Mengetahui
Menyetujui
Desa Olele
Jumlah
Jenis Jamban Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Tidak Memiliki Jamban 91 97,8 6 9,8 6 9,8 18 31,6 121 44,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.17, dari 272 penduduk yang telah di data di Desa Olele,
penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) penduduk yang memiliki jenis jamban
leher angsa hanya ada 2 penduduk dengan persentase sebesar 2,2% dan yang tidak
memiliki jamban sebanyak 91 penduduk dengan persentase sebesar 97,8%. Pada
wilayah Dusun II (Olele Tengah) penduduk yang memiliki jamban leher angsa ada
sebanyak 55 penduduk dengan persentase sebesar 90,2% dan yang tidak memiliki
jamban hanya 6 penduduk dengan persentase sebesar 9,8%. Kemudian, pada wilayah
Dusun III (Pentadu) penduduk yang memiliki jamban leher angsa ada sebanyak 55
penduduk dengan persentase sebesar 90,2% dan yang tidak memiliki jamban ada 6
penduduk dengan persentase sebesar 9,8%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV
(Hungayo Kiki), penduduk yang memiliki jamban leher angsa ada sebanyak 39
penduduk dengan persentase sebesar 68,4% dan penduduk yang tidak memiliki
jamban yakni 18 penduduk dengan persentase sebesar 31,6%.
18) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Pembuangan Air Besar Bagi
Yang Tidak Memiliki Jamban
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berdasarkan tempat pembuangan air besar bagi yang tidak memiliki
jamban di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu),
dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.18 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan
Air Besar Bagi Yang Tidak Memiliki Jamban Di Desa Olele
Desa Olele Jumlah
Tempat Pembuangan
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Air Besar
n % n % n % n % n %
Sungai/Got/Pantai - - - - 6 9,8 18 31,6 24 8,8
WC Tetangga - - 6 9,8 13 21,3 - - 19 7,0
WC Umum 91 97,8 - - - - - - 91 33,5
WC Pribadi 2 2,2 55 90,2 42 68,9 39 68,4 138 50,7
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.18, dari 272 penduduk yang telah di data di Desa Olele,
diketahui pada wilayah Dusun I (Idanto) penduduk yang membuang air besar di WC
Umum ada sebanyak 91 penduduk dengan persentase 97,8% dan yang membuang air
besar di WC Pribadi hanya 2 penduduk dengan persentase sebesar 2,2%. Pada
wilayah Dusun II (Olele Tengah) penduduk yang membuang air besar di WC
Tetangga yakni ada 6 penduduk dengan persentase sebesar 9,8% dan yang
membuang air besar di WC Pribadi sebanyak 55 penduduk dengan persentase
sebesar 90,2%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) penduduk yang
membuang air besar di Sungai/Got/Pantai yakni ada 6 penduduk dengan persentase
sebesar 9,8%, penduduk yang membuang air besar di WC tetangga ada 13 penduduk
dengan persentase sebesar 21,3% dan penduduk yang membuang air besar di WC
Pribadi yakni sebanyak 42 penduduk dengan persentase sebesar 68,9%. Terakhir,
pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) penduduk yang membuang air besar di
Sungai/Got/Pantai yakni ada 18 penduduk dengan persentase sebesar 31,6% dan
penduduk yang membuang air besar di WC Pribadi ada 39 penduduk dengan
persentase 68,4%.
19) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan Jamban
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berdasarkan pemanfaatan jamban di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II
(Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele
sebagai berikut.
Tabel 3.19 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pemanfaatan Jamban
Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Pemanfaatan Jamban Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 2 2,2 55 90,2 55 90,2 39 68,4 151 55,5
Tidak 91 97,8 6 9,8 6 9,8 18 31,6 121 44,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.19, dari 272 penduduk yang telah di data di Desa Olele, pada
wilayah Dusun I (Idanto) penduduk yang memanfaatkan jamban ada sebanyak 2
penduduk dengan persentase sebesar 2,2% sedangkan yang tidak menggunakan
jamban sebanyak 91 penduduk dengan persentase sebesar 97,8%. Pada wilayah
Dusun II (Olele Tengah) penduduk yang memanfaatkan jamban ada sebanyak 55
penduduk dengan persentase sebesar 90,2% dan yang tidak memanfaatkan jamban
ada sebanyak 6 penduduk dengan persentase sebesar 9,8%. Kemudian, pada wilayah
Dusun III (Pentadu) penduduk yang memanfaatkan jamban ada sebanyak 55
penduduk dengan persentase sebesar 90,2% dan yang tidak memanfaatkan jamban
sebanyak 6 penduduk dengan persentase sebesar 9,8%. Terakhir, pada wilayah
Dusun IV (Hungayo Kiki) penduduk yang memanfaatkan jamban ada sebanyak 39
penduduk dengan persentase sebesar 68,4% dan yang tidak memanfaatkan jamban
ada sebanyak 18 penduduk dengan persentase sebesar 31,6%.
20) Distribusi Frekuensi Alasan Responden Tidak Memanfaatkan Jamban
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi alasan responden tidak memanfaatkan jamban di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.20 Distribusi Frekuensi Alasan Responden Tidak Memanfaatkan
Jamban Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Alasan Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Tidak Praktis - - - - - - - - - -
Tidak Terbiasa - - 6 9,8 6 9,8 18 31,6 30 11,0
Malas - - - - - - - - - -
Menggunakan Jamban 2 2,2 55 90,2 55 90,2 39 68,4 151 55,5
Lainnya 91 97,8 - - - - - - 91 33,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.20, dari 272 penduduk yang telah di data di Desa Olele, pada
wilayah Dusun I (Idanto), penduduk yang menggunakan ada sebanyak 2 penduduk
dan yang tidak menggunakan jamban ada sebanyak 91 penduduk dengan persentase
sebesar 97,8%, mereka memiliki alasan lainnya yaitu dikarenakan status ekonomi
yang lemah. Pada wilayah Dusun II (Olele Tengah) alasan penduduk yang tidak
memanfaatkan jamban dikarenakan tidak terbiasa sebanyak 6 penduduk dengan
persentase sebesar 9,8%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) alasan
penduduk yang tidak memanfaatkan jamban dikarenakan tidak terbiasa sebanyak 18
penduduk dengan persentase sebesar 31,6%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV
(Hungayo Kiki), alasan penduduk yang tidak memanfaatkan jamban dikarenakan
tidak terbiasa sebanyak 18 penduduk dengan persentase sebesar 31,6%.
21) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Pembuangan Akhir Tinja
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berdasarkan tempat pembuangan akhir tinja di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.21 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan
Akhir Tinja Di Desa Olele
Desa Olele
Tempat Pembuangan Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Akhir Tinja
n % n % n % n % n %
Tangki Septik 2 2,2 55 90,2 55 90,2 39 68,4 151 55,5
SPAL - - - - - - - - - -
Kolam Sawah - - - - - - - - - -
Sungai/Danau - - - - - - 18 31,6 18 6,6
Tanah Lapang/Kebun 91 97,8 6 9,8 - - - - 97 35,7
Lainnya - - - - 6 9,8 - - 6 2,2
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.21, dari 272 penduduk yang telah di data di Desa Olele, pada
wilayah Dusun I (Idanto) tempat pembuangan akhir tinja penduduk di tangki septik
sebanyak 2 penduduk dengan persentase sebesar 2,2% dan pembuangan akhir tinja di
tanah lapang/kebun sebanyak 91 penduduk dengan persentase sebesar 97,8%. Pada
wilayah Dusun II (Olele Tengah), tempat pembuangan akhir tinja penduduk di tangki
septik sebanyak 55 penduduk dengan persentase sebesar 90,2% dan pembuagan
akhir tinja di tanah lapang/kebun sebanyak 6 penduduk dengan persentase sebesar
9,8%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) tempat pembuangan akhir tinja
penduduk di tangki septik sebanyak 55 penduduk dengan persentase sebesar 90,2%
dan pembuangan akhir tinja di lainnya sebanyak 6 penduduk dengan persentase
sebesar 9,8%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) tempat pembuangan
akhir tinja penduduk di tangki septik sebanyak 39 penduduk dengan persentase
sebesar 68,4% dan pembuagan akhir tinja di Danau/Sungai/Pantai sebanyak 18
penduduk dengan persentase sebesar 31,6%.
22) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Sumber Air Bersih Untuk
Keperluan Rumah Tangga
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berdasarkan jenis sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga di
wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun
IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Sumber Air Bersih Untuk
Keperluan Rumah Tangga Di Desa Olele
Desa Olele
Jenis Sumber Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Air Bersih
n % n % n % n % n %
Air Ledeng/PDAM 20 21,5 18 29,5 61 100 - - 99 36,4
Desa Olele
Jenis Sumber Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Air Bersih
n % n % n % n % n %
Sumur Bor/Pompa 73 78,5 33 54,1 - - 57 100 163 60,0
Sumur Gali - - 9 14,8 - - - 9 3,3
Mata Air - - 1 1,6 - - - - 1 0,4
Air Sungai - - - - - - - - - -
Lainnya - - - - - - - - - -
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.22, dari 272 penduduk yang telah di data di Desa Olele pada
wilayah Dusun I (Idanto), penduduk yang memiliki sumber air bersih untuk
keperluan rumah tangga yang menggunakan air ledeng atau PDAM yakni ada
sebanyak 20 penduduk dengan persentase sebesar 21,5% dan yang menggunakan
sumber air bersih jenis Sumur Bor atau Pompa ada sebanyak 73 penduduk dengan
persentase sebesar 78,5%. Pada wilayah Dusun II (Olele Tengah), penduduk yang
menggunakan air ledeng/PDAM sebagai sumber air bersih untuk keperluan rumah
tangga ada sebanyak 18 penduduk dengan persentase sebesar 29,5% dan yang
menggunakan Sumur Bor/Pompa sebagai sumber air bersih keperluan rumah tangga
ada sebanyak 33 penduduk dengan persentase sebesar 54,1%, yang menggunakan
sumber air bersih sumur gali sebanyak 9 penduduk dengan persentase sebesar 14,8%
dan yang menggunakan Mata Air sebagai sumber air bersih untuk keperluan rumah
tangga sebanyak 1 penduduk dengan persentase 1,6%.
Kemudian, pada wilayah dusun III (Pentadu), sumber air bersih untuk keperluan
rumah tangga, penduduk hanya menggunakan air ledeng atau PDAM yakni
sebanyak 61 penduduk dengan persentase sebesar 100%. Terakhir, pada wilayah
Dusun IV (Hungayo Kiki) sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga,
penduduk hanya menggunakan Sumur Bor atau Pompa yakni sebanyak 57 penduduk
dengan persentase sebesar 100%.
23) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Pembuangan Air Limbah
(Mandi/Cuci)
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berdasarkan tempat pembuangan air limbah (mandi/cuci) di wilayah Dusun
I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo
Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.23 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Pembuangan Air Limbah
(Mandi/Cuci) Di Desa Olele
Desa Olele
Jenis Sumber Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Air Bersih
n % n % n % n % n %
Penampungan
- - 11 18,0 - - - - 11 4,0
Peresapan
Dialirkan ke Got 61 65,6 44 72,1 61 100 - - 166 61,0
Dialirkan ke
- - - - - - - - - -
Sawah/Kebun
Dialirkan ke
- - 3 4,9 - - 57 100 60 22,0
Sungai/Pantai
Dialirkan ke Sekitar
32 34,4 3 4,9 - - - - 35 12,9
Rumah
Lainnya - - - - - - - - - -
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.23 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data di
desa Olele penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto), tempat pembuangan air limbah
(mandi/cuci) penduduk yang dialirkan ke got ada sebanyak 61 penduduk dengan
persentase sebesar 65,6% dan yang dialirkan ke sekitar rumah sebanyak 32
penduduk dengan persentase sebesar 34,4%. Pada wilayah Dusun II (Olele Tengah),
penduduk yang membuang air limbah di tempat penampungan atau peresapan ada
sebanyak 11 penduduk dengan persentase sebesar 18% dan penduduk yang air
limbahnya dialirkan ke got sebanyak 44 penduduk dengan persentase sebesar 72,1%,
yang mengalirkan air limbah ke sungai atau pantai dan ke sekitar rumah masing-
masing sebanyak 3 penduduk dengan persentase sebesar 4,9%. Kemudian, pada
wilayah Dusun III (Pentadu) tempat pembuangan air limbah penduduk semuanya
dialirkan ke got yakni 61 penduduk dengan persentase sebesar 100%. Terakhir, pada
wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) tempat pembuangan air limbah penduduk
dialirkan ke sungai/pantai yakni sebanyak 57 penduduk dengan persentase sebesar
100%.
24) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Tempat Pembuangan
Sampah
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berdasarkan ketersediaan tempat pembuangan sampah di wilayah Dusun I
(Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo
Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Desa Olele
Jumlah
Pengelolaan Sampah Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Lainnya - - - - - - - - - -
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.25, dari 272 penduduk yang telah di data di Desa Olele, pada
wilayah Dusun I (Idanto) penduduk yang melakukan pengelolaan sampah dengan
cara dikumpulkan lalu dibakar sebanyak 23 penduduk dengan persentase sebesar
24,7% dan pengelolaan sampah dengan cara dibuang di kebun/semak/sawah/tempat
terbuka sebanyak 11 penduduk dengan persentase sebesar 11,8%. Sedangkan yang
mengelola sampah dengan cara dibuang di sekitar rumah sebanyak 59 penduduk
dengan persentase 63,4%.
Pada wilayah Dusun II (Olele Tengah), penduduk yang melakukan pengelolaan
sampah dengan cara dikumpulkan lalu dibakar sebanyak 55 penduduk dengan
persentase sebesar 90,2% dan pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan lalu
ditimbun sebanyak 1 penduduk dengan persentase sebesar 1,6%. Sedangkan yang
mengelola sampah dengan cara dibuang di sekitar rumah sebanyak 5 penduduk
dengan persentase 8,2%.
Pada wilayah Dusun III (Pentadu), penduduk mengelola sampah dengan cara
dikumpulkan lalu dibakar yakni sebanyak 25 penduduk dengan persentase 41% dan
yang dibuang dikebun/semak/sawah/tempat terbuka sebanyak 25 penduduk dengan
presentase sebesar 4% sedangkan yang dibuang disekitar rumah sebanyak 11 dengan
presentase sebesar 18%.
Pada wilayah dusun IV (Hungayo Kiki), penduduk mengelola sampah dengan
cara dikumpulkan lalu dibakar yakni sebanyak 15 penduduk dengan persentase
sebesar 26,3, sedangkan yang dibuang disekitar rumah sebanyak 42 dengan
persentase sebesar 73,7%.
26) Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Air Minum Keluarga
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berdasarkan sumber air minum keluarga di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Desa Olele
Jumlah
Kadar Garam Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
±30 ppm 93 100 61 100 61 100 57 100 272 100
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.40, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang menggunakan garam beyodium dengan kadar ±30 ppm dimana distribusi
frekuensinya ada sebanyak 93 orang dengan persentase sebesar 100%. Pada Dusun II
(Olele Tengah) lebih banyak penduduk yang menggunakan garam beryodium
dengan kadar ±30 ppm dimana distribusi frekuensinya sebanyak 61 orang dengan
persentase 100%. Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang
menggunakan kadar garam ± 30 dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang
dengan persentase 100%. Terakhir, Dusun IV (Hungayo Kiki) juga lebih banyak
penduduk yang menggunakan kadar garam ± 30 ppm dengan distribusi frekuensi
sebanyak 57 orang dengan persentase 100%.
Ditinjau dari total keseluruhan setiap dusunnya, paling banyak penduduk yang
menggunakan garam beryodium dengan kadar garam ±30 ppm yaitu sebanyak 272
orang dengan persentase sebesar 100%.
41) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Terdiagnosis Penyakit Hipertensi
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang terdiagnosis penyakit Hipertensi di wilayah Dusun I
(Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo
Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.41 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Terdiagnosis Penyakit
Hipertensi di Desa Olele
Diagnosis Penyakit Desa Olele Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Hipertensi
n % n % n % n % n %
Ya 3 3,2 24 39,3 16 26,2 - - 43 15,8
Tidak 90 96,8 37 60,7 45 73,8 57 100 229 84,2
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.41, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang tidak terdiagnosis penyakit hipertensi dengan distribusi frekuensi sebanyak 90
orang dengan persentase sebesar 96,8%. Pada Dusun II (Olele Tengah) lebih banyak
penduduk yang tidak terdiagnosis penyakit hipertensi dengan distribusi frekuensi
sebanyak 37 orang dengan persentase sebesar 60,7%. Kemudian, pada Dusun III
(Pentadu) juga lebih banyak penduduk yang tidak terdiagnosis penyakit hipertensi
dengan distribusi frekuensi sebanyak 45 orang dengan persentase sebesar 73,8%.
Terakhir, Dusun IV (Hungayo Kiki) juga lebih banyak penduduk yang tidak
terdiagnosis penyakit hipertensi dengan distribusi frekuensi sebanyak 57 orang
dengan persentase sebesar 100%.
Ditinjau dari total keseluruhan setiap dusunnya, paling banyak penduduk yang
tidak terdiagnosis penyakit Hipertensi yaitu sebanyak 229 orang dengan persentase
sebesar 84,2%.
42) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Mengonsumsi Obat Anti Hipertensi
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang mengonsumsi obat anti hipertensi di wilayah Dusun I
(Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo
Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.42 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Mengonsumsi Obat Anti
Hipertensi di Desa Olele
Desa Olele
Mengonsumsi Obat Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Anti Hipertensi
n % n % n % n % n %
Ya 3 3,2 17 27,9 12 19,7 - - 32 11,8
Tidak 90 96,8 44 72,1 49 80,3 57 100 240 88,2
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.42, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang tidak mengonsumsi obat anti Hipertensi dengan distribusi frekuensi sebanyak
90 orang dengan persentase sebesar 96,8%. Pada Dusun II (Olele Tengah) juga lebih
banyak penduduk yang tidak mengonsumsi obat anti Hipertensi dengan distribusi
frekuensi sebanyak 44 orang dengan persentase sebesar 72,1%. Kemudian, pada
Dusun III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang tidak mengonsumsi obat anti
Hipertensi dengan distribusi frekuensi sebanyak 49 orang dengan persentase sebesar
80,3%. Terakhir, Dusun IV (Hungayo Kiki) juga lebih banyak penduduk yang tidak
mengonsumsi obat anti Hipertensi dengan distribusi frekuensi sebanyak 57 orang
dengan persentase sebesar 100%.
Ditinjau dari total keseluruhan setiap dusunnya, paling banyak penduduk yang
tidak mengonsumsi obat anti Hipertensi yaitu sebanyak 240 orang dengan persentase
sebesar 88,2%.
43) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Sering Olahraga Secara Teratur
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang sering olahraga secara teratur di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.43 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Sering Olahraga Secara
Teratur di Desa Olele
Desa Olele
Sering Olahraga Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Secara Teratur
n % n % n % n % n %
Ya 67 72,0 37 60,7 1 1,6 52 91,2 157 57,7
Tidak 26 28,0 24 39,3 60 98,4 5 8,8 115 42.3
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.43, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang berolahraga secara teratur dengan distribusi frekuensi sebanyak 67 orang
dengan persentase sebesar 72%. Pada Dusun II (Olele Tengah) lebih banyak
penduduk yang berolahraga secara teratur dengan distribusi frekuensi sebanyak 37
orang dengan persentase sebesar 60,7%. Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) lebih
banyak penduduk yang tidak berolahraga secara teratur dengan distribusi frekuensi
sebanyak 60 orang dengan persentase sebesar 98,4%. Terakhir, pada Dusun IV
(Hungayo Kiki) juga lebih banyak penduduk yang berolahraga secara teratur dengan
distribusi frekuensi sebanyak 52 orang dengan persentase sebesar 91,2%.
44) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Sering Mengonsumsi Alkohol
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang sering mengonsumsi alkohol di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.44 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Sering Mengonsumsi Alkohol
di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Mengonsumsi Alkohol Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya - - - - - - 1 1,8 1 0,4
Tidak 93 100 61 100 61 100 56 98,2 271 99,6
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.44 penduduk yang sering mengonsumsi alkohol dari
wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk yang tidak mengonsumsi alkohol
dengan distribusi frekuensi sebanyak 93 orang dengan persentase 100%. Pada
Dusun II (Olele Tengah) lebih banyak penduduk yang tidak mengonsumsi alkohol
dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase 100%. Kemudian,
pada Dusun III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang tidak berkonsumsi alkohol
dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase 100%. Terakhir,
Dusun IV (Hungayo Kiki) juga lebih banyak penduduk yang tidak berkonsumsi
alkohol dengan distribusi frekuensi sebanyak 56 orang dengan persentase 98,2%.
45) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Mengonsumsi Makanan Yang
Mengandung Kolesterol Tinggi
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi
di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan
Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.45 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Mengonsumsi Makanan Yang
Mengandung Kolesterol Tinggi di Desa Olele
Mengonsumsi Desa Olele
Jumlah
Makanan Yang Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Mengandung
n % n % n % n % n %
Kolesterol Tinggi
Sering - - 3 4,9 - - - - 3 1,1
Kadang-kadang - - 13 21,3 - - 18 31,6 31 11,4
Jarang 93 100 45 73,8 61 100 39 68,4 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.45 diketahui bahwa dari 272 Kepala Keluarga yang telah di
data di Desa Olele, penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) itu jarang mengonsumsi
makanan yang mengandung kolestrol tinggi dengan persentase sebesar 100%. Pada
wilayah Dusun II (Olele Tengah) yang sering mengonsumsi makanan yang
mengandung kolestrol tinggi sebanyak 3 orang dengan persentase sebesar 4,9%,
yang kadang-kadang mengonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi
sebanyak 13 orang dengan persentasi sebesar 21,3%, dan penduduk yang jarang
mengonsumsi makanan mengandung kolestrol tinggi sebanyak 45 orang dengan
persentase sebesar 73,8%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) masyarakat
sangat jarang mengonsumsi makanan dengan kolestrol tinggi yaitu sebanyak 61
orang dengan persentase sebesar 100%. Pada wilayah dusun IV (Hungayo kiki)
masyarakat yang kadang mengonsumsi makanan kolestrol tinggi sebanyak 18 orang
dengan persentase sebesar 31,6% dan masyarakat yang jarang mengonsumsi
makanan dengan kolestrol tinggi sebanyak 39 orang dengan persentase sebesar
68,4%
46) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Keluhan Batuk Selama 3
Minggu atau Lebih
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang memiliki keluhan batuk selama 3 minggu atau lebih di
wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun
IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.46 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Keluhan Batuk
Selama 3 Minggu atau Lebih Di Desa Olele
Memiliki Keluhan Desa Olele
Jumlah
Batuk Selama Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
3 Minggu atau Lebih n % n % n % n % n %
Ya - - - - - - - - - -
Tidak 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.46 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
Di desa olele, Penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) itu tidak memiliki keluhan
batuk selama 3 minggu atau lebih sebanyak 93 orang dengan persentase sebesar
100%. Pada wilayah Dusun II (Olele tengah) masyarakat lebih banyak yang tidak
memiliki keluhan batuk selama 3 minggu atau lebih yaitu sebanyak 61 orang dengan
persentase sebesar 100%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) sebagian
besar masyarakat tidak memiliki keluhan batuk yaitu sebanyak 61 orang dengan
persentase sebesar 100%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki)
sebagian besar masyarakat tidak memiliki keluhan batuk selama 3 minggu atau lebih
yaitu sebanyak 57 orang dengan presentase 100%.
47) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Batuk Dahak
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang memiliki gejala batuk dahak di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.47 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Batuk Dahak
Di Desa Olele
Desa Olele
Memiliki Gejala Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Batuk Dahak
n % n % n % n % n %
Ya - - - - - - - - - -
Desa Olele
Memiliki Gejala Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Batuk Dahak
n % n % n % n % n %
Tidak 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.47 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) itu tidak memiliki gejala
batuk dahak sebanyak 93 orang dengan persentase sebesar 100%. Pada wilayah
Dusun II (Olele Tengah) masyarakat lebih banyak yang tidak memiliki gejala batuk
dahak yaitu sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100%. Kemudian, pada
wilayah Dusun III (Pentadu) sebagian besar masyarakat tidak memiliki gejala batuk
yaitu sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100%. Terakhir, pada wilayah
Dusun IV (Hungayo Kiki) sebagian besar masyarakat tidak memiliki gejala batuk
dahak yaitu sebanyak 57 orang dengan persentase sebesar 100%
48) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Batuk Dahak
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang memiliki gejala batuk dahak di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.48 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Batuk
Darah/Dahak Disertai Darah di Desa Olele
Memiliki Gejala Desa Olele
Jumlah
Batuk Darah/Dahak Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Disertai Darah n % n % n % n % n %
Ya - - - - - - - - - -
Tidak 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.48 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) itu tidak memiliki gejala
batuk darah/dahak disertai dahak sebanyak 93 orang dengan persentase sebesar
100%. Pada wilayah Dusun II (Olele Tengah) masyarakat lebih banyak yang tidak
memiliki gejala batuk darah/dahak disertai dahak yaitu sebanyak 61 orang dengan
persentase sebesar 100%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) sebagian
besar masyarakat tidak memiliki gejala batuk yaitu sebanyak 61 orang dengan
persentase sebesar 100%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki)
sebagian besar masyarakat tidak memiliki gejala darah/dahak disertai dahak yaitu
sebanyak 57 orang dengan persentase sebesar 100%.
49) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Batuk Disertai Nyeri
Dada
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang memiliki gejala batuk disertai nyeri dada di wilayah Dusun
I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo
Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.49 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Batuk
Disertai Nyeri Dada di Desa Olele
Memiliki Gejala Desa Olele
Jumlah
Batuk DisertaiNyeri Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Dada n % n % n % n % n %
Ya - - - - - - - - - -
Tidak 93 100 61 100 61 100 57 100 272 100
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.49 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, rata-rata penduduk di semua dusun tidak memiliki gejala batuk
disertai nyeri dada sebanyak 272 orang dengan persentase sebesar 100%.
50) Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Berkeringat Malam
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi penduduk yang memiliki gejala berkeringat malam di wilayah Dusun I
(Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo
Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.50 Distribusi Frekuensi Penduduk Yang Memiliki Gejala Berkeringat
Malam di Desa Olele
Memiliki Gejala Desa Olele Jumlah
Berkeringat Malam Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya - - - - - - - - - -
Tidak 93 100 61 100 61 100 57 100 272 100
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.50 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, rata-rata penduduk di semua dusun tidak memiliki gejala berkeringat
malam sebanyak 272 orang dengan persentase sebesar 100%.
Tabel 3.56 Distribusi Frekuensi Penolong Pada Saat Proses Persalinan Di Desa
Olele
Desa Olele
Jumlah
Penolong Persalinan Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Dokter - - 3 4,9 - - - - 3 1,1
Bidan 8 8,6 4 6,6 - - - - 12 4,4
Perawat - - - - - - - - - -
Dukun 7 7,5 - - 8 13,1 4 7,0 19 7,0
Tidak Terdapat Balita 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber: Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.56 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) masyarakat yang melakukan
proses persalinan ke bidan sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar 8,6%, yang
melakukan persalinan ke dukun sebanyak 7 orang dengan persentase sebesar 7,5%
dan sebagian besar masyarakat tidak memiliki balita. Pada wilayah Dusun II (Olele
Tengah) masyarakat yang melakukan proses persalinan ke dokter yaitu sebanyak 3
orang dengan persentase sebesar 4,9%, yang melakukan persalinan ke bidan
sebanyak 4 orang dengan persentasi sebesar 6,6% dan sebagian besar masyarakat
tidak memiliki balita. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) masyarakat
melakukan persalinan ke dokter yaitu sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar
1,6%, yang melakukan persalinan ke dukun ada 8 orang dengan persentase sebesar
13,1%, dan sebagian besar masyarakat tidak memiliki balita. Terakhir, pada wilayah
Dusun IV (Hungayo Kiki) sebagian masyarakat melakukan proses persalinan ke
dukun yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 7% dan sebagian besar
masyarakat tidak memiliki balita.
57) Distribusi Frekuensi Imunisasi Anak
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi imunisasi anak di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah),
Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.57 Distribusi Frekuensi Imunisasi Anak Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.57 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) anak yang mendapatkan
imunisasi sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun
II (Olele Tengah) anak yang mendapatkan imunisasi yaitu sebanyak 7 orang dengan
persentase sebesar 11,5%, Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) anak yang
mendapatkan imunisasi yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase 13,1%. Terakhir,
pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) anak yang mendapatkan imunisasi yaitu
sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 7% dan sebagian besar masyarakat
tidak memiliki balita.
58) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi BCG
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi BCG di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.58 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi BCG Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi BCG Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.58 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, penduduk pada wilayah Dusun I (Idanto) balita yang mendapatkan
imunisasi BCG sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah
Dusun II (Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi BCG yaitu sebanyak 7
orang dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III
(Pentadu) balita yang mendapatkan imunisasi BCG yaitu sebanyak 8 orang dengan
persentase sebesar 13,1%. Terakhir, pada wilayah dusun IV (Hungayo Kiki) balita
yang mendapatkan imunisasi BCG yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar
7%.
59) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi DPT 1
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi DPT 1 di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.59 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi DPT 1 Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi DPT 1 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.59 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) balita yang mendapatkan imunisasi
DPT 1 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II
(Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi DPT 1 yaitu sebanyak 7 orang
dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu)
balita yang mendapatkan imunisasi DPT 1 yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase
sebesar 13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita yang
mendapatkan imunisasi DPT 1 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar
7%.
60) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi DPT 2
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi DPT 2 di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.60 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi DPT 2 Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi DPT 2 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.60 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi yang mendapatkan imunisasi
DPT 2 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II
(Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi DPT 2 yaitu sebanyak 7 orang
dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu)
balita yang mendapatkan imunisasi DPT 2 yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase
sebesar 13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita yang
mendapatkan imunisasi DPT 2 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar
7%.
61) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi DPT 3
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi DPT 3 di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.61 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi DPT 3 Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi DPT 3 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.61 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi yang mendapatkan imunisasi
DPT 3 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II
(Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi DPT 3 yaitu sebanyak 7 orang
dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu)
balita yang mendapatkan imunisasi DPT 3 yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase
13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita yang mendapatkan
imunisasi DPT 3 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 7%.
62) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 1
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi Polio 1 di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.62 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 1
Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi Polio 1 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.62 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi yang mendapatkan imunisasi
Polio 1 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II
(Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi Polio 1 yaitu sebanyak 7 orang
dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu)
balita yang mendapatkan imunisasi Polio 1 yaitu sebanyak 8 orang dengan
persentase sebesar 13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita
yang mendapatkan imunisasi Polio 1 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase
sebesar 7%.
63) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 2
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi Polio 2 di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.63 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 2
Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi Polio 2 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.63 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi yang mendapatkan imunisasi
Polio 2 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II
(Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi Polio 2 yaitu sebanyak 7 orang
dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu)
balita yang mendapatkan imunisasi Polio 2 yaitu sebanyak 8 orang dengan
persentase 13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita yang
mendapatkan imunisasi Polio 2 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar
7%.
64) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 3
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi Polio 3 di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.64 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 3 Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi Polio 3 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi Polio 3 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.64 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi yang mendapatkan imunisasi
Polio 3 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II
(Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi Polio 3 yaitu sebanyak 7 orang
dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu)
balita yang mendapatkan imunisasi Polio 3 yaitu sebanyak 8 orang dengan
persentase sebesar 13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita
yang mendapatkan imunisasi Polio 3 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase
sebesar 7%.
65) Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 4
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi balita yang mendapatkan imunisasi Polio 4 di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.65 Distribusi Frekuensi Balita Yang Mendapatkan Imunisasi Polio 4 Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Imunisasi Polio 4 Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.65 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi yang mendapatkan imunisasi
Polio 4 sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II
(Olele Tengah) balita yang mendapatkan imunisasi Polio 4 yaitu sebanyak 7 orang
dengan persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu)
balita yang mendapatkan imunisasi Polio 4 yaitu sebanyak 8 orang dengan
persentase sebesar 13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita
yang mendapatkan imunisasi Polio 4 yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase
sebesar 7%.
Berdasarkan tabel 3.72 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi status gizi balita normal
sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II (Olele
tengah) balita yang memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 7 orang dengan
persentase sebesar 11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) balita yang
status gizi normal yaitu sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar 13,1%.
Terakhir, pada wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) balita yang memiliki status gizi
normal yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 7%.
73) Distribusi Frekuensi Anak Pernah Disusui
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi anak pernah disusui di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah),
Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.73 Distribusi Frekuensi Anak Pernah Disusui Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Pernah Disusui Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Tidak - - - - - - - - - -
Ya 15 16,1 7 11,5 8 13,1 4 7,0 34 12,5
Tidak Menyusui 78 83,9 54 88,5 53 86,9 53 93,0 238 87,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.73 diketahui bahwa dari 272 penduduk yang telah di data
di Desa Olele, pada wilayah Dusun I (Idanto) frekuensi anak yang pernah disusui ada
sebanyak 15 balita dengan persentase sebesar 16,1%. Pada wilayah Dusun II (Olele
Tengah) anak yang pernah disusui yaitu sebanyak 7 balita dengan persentase sebesar
11,5%. Kemudian, pada wilayah Dusun III (Pentadu) anak yang pernah disusui yaitu
sebanyak 8 balita dengan persentase sebesar 13,1%. Terakhir, pada wilayah Dusun
IV (Hungayo Kiki) anak yang pernah disusui yaitu sebanyak 4 anak dengan
persentase sebesar 7%.
74) Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Colostrum
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi pemberian ASI colostrum di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele
Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai
berikut.
Desa Olele
Tempat Pertolongan Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Pengobatan
n % n % n % n % n %
Rumah Sakit - - - - - - - - - -
Obat Tradisional 15 16,1 - - - - 4 7,0 19 7,0
Obat Sendiri 39 41,9 22 36,1 - - 18 31,6 79 29,0
Lainnya - - - - 1 1,6 - - 1 0,4
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.77, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang jika sakit memilih pertolongan ke Puskesmas/Pustu dan hanya membeli obat
sendiri masing-masing sebanyak 39 orang dengan persentase sebesar 41,9%. Pada
Dusun II (Olele Tengah) lebih banyak penduduk yang pergi ketempat pertolongan
pengobatan di Puskesmas/Pustu dengan distribusi frekuensi sebanyak 37 orang
dengan persentase sebesar 60,7%. Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) lebih banyak
penduduk yang pergi ketempat pertolongan pengobatan di Puskesmas/Pustu dengan
distribusi frekuensi sebanyak 59 orang dengan persentase sebesar 96,7%. Terakhir,
Dusun IV (Hungayo Kiki) lebih banyak penduduk yang pergi ketempat pertolongan
pengobatan di Puskesmas/Pustu dengan distribusi frekuensi sebanyak 35 orang
dengan persentase sebesar 61,4%.
78) Distribusi Frekuensi Ibu Hamil
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi ibu hamil di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah), Dusun III
(Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.78 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Ibu Hamil Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Tidak 93 100 61 100 61 100 55 96,5 270 99,3
Ya - - - - - - 2 3,5 2 0,7
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.78, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang tidak hamil dengan distribusi frekuensi sebanyak 93 orang dengan persentase
sebesar 100%. Pada Dusun II (Olele Tengah) lebih banyak penduduk yang tidak
hamil dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar
100%. Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang tidak
hamil dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar
100%. Terakhir, Dusun IV (Hungayo Kiki) juga lebih banyak penduduk yang tidak
hamil dengan distribusi frekuensi sebanyak 55 orang dengan persentase sebesar
96,5%.
79) Distribusi Frekuensi Umur Kehamilan Ibu
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi umur kehamilan ibu di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele Tengah),
Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.79 Distribusi Frekuensi Umur Kehamilan Ibu Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Umur Kehamilan Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
1-3 bulan - - - - - - - - - -
4-6 bulan - - - - - - 2 3,5 2 0,7
7-9 bulan - - - - - - - - - -
Tidak Hamil 93 100 61 100 61 100 55 96,5 270 99,3
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.79, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang tidak hamil dengan distribusi frekuensinya sebanyak 93 orang dan persentase
sebesar 100%. Pada Dusun II (Olele Tengah) juga lebih banyak penduduk yang tidak
hamil sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100%. Kemudian, pada Dusun
III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang tidak hamil sebanyak 61 orang dengan
persentase sebesar 100%. Terakhir, pada Dusun IV (Hungayo Kiki) lebih banyak
penduduk yang tidak hamil sebanyak 55 orang dengan persentase sebesar 96,5% dan
yang sedang hamil usia ada sebanyak 2 orang dimana persentasenya sebesar 3,5%
dengan umur kehamilan 4-6 bulan.
80) Distribusi Frekuensi Kehamilan Kehamilan Ke Berapa
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi kehamilan ke berapa di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele
Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai
berikut.
Tabel 3.80 Distribusi Frekuensi Kehamilan Ke Berapa Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Kehamilan Keberapa Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
1 kali - - - - - - - - - -
2 kali - - - - - - 1 1,8 1 0,4
3-4 kali - - - - - - 1 1,8 1 0,4
>4 kali - - - - - - - - - -
Tidak Hamil 93 100 61 100 61 100 55 96,5 270 99,3
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.80, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang tidak hamil dengan distribusi frekuensinya sebanyak 93 orang dan persentase
sebesar 100%. Pada Dusun II (Olele Tengah) juga lebih banyak penduduk yang tidak
hamil sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100%. Kemudian, pada Dusun
III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang tidak hamil sebanyak 61 orang dengan
persentase sebesar 100%. Terakhir, pada Dusun IV (Hungayo Kiki) lebih banyak
penduduk yang tidak hamil sebanyak 55 orang dengan persentase sebesar 96,5%.
81) Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Yang Pernah Dilahirkan
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi jumlah anak yang pernah dilahirkan di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II
(Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele
sebagai berikut.
Tabel 3.81 Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Yang Pernah Dilahirkan Di Desa
Olele
Desa Olele
Jumlah Anak Yang Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Pernah Dilahirkan
n % n % n % n % n %
Belum ada - - - - - - - - - -
1-2 orang - - - - - - 2 3,5 2 0,7
3-4 orang - - - - - - - - - -
>4 orang - - - - - - - - - -
Tidak Hamil 93 100 61 100 61 100 55 96,5 270 99,3
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.81, dari 272 penduduk yang telah didata dari wilayah Dusun
I (Idanto) paling banyak penduduk yang sedang tidak hamil yaitu sebanyak 93 orang
dengan persentase sebesar 100%. Pada Dusun II (Olele Tengah) paling banyak
penduduk yang sedang tidak hamil sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar
100%. Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) paling banyak penduduk yang sedang
tidak hamil sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100%. Terakhir, pada
Dusun IV (Hungayo Kiki) jumlah anak yang pernah dilahirkan 1-2 orang sebanyak 2
orang dengan persentase sebesar 3,5%% dan yang sedang tidak hamil ada sebanyak
55 orang dengan persentase sebesar 96,5%.
82) Distribusi Frekuensi Anak Responden Yang Pernah Lahir Mati
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi anak responden yang pernah lahir mati di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun
II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa
Olele sebagai berikut.
Tabel 3.82 Distribusi Frekuensi Anak Responden Yang Pernah Lahir Mati Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Anak Lahir Mati Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Tidak 93 100 61 100 61 100 57 100 272 100
Ya - - - - - - - - - -
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.82, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang lahir selamat dengan distribusi frekuensi sebanyak 93 orang dengan persentase
sebesar 100%. Pada Dusun II (Olele Tengah) lebih banyak penduduk yang lahir
selamat dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase 100%.
Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang lahir selamat
dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100%.
Terakhir, Dusun IV (Hungayo Kiki) juga lebih banyak penduduk yang lahir selamat
dengan distribusi frekuensi sebanyak 57 orang dengan persentase sebesar 100%.
83) Distribusi Frekuensi Berapa Kali Anak Lahir Mati
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi berapa kali anak lahir mati di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele
Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai
berikut.
Tabel 3.83 Distribusi Frekuensi Berapa Kali Anak Lahir Mati Di Desa Olele
Desa Olele
Berapakali Anak Jumlah
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Lahir Mati
n % n % n % n % n %
4 kali - - - - - - - - - -
2–3 kali - - - - - - - - - -
1 kali - - - - - - - - - -
Lainnya 93 100 61 100 61 100 57 100 272 100
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.83, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang lahir selamat dengan distribusi frekuensi sebanyak 93 orang dengan persentase
sebesar 100%. Pada Dusun II (Olele Tengah) lebih banyak penduduk yang lahir
selamat dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar
100%. Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) lebih banyak penduduk yang lahir
selamat dengan distribusi frekuensi sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar
100%. Terakhir, Dusun IV (Hungayo Kiki) juga lebih banyak penduduk yang lahir
selamat dengan distribusi frekuensi sebanyak 57 orang dengan persentase sebesar
100%.
84) Distribusi Frekuensi Yang Memeriksa Kehamilan
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi yang memeriksa kehamilan di wilayah Dusun I (Idanto), Dusun II (Olele
Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di Desa Olele sebagai
berikut.
Tabel 3.84 Distribusi Frekuensi Yang Memeriksa Kehamilan Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Pemeriksa Kehamilan Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Bidan Desa - - - - - - 2 3,5 2 0,7
Perawat - - - - - - - - - -
Dokter - - - - - - - - - -
Dukun - - - - - - - - - -
Tidak Hamil 93 100 61 100 61 100 55 96,5 270 99,3
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.84, dari wilayah Dusun I (Idanto) lebih banyak penduduk
yang tidak hamil sebanyak 93 orang dengan persentase sebesar 100%. Pada Dusun II
(Olele Tengah) juga lebih banyak penduduk yang tidak hamil sebanyak 61 orang
dengan persentase sebesar 57,4%. Kemudian, pada Dusun III (Pentadu) lebih banyak
penduduk yang tidak hamil sebanyak 61 orang dengan persentase sebesar 100%.
Terakhir, Dusun IV (Hungayo Kiki) ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke
Bidan Desa ada sebanyak 2 orang dengan persentase 3,5% dan yang tidak hamil ada
55 orang dengan persentase sebesar 96,5%.
85) Distribusi Frekuensi Tempat Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan
Dari data primer yang telah diperoleh di lapangan, maka didapatkan distribusi
frekuensi tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan di wilayah Dusun I (Idanto),
Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu), dan Dusun IV (Hungayo Kiki) di
Desa Olele sebagai berikut.
Tabel 3.85 Distribusi Frekuensi Tempat Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan Di
Desa Olele
Pelayanan Desa Olele
Jumlah
Pemeriksaan Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
Kehamilan n % n % n % n % n %
Posyandu - - - - - - - - - -
Polindes/Poskesdes - - - - - - - - - -
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil data primer yang diperoleh selama di lapangan (wilayah Desa
Olele) dan setelah dilakukan pengolahan data dengan spss, maka dapat diuraikan
beberapa variabel penting yang terdapat dalam kuisioner sebagai berikut.
a) Karakteristik Penduduk
Penduduk yang berhasil kami data yaitu sebanyak 272 kepala rumah tangga
dengan jumlah responden untuk wilayah Dusun I (Idanto) sebanyak 93 kepala
rumah tangga, wilayah Dusun II (Olele Tengah) dan Dusun III (Pentadu)
memiliki jumlah kepala rumah tangga yang sama yaitu sebanyak 61 kepala
rumah tangga, dan terakhir wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) sebanyak 57
orang.
Jumlah kepala rumah tangga telah terdata untuk yang berjenis kelamin Laki-
Laki sebanyak 245 orang (90%) dan Perempuan sebanyak 27 orang (10%) dan
tersebar di seluruh wilayah dusun yang ada di Desa Olele. Terdapat perbedaan
jumlah yang didapatkan saat turun lapangan dengan data yang berada di
kelurahan. Hal ini dikarenakan adanya kendala pada penduduk seperti
banyaknya penduduk yang sudah pindah, penduduk yang tidak menetap di 1
lingkungan, penduduk yang rumahnya tertutup, dan juga ada penduduk yang
tidak ingin di data.
Dilihat dari tingkat pendidikan responden dari keempat wilayah dusun yang
ada di Desa Olele, responden paling banyak adalah lulusan SD/MI/Sederajat
yakni sebanyak 217 orang (79,8%), yang kedua terbanyak adalah lulusan
SMA/MA/Sederajat yaitu sebanyak 18 orang (6,6%), yang ketiga adalah lulusan
SMP/MTs/Sederajat sebanyak 13 orang (4,7%), yang keempat adalah lulusan
tidak tamat SD/MI yakni sebanyak 11 orang (4%), yang kelima adalah lulusan
Perguruan Tinggi yakni sebanyak 10 orang (3,7%), yang keenam adalah
penduduk yang tidak pernah menempuh pendidikan yakni sebanyak 2 orang
(0,7%), dan yang paling sedikit adalah responden yang belum tamat SD/MI
yakni sebanyak 1 orang (0,4%). Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi yang
rendah dan kurangnya kemauan dari masyarakat itu sendiri untuk tidak
melanjutkan sekolah dan juga karena penghasilan masih dibawah rata-rata
sehingga tidak cukup untuk membiayai pendidikan.
Dilihat dari jenis pekerjaan kepala rumah tangga dari keempat wilayah dusun
yang ada di Desa Olele, paling banyak yang kepala rumah tangganya yang
berkerja sebagai Nelayan dimana frekuensinya sebanyak 130 orang (47,8%).
Pekerjaan di urutan kedua adalah kepala rumah tangga yang berkerja sebagai
Petani yaitu sebanyak 67 orang (24,6%). Urutan ketiga adalah responden yang
berkerja sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 28 orang (10,3%). Urutan
keempat adalah responden yang bekerja sebagai Wiraswasta sebanyak adalah 17
orang (6,25%). Urutan kelima adalah responden yang berkerja sebagai
Pedagang/Penjual sebanyak 7 orang (2,6%). Urutan keenam adalah responden
yang berkerja sebagai Buruh Harian yakni sebanyak 6 orang (2,2%). Urutan
ketujuh adalah responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri/TNI/Polri yaitu
sebanyak 5 orang (1,8%). Urutan kedelapan adalah responden yang tidak
bekerja yaitu sebanyak 4 orang (1,5%). Urutan kesembilan adalah responden
yang bekerja sebagai Tukang Kayu yakni sebanyak 3 orang (1,1%). Terakhir,
yang paling sedikit untuk yang bekerja sebagai Pegawai Swasta, Tukang Perahu
dan Supir memiliki jumlah responden yang sama yaitu sebanyak 1 orang (0,4%).
Dilihat dari tingkatan umur kepala rumah tangga dari keempat wilayah dusun
yang ada di Desa Olele, paling banyak yang kepala rumah tangganya berumur
≥60 tahun yaitu sebanyak 61 orang (22,4%). Urutan kedua yaitu ada pada
kelompok umur 35-39 tahun yakni sebanyak 41 orang (15,1%). Urutan ketiga
yaitu ada pada kelompok umur 40-44 tahun yakni sebanyak 37 orang (13,6%).
Urutan keempat yaitu ada pada kelompok umur 50-54 tahun yakni sebanyak 35
orang (12,9%). Urutan kelima yaitu ada pada kelompok umur 45-49 tahun yakni
sebanyak 32 orang (11,8%). Urutan keenam yaitu ada pada kelompok umur 30-
34 tahun yakni sebanyak 24 orang (8,8%). Urutan ketujuh yaitu ada pada
kelompok umur 55-59 tahun yakni sebanyak 20 orang (7,3%). Urutan kedelapan
yaitu ada pada kelompok umur 25-29 tahun yakni sebanyak 14 orang (5,1%).
Kemudian, kelompok umur 20-24 tahun berjumlah sebanyak 7 orang (2,6%).
Terakhir, yang paling sedikit ada kelompok umur 15-19 tahun yakni sebanyak 1
orang (0,4%).
b) Kondisi Pemukiman
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, diketahui sejumlah 264 orang (97,1%) sudah
memiliki jenis rumah yang permanen dan yang masih semi permanen berjumlah
8 orang (2,9%). Hal ini dikarenakan faktor ekonomi di kedua dusun tersebut
masih terbilang rendah, sehingga jenis rumah yang dimiliki masih semi
permanen.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, seluruh rumah telah memiliki listrik dan sudah
terdapat kilometer listrik tersendiri di rumahnya sehingga persentasenya sebesar
100%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.8 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, seluruh rumah telah memiliki ventilasi rumah
sehingga persentasenya sebesar 100%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.9 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, seluruh rumah telah memiliki ventilasi rumah
sehingga tidak ada yang memiliki alasan tertentu perihal kepemilikan ventilasi
rumah.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.10 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata rumah yang ruang keluarganya dalam
keadaan bersih ada sebanyak 224 orang (82,3%), yang kurang bersih ada
sebanyak 45 orang (16,5%), dan yang dalam keadaan kotor ada sebanyak 3
orang (1,2%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.11 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata rumah yang kamar tidurnya dalam
keadaan bersih ada sebanyak 221 orang (81,25%), yang kurang bersih ada
sebanyak 48 orang (17,65%), dan yang dalam keadaan kotor ada sebanyak 3
orang (1,1%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.12 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata rumah yang dapurnya dalam keadaan
bersih ada sebanyak 212 orang (77,9%), yang kurang bersih ada sebanyak 57
orang (20,9%), dan yang dalam keadaan kotor ada sebanyak 3 orang (1,1%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.13 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata rumah yang ruang keluarganya memiliki
pencahayaan yang cukup ada sebanyak 271 orang (99,6%) dan yang kurang ada
sebanyak 1 orang (0,4%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.14 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata rumah yang kamar tidurnya memiliki
pencahayaan yang cukup ada sebanyak 257 orang (94,5%) dan yang kurang ada
sebanyak 15 orang (5,5%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.15 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata rumah yang dapurnya memiliki
pencahayaan yang cukup ada sebanyak 259 orang (95,2%) dan yang kurang ada
sebanyak 13 orang (4,8%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.16 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata rumah yang telah memiliki jamban ada
sebanyak 151 orang (55,5%) dan yang tidak memiliki jamban ada sebanyak 121
orang (44,5%). Untuk wilayah Dusun I (Idanto) hal ini dikarenakan masyarakat
mayoritas adalah orang dari pegunungan dan juga masalah ekonomi di dusun
tersebut masih rendah. Untuk wilayah Dusun II (Olele Tengah) dan Dusun III
(Pentadu) hal ini dikarenakan masih minimnya kesadaran masyarakat perihal
pemakaian jamban yang sehat. Kemudian, untuk wilayah Dusun IV (Hungayo
Kiki) hal ini dikarenakan mayoritas penduduknya tinggal di daerah yang
berdekatan dengan laut. Dimana mereka menganggap lebih praktis untuk buang
air besar langsung ke laut dari pada harus menggunakan jamban.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.17 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak rumah yang sudah menggunakan
jenis jamban leher angsa yakni sebanyak 151 orang (55,5%). Hal ini dipengaruhi
oleh ekonomi masyarakat yang cukup stabil dan juga adanya kesadaran
masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.18 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak rumah yang sudah memiliki WC
pribadi yakni sebanyak 138 orang (50,7%). Kemudian, ada sebanyak 91 orang
(33,5%) orang yang menggunakan WC umum dan ada sebanyak 19 orang (7%)
yang menggunakan WC tetangga. Ada juga penduduk yang masih membuang
air besar di Sungai/Got/Pantai yakni sebanyak 24 orang (8,8%). Hal ini
dikarenakan masyarakat beranggapan lebih praktis untuk langsung buang air
besar ke Sungai/Got/Pantai karena merasa tidak enak apabila harus terus
menerus meminjam WC milik tetangga. Di samping itu, masyarakat juga kurang
terbiasa menggunakan WC umum yang telah disediakan di Desa Olele.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.19 dan tabel 3.20 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak rumah yang telah
memanfaatkan dan menggunakan jamban untuk keperluan buang air besar yakni
sebanyak 151 orang (55,5%). Yang tidak terbiasa menggunakan jamban ada
sebanyak 30 orang (11%) dan yang tidak memiliki jamban ada 91 orang
(33,5%). Kedua hal ini dikarenakan minimnya ekonomi dan juga bawaan
karakter dari masyarakat yang tidak terbiasa menggunakan jamban.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.21 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 151 orang (55,5%) masyarakat di
daerah Dusun II (Olele Tengah), Dusun III (Pentadu) dan Dusun IV (Hungayo
Kiki) menggunakan Tangki Septik sebagai tempat pembuangan akhir tinja.
Kemudian, sebanyak 97 orang yang masih menggunakan Tanah Lapang/Kebun
sebagai tempat pembuangan akhir tinja. Hal ini dikarenakan masyarakat wilayah
Dusun I (Idanto) yang masih tidak memiliki jamban dan tidak terbiasa
menggunakan jamban umum.
c) Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.22 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 163 orang (60%) masyarakat yang
menggunakan Sumur Bor/Pompa, yang menggunakan Air Ledeng/PDAM
sebanyak 99 orang (36,4%), yang menggunakan Sumur Gali ada 9 orang (3,3%)
dan yang menggunakan mata air ada 1 orang (0,4%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.23 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 166 orang (61%) yang membuang
air limbah untuk mandi/cuci ke got, yang dialirkan ke sungai/pantai ada
sebanyak 60 orang (22%), yang dialirkan ke sekitar rumah ada sebanyak 35
orang (12,9%), dan yang menggunakan penampungan peresapan ada sebanyak
11 orang (4%). Untuk masyarakat yang langsung mengalirkan air limbah ke
sungai/pantai untuk mandi/cucinya, hal ini dipengaruhi oleh tidak adanya
kesadaran masyarakat untuk membuat tempat peresapan air limbah dan
menganggap lebih praktis untuk langsung mengalirkannya ke sungai.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.24 dan tabel 3.25 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 271 rumah
(99,6%) yang telah memiliki bantuan tempat sampah dari pemerintah dan untuk
pengelolaan sampah sebagian besar rumah tangga lebih memilih untuk
mengumpulkan sampah lalu membakarnya yaitu sebanyak 118 rumah tangga
dengan jumlah persentase 43,3%. Sebagian lagi masih banyak masyarakat yang
masih suka membuang sampah di sekitar rumah yaitu ada sebanyak 117 rumah
tangga dengan jumlah persentase sebesar 43%. Hal ini dipengaruhi oleh
kurangnya kesadaran dalam diri masyarakat untuk mengolah sampah tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.26 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 223 orang (82%) yang
menggunakan air minum isi ulang (AMIU) sebagai sumber air minum keluarga,
yang menggunakan sumur permanen ada sebanyak 48 orang (17,6%), dan yang
menggunakan sumur tidak permanen ada sebanyak 1 orang (0,4%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.27 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 189 orang (69,4%) yang tidak
melakukan pengolahan air minum sebelum dikonsumsi. Hal ini dikarenakan
mayoritas masyarakat lebih banyak yang membeli air di depot air.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.28 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 222 orang (81,6%) yang tidak
melakukan pengolahan air minum keluarga dan yang melakukan pengolahan air
minum keluarga dengan cara dimasak ada sebanyak 50 orang (18,4%).
Kebanyakan masyarakat tidak melakukan pengolahan air minum keluarga
karena rata-rata masyarakat mengonsumsi air minum isi ulang (AMIU) sebagai
sumber air minum keluarga.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.29 dan tabel 3.30 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 269 orang
(98,9%) masyarakat sudah memenuhi syarat kesehatan perihal kondisi kualitas
fisik sumber air minum di Desa Olele karena rata-rata jarak sumber air minum
dengan tangki septik adalah 10-15 M dimana persentasenya menunjukkan
sebesar 83,1%. Hal ini dikarenakan masyarakat paling banyak menggunakan
sumber air minum yang sama.
d) Akses dan Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.31 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 200 orang (74%) yang memilih
Puskesmas sebagai sarana fasilitas kesehatan yang digunakan untuk
memeriksakan kesehatan apabila sedang mengalami gangguan kesehatan/sakit,
yang memilih lainnya (berobat sendiri) ada sebanyak 68 orang (25%) dan yang
berobat ke dokter sebanyak 3 orang (1%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.32 dan tabel 3.33 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 196 orang
(72,06%) yang menggunakan transportasi motor untuk ke tempat fasilitas
kesehatan yaitu Puskesmas. Rata-rata waktu tempuh untuk menuju fasilitas
kesehatan di Desa Olele adalah 30 menit dengan persentase sebesar 69,1%.
e) Gizi Keluarga
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.34 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 140 keluarga (51,5%) yang sehari
makan 3-4 kali. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduknya yang merupakan
seorang Nelayan yang mana membutuhkan asupan yang cukup banyak untuk
menunjang produktivitas kerjanya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.35, tabel 3.36, tabel 3.37, dan
tabel 3.38 dapat dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat
tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele,
mayoritas penduduknya mengonsumsi beras sebagai makanan pokok dan ikan
sebagai lauk-pauknya dengan persentase sebesar 100%. Kemudian, sayuran
yang paling banyak dikonsumsi adalah Kangkung dengan persentase sebesar
57,7% dan buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah Pisang dengan
persentase sebesar 39,7%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.39 dan tabel 3.40 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, seluruh kepala rumah tangga
yang telah terdata sudah menggunakan garam beryodium dengan kadar garam
lebih dari 30 ppm.
f) Penyakit Tidak Menular (Hipertensi)
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.41 dan tabel 3.42 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 229 orang
(84,2%) yang tidak memiliki riwayat Hipertensi dan yang memiliki ada
sebanyak 43 orang (15,8%). Yang mengonsumsi obat anti Hipertensi ada
sebanyak 32 orang (11,7%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.43 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, ada sebanyak 157 orang (57,7%) yang
berolahraga secara teratur. Hal ini dikarenakan banyak warga yang besar
aktivitas ataupun pekerjaannya berhubungan dengan lingkungan luar sehingga
membuat responden jadi aktif untuk melakukan gerakan-gerakan olahraga kecil,
seperti menjemur pakaian, menyapu, bertani dan lainnya. Maka, secara tidak
langsung hal tersebut terhitung melakukan olahraga.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.44 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, sebagian besar kepala rumah tangga yang terdata
tidak mengonsumsi alkohol. Yang mana persentasenya menunjukkan 99,6%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.45 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, sebagian besar penduduk jarang mengonsumsi
makanan yang mengandung kolestrol tinggi yakni sebanyak 238 orang (87,5%).
Masyarakat lebih banyak mengonsumsi Ikan sebagi lauk-pauk dari pada daging-
dagingan.
g) Penyakit Menular (TB Paru)
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.46 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, seluruh masyarakat tidak ada yang memiliki
keluhan batuk selama 3 minggu atau lebih. Yang mana persentasenya
menunjukkan 100%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.47, tabel 3.48, tabel 3.49, tabel
3.50, dan tabel 3.51 dapat dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang
tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa
Olele, seluruh kepala rumah tangganya juga tidak memiliki gejala-gejala yang
telah disebutkan seperti batuk dahak, batuk darah/dahak disertai darah, batuk
disertai nyeri dada, batuk disertai badan berkeringat malam, dan juga nafsu
makan yang berkurang. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 100%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.52 dan 3.53 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, seluruh kepala tidak memiliki
riwayat penyakit TB. Sehingga mereka pun tidak ada yang mengonsumsi obat
anti TB secara teratur. Persentase menunjukkan sebesar 100%.
h) Status Gizi dan Kesehatan Anak
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.54 dan 3.55 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, masyarakat yang memiliki
balita saat ini ada sebanyak 34 orang (12,5%). Paling banyak penduduk
memiliki 1 orang balita yakni sebanyak 34 orang (12,5%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.56 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, masyarakat yang memakai jasa pertolongan
persalinan dari Dukun sebanyak 19 orang (7%) dan yang memilih Bidan ada
sebanyak 12 orang (4,4%). Hasil wawancara menyatakan bahwa kebanyakan
masyarakat memilih dukun sebagai penolong saat akan bersalin karena apabila
mereka ke tempat fasilitas kesehatan seperti rumah sakit hal tersebut tidak
memungkinkan karena tempat tinggal yang terlampau jauh dengan perkotaan.
Sama halnya dengan puskesmas yang memerlukan waktu tempuh 30 menit dari
tempat tinggal mereka. Maka dari itu, mereka lebih memilih untuk memanggil
dukun/hulango untuk membantu proses persalinan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.57 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, sebanyak 34 orang (12,5%) yang memiliki balita
dan telah mengimunisasi anaknya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.58 sampai dengan tabel 3.71
dapat dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya
tersebar dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, seluruh
masyarakat yang memiliki balita telah melakukan imunisasi (BCG, DPT 1, DPT
2, DPT 3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4, Hepatitis B Uniject, Hepatitis B1
Hepatitis B2, Hepatitis B3 dan Campak) pada anaknya di sarana kesehatan yakni
puskesmas. Rata-rata masyarakat juga memiliki Kartu Menuju Sehat
(KMS)/buku KIA. Seluruhnya ditunjukkan dengan persentase sebesar 12,5%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.72 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, status gizi balitanya rata-rata normal dengan
persentase sebesar 12,5%.
i) Perilaku Pemberian ASI dan Pencarian Pengobatan
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.73 dan 3.74 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak ibu pernah
menyusui anaknya dan rata-rata anaknya diberikan colostrum saat baru
dilahirkan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 12,5%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.75 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, terdapat sebanyak 218 ibu (80,1%) yang sampai
saat ini sudah tidak menyusui anaknya.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.76 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak ibu yang sudah tidak memberikan
ASI kepada anaknya lagi pada saat usia anaknya mencapai >12 bulan. Yang
mana hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 40,1%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.77 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak ibu mencari pertolongan
pengobatan ke Puskesmas jika ada anggota keluarga yang sakit. Hal ini
ditunjukkan dengan persentase sebesar 62,5%.
j) Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.78 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, jumlah ibu yang sedang hamil ada 2 orang
(0,7%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.79 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, umur kehamilan kedua ibu yang sedang hamil
yaitu 4-6 Bulan dengan persentase 0,7%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.80 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, frekuensi kehamilan kedua ibu yang sedang
hamil masing-masing yaitu 2 kali kehamilan ada 1 orang (0,4%) dan yang
satunya sudah kehamilan yang ke 3-4 kali dengan persentase sebesar 0,4%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.81 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh kedua
ibu yang sedang hamil masing-masing yaitu sebanyak 1-2 orang dengan
persentase 0,7%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.82 dan tabel 3.83 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, tidak terdapat anak yang lahir
mati. Yang mana persentasenya sebesar 100%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.84 dan tabel 3.85 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, yang memeriksa kehamilan di
Bidan Desa ada sebanyak 2 orang (0,7%) dan keduanya memeriksakan
kehamilan di Puskesmas/Pustu dengan persentase yang sama.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.86 dan tabel 3.87 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, rata-rata jarak tempuh untuk ke
tempat pelayanan kesehatan yaitu >100 Meter dengan persentase 65,07%. Selain
itu, ketersediaan sarana transportasi untuk ke tempat pelayanan kesehatan juga
mudah karena kedua ibu hamil memiliki transportasi sendiri untuk ke tempat
pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.88 dan tabel 3.89 dapat dilihat
bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam
keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, dari hasil wawancara kedua ibu
hamil mengatakan sudah mendapatkan pelayanan ANC yang lengkap. Yang
mana persentasenya menunjukkan 3,5%. Setelah dilakukan pengukuran LILA,
keduanya termasuk normal.
k) Keluarga Berencana (KB)
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.90, tabel 3.91 dan tabel 3.92
dapat dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya
tersebar dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak
yang mengikuti program KB ada 212 orang (77,9%). Tempat yang paling
banyak dituju untuk pelayanan KB yaitu Puskesmas/Pustu dengan persentase
sebesar 71,7%. Kemudian, metode KB yang paling banyak digunakan adalah
Suntik yaitu sebanyak 104 orang (38,2%) dan Pil KB sebanyak 102 orang
(37,5).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.93 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, dari hasil wawancara paling banyak ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi tidak memiliki keluhan. Hal ini ditunjukkan
dengan persentasenya sebesar 67,7%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.94 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, paling banyak ibu yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi karena sudah berumur yang mana persentasenya sebesar 96,3%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.95 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, dari hasil wawancara rata-rata umur ibu saat
melahirkan anak pertama di Desa Olele yaitu 25-29 tahun dengan persentase
48,5%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.96 dapat dilihat bahwa dari 272
kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah
dusun yang ada di Desa Olele, dari hasil wawancara rata-rata jarak kelahiran
anak terakhir dengan anak sebelumnya yaitu 2-3 tahun dengan persentasenya
sebesar 58,1%
l) Konsumsi Rokok
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.97, tabel 3.98, tabel 3.99 dan
tabel 3.100 dapat dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat
tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele,
diketahui frekuensi ayah yang merokok ada sebanyak 243 orang (89,3%),
frekuensi ibu yang merokok ada sebanyak 4 orang (1,8%), frekuensi anak yang
merokok ada sebanyak 20 orang (7,4%) dan frekuensi anggota keluarga lain
yang merokok ada sebanyak 21 orang (7,7%).
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.101, tabel 3.102, tabel 3.103
dan tabel 3.104 dapat dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat
tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, dari
hasil wawancara didapatkan paling banyak lama ayah merokok yaitu >5 tahun
dengan persentase sebesar 87,1%, lalu paling banyak lama ibu merokok yaitu >5
tahun dengan persentase sebesar 1,5% dan sisanya tidak merokok, kemudian
lama anak merokok yaitu 1-5 tahun dengan persentase sebesar 5,5%, dan
terakhir lama keluarga lain merokok yaitu >5 tahun dengan persentase sebesar
7,3%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.105, tabel 3.106, tabel 3.107
dan tabel 3.108 dapat dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat
tinggalnya tersebar dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, dari
hasil wawancara didapatkan paling banyak ayah merokok dalam sehari 2-5
batang dengan persentase sebesar 41,5%, lalu rata-rata jumlah rokok ibu dalam
sehari 2-5 batang dan 6-10 batang dengan persentase sebesar 0,7%, kemudian
paling banyak anak merokok dalam sehari 2-5 batang dengan persentase sebesar
3,6%, terakhir jumlah rokok keluarga lain dalam sehari paling banyak 6-10
batang dengan persentase 3,6%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.109 dan tabel 3.110 dapat
dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar
dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, dari hasil wawancara
didapatkan paling banyak penduduk yang merokok di dalam rumah ada
sebanyak 153 orang (56,25%). Paling banyak keluhan yang dirasakan oleh
anggota keluarga yang merokok adalah batuk-batuk dengan persentase sebesar
2,9%.
Dari hasil wawancara, paling banyak yang mengatakan bahwa alasan mereka
masih merokok karena sudah terlalu lama mengonsumsi rokok dan cukup sulit
untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Di samping itu, mereka juga
mengatakan bahwa dengan merokok beban pikiran mereka tidak akan terasa.
m) Kesehatan Jiwa
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.111 dapat dilihat bahwa dari
272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar dalam keempat
wilayah dusun yang ada di Desa Olele, hanya terdapat 1 orang yang mengalami
gangguan jiwa berat di Desa Olele dengan persentase sebesar 0,37%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3.112 dan tabel 3.113 dapat
dilihat bahwa dari 272 kepala rumah tangga yang tempat tinggalnya tersebar
dalam keempat wilayah dusun yang ada di Desa Olele, dari hasil wawancara
didapatkan bahwa orang yang mengalami gangguan jiwa berat tersebut tidak
mengonsumsi obat gangguan jiwa berat dan juga tidak dipasung. Hal ini
dikarenakan pihak keluarga takut apabila dilakukan pemasungan ataupun
dilakukan pemaksaan untuk meminum obat gangguan jiwa, orang tersebut akan
mengamuk. Di samping itu, mereka akan menjadi lebih agresif dan juga akan
semakin stress.
3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat
3.3.1 Faktor Pendukung
Adapun yang menjadi faktor pendukung selama berlangsungnya kegiatan PBL
II di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango adalah sebagai
berikut:
a Adanya kerja sama yang baik serta dukungan dari seluruh Pemerintah Desa Olele
khususnya Kepala Desa Olele Bapak Moh. Candra Nauko S.Pd, Kepala Dusun I,
II, III, dan IV Badan Perwakilan Desa, tokoh-tokoh masyarakat, UMKM, karang
taruna serta seluruh masyarakat Desa Olele.
b Penerimaan dan Pelayanan yang baik dari Kepala Desa Olele.
c Tersedianya tempat tinggal/posko yang aman dan nyaman.
d Adanya bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Yasir Mokodompis S.KM,.
M.Kes dan Dosen Pengelola Zul Fikar Ahmad, S.Kep., M.Kes.
e Kerja sama dan solidaritas yang tinggi dari seluruh masyarakat Desa Olele.
f Adanya kerja sama yang baik dari seluruh anggota kelompok dalam mencapai
program.
3.3.2 Faktor Penghambat
Adapun yang menjadi faktor pendukung selama berlangsungnya kegiatan PBL
II di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango adalah sebagai
berikut:
a. Banyaknya rumah masyarakat tertutup dikarenakan penghuninya sedang tidak
ada di tempat saat saya melakukan pendataan.
b. Masih ada beberapa penduduk yang tidak bersedia untuk di data.
c. Rasa acuh dari sebagian masyarakat yang cukup tinggi terhadap program yang
telah ditawarkan dan disepakati bersama oleh sebagian masyarakat dan
mahasiswa.
d. Kondisi cuaca yang tidak mendukung saat tengah mendata di lapangan.
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DAN
PRIORITAS MASALAH KESEHATAN
4.1 Identifikasi Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisis situasi yang telah kami lakukan selama tinjauan langsung ke
wilayah dusun yang ada di Desa Olele dan perolehan data yang bersumber dari
pengajuan kuesioner kepada penduduk di lingkungan setempat, maka dapat
dirumuskan masalah kesehatan yang paling menonjol di Desa Olele. Dalam hal ini
kami melibatkan aparat Desa Olele, karang taruna Desa Olele serta masyarakat
dalam suatu kegiatan musyawarah untuk menentukan prioritas masalah kesehatan
yang terdapat di Desa Olele. Dengan adanya berbagai argumentasi serta alasan yang
di kemukakan oleh masyarakat terkait hasil identifikasi masalah kesehatan untuk
menentukan prioritas masalah kesehatan, maka dari hasil musyawarah tersebut
tedapat beberapa prioritas masalah kesehatan sebagai berikut.
a) Kepemilikian Jamban
Jamban menjadi salah satu masalah kesehatan yang ada di Desa Olele,
Kecamatan Kabila Bone. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi kepemilikan
jamban di Desa Olele.
Tabel 3.16 Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jamban
Di Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Kepemilikan Jamban Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Ya 2 2,2 55 90,2 55 90,2 39 68,4 151 55,5
Tidak 91 97,8 6 9,8 6 9,8 18 31,6 121 44,5
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.16, dari 272 kepala rumah tangga yang terdata total
keseluruhan dari keempat dusun di Desa Olele menunjukkan masih ada sebanyak
121 orang (44,5%) yang tidak memiliki jamban di rumahnya.
b) Perilaku Merokok Anak
Perilaku merokok anak menjadi salah satu masalah kesehatan yang ada di
Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone. Berikut ini disajikan tabel distribusi
frekuensi rumah responden yang terdapat anak yang merokok di dalamnya.
Tabel 3.99 Distribusi Frekuensi Anak Yang Merokok Di Desa Olele
Desa Olele Jumlah
Anak Yang Merokok Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Tidak 93 100 49 80,3 60 96,8 50 84,7 252 92,6
Ya - - 12 19,7 1 1,6 7 11,9 20 7,4
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.99, dari 272 kepala rumah tangga yang terdata total
keseluruhan dari keempat dusun di Desa Olele menunjukkan masih ada sebanyak 20
orang anak (7,4%) yang sudah merokok.
c) Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah menjadi salah satu masalah kesehatan yang ada di Desa
Olele, Kecamatan Kabila Bone. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi
pengelolaan sampah di Desa Olele.
Tabel 3.25 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Proses Pengelolaan Sampah Di
Desa Olele
Desa Olele
Jumlah
Pengelolaan Sampah Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV
n % n % n % n % n %
Dikumpulkan Lalu
23 24,7 55 90,2 25 41,0 15 26,3 118 43,3
Dibakar
Dikumpulkan Lalu
- - 1 1,6 - - - - 1 0,4
Ditimbun
Dibuang Di
Kebun/Semak/Sawah/ 11 11,8 - - 25 41,0 - - 36 13,2
Tempat Terbuka
Dibuang di Sekitar
59 63,4 5 8,2 11 18,0 42 73,7 117 43,1
Rumah
Dibungkus Lalu Di
- - - - - - - - - -
Buang di TPA
Lainnya - - - - - - - - - -
Total 93 100,0 61 100,0 61 100,0 57 100,0 272 100,0
Sumber : Data Primer Desa Olele Tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.25, dari 272 kepala rumah tangga yang terdata total
keseluruhan dari keempat dusun di Desa Olele menunjukkan masih ada sebanyak
117 (43,1%) orang yang masih sering membuang sampah di sekitar rumahnya.
4.2 Prioritas Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada, maka langkah
selanjutnya yaitu menentukan prioritas masalahnya. Berikut adalah tabel untuk
menentukan Prioritas Masalah Kesehatan dari 3 masalah kesehatan yang ada.
Tabel 4.1 Prioritas Masalah Kesehatan Di Wilayah Desa Olele
Cos Public
No Masalah Magnitude Severity Vulnerability Total
t Consent
Kepemilikan
1 4 4 3 2 4 384
Jamban
Perilaku
2 3 4 3 2 4 288
Merokok
Pengelolaan
2 3 3 3 1 3 81
Sampah
1) Kepemilikan Jamban
Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang
tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan
sarana pembangunan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah
bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam
usaha pencegahan penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut
kesehatan lingkungan, maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan
dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber
air Soeparman dan Suparmin, 2002 dalam (Handayani, 2011).
Masalah Kepemilikan Jamban menjadi salah satu masalah
dikarenakan hanya 156 KRT yang memiliki jamban namun masih terdapat
121 KRT yang tidak memiliki jamban yang mana hal ini merupakan masalah
besar yang ada di Desa Olele.
a. Besarnya Masalah (Magnitude)
Berdasarkan hasil pendataan diperoleh 44,5% masyarakat yang tidak
memiliki jamban tentunya hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan
baru jika tidak di atasi untuk itu jamban menjadi salah satu masalah yang
kami angkat sebagai masalah kesehatan yang perlu ditangani di Desa
Olele, untuk itu kami memberikan skor 4.
b. Derajat Keparahan Masalah (Severity)
Untuk derajat keparahan masalah Kepemilikan Jamban diberikan skor
4. Karena untuk jamban sendiri rata-rata masyarakat yang tidak memiliki
jamban tidak ingin berusaha untuk membuat jamban. Hal ini dikarenakan
sudah menjadi keterbiasaan dan juga minimnya faktor ekonomi.
c. Tingkat Penanggulangan Masalah (Vulnerability)
Tingkat penanggulangan masalah ini relative susah, karena untuk
penanggulangan masalah jamban butuh kerja sama dari lintas sektor,
serta waktu yang dibutuhkan juga akan memakan waktu yang lama untuk
itu skor yang kami berikan 2 point.
d. Biaya (Cost)
Biaya yang diperlukan untuk meakukan sosialisasi membutuhkan
biaya yang cukup sedikit, untuk itu mendapat skor 2 sebab semakin kecil
skor biaya makan besar dana yang diperlukan.
e. Dukungan Masyarakat (Public Concern)
Dukungan masyarakat mengenai masalah jamban diberikan skor 4
point, Karena untuk masalah jamban sendiri masih banyak Dusun I yang
belum memiliki jamban dan sebagiannya memiliki jamban.
2) Perilaku Merokok Anak
Perilaku Merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat
terisap oleh orang-orang disekitarnya (Leavy dalam Nasution, 2007).
Masalah Perilaku Merokok menjadi salah satu masalah dikarenakan
dari 272 Kepala Keluarga hanya sebanyak 20 orang anak atau sebesar 7,4%
anak yang merokok aktif.
a. Besarnya Masalah (Magnitude)
Berdasarkan hasil pendataan diperoleh bahwa masih banyak
masyarakat yang merokok (anggota keluarganya/anak perokok), untuk
besarnya masalah merokok mendapat skor 3.
b. Derajat Keparahan Masalah (Severity)
Untuk derajat keparahan masalah merokok diberikan skor 4 point. Hal
ini karena mengingat rokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan
apabila tidak mendapatkan upaya penanggulangan.
c. Tingkat Penanggulangan Masalah (Vulnerability)
Tingkat penanggulangan masalah ini relatif mudah, karena hanya
memerlukan penyadaran kepada masyarakat untuk tidak merokok lagi.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi pada masyarakat.
Untuk itu point tingkat penangguangan mendapat point 3.
d. Biaya (Cost)
Biaya yang diperlukan untuk meakukan sosialisasi tidak
membutuhkan dana yang banyak sehingga hanya diberi 2 point.
e. Dukungan Masyarakat (Public Concern)
Dukungan masyarakat mengenai masalah merokok diberikan skor 3
point. Karena pada saat penentuan prioritas masalah, masyarakat banyak
yang meminta untuk melakukan upaya dalam menghadapi perilaku
merokok.
3) Pengelolaan Sampah
Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi
bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya) dan
umumnya bersifat padat (Sulistyorini, 2005).
Masalah pengelolaan sampah terutama TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) menjadi masalah yang terjadi di Desa Olele, karena masyarakat belum
mempunyai tempat pembuangan akhir untuk sampah yang
mereka kumpulkan di setiap rumah.
a. Besarnya Masalah (Magnitude)
Pada tabel 3.26 dapat dilihat bahwa dari 272 KRT yang melakukan
proses pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan lalu di bakar ada
sekitar 118 KRT dengan presentase (43,3%) dan yang melakukan proses
pengelolaan sampah dengan cara di buang di sekitar rumah ada 117 KRT
dengan presentase sebesar 43,1%. Untuk itu masalah proses pengelolaan
sampah mendapat skor 3.
b. Derajat Keparahan Masalah (Severity)
Untuk derajat keparahan masalah proses pengelolaan sampah
diberikan skor 3 point. Karena untuk masalah pengelolaan sampah
sebagian dari masyarakat Desa Olele melakukannya dengan cara di bakar
tetapi hanya di bakar disekitaran rumah dan di Desa Olele ini belum
adanya tempat Pembuangan Akhir dari sampah-sampah yang mereka
kumpulkan sehingga masih banyak KRT yang membuangnya di
sekitaran rumah dan di buang di tempat terbuka. sampah menjadi salah
satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan berbagai penyakit
lainnya seperti penyakit Diare, untuk itu penanganan masalah sampah
menjadi salah satu prioritas masalah.
c. Tingkat Penanggulangan Masalah (Vulnerability)
Tingkat penanggulangan masalah Pengelolaan Sampah di beri 3
point, karena untuk mendapatkan masalah proses pengelolaan sampah
membutuhkan penanggulangan. Agar dapat menekan peningkatan angka
penyakit.
d. Biaya (Cost)
Biaya yang diperlukan untuk masalah pengelolaan sampah tidak
terlalu mahal, biaya yang diperukan ini untuk penyediaan bahan untuk
pembuatan sampah mendapat poin 1.
e. Dukungan Masyarakat (Public Concern)
Dukungan masyarakat mengenai masalah pengelolaan sampah
mendapat 3 skor. Karena masyarakat sangat mendukung di renovasinya
kembali bak sampah atau Tempat Pembuangan Akhir.
4.3 Alternatif Pemecahan Masalah
a. Kepemilikan Jamban
Adapun kendala dari masalah jamban ini adalah kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, menjaga kesehatan.
Alternative pemecahan masalahnya yaitu dengan melakukan kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat untuk selalu menggunakan jamban dengan
baik dan menghilangkan kebiasaan tidak membuang air besar ke tempat WC
umum, membuang tinja di semak-semak dan terutama membuang air besar
ke laut karena dapat menimbulkan salah satu masalah kesehatan.
b. Perilaku Merokok Anak
Kendala dari masalah rokok yaitu bukan tentang pengetahuan yang
kurang pada masyarakat melainkan kebiasaan, pergaulan, dan kecanduan
terhadap rokok yang sulit utuk dihilangkan. Alternative pemecahan masalah
yang kami lakukan adalah pemasangan Baliho di Desa Olele mengenai
bahaya rokok dan asap rokok bagi tubuh. Alasan kami melakukan
Pemasangan Baliho di lapangan desa olele agar masyarakat sadar akan
kesehatan mereka jika berada di lingkungan orang yang merokok, terutama
kesadaran bagi remaja muda yang perilakunya masih bisa di ubah.
c. Pengelolaan Sampah
Kendala dari masalah proses pengelolaan sampah yaitu masyarakat
kurangnya kesadaran masyarakat tentang sampah yang mereka hasilkan dapat
menjadi barang yang bisa di jual atau dijadikan barang yang bisa di pakai.
Alternative pemecahan masalah yaitu melakukan pelatihan Ecobricks. Nah
Ecobricks adalah botol plastik yang di isi padat dengan limbah non biologic,
Ecobricks mampu memberikan kehidupan baru bagi limbah plastic dengan
cara lain untuk utilisasi sampah-sampah tersebut. Dengan alternative
pemecahan masalah ini masyarakat bisa membuat barang yang bermanfaat
dari limbah plastic. Pemecahan masalah lainnya adalah kami akan
merenovasi bak sampah yang tidak terpakai lagi untuk di jadikan sebagai
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) agar masyarakat bisa mengumpulkan
sampah rumah tangga mereka dan di buang di Bak Sampah. Sebelum
membuang ke TPA kami berharap masyarakat bisa memilah sampah yang
akan di bakar di TPA dan kami juga menyarankan kepada Petugas UMKM
yang ada di Desa Olele untuk membuat POS SAMPAH PLASTIK dimana
sampah-sampah tersebut terutama sampah plastik yang bisa masyarakat jual
ataupun ditukar ke UMKM.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan selama 4 hari di wilayah
Dusun I sampai dengan Dusun IV di Desa Olele maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut.
a) Penduduk yang berhasil didata yaitu sebanyak 272 kepala rumah tangga dengan
jumlah responden untuk wilayah Dusun I (Idanto) sebanyak 93 kepala rumah
tangga, wilayah Dusun II (Olele Tengah) dan Dusun III (Pentadu) memiliki
jumlah kepala rumah tangga yang sama yaitu sebanyak 61 kepala rumah tangga,
dan terakhir wilayah Dusun IV (Hungayo Kiki) sebanyak 57 orang.
b) Dari 272 kepala rumah tangga yang terdata total keseluruhan dari keempat dusun
di Desa Olele menunjukkan masih ada sebanyak 121 orang (44,5%) yang tidak
memiliki jamban di rumahnya.
c) Dari 272 kepala rumah tangga yang terdata total keseluruhan dari keempat dusun
di Desa Olele menunjukkan masih ada sebanyak 20 orang anak (7,4%) yang
sudah merokok.
d) Dari 272 kepala rumah tangga yang terdata total keseluruhan dari keempat dusun
di Desa Olele menunjukkan masih ada sebanyak 117 (43,1%) orang yang masih
sering membuang sampah di sekitar rumahnya.
5.2 Saran
a) Diharapkan untuk kegiatan PBL III nanti, peran aktif dari mahasiswa yang ada di
lokasi PBL selain peserta PBL lebih ditingkatkan guna menjalin keterikatan
yang lebih baik pada PBL III.
b) Diharapkan untuk kedepannya kerjasama dan peran masyarakat serta pemerintah
setempat lebih aktif dalam pelaksanan PBL III nanti.
c) Diharapkan program intervensi yang di lakukan tidak hanya berjalan saat
Pelaksanaan PBL II berlangsung namun juga tetap dapat berjalan hingga PBL
III dan seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
Jakarta: Depkes RI.
Kantor Desa Olele. 2020. Data Register Penduduk Tahun 2020. Desa Olele: Kabila
Bone.
Laporan PBL II 2020 Desa Olele : Kabila Bone , Bone Bolango
Nasution. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. Program Study Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatra Utara: Medan.
Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan Sampah dengan Cara Menjadikannya Kompos.
Jurnal Kesehatan Lingkungan . Vol. II, No.1, Juli 2005 : 77-84.
Symond Denas. 2013. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis
Intervensi Kegiatan Dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. [online]
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/115 (diakses pada
tanggal 22 Desember 2020)
Tim Penyusun. 2020. Panduan dan Jurnal Pengalaman Belajar Lapangan.
Gorontalo, Kesmas UNG.
DOKUMENTASI KEGIATAN PBL II