DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS 2A S.Tr KEPERAWATAN
KADEK RYAS PRASETYANI VERONIKA P07120220007
INI NYOMAN WITARI P07120220008
NI LUH AYU SINTIA ARISTAWATI P07120220032
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas untuk mata kuliah “Promosi Kesehatan”. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak pihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan di dunia Pendidikan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................... 1
ii
BAB III Penutup. ............................................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah salah satu aspek penting dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pelayanan
kesehatan harus dikelola atau di‟manage‟ secara baik untuk memenuhi harapan masyarakat.
Mengingat begitu pentingnya aspek tersebut berikut ini akan disampaikan beberapa topik
terkait konsep manajemen utamanya dalam promosi kesehatan. Promosi kesehatan pada
prinsipnya merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta kegiatan yang sumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan kebijakan public yang berwawasan Kesehatan. Untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia tidak terlepas dari Konsep Promosi
Kesehatan menurut Ottawa Charter. Promosi Kesehatan meliputi proses sosial politik yang
menyeluruh. Tidak hanya sekedar meningkatkan ketrampilan dan kemampuan perorangan,
tetapi juga mencakup upaya agar menghasilkan perubahan sosial, keadaan lingkungan dan
ekonomi demikian rupa untuk mengatasi dampaknya terhadap masyarakat dan kesehatan
masyarakat. Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dikelola atau di”manage” dengan baik
oleh petugas Kesehatan
1
5. Apa fungsi manajemen?
6. Apa itu planning dalam manajemen?
7. Apa itu organizing dalam manajemen?
8. Apa itu monitoring dalam manajemen?
9. Apa itu evaluasi dalam manajemen?
B. Pendidikan Kesehatan Sebagai Proses Perubahan Perilaku
1. Pendidikan Kesehatan
2. Perubahan Perilaku
3. Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perilaku Hidup Bersih Siswa
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas, yaitu:
A. Konsep Manajemen Pembelajaran
1. Untuk mengetahui konsep manajemen
2. Untuk mengetahui pengertian manajemen Kesehatan
3. Untuk mengetahui level manajemen
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah dalam manajemen
5. Untuk mengetahui fungsi manajemen
6. Untuk mengetahui planning dalam manajemen
7. Untuk mengetahui organizing dalam manajemen
8. Untuk mengetahui monitoring dalam manajemen
9. Untuk mengetahui evaluasi dalam manajemen
B. Pendidikan Kesehatan Sebagai Proses Perubahan Perilaku
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Kesehatan
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perubahan perilaku
3. Mengetahui bagaimana Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perilaku
Hidup Bersih Siswa
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
secara efektif dan efisien. Efektif adalah untuk mencapai tujuan organisasi sedangkan efisien
mengacu pada tercapainya tujuan dengan penggunaan sumber daya yang minimal. Aktivitas
yang penting bagi seorang manajer adalah membuat perencanaan. Perencanaan merupakan
proses yang sangat penting untuk menetapkan tujuan agar mendapatkan sebuah tim bersama,
menentukan tanggungjawab dan tugas dan memulai proses pendelegasian.
1. Skill atau kemampuan konseptual. Skill secara konseptual adalah kemampuan seorang
manajer dalam melihat organisasinya secara luas dan berpandangan ke depan. Manajer
juga punya kemampuan yang bersifat abstrak, menganalisis kekuatan kerja dalam situasi
tertentu, kemampuan kreatif dan inovatif, kemampuan untuk menganalisis lingkungan
dan perubahannya serta mengambil tindakan dalam kondisi tersebut. Seorang manajer
mempunyai kemampuan untuk mengonsep lingkungan, organisasi dan pekerjaannya,
sehingga seorang manajer mampu mengeset tujuan untuk organisasinya, baik, untuk
dirinya sendiri dan timnya.
2. Kemampuan atau skill teknis. Kemampuan manajer memiliki skill untuk memahami
sifat dari pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh bawahannya. Hal ini merujuk pada
pengetahuan dan kecakapan seseorang dalam proses atau tehnik
3. Kemampuan atau skill hubungan antar manusia. Skill ini merupakan kemampuan
untuk berinteraksi secara efektif dengan orang-orang pada semua level. Kemapuan ini
sangat penting untuk menjaga hubungan serta komunikasi yang baik dalam sebuah
organisasi
4
2.4 LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN
5
8. Menilai kinerja. Terdapat faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dapat mempengaruhi
kinerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Kinerja dapat diketahui bila kita
melakukan penilaian. Penilaian yang dilakukan hendaknya jauh dari unsur subyektif dan
mengedepankan obyektifitas sehingga ada kesesuaian antara nilai dan kinerja yang
sesungguhnya.
6
Commanding, fungsi ini fokus pada bagaimana manajer mengarahkan karyawan
dengan komunikasi yang efektif, perilaku manajerial dan menggunakan rewards dan
punishments
Coordinating, fungsi diarahkan untuk aktivitas yang didesain untuk menciptakan
hubungan yang efektif dan efisien pada semua upaya organisasi untuk mencapai
tujuan umum
Controlling, fungsi ini fokus terhadap bagaimana manajer mengevaluasi kinerja
dalam organisasi dalam hubungannya terhadap rencana dan tujuan organisasi.
b. Pada umumnya fungsi manajemen dibagi menjadi empat meliputi:
Planning. Perencanaan adalah memilih sebuah tujuan dan mengembangkan sebuah
strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan adalah fungsi yang menentukan
apa yang sebaiknya dikerjakan, untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan
disemua level (top, middle and supervisory). Perencanaan yang baik dapat membantu
organisasi mengarahkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan dan
dibuat dengan strategis terutama dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan
kinerja.
Organizing. Pengorganisasian sangat penting dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah tertuang dalam fungsi perencanaan organisasi. Dalam
pengorganisasian ditentukan tugas yang dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana
tugas tersebut dikelola dan dikoordinasikan agar segala sesuatu sesuai fungsinya.
Pengorganisasian dibagi menjadi dua yaitu pengorganisasian manusia dan
pengorganisasian material yang mana pada staffing, manajer berusaha untuk
menemukan orang yang tepat untuk setiap pekerjaan yang tepat.
Actuating/Directing/Leading. Setelah staffing langkah selanjutnya adalah
mendefinisikan tujuan, seorang manajer harus menjelaskan kepada stafnya apa yang
yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan sesuai kemapuannya. Pada
directing ini mencakup komunikasi, kepemimpinan, motivasi.
Controlling. Kontrol diidentikan dengan pengawasan maupun pengendalian, karena
merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting untuk memonitor aktivitas-
aktivitas organisasi serta memastikan apakah kinerja organisasi tersebut telah sesuai
7
dengan perencanaan atau mungkin diperlukan koreksi terhadap penyimpangan yang
terjadi.
Manfaat Perencanaan:
a. Memusatkan perhatian pada tujuan promosi kesehatan yang ingin dicapai. Perencanaan
yang baik memungkinkan penggunaan sumber daya yang efisien sehingga dapat
menangani beberapa kegiatan secara simultan dan memberikan kegiatan yang cukup pada
masing-masing kegiatan.
b. Mengurangi resiko ketidak pastian terhadap proses pelaksanaan kegiatan promosi
Kesehatan. Organisasi yang kompleks dan lingkungan yang kompleks dan lingkungan
yang selalu berubah memerlukan perencanaan yang baik karena semakin beragamnya
persoalan yang dihadapi dengan cara yang rasional seorang perencana dapat mengurangi
resiko ketidakpastian yang dihadapi.
c. Mencegah pemborosan sumberdaya dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan promosi Kesehatan
d. Jangkauan promosi kesehatan lebih luas dan terorganisir dengan baik
8
e. Mencegah terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan
f. Menjadi dasar bagi pelaksanaan, pengawasan, pemantauan, dan penilaian upaya promosi
kesehatan. Dengan perencanaan memungkinkan untuk mengukur keberhasilan
pelaksaaan tugas dengan cara membandingkan hasil dengan rencana. Dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan proses manajemen yang efektif harus diawali dengan perencanaan
yang baik agar tujuan promosi Kesehatan tercapai
Ciri-Ciri Perencanaan:
a. Perencanaan promosi kesehatan disusun berdasarkan pada landasan yang tepat. Data
yang ada dapat digunakan sebagai landasan dalam membuat perencanaan promosi
Kesehatan
b. Dalam perencanaan tersebut dibuat oleh semua lintas program. Perencanaan promosi
kesehatan tidak dapat dilakukan oleh individu atau satu kelompok tertentu karena
masalah kesehatan yang ada di masyarakat sangat kompleks
c. Menerapkan strategi promosi Kesehatan. Upaya promosi kesehatan yang dilakukan
melalui suatu perencanaan yang mana membutuhkan suatu strategis untuk berhasilnya
perencanaan tersebut
d. Melibatkan berbagai pihak potensial. Dalam membuat perencanaan tidak dapat
dipisahkan dari beberapa unsur terkait yang ada di masyarakat maupun para pakar.
e. Fleksibel. Rencana yng mempunyai fleksibilitas memungkinkan untuk diadakan
perubahanperubahan tanpa mempengaruhi rencana itu sendiri dan tidak mengganggu
hasilnya.
f. Memperhatikan karakteristik sasaran, kapasitas sumber daya dan mengakomodir kearifan
lokal. Seorang perencana harus mengenali sumber daya yang dimilikinya dan mampu
mengarahkan sumber daya tersebut, selain itu juga mengenali karakteristik sasaran dan
rencana yang dibuat harus memperhatikan kearifan local.
g. Punya batas toleransi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Suatu rencana mungkin saja
bisa menyimpang dari ketentuan tetapi harus mempunyai batas toleransi penyimpangan
sehingga rencana tersebut tidak kehilangan arah
9
h. Memperhatikan kendala-kendala yang ada baik dari internal-eksterna. Dalam membuat
perencanaan harus melihat kendala-kendala yang ada baik dari luar maupun dari dalam
dan penting untuk memperhatikan batasan-batasan dalam suatu perencanaan seperti
peraturan, prosedur, kebijakan
Jenis-Jenis Perencanaan:
Dalam melakukan perencanaan promosi kesehatan yang perlu dipertimbangkan
adalah jenis jenisnya yaitu:
Strategi Dasar:
Untuk keberhasilan program promosi kesehatan ada strategi dasar yang harus
diperhatikan supaya promosi kesehatan tersebut mencapai keberhasilan yaitu:
10
transportasi ke Puskesmas. Untuk ini perlu adanya advokasi untuk mengupayakan subsidi
dari pemerintah dan atau bantuan dana dari penyandang dana agar pasien dapat mendapat
bantuan . Selain itu juga ada orang orang yang katanya „mau‟ tetapi tidak kunjung
melakukan maka perlu dibuat suatu perundangan melalui advokasi agar masyarakat
tergerak dengan penuh kesadaran untuk melakukan upaya preventif.
b. Reorientasi pelayanan kesehatan dan peningkatan personal skill. Dalam
melaksanakan kegiatan promosi kesehatan strategi peningkatan kemampuan personal
dalam melakukan suatu promosi sangat penting peranannya untuk menunjang pelayanan
kesehatan.
c. Advokasi. Advokasi diperlukan untuk mendapatkan dukungan baik berupa peraturan
perundang-undangan, dana maupun sumber daya lainnya. Advokasi tidak boleh
dilakukan ala kadarnya karena merupakan upaya/ proses strategis yang terencana
menggunakan informasi yang akurat dan tehnik yang tepat agar mencapai sasaran.
11
tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana
tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggungjawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan dapat diambil
a. Bagaimana bentuk tindakan yang akan dilakukan dan siapa yang melakukan.
b. Mengkoordinir petugas kesehatan yang akan melakukan tahapan tindakan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan , menggolongkan, dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok wewenang dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan keapada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Tujuan Pengorganisasian:
Ciri-Ciri Pengorganisasian:
12
Manfaat Fungsi Pengorganisasian:
Langkah-Langkah Pengorganisasian:
Suatu promosi akan berjalan dengan baik bila dilakukan pengorganisasian dengan
langkah-langkah sebagai berkut:
13
ketrampilan untuk melaksanakan dan mengelola kegiatan serta menyususn kebijakan
kesehatan masyarakat yang berorientasi Pengembangan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)
2.8 MONITORING
Monitoring program merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang
dilaksanakan secara otomatis oleh pengelola program, untuk melihat apakah pelaksanaan
program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring atau pemantauan seringkali
disebut sebagai “evaluasi proses”. Adanya pemantauan/monitoring dimaksutkan agar seawal
mungkin dapat menemukan dan memperbaiki penyimpangan dalam pelaksanaan program.
Monitoring merupakan alat yang yang dipergunakan oleh pelaksana untuk mengungkapkan
hal-hal yang tadinya tidak diperkirakan pada waktu membuat perencanaan dan memerlukan
perbaikan, misalnya:
14
3. Apakah bahan-bahan promosi/penyuluhan sudah dikirim kepada khalayak sasaran pada
waktu dan tempat yang telah direncanakan
4. Apakah ada masalah-masalah baru yang timbul justru karena implementasi strategi yang
direncanakan
Tahap-Tahap Monitoring:
Ada 4 tahapan monitoring yang perlu diketahui,seperti dalam tabel berikut ini:
15
status kesehatan) yang akan ditempuh
selanjutnya
Setiap tahap monitoring memberikan informasi yang bermanfaat dan memerlukan lebih
banyak waktu dan sumber daya. Tahap-tahap monitoring mempunyai sifat sebagai berikut:
Manfaat Monitoring:
16
3. Citra. Monitoring akan memudahkan penyandang dana untuk melihat nilai suatu
program dan memberikan kesan pemimpin program sangat peduli
Pelaksanaan Monitoring:
1. Input (masukan) yang dimonitor dalam input mencakup: apakah ada materi komunikasi
yang diproduksi, distribusi media cetak, siaran lewat media massa, jangkauan target
sasaran, distribusi peralatan komunikasi, kegiatan komunikasi, pelatihan
2. Ouput (luaran). Output sering disebut hasil antara, dengan pertanyaan pokok untuk
monitoring hasil antara dengan pertanyaan pokok untuk monitoring hasil antara lain:
apakah target sasaran menerima atau terpapar dengan pesan dan bahan penyuluhan,
apakah target sasaran memanfaatkan bahan-bahan penyuluhan, apakah target sasaran
merasakan bahwa ia belajar sesuatu dari bahan penyuluhan tersebut, bagaimana reaksi
sasaran.
3. Outcome (dampak). Outcome merupakan hasil intervensi, yang diharapkan muncul
adalah perubahan perilaku yang diharapkan. Pertanyaan yang diajukan ialah: apakah
target sasaran mempraktekkan dengan benar perilaku yang disarankan dalam bahan
penyuluhan yang disediakan
17
7. Membaca artikel yang ditulis
2.9 EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan. Proses ini mencakup langkah-langkah memformulasikan
tujuan, mengidentifikasi kriteria untuk mengukur kesuksesan, dan rekomendasi untuk kegiatn
selanjutnya. Unsur konseptual dalam definisi ini adalah “nilai atau besarnya sukses” dan
“tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya” sedangkan secara operasional yang penting
dalam definisi ini adalah „tujuan ,kriteria‟ , dan „menentukan serta menjelaskan besarnya
sukses‟. Evaluasi sebagai „suatu proses yang memungkinkan administrator mengetahui hasil
programnya, dan berdasarkan itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai
tujuan secara efektif. Evaluasi itu tidak sekedar menentukan keberhasilan atau kegagalan,
tetapi juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa yang dapat
dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
Terminologi dalam evaluasi yang sering digunakan yaitu:
18
4. Evaluasi dampak program. Evaluasi yang menilai keseluruhan efektifitas program
dalam menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku pada target sasaran.
Selanjutnya menentukan apakah perubahan tersebut disebabkan oleh program yang
dilancarkan.
5. Evaluasi hasil. Suatu evaluasi yang menilai perubahan-perubahan atau perbaikan dalam
hal morbiditas, mortalitas atau indikator status kesehatan untuk sekelompok penduduk
tertentu, mengingat epidemiologi penyakit dewasa ini mungkin sebagai indikator status
kesehatan.
6. Efektifitas. Pengukuran seberapa besar program mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
sebelumnya dengan kata lain program berhasil.
7. Efisiensi. Pengukuran cost dari sumber daya yang terpakai untuk mencapai tujuan
program yang dapat dinyatakan dengan perbandingan antara input dan ouput.
8. Analisa cost efektif. Penentuan hubungan antara hasil yang dilihat dengan cost program,
dinyatakan sebagai cost per unit dari dampak yang dicapai
9. Intervensi. Kombinasi elemen-elemen program yang dirancang untuk mencapai
perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan, perilaku atau status kesehatan pada
individu yang terpapar dengan program tersebut secara terencana dan sistematis pada
tempat dan kurun waktu tertentu
10. Validitas internal. Seberapa besar pengaruh yang terlihat disebabkan oleh intervensi
yang dilakukan
11. Validitas external. Seberapa banyak pengaruh yang terlihat, yang disebabkan oleh
intervensi yang diadakan, dapat digeneralisisr terhadap populasi dan situasi serta kondisi
yang serupa
Tipe-Tipe Evaluasi:
19
sangat berharga untuk mengembangkan strategi dan menyempurnakan rencana
pelaksanaan program.
Evaluasi ini mencakup:
Penjajakan kebutuhan target sasaran
Penjajagan mengenal pengetahuan, ketrampilan, sikap, kepercayaan, dan perilaku target
sasaran
Bentuk evaluasi formatif dapat bermacam-macam, misalnya:
Analisa data epidemiologis
Tinjauan kepustakaan
Analisa data demografis dan psikologis
Diskusi kelompok terarah, pertemuan, survey untuk menentukan isi pokok, kesempatan
dan hambatan yang ada
Analisa data marketing
Uji konsep, pesan dan saluran komunikasi dengan konsumen
Mencobakan strategi untuk sekelompok kecil sasaran sebelum diterapkan kepada sasaran
yang lebih luas
Uji coba (prestesting) membantu menghaluskan intervensi antara lain dengan cara:
Menguji tentang pemahaman target sasaran
Menentukan titik-titik kelemahan dan kekuatan interval
Mengamati kecocokan dengan sasaran
Mengamati apakah ada hal-hal yang peka atau bertentangan dengan target sasaran
2. Evaluasi sumatif. Menilai program sesudah program tersebut dijalankan
TIPE EVALUASI PERTANYAAN POKOK PHASE WAKTU
Evaluasi input Apakah sumber daya sudah Sebelum program berjalan
dipersiapkan?
Evaluasi proses Apakah manajemen atau Seluruh fase/bila diperlukan
system dilaksanakan sesuai
standard?
Evaluasi komparatif Apakah ada perubahan Pada saat-saat transisi
perilaku? (misalnya waktu
20
mengajukan permintaan
dana lagi) atau pada akhir
program; pada saat-saat
perubahan program
Evaluasi hasil (outcome Bila ada, berapa banyak?
evaluation)
Evaluasi komparatif: Apakah status kesehatan
Evaluasi dampak target sasaran meningkat?
Bagaimana efisiensi
program
komunikasinya?
Langkah-Langkah Evaluasi:
1. Menentukan apa yang akan dievaluasi. Penentuan ini dimaksudkan untuk membuat
batasan karena hal apa saja dapat dievaluasi, apakah rencana, sumber daya, proses
pelaksanaan, keluaran, efek atau bahkan dampak suatu kegiatan serta pengaruh terhadap
lingkungan yang luas.
2. Mengembangkan kerangka dan Batasan. Tahap dilakukannnya asumsi-sumsi
mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup evaluasi serta batasan-batasan
yang dipakai agar objektif dan fokus.
3. Merancang desain (metode). Biasanya evaluasi berfokus pada satu atau beberapa aspek
maka dilakukan perancangan desain mulai yang sederhana sampai dengan yang rumit
bergantung pada tujuan.
4. Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan. Mengembangkan instrumen
pengamatan atau pengukuran serta rencana analisis dan membuat rencana pelakasanaan
evaluasi
5. Melakukan pengamatan,pengukuran,dan analisis. Melakukan pengumpulan data hasil
pengamatan, melakukan pengukuran serta mengolah informasi dan mengkajinya sesuai
tujuan evaluasi
21
6. Membuat kesimpulan dan pelaporan. Informasi yang dihasilkan dari proses evaluasi
ini disajikan dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan atau permintaan.
1. Evaluasi yang terlalu cepat, sehingga ketika evaluasi dilakukan upaya atau kegiatan
belum menghasilkan apa-apa, namun setelah ditinggalkan baru Nampak hasilnya.
2. Ketika evaluasi dilakukan tanpa hasil yang baik, namun setelah ditinggalkan keadaan
kembali seperti semula.
22
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan di semua
program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi
masyarakat, pelayananan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Wahid Iqbal
M&Nurul Chayatin, 2009: 9-10).
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi. Dimensi
pendidikan kesehatan tersebut antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat
pelaksanaan dan aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi sasaran
pendidikan terdiri dari tiga dimensi yaitu pendidikan kesehatan individu dengan sasaran
individu, pendidikan kelompok dengan sasaran kelompok, pendidikan kesehatan
masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
Sasaran pendidikan kesehatan itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu: 1). Sasaran
primer (Primary Target) yaitu sasaran langsung pada masyarakat berupa segala upaya
pendidikan/promosi kesehatan. 2). Sasaran sekunder (Secondary Target), lebih ditujukan
pada tokoh masyarakat dengan harapan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada
masyarakatnya secara lebih luas. 3). Sasaran tersier (Tersiery Target), sasaran ditujukan pada
pembuat keputusan/penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah
dengan tujuan keputusan yang diambil dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku
kelompok sasaran sekunder yang kemudian pada kelompok primer.
Perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul
dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal (Bimo walgito: 1990:15).
Menurut Hasan Alwi dkk (2001: 859) perilaku merupakan tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan, sedangkan menurut Soekidjo
Notoatmodjo (2007: 133) perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme
dalam hal ini perilaku makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku makhuk hidup terutama
manusia, pada hakikatnya adalah suatu tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri.
23
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah kegiatan
atau aktivitas makhluk hidup terutama manusia yang disebabkan karena adanya
rangsangan yang berasal dari internal maupun eksternal. Siswa sebagai individu yang
masih dalam tahap perkembangan dengan emosi yang labil akan mudah terpengaruh
terutama lingkungan sekitar baik itu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena
itu perilaku positif senantiasa harus dilakukan seorang pendidik supaya dapat
dijadikan contoh. Karakteristik siswa antara individu satu dan yang lainnya berbeda, ada
beberapa siswa yang menjadikan guru sebagai model, figure dan panutan, sehingga
menjadikan perilaku guru senantiasa memiliki perilaku positif.
Perilaku merupakan proses perubahan tingkah laku. Perilaku datang dari sebuah
pikiran sehingga memaksa tubuh untuk melaksanakan aktivitas atau tindakan. Secara
psikologi pikiran dan tubuh saling berhubungan yang mempengaruhi kesehatan. Menurut
Laura A. King (2010: 33-34) hubungan antara pikiran dan tubuh (mind and body)
dibedakan menjadi dua yaitu bagaimana pikiran berdampak pada tubuh dan bagaimana
tubuh berdampak pada pikiran. Pikiran berdampak pada tubuh, apa yang seseorang pikiran
akan berpengaruh pada tingkah laku seseorang tersebut, Perilaku kesehatan yang berasal
dari pikiran sehingga berdampak pada tubuh misalnya makan dengan gizi seimbang,
menggosok gigi, tidak merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, akan berdampak pada
tubuh seseorang. Pikiran yang positif menyebabkan perilaku yang baik sehingga
menjadikan tubuh seseorang bugar.
2.3 Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perilaku Hidup Bersih Siswa
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku. Berbicara
proses berarti memerlukan waktu untuk mencapainya, meskipun ada beberapa yang
dapat melakukan proses tersebut secara instan atau cepat. Proses mendidik sebenarnya
24
sudah dilakukan sejak kita masih bayi dan akan berlanjut sampai tua. Oleh karena itu,
muncul pepatah pendidikan sepanjang hayat. Selama masih hidup maka selama itu pula
manusia itu belajar. Lingkungan yang berperan pertama dalam mendidik adalah
keluarga terutama orang tua, tetapi tidak semua orang tua berhasil mendidik anak untuk
selalu bersikap dan bertingkah laku secara benar. Menurut Hergenhahn, B&Olson, H
(2008: 87) mengarahkan kehidupan anak adalah sulit, orang tua yang hendak mengarahkan
anaknya sebaiknya mengambil langkah-langkah sebagai berikut 1). Memutuskan
karakteristik personalitas yang diharapkan akan dimiliki oleh anak saat dewasa nanti,
2). Mendefinisikan tujuan itu dalam term behaviorai, 3). Memberi penghargaan atau
imbalan (reward) untuk perilaku yang bersesuaian dengan tujuan, 4). Menciptakan
konsistensi dengan cara menata aspek-aspek utama dari lingkungan anak sedemikian rupa
sehingga aspek tersebut juga akan memberi imbalan (mendukung) perilaku yang dianggap
penting.
25
telinga, kesehatan mata, memelihara pakaian yang bersih. Kedua, kesehatan
lingkungan terdiri dari kebersihan lingkungan rumah dan kebersihan lingkungan sekolah,
dan materi pendidikan kesehatan yang ketiga adalah makan makanan yang sehat.
Penanaman perilaku hidup sehat dengan melihat materi tersebut memang sudah
ditanamkan sejak SD, tetapi masih banyak siswa yang belum menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Materi pendidikan kesehatan untuk sekolah lanjutan mengarah
pada kesehatan reproduksi dan pola hidup sehat. Siswa SMP dan SMA hampir semuanya
sudah pubertas atau dewasa sehingga perlu mengetahui tentang mengapa perlu
merawat kesehatan reproduksi. Pola hidup sehat siswa ditekankan pada pola hidup tidak
sehat seperti kebiasaan merokok, menyalahgunaan NAPZA.
Menurut Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin. (2009: 366-369) perilaku untuk hidup
sehat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal antara lain keturunan dan motif. Keturunan atau genetik, perilaku
seseorang yang berasal dari keluarga, sedangkan motif adalah perubahan perilaku
yang disebabkan karena ada unsur dorongan atau motif tertentu. Perilaku seseorang
biasanya dilandasi adanya motif untuk memenuhi kebutuhan hidup. kebutuhan hidup
dasar manusia antara lain: kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, kebutuhan rasa cinta,
kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
2. Faktor Eksternal antara lain pengetahuan, kepercayaan (keyakinan), sarana dan
motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku seseorang
tersebut, menyebabkan timbulnya unsur-unsur dan dorongan seseorang untuk
berbuat sesuatu. Apabila pendidikan kesehatan diberikan secara benar akan berdampak
untuk jangkapanjang siswa itu sendiri terutama dalam keluarga dan bermasyarakat.
Perubahan perilaku menurut Kelman dalam Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin.
(2009: 365) ada tiga cara yaitu; (a) terpaksa (compliance), perubahan perilaku yang
dikarenakan ada penyebab dan reward, misalnya seseorang mengubah perilakunya
karena akan mendapatkan imbalan, pengakuan dari seseorang ataupun kelompok.
perubahan perilaku karena terpaksa ini tidak dapat bertahan lama, (b) Peniruan
(Identification), individu mengubah perilakunya karena ingin disamakan dengan
seseorang yang dikaguminya. Guru kadang dijadikan suatu model atau objek oleh siswa
dalam berperiaku sehari-hari, oleh karena itu guru harus menunjukkan sikap dan perilaku
26
yang baik agar siswa dapat berperilaku baik, (c). menghayati manfaatnya
(Internalization), perubahan perilaku yang mendasar sehingga sulit untuk diubah karena
sudah menjadi bagian dalam hidup seseorang. Pemahaman tentang perilaku dan bahwa
perilaku seseorang itu bisa diubah sebaiknya dimilki oleh setiap guru dan siswa itu sendiri,
bahkan setiap orang. Perilaku hidup sehat harus ditanamkan sedini mungkin
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai Maka dari itu, untuk
pengembangan lebih lanjut mengenai konsep manajemen pembelajaran dalam strategi
pendidikan kesehatan dan pendidikan kesehatan sebagai proses perubahan perilaku,
penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih memahami tentang materi konsep
manajemen pembelajaran dalam strategi pendidikan kesehatan dan pendidikan kesehatan
sebagai proses perubahan perilaku. Diharapkan setelah membaca makalah ini, baik
pembaca maupun penulis dapat memahami materi mengenai pendidikan kesehatan pada
28
ibu hamil normal dan komplikasi. Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan
yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
29
DAFTAR PUSTAKA
Edberg Mark. 2007. Kesehatan Masyarakat Teori Sosial dan Perilaku. Jakarta: BukuKedokteran
EGC
Evans, dkk. 2011 . Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter Great
Britain; Learning Matters Ltd
Depkes. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025. Jakarta
Green (1989), Health Education Planning, A Diagnostic Approach, USA: Myfield Publishing Co
Kemenkes RI, 2011. Promosi Kesehatan Di Derah Bermasalah Kesehatan, Panduang bagi Petugas
Kesehatan di Puskesmas
Natoatmodjo Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: RinekaCipta
Rodhotullah & Jauhar. 2015. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Swarjana Ketut.2017. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep, Strategi dan Praktik. Yogyakarta:
ANDI Symond Denas, 2013, Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah, Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Volume 7, No.2
____, 2010, Field Book Promosi Kesehatan Di Sekolah, Jakarta, beta new.pamsimas.org
Prasetyawaty Indah, 2013, Pendidikan Kesehatan sekolah Sebagai Proses Perubahan Perilaku
Siswa, Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, Volume 9, No.2
30