibatasi dengan menurut Uzer Usman timbul sebagai
11
kongkrit, bukan suatu yang abstrak. akibat dari dalam diri individu
2) Macam-Macam Motivasi sendiri tanpa ada paksaan dari orang
Para ahli psikologi berusaha lain, tetapi atas kemauan sendiri.
menggolongkan motivasi yang ada Dari definisi-definisi tersebut dapat
dalam diri manusia atau suatu diambil pengertian bahwa motivasi
instrinsik merupakan motivasi yang
11
Alwisol,2009, Psikologi kepribadian, (Malang,
UMMPress, 2014), hlm, 227. datang dari diri sendiri dan bukan

251
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
datang dari orang lain atau faktor diambil pengertian bahwa motivasi
lain. Jadi motivasi ini bersifat alami instrinsik lebih baik daripada motivasi
dari diri seseorang dan sering juga ekstrinsik. Akan tetapi motivasi
disebut motivasi murni dan bersifat ekstrinsik juga perlu digunakan dalam
riil, berguna dalam situasi belajar proses belajar mengajar disamping
yang fungsional. motivasi instrinsik. Untuk dapat
b. Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan menumbuhkan motivasi instrinsik
untuk mencapai tujuan-tujuan yang maupun ekstrinsik adalah suatu hal
terletak diluar perbuatan belajar. yang tidak mudah, maka dari itu guru
Dalam hal ini Sumadi Suryabrata perlu dan mempunyai kesanggupan
juga berpendapat, bahwa motivasi untuk menggunakan bermacam-macam
ekstrinsik adalah motif-motif yang cara yang dapat membangkitkan
berfungsinya karena adanya motivasi belajar siswa sehingga dapat
rangsangan dari luar.12 belajar dengan baik.
Pada hakikatnya suatu dorongan 3) Manfaat Motivasi
yang berasal dari luar diri seseorang. Untuk dapat terlaksananya suatu
Jadi berdasarkan motivasi ekstrinsik kegiatan, pertama-tama harus ada
tersebut anak yang belajar sepertinya dorongan untuk melaksanakan kegiatan
bukan karena ingin mengetahui sesuatu itu, begitu juga dalam dunia pendidikan,
tetapi ingin mendapatkan pujian dan aspek motivasi ini sangat penting.
nilai yang baik. Walupun demikian, Peserta didik harus mempunyai
dalam proses belajar mengajar motivasi motivasi untuk meningkatkan kegiatan
ekstrinsik tetap berguna bahkan belajar terutama dalam proses belajar
dianggap penting, Sebaliknya bila mengajar. Motivasi merupakan faktor
seseorang belajar untuk mecapai yang sangat penting di dalam belajar
penghargaan berapa angka, hadiah, dan sebab motivasi berfungsi sebagai:
sebagainya ia didorong oleh motivasi a. Pemberi semangat terhadap seorang
ekstrinsik. peserta didik dalam kegiatan-
Oleh sebab itu tujuan tersebut kegiatan belajarnya.
terletak diluar penghargaan itu”. b. Pemilih dari tipe-tipe kegiatan-
Berangkat dari uraian diatas, dapat kegiatan dimana seseorang
berkeinginan untuk melakukannya.
12
Muklishoh, Teori Belajar dan Aplikasinya, hlm,
251. c. Pemberi petunjuk pada tingkah laku.

252
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
Fungsi motivasi juga akan sangat menentukan tingkat
dipaparkan oleh Tabrani dalam bukunya pencapaian prestasi belajarnya. Dengan
“Pendekatan Dalam Proses Belajar demikian motivasi itu dipengaruhi
Mengajar”, yaitu: adanya kegiatan.
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau 4) Faktor-faktor yang Mempengaruhi
perbuatan, Motivasi
b. Mengarahkan aktivitas belajar Dalam kegiatan belajar mengajar
peserta didik, peranan motivasi sangat diperlukan.
c. Menggerakan dan menentukan cepat Motivasi bagi siswa dapat
atau lambatnya suatu perbuatan. mengembangkan aktifitas dan inisiatif,
Sama halnya dengan pendapat dapat mengarahkan akan memelihara
yang dikemukakan oleh Sardiman, ketekunan dalam melakukan kegiatan
bahwa ada tiga fungsi motivasi: belajar. Dalam kaitannya dengan itu
a. Mendorong manusia untuk berbuat, perlu diketahui ada beberapa faktor
b. Menentukan arah perbuatan, yakni yang dapat mempengaruhi motivasi
kearah tujuan yang hendak dicapai, belajar, yaitu:
c. Menentukan arah perbuatan, yakni a. Kematangan, dalam pemberian

menentukan perbuatan-perbuatan apa motivasi, faktor kematangan fisik, sosial

yang harus dikerjakan yang serasi dan psikis haruslah diperhatikan, karena
hal itu dapat mempengaruhi motivasi.
guna mencapai tujuan.
Seandainya dalam pemberian motivasi
Disamping itu, ada juga fungsi-
itu tidak memperhatikan kematangn,
fungsi lain, motivasi dapat berfungsi
maka akan mengakibatkan frustasi dan
sebagai pendorong usaha-usaha
mengakibatkan hasil belajar tidak
pencapaian prestasi. Seseorang optimal.
melakukan sesuatu usaha karena adanya b. Usaha yang bertujuan, setiap usaha yang
motivasi. Adanya motivasi yang baik dilakukan mempunyai tujuan yang ingin
dalam belajar akan menunjukkan hasil dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin
yang baik pula. Dengan kata lain bahwa dicapai, akan semakin kuat dorongan
dengan adanya usaha yang tekun dan untuk belajar.

terutama didasari adanya motivasi, c. Pengetahuan mengenai hasil dalam


motivasi, dengan mengetahui hasil
maka seseorang yang belajar itu akan
belajar, siswa terdorong untuk lebih giat
dapat melahirkan prestasi yang baik.
belajar. Apabila hasil belajar itu
Intensitas motivasi seseorang siswa

253
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
mengalami kemajuan, siswa akan Penutup
berusaha untuk mempertahankan atau Implementasi pembelajaran dengan
meningkat intensitas belajarnya untuk menggunakan pendekatan
mendapatkan prestasi yang lebih baik di
saintifik merupakan sebuah inovasi proses
kemudian hari. Prestasi yang rendah
pembelajaran yang dirancang dengna
menjadikan siswa giat belajar guna
tujuan agar para peserta didik secara aktif
memperbaikinya.
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
d. Partisipasi, dalam kegiatan mengajar
perluh diberikan kesempatan pada siswa
melalui beberapa proses atau tahapan-

untuk berpartisipasi dalam seluruh tahapan dengan cara mengamati yang


kegiatan belajar. Dengan demikian bertujuan untuk melakukan identifikasi
kebutuhan siswa akan kasih sayang dan atau menemukan masalah atau
kebersamaan dapat diketahui, karena persoalan, kemudian dari hasil pengamatan
siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan fenomena tersebut siswa diharapkan
belajar itu. mampu untuk merumuskan masalah, yang
e. Penghargaan dengan hukuman,
dilajutkan dengan mengajukan atau
pemberian penghargaan itu dapat
merumuskan hipotesis, mengumpulkan
membangkitkan siswa untuk
data dengan berbagai teknik, dan kemudian
mempelajari atau mengerjakan sesuatu.
menganalisis data yang didapatkan, dan
Tujuan pemberian penghargaan
berperan untuk membuat pendahuluan
langkah yang terakhir adalah dengan

saja. Pengharagaan adalah alat, bukan menarik sebuah kesimpulan dan


tujuan. Hendaknya diperhatikan agar mengomunikasikan konsep, hukum atau
penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan prinsip yang “ditemukan”. dengan
pemberian penghargaan dalam belajar pendekatan saintifik ini dimaksudkan
adalah bahwa setelah seseorang untuk memberikan pemahaman kepada
menerima pengharagaan karena telah peserta didik dalam mengenal,
melakukan kegiatan belajar yang baik, ia
memahami berbagai macam materi ilmiah.
akan melanjutkan kegiatan belajarnya
Penerapan pendekatan saintifik dalam
sendiri di luar kelas. Sedangkan
pembelajaran akan melibatkan
hukuman sebagai reinforcement yang
keterampilan proses seperti mengamati,
negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,

motivasi. menjelaskan, dan kemudian


menyimpulkan.

254
JURNAL PENELITIAN DAN PEMIKIRAN KEISLAMAN
Juli 2017. Vol.4. No.2
©2014-2017 j.al-ulum all rights reserved
ISSN. 2355-0104 ojs.uim.ac.id E-ISSN. 2549-3833
Metode saintifik ini masih sangat DAFTAR PUSTAKA
relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Alwisol, 2009, Psikologi kepribadian,
Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Malang, UMMPress, 2014.
Dengan pendekatan saintific ini diharapkan Buku Prakarya Kelas 7 Pegangan Guru
para siswa akan senang untuk mengikuti kemendikbud 2013.
kegiatan belajar dan rasa senang tersebut
Depag, Al-Qur’an dan Terjemahan, 1989.
dapat meningkatkan motivasi belajar
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
mereka untuk mengikuti kegiatan belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
dengan sangat antosias dan pada akhirnya Jakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
akan membawa dampak kepada prestasi
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
belajar mereka. Pembelajaran, Bandung: PT Renika
Faktor motivasi dapat dikatakan Cipta, 2010.

sebagai kunci untuk memahami proses File ini saya peroleh dari kegiatan
penyesuaian diri, motivasi sama halnya Pelatihan Kurikulum 2013 bagi
Pengawas SMA Provinsi Jawa Barat
dengan kebutuhan prasarana emosi yang yang diselenggarakan oleh P4TK-
merupakan kekuatan internal yang MIPA, bertempat di Hotel Lembang
Asri, Bandung Barat, 8 – 14 Juli
menyebabkan ketegangan dan ketidak 2013.
seimbangan dalam organisme. Ketegangan
Mohammad Asrori, 2008, Psikologi
dan ketidak seimbangan itu merupakan pembelajaran, Bandung: CV
kondisi yang tidak menyenangkan karena Wacana Prima.

sesungguhnya kebebasan dari ketegangan Mohlishoh dkk, 2009, Teori Belajar dan
dan keseimbangan dari kekuatan internal Aplikasinya pada pembelajaran di
MI, Surabaya: PT Refka Media.
lebih wajar dalam organisme apabila
dibandingkan dengan kedua kondisi Muklishoh, Teori Belajar dan Aplikasinya.
tersebut. Hal ini sama dengan konflik dan http://penelitiantindakankelas.blogspot.co
frustasi yang juga tidak menyenangkan. m/2013/07/pendekatan-
scientific-dalam-implementasi-
Pada umunya motivasi tidak akan kurikulum-2013.
timbul begitu saja, tapi motivasi akan
bangkit bila ada minat yang besar, proses
pembelajaran akan dapat berhasil dengan
baik apabila semua siswa mempunyai
minat yang besar dalam mengikuti proses
pembelajaran tersebut.

255

Anda mungkin juga menyukai