Anda di halaman 1dari 46
LEMBAR PENGESAHAN Laporan pendahuluan, dan laporan kasus keperawatan gawat darurat ini telah diperiksa, disetujui, dan dievaluasi oleh pembimbing lahan dan pembimbing akademik. Hari / Tanggal : N« : Ayu Agustin Pratiwi NIM 1007 STYJ20 ‘TempatPraktik _: Intensive Care Unit (ICU) RSUD Kota Mataram ‘Tanggal Pelaksanaan : 24 Mel - 29 Mei 2021 Stase + Keperawatan Gawat Darurat Prodi + Pendidikan Ners Jenjang Profesi Menyetujui, Pembimbing Pendidikan {Diana Setiawati, SKep,Ners) (Hapipah, Ners.M.Kep) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA STROKE HEMORAGIK DI RUANG ICU RSUD KOTA MATARAM OLEH: AYU AGUSTIN PRATIWI (007 STYJ 20 YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI PROFESI NERS MATARAM 2021 A LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK Konsep Dasar Medis 1. Pengertian Stroke Hemoragik Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda Klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular (Muttagin, 2013). Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara Iain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2014). Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah schingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes kke dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (M. Adib, 2013). Stroke hemoragik dibagi menjadi dua jenis yaitu intracerebral hemorrhage (ICH) dan subarachnoid hemorrhage (SAH). Gejala umum dari ICH antara lain ialah sakit kepala, muntah, penurunan kesadaran dan kejang. Penyebab dari ICH spontan dapat dibedakan menjadi (1) pembuluh arteri kecil (deep ICH dan lobar ICH) (2) pembuluh arteri besar (3) transformasi hemoragik dari infraksi cerebral (4) malformasi vascular (5) kelainan pada vena seperti cerebral venous 11 thrombosis (© kelainan hemostatik (7) ICH karena penyakit lain (tumor, penyalahgunaan zat, hypertensive encephalopathy) (Rossi dan Cordonnier, 2014). 2. Subarachnoid Hemorrhage (SAH) adalah keluarnya darah menuju ruang subaraknoid dengan atau tanpa adanya ekstensi menuju parenkim otak. SAH seringkali disebabkan oleh pecahnya aneurisma otak dan menunjukan gejala seperti sakit kepala akut dan parah (disebut juga “guntur”) dimana gejala cukup spesifik dengan onset mendadak seperti Jedakan dengan intensitas hebat dalam waktu singkat. Gejala penyerta seperti kehilangan kesadaran syncope, kejang, diplopia, mual mendukung diagnosis dari SAH. Jika terlambat ditangani, tekanan intrakranial meningkat dan kebocoran pembuluh darah menurunkan perfusi darah dalam otak schingga dapat menyebabkan cerebral hypoperfusion (Thines dan Cordonnier, 2014). a. Daerah a. Posterior Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai b. Daerah vertebrobasiler 1) Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak 2) Hemiplegi alterans atau tetraplegi 3) Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil) Efiologi Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi: . Ancurisma Berry, biasanya defek kongenital. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. ‘Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. pe Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi perdarahan Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, schingga darah arteri langsung masuk vena, menyebabkan mudeh pecah dan menimbulkan perdarahan otak. ae 5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi pembuluh darah. Selain hal-hal yang disebutkan diatas, ada faktor-faktor lain yang menyebabkan stroke (Arum, 2015) diantaranya : a. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi 1) Hipertensi (tekanan darah tinggi) Tekanan darah tinggi merupakan peluang terbesar terjadinya stroke. Hipertensi mengakibatkan adanya gangguan aliran darah yang mana diameter pembuluh darah akan mengecil schingga darah yang mengalir ke otak pun berkurang, Dengan Pengurangan aliran darah ke otak, maka otak kekurangan suplai oksigen dan glukosa, lamakelamaan jaringan otak akan mati 2) Penyakit jantung jantung seperti koroner dan infark miokard (kematian otot jantung) menjadi factor terbesar terjadinya stroke. Jantung merupakan pusat aliran darah tubuh. Jika pusat pengaturan mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun menjadi terganggu, termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu dapat mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap. 3) Diabetes mellitus Pembuluh darah pada penderita diabetes melltus umumnya lebih kaku atau tidak lentur. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan atau oenurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba sehingga dapat menyebabkan kematian otak. 4) Hiperkolesterlemia Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah. Kondisi seperti ini lama-kelamaan akan menganggu aliran darah, termasuk aliran darah ke otak. 5) Obesitas Obesitas atau overweight (kegemukan) merupakan salah satu faktor terjadinya stroke. Hal itu terkait dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Pada orang dengan obesitas, biasanya kadar LDL (LowDensity Lipoprotein) lebih tinggi disbanding kadar HDL (HighDensity Lipoprotein). Untuk standar Indonesia,seseorang dikatakan obes jika indeks massa tubuhnya melebihi 25 kg/m. sebenarnya ada dua jenis obesitas atau kegemukan yaitu obesitas abdominal dan obesitas perifer. Obesitas abdominal ditandai dengan lingkar pinggang lebih dari 102 em bagi pria dan 88 cm bagi wanita 6) Merokok Menurut berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok mempunyai kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang-orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Karena pembuluh darah menjadi sempit dan kaku, maka dapat menyebabkan gangguan aliran darah. b. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi ad 1. Usia Semakin bertambahnya usia, semakin besar resiko terjadinya stroke. Hal ini terkait dengan degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. Pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena banyak penimbunan plak. Penimbunan plak yang berlebih akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke tubuh, termasuk otak. Jenis kelamin Dibanding dengan perempuan, laki-laki cenderung beresiko lebih besar mengalami stroke. Ini terkait bahwa laki- Jaki cenderung merokok. Bahaya terbesar dari rokok adalah merusak lapisan pembuluh darah pada tubuh. Riwayat keluarga » Jika salah satu anggota keluarga menderita stroke, maka kemungkinan dari keturunan keluarga tersebut dapat mengalami stroke. Orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki resiko lebih besar untuk terkena stroke disbanding dengan orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya. 4, Perbedaan ras Fakta terbaru menunjukkan bahwa stroke pada orang Afrika-Karibia sekitar dua kali lebih tinggi daripada orang non- Karibia. Hal ini dimungkinkan karena tekanan darah tinggi dan diabetes lebih sering terjadi pada orang aftika-karibia daripada orang non-Afrika Karibia, Hal ini dipengaruhi juga oleh factor genetic dan faktor lingkungan. 3. Manifestasi Klinis Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke: a. Daerah a, serebri media 1) Hemiplegi kontralateral, sering disertai hemianestesi 2) Hemianopsi homonim kontralateral 3) Afasi bila mengenai hemisfer dominan 4) Apraksi bila mengenai hemisfer nondominan b. Daerah a. Karotis interna Serupa dengan bila mengenai a. Serebri media c. Daerah a. Serebri anterior 1) Hemiplegi (dan hemianestesi) kontralateral terutama di tungkai 2) Incontinentia urinae 3) Afasi atau apraksi tergantung hemisfer mana yang terkena d. Daerah a. Posterior Hemianopsi homonim kontralateral mungkin tanpa mengenai e. Daerah vertebrobasiler 1) Sering fatal karena mengenai juga pusat-pusat vital di batang otak 2) Hemiplegi alternans atau tetraplegi 3) Kelumpuhan pseudobulbar (disartri, disfagi, emosi labil) 4, Patofisiologi Ada dua bentuk CVA bleeding: a. Perdarahan intra cerebral Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah _berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid. b. Perdarahan sub arachnoid Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluamya darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga Karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan 02 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan 02 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi 02 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak. PATHWAY Stroke hemoragik v Hipertensi/pendarahan v Peningkatan tekana Vv Aneurisma v Pendarahan araknoid/ventrikel Hematoma serebral PTIK/herniasi serebral Ketidakefektifan perfusi jaringan Vv wv v - Penurunan kesadaran Penekanan saluran | [| _Vasopasme arteri serebral/saraf serebral v pernafasan Vv Illtschemik/infark Resiko Aspirasill - v Ketidak Efektifan Pola Nafas tilDefisit neurologi lbHlemisfer kiri ‘Hemisfer kanan wv v . llltemiplegi/parase Hemiplegi/parase WArea grocea |[<—— kanan ? v v v Kerusakan fungsi N. VI dan iGangguan Mobitas | { liResiko Gangguan | New Fisik Integritas Kulit | lihkerusakan Komunikasi verbal ‘Menurut (Nurafif dan Kusuma,2016) 5. Komplikasi Stroke hemoragik dapat menyebabkan : Infark Serebri Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi _hidrosephalus normotensif Fistula caroticocavernosum. Epistaksis Peningkatan TIK, tonus otot abnormal Pemeriksaan Penunjang a. Angiografi cerebral Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau malformasi vaskular. Lumbal pungsi Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial. CT scan kepala Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti. MRI (Magnetic Imaging Resonance) Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik. EEG (pemeriksaan aliran listrik otak) Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infrak schingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak. f. Pemeriksaan EKG Dapat membantu mengidentifikasi penyebab kardiak jika stroke emboli dicurigai terjadi (Hartono, 2010) g. Sinar X tengkorak Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawanan dari masa yang luas, Klasifikasi karotis intema terdapat pada trobus serebral. Klasifikasi parsial dinding, aneurisma pada perdarahan sub arachnoid (Wijaya & Putri, 2013). h. Pemeriksaan foto thorax Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke, menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah berlawanan dari masa yang meluas (Doengoes, 2000) (Wijaya & Putri, 2013) i. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan elektrolit, fungsi ginjal, kadar glukosa, lipid, kolestrol, dan trigliserida dilakukan untuk membantu menegakan diagnose(Hartono, 2010) 7. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain: a. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral Infark cerebral terdapat Kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan 02, glukosa dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan frekuensi) serta tekanan darah. b, Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason. Pengobatan 1) Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase akut. 2) Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik/emobolik. 3) Diuretika : untuk menurunkan edema serebral Penatalaksanaan Pembedahan Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan, Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Menurut Tarwoto (2013) pengkajian keperawatan pada pasien stroke meliputi : 1. Pengkajian a. Identitas pasien Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis. b. Keluhan utama Keluhan yang didapatkan biasanya gangguan motorik kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi, nyeri kepala, gangguan sensorik, kejang, penurunan kesadaran. c. Riwayat penyakit sekarang Serangan stroke infark biasanya didahului dengan serangan awal yang tidak disadari oleh pasien, biasanya ditemukan gejala awal sering kesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota gerak. Pada serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat pasien melakukan aktifitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain. . Riwayat penyakit dahulu Adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan. e. Riwayat penyakit keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes mellitus. e. Riwayat psikososial Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran pasien dan keluarga f. Pemeriksaan fisik 1.) Kesadaran Biasanya pada pasien stroke mengalami tingkat kesadaran samnolen, apatis, sopor, soporos coma, hingga coma dengan GCS < 12 pada awal terserang stroke. Sedangkan pada saat pemulihan biasanya memiliki tingkat kesadaran letargi dan compos metis dengan GCS 13-15 2.)Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah Biasanya pasien dengan stroke hemoragik memiliki riwayat tekanan darah tinggi dengan tekanan systole > 140 dan diastole > 80 b, Nadi Biasanya nadi normal c. Pemafasan Biasanya pasien stroke hemoragik mengalami gangguan pada bersihan jalan napas d) Suhu Biasanya tidak ada masalah suhu pada pasien dengan stroke hemoragik 3.)Rambut Biasanya tidak ditemukan masalah 4.) Wajah Biasanya simetris, wajah pucat. Pada pemeriksaan Nervus V (Trigeminal) : biasanya pasien bisa menyebutkan lokasi usapan dan pada pasien koma, ketika diusap kornea mata dengan kapas halus, Klien akan menutup kelopak mata. Sedangkan pada Nervus VII (facialis) : biasanya alis mata simetris, dapat mengangkat alis, mengeryitkan dahi, mengernyitkan hidung, menggembungkan pipi, saat pasien menggembungkan pipi tidak simetris kiri dan kanan tergantung lokasi lemah dan saat diminta mengunyah pasien kesulitan untuk mengunyah. 5.)Mata Biasanya konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, kelopak mata tidak oedema. Pada pemeriksaan nervus II (optikus) : biasanya luas pandang baik 90°, visus 6/6. Pada nervus I (ckulomotoris) : biasanya diameter pupil 2mm/2mm, pupil kadang isokor dan anisokor, palpebra dan reflek kedip dapat dinilai Jika pasien bisa membuka mata . Nervus IV (troklearis) : biasanya pasien dapat mengikuti arah tangan perawat ke atas dan bawah. Nervus VI (abdusen) : biasanya hasil nya pasien dapat mengikuti arah tangan perawat ke kiri dan kanan 6.)Hidung Biasanya simetris kiri dan kanan, terpasang oksigen, tidak ada pemapasan cuping hidung. Pada pemeriksan nervus I (olfaktorius) : kadang ada yang bisa menyebutkan bau yang diberikan perawat namun ada juga yang tidak, dan biasanya ketajaman penciuman antara kiri dan kanan berbeda dan pada nervus VIII (akustikus) : biasanya pada pasien yang tidak lemah anggota gerak atas, dapat melakukan keseimbangan gerak tangan- hidung 7.)Mulut dan gigi Biasanya pada pasien apatis, sopor, soporos coma hingga coma akan mengalami masalah bau mulut, gigi kotor, mukosa bibir kering, Pada pemeriksaan nervus VII (facialis) : biasanya lidah dapat mendorong pipi kiri dan kanan, bibir simetris, dan dapat menyebutkan rasa manis dan asin, Pada nervus IX (glossofaringeal) : biasanya ovule yang terangkat tidak simetris, mencong kearah bagian tubuh yang lemah dan pasien dapat merasakan rasa asam dan pahit. Pada nervus XII (hipoglasus) : biasanya pasien dapat menjulurkan lidah dan dapat dipencongkan ke kiri dan kanan namun artikulasi kurang jelas saat bicara. 8.) Telinga Biasanya sejajar daun telinga kiri dan kanan, Pada pemeriksaan nervus VIII (akustikus): biasanya pasien kurang bisa mendengarkan gesekan jari dari perawat tergantung dimana lokasi kelemahan dan pasien hanya dapat mendengar jika suara keras dan dengan artikulasi yang jelas 9.)Leher Pada pemeriksaan nervus X (vagus): biasanya pasien stroke hemragik mengalami gangguan menelan. Pada peemeriksaan kaku kuduku biasanya (+) dan bludzensky 1 (+). 10.) Thorak a.) Paru-paru Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan Palpasi : biasanya fremitus sam antara kiri dan kanan Perkusi : biasanya bunyi normal (sonor) Auskultasi: biasanya suara normal (vesikuler) b) Jantung Isnpeksi : biasanya iktus cordis tidak terlihat Palpasi : biasanya ictus cordis teraba Perkusi : biasanya batas jantung normal Auskultasi: biasanya suara vesikuler 11.) Abdomen Inspeksi : biasanya simetris, tidak ada asites Palpasi : biasanya tidak ada pembesaran hepar Perkusi : biasanya terdapat suara tympani Auskultasi: biasanya biasanya bising usus pasien tidak terdengar. Pada pemeriksaan reflek dinding perut, pada saat perut pasien digores biasanya pasien tidak merasakan apa-apa. 12.) Ekstremitas 1. Atas Biasanya terpasang infuse bagian dextra / sinistra. CRT biasanya normal yaitu < 2 detik.Pada pemeriksaan nervus XI (aksesorius) : biasanya pasien stroke hemoragik tidak dapat melawan tahanan pada bahu yang diberikan perawat, Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat siku diketuk tidak ada respon apa-apa dari siku, tidak fleksi maupun ekstensi (reflek bicep (-)) dan pada pemeriksaan tricep respon tidak ada fleksi dan supinasi (reflek bicep (-)). Sedangkan pada pemeriksaan reflek hoffman tromer biasanya jari tidak mengembang ketika diberi Teflek (reflek Hoffman tromer (+)) 2. Bawah Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat pemeriksaan bluedzensky I kaki kiri pasien fleksi ( bluedzensky (+). Pada saat telapak kaki digores biasanya jari tidak mengembang (reflek babinsky (+)). Pada saat dorsum pedis digores biasanya jari kaki juga tidak beresponn (reflek caddok (+)). Pada saat tulang kering digurut dari atas ke bawah biasanya tidak ada respon fleksi atau ekstensi (reflek openheim (+)) dan pada saat betis diremas dengan kuat biasanya pasien tidak merasakan apa-apa (reflek gordon (+)). Pada saat dilakukan reflek patella biasanya femur tidak bereaksi saat di ketukkan (reflek patella @). g.. Pola kebiasaan sehari-hari 1. Pola kebiasaan Biasanya pada pasien yang pria, adanya kebiasaan merokok dan penggunaan minumana beralkhohol 2. Pola makan Biasanya terjadi gangguan nutrisi karena adanya gangguan menelan pada pasien stroke hemoragik schingga menyebabkan penurunan berat badan. . Pola tidur dan istirahat Biasanya pasien mengalami kesukaran untuk istirahat karena adanya kejang otol/ nyeri otot . Pola aktivitas dan latihan Biasanya pasien tidak dapat beraktifitas karena mengalami kelemahan, kehilangan sensori , hemiplegi atau kelumpuhan . Pola eliminasi Biasanya terjadi inkontinensia urin dan pada pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus . Pola hubungan dan peran Biasanya adanya perubahan hubungan dan peran karena pasien mengalami kesukaran untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara 7. Pola persepsi dan konsep diti Biasanya pasien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan tidak kooperatif (Batticaca, 2008) » = y 2 2. Diagnosa Keperawatan ep ay . Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak terhambat Resiko aspirasi Ketidak efektifan pola nafas Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak Resiko kerusakan integritas kulit Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan _kerusakan neurovaskuler. 3. Rencana Keperawatan © Nyeri ——ektermitas ‘menurun © Tekanan daran sistolik membaik © Edema perifer menurun No Diagnosa Taju: Intervensi Keperawatan SDKI ‘SIKI 1. | Ketidak efektifan | Diharapkan Ketidak Perawatan sirkulasi operfusi _jaringan | efektifan operfusi ‘Tindakan ; serebral Jaringan serebral Observasi meningkat dengan kriteria hasil : + Periksa sirkulasi perifer(mis, Nadi © Denyut nadi_perifer perifer, edema, pengisian kalpiler, mengkat warna, subu, angkle brachial index) © Kramototmenurun | © Identifikasi faktor resiko gangguan © Kelemahan ——_otot sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, menurun ‘orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi) * Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas Terapeutik © Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi © Hindari pengukuran tekanan darah pada ckstremitas pada keterbatasan perfusi ‘© Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera * Lakukan pencegahan infeksi + Lakukan perawatan kaki dan kuku + Lakukan hidrasi Edukasi * Anjurkan berhenti merokok © Anjurkan berolahraga rutin + Anjurkan mengecek air mandi ‘untuk menghindari kulit terbakar © Anjurkan — menggunakan —obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan —_penurun kolesterol, jika perlu + Anjurkan ‘minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur © Anjurkan menghindari penggunaan bat penyekat beta © Ajurkan melahkukan _perawatan, kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki) © Anjurkan program —rehabilitasi vaskuler © Anjurkan program diet _untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah Temak jenuh, minyak ikan, omega3) * Informasikan tanda dan geja darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, iuka tidak — sembuh, hilangnya rasa). ‘Manajemen Sensasi Perifer Tindakan ‘Observasi ‘© Identifikasi penyebab perubahan sensasi ‘© Tdentifikasi penggunaan lat pengikat, prostesis, sepatu, dan pakaian © Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul ‘© Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin * Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi_ dan tekstur benda © Monitor terjadinya parestesia, jika perlu © Monitor perubahan kulit © Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena Terapeutik © Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin) Edukasi © Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air © Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak © Anjurkan —memakai —sepatu lembut dan bertumit rendah Kolaborasi © Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu + Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu 2.__] Resiko Aspirasi Diharapkan Resiko Pencegahan aspirasi Aspirasi menurun dengan | Tindakan : Ikiteria hasil: Observasi ‘* Kelemahan oto} © + Monitor _tingkat-—_kesadaran, ‘menurun batuk, dan kemmapuan menelan * Kemampuan menelan| — ¢ —Monitior status pernapasan menurun © Monitor bunyi napas, terutama © Kebersihan — mulut setelah makan/minum ‘meningkat © Periksa residu gaster sebelum © Sianosis menurun memberikan supan oral © Batuk menurun © Periksa —kepatenan _selang nasogastrik sebelum memberikan asupan oral ‘Terapeutik © Posisikan semi Flowler (30-45 derajat) 30 menit _sebelum memberikan asupan oral + Pertahankan posisi semi Flowler (B0-45 derajat) pada pasien tidak sadar © Pertahankan kepatenan jalan napas(mis. Teknik head tilt chin Lift jaw thrust, in line) © Perthankan —_pengembangan balon endotracheal tube (ETT) © Lakukan — penghisapan jalan napas, jika produksi sckret meningkat © Sediakan suction diruangan ‘© Hindari —memberimakanan melalui selang gastrointestinal, jika residu banyak * Memberikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak © Berikan obat oral dalam bentuk cair © Anjurkan makan secra perlahan © Ajarkan strategipencegahan aspirasi © Ajarkan teknik mengunyah atau ‘menelan, jika perlu 3 [Ketidak ~~ efektifan ] Diharapkan Ketidak “Menejemen jalan nafas pola nafas efektifan pola nafas membaik dengan kriteria hasil : ‘* Monitor pola nafas © Frekuensi nafas| © Monitor bunyi nafas tambahan membaik * Monitor sputum * Kedalam nafas membaik Terapeutik © Tekanan —ispirasi| * Pertahankan kepatenan jalan meningkat nafas dengan head tilf dan chen lif Posisi semi fowler Berikan minuman hangat Berikan oksigen Lakukan —pengisapan —_lendir kurang dari 15 detik ‘* Lakukan fisiso terapi dada, bila perlu Edukasi © Anjurkan —asupan —_cairan 200mV/hari ‘* Ajarkan tehnik batuk efektif Kolaborasi © Kolaborasi pemberian bronkodilator seer Pemantauan Respirasi Tindakan : Observasi : © Monitor frekuensi, irama dan kedalaman upaya nafas Monitor pola nafas Monitor kemampuan — batuk efektif Monitor adanya produksi sputum Monitor satu rasi oksigen ‘Auskultasi bunyi nafas Monitor adanya sumbatan jalan nafas © Palpasi kesimetrisan ekspansi paru Terapeutik * Atur interval —_ pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien © Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi © Jelaskan tujuan dan prosedur _pemantauan 4 Gangguan mobilitas | Diharapkan Resiko Dukungan Ambulasi fisik Gangguan mobilitas fisik | Observasi meningkat dengan kriteria | ‘Identifikasiadanya nyeri atau hasil : keluhan fisik lainnya . Pergerakan ektermitas © Identifikasi toleransi fisik meningkat melakukan ambulasi . Kekuatan otot © Monitor frekuensi jantung dan meningkat * Rentang (ROM) meningkat © Nyeri menurun © Keku sendi menurun © Kelemahan fisik ‘menurun tekanan darah sebelum memulai ambulasi * Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi Terapeutik © Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk) © Fasilitasi_melakukan mobilisasi fisik,jika perlu ‘© Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam = meningkatkan ambulasi Edukasi @ Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi ‘© Anjurkan melakukan ambulasi dini ¢ Ajarkan ambulasi sederhana yang hharus dilakukan (mis. berjalan dari ‘tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi) 4, Implementasi Selama tahap implementasi perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan.Instruksi keperawatan diimplementasikan untuk membantu Klien memenuhi Kriteria hasil, Dalam implementasi terdapat tiga Komponen tahap implementasi, yaitu: tindakan keperawatan mandiri, tindakan keperawatan kolaboratif, dan dokumentasi tindakan keperawatan dan respons klien terhadap asuban keperawatan. 5. Evaluasi Keperawatan Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan, Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnyasecara umum, evaluasi ditujukan untuk melihat dan menilai kemampuan Klien dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai. Evaluasi terbagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan, dirumuskan dengan empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, subyektif(data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (pembandingan data dengan teori), perencanaan. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Muttagin, Arif. 2013. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta : Salemba Medika PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta DPP PPNI Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta: Salemba Medika Potter, Perry.2015.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4.Jakarta: EGC. Tarwoto dan Wartonah.2013.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba. Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing. 4. Denpirar 1. tdenthar pann 1m A # Laki- Cake -05- 123: TA gar ale Tenaya Ee Mh nog TO: 20/140 Nadisto be/mRR: IP fment Cunu:36,7C pena iat Elen eae Fa fe rweing leu pied nae dengan beluban badan lemas sebelah birt, Yerage ths, bbie mencorg, dedeipatkan hasi| meriksaan klren tikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 © Program Studi i [eat gelite, Fen Jompal lemar fal bia aap) rr :bqx/m 8 nel To 2 ISS 3 tqx/m 6: 364°C | ies ae ma ikcaan Yang di i Eee Paueri an Yalu” twayat berehaton Maca (alu. = wayat penyakit Yai rnah Clalemi [keliarga Hen Mengatakan ken porsak maxgaleon”pemabt —Janturg, Cam Urat, dan kolestrol + lo tahun yong lu — ee eigy meng cones bat dan lien lalu_Atpawa tee RS Cettap bulan LE ereschadanwaas a operas Eeluarga Elien mengatakan lien belum pernal melakuban = operas; C)_Altergi : 1 kel varga_Elien mengatakan E[ien fidal ada alergi_obat Obatan dVaupun melonan a) kebiasaan : | belvovga blien mengatakan Eten minum Fopi pada pag hart: Le Riwoyat Kresehaten ‘Feloarga - \ntar a 8 | afer wT tight b) keeterargan ) eater ae | | — Oe re ranma @ = Perempuan Meneggal aris’ Perleawinan Garis _fretururan Ting gal _gerumal. en Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 ll. PENGRATIAN pERsisTeMt S. Sistem Perna pa E = Pea pase Poe = fiat! ada napas Cuping hiderg = tidak perhjHat adanjia polip = Frekwensi raipas t ht - Bentuk dada Sim = Tidal_ada_bunyi napay tambalian Ceperti wheering an ronbhi = 0,3 Upm_memakei'Nasal fonul Jmenct- b.tilem kardipvas Calan. Sea He uaagataen Fie aE mergalont ay duerga Hlien “Wengatakan Elen fiat wergalant nyeri = keeluowga lien mengatakau Hee tidak bea mengqerakkan hadan tebe Z Perobahan wensi [qumlah urine: Feloarqa ata ten Sebelum Saket ee [he art, Tanda elelaih Caled Elen Ferpacang folang [iat b) Tanda (objeleti Ja One ng lB mle = MAP = 102 m1 ain = Map = (2 ( (diagtol) 4 Sistol ) p> (2 (9s) + Iss) MAP = 308 3 Map: (02 May Map normal = (30 - ilo wwoatly sNatan sole dup 7s, — Janbung = up u = Bounyi -h p= cup Lo font a a paubecoran Veria Jig) lenis. cs aca te pul membran mulcoia enna, pu ieeiltaah 4. Pang an4 ayn diva_anemit Sle . tes ~ ithus Colt: Seaiba Pada _[nteraCostal birt Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 Giclem Gas eh eckeal | a) Beale sub jek dee) a= Diet biosa? ieleaea Elien mengataken dibertkon Sabu 1 fan den, ur al 21 Thanet =_trehila if malean + iealiarax Velien mengatakan sebaunt al it Ielien jwalean 2x Setar’ minum b2> qelar. Lead cat Hien hanya ctberiBen Susu yx/her don hart. = Alergi ; frelvarga lien menga takan |elien fdak ada ale bat - obAtan maup un Yinakenan. = Nyer tila bate : Keelscega Elen mergatalen Elven dak Mengalemi pyer’ Ule hot = Wala nengangal_ dh mendlen* Reloarga Elen eeopttakee tidak ada matalah saat mengunyah dan menelen. = Eliminas? bab :“heluarga klten mengatakan Selama maak RS Hledn fidak Perth BAB Selama 3 hart. by. ayer anda) = Well: en _m-endlapa-ttan cet Cori ee: 6x 200 CC Susu be: i 28 me 4 Hm = = Maker bie babe ring - Gigi: Om pong pibic fempat ls = Gk = Tampak [eotor dan berwarna merah muda tidak ada peradorgan Slabs i pak ‘iahise Hee ferdapat (arowan = fronds: _giqt's [turora Bercih, berwarla_[eunr, = Ris Uwe sw leat’ 7menct clan’ 6-30 fk aca_ny ere’ teean pada eibdomen 3 Ted Selame? 4 han Elen belum pemak BAB = tidak ace pembesavan KKelenjor dypoid 8. Sishem Nlewro ms a) Gejala Csubj Csubjekkg = Rasa “Tegi pin can [pusin elvarga 298 Elten menga falean acing 7 = Relea a ae pos an en mengalernt tabet frepala epala ‘ ee nts peca a pam lal ar ofak — eee eg Wleejeon fa seh bangan Langan pial dba? Minka Fe [- x feropi ob at» i] Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 Ste Bi 7 meat a renin jala (ol -_Resadaran : irtum (0-11 = GC = Bicara = pul —— (soleor (fearon pupil Fea] Aum *) waktu > Eien Jedal mampu mergdentfitedon hark : walla lemanya”, Elcen cli faut elt RE “Tem pat 7 Kren mampu~Menyebutkan dérinya berada ARE dal Celalememnta unfut pulang tos 7 rama ber ; = in. i Ke ya ng Elen pels pati ing i Bhegery 4- z Sisfem Masulert lefal. jal C e SubpeLtce) = Pekerjacn J heelloga Hien Mangertaban Eelien belzeqa e’ NGC. Sebaget I Cupir - Aberifar fang: otc Elen Pan Klan J Melokokon abfivtar|dang dlengan quduk di atau betishrabad. = Riweyad Giana [Race lalcoan 1 eleorsa Hon ney, Klien Kdak pera Codera / berelaloon Enya. Seba = Sendi feta labl = feeleongh Hliog maraafaben kf ran mengalami kaka (edd ditobab koa merurvanya maria obat. b-) Tanda Col eEy — = Respon abklcvifor Yang deminote = Moka fonuc ofot “311 feberangan + 3/¢ =hanya_mowpba at 2 eth oa Gravitasy Ye = tidak wompu welakukan gaya gravtfoss (gerakan Asie Ye kontraks_otok dapat at pal pase fanpa grr Petrencan tah dobuls = = = _Integvifac_frult north ~_lassrasi [robekgn = Tidak ada laseran 2 Tidak ada falca Lalar Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 = Terdopat jecbir 23 eae feet wf femiae di ceaden tt dan Fanon. i ermbangan pf csara at vor one ae cielo: EP bans net png digo Ginter folal fe. = pengkajion fingkat Feferqantungan o) Maan iat ed 4 melataln rilainya oO : rgantung Ora i *}-peawaten ake pee-bontoan piaag! 3 perpaleataus i parla antuan _pilatn a ra = Ai cog + kadary labonencid ( Seleati foots 7g 94) js niet temt nilainya | pare unaay, fotlee : “regarlg pada. orang lain +) Berpindal (tdur T duduk ), = Fah bantoan rang [ean f. nilainye 1 |e} ifte tidak begerak “/ [idak mampu rilacya O : gag gat run Hara ga at lnphemnens fa lak “mompu _filainya eg a wp foe kelegeatngen = Guan _ oto a 7 S sang _Infur fe to) tsfem Perteaniiher jalla Saye pale. rma yea hag Tara: Lite Warna boning by) Tanda ia bj CEM een a ta "Sistench Fancleng komik, telak ada fang, Yash pee fe, tempal_fenngysn = 3 pat ee ples or Ban: - Hdak ada nyert eleanT pada \ealaaatemih= > deuerenr J leh urine im jens adorn a a Si Bp Sebel Bi kg Cerudah ota to Mugah [lc [ebih_ muda nog : tg al 2 2 Coe eee ey Gallon Par Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 | issn rein, slong de io ronpal ~empak Favang berth fetes jeampal EID, raat He oa se (ig oa re donte| ie rerawwakan generalce > = hes F da era or age perseps: | Se ert arg elt ang a lien aialeat per Ml ater | a fe algaga HizA_mengaieea ee |b tend ae wena cl} ai eyes kien mercléngar fon a iadige | ~_ pendengaran eee ake perngg if oleh” Feloargany = panglchakan Normal kien mengenal ealaréh ‘celommonga —gectpan + Stermer!, “hisa Werergakan rasa mans _ 5 pay aad casa dan jus bak yang A bertkan. Flerma) felien bisa _W@rasakan Aroma mngak bagu ~ pulih. —portbian i Noma) memberiban edit Peppan bile ok Gentuh. = Penctuman Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 % barance Caran MP: tape : 1% cc (yon fant» 6*200 = 1200 Ce/eg Sn Obet + 1.399,6 & JY RD Ouput ." une: tt fy “on We > Baxk @ G0 «it “720 BC: Mapu — output 2 Clee} (200 4 7-39,6) -C wee #1200) = £09, E - 2300 2 399, £ CC Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 Fikosoral, Budaya olan Gpictlval |__= Perboloqie +) Perasaan: tlen Cefe[ah mengalami masolah ini kelaran Héea Mergniaban Eien ferliha,) tedh dan aelirak dengan leondlisinga Cat int *) Carn miengatasi perasaan tertebyd : Welvaqa” blien mengntakan menganiurkan plien untuk beristiagor v +) pengetahvan Elien fenfarg penyakel : Kefverga [efien mengata bah Tle Paham olengon perynket fang didertta = Sonal +) _Abttvifar / Peran matyorrakat : teluarga Elien mergatatan Flien tidak berbaur dengan Masyerakat Klien hanya ducluk ditvan tamu [bertshirahak 2) _febacoan [erg eu jen ey tela ele Lubat: Melvarga Ble mets oa jidak ada |eobiasann _lagkun. Yang Aidak déeSuket barena Efien hanya di rumaky dudak di rvarg tomy / beristtrahat oltkamar. +) Budaya Helvarga lelien mergatakan lien menalut budaya | Sask + 21 Tahun Fngleal dt Mataram menar beat anae a = Rebdtatan dleilam Ting ewngan budaya iS “Oata penunjang 1) Pemerikeaan Unboratorium fonggal 34-05- 3 “4, Epineritsaanfoatlesid [igaivan [Nibirajukan Eatlirh at ofogi Lenaba| feiméa_ darah Sept we We ig - Yo S60T 26 We | 4 MB Clukeca Seasakbu | 205 gla to- 920 — Urea dlarah 20: | M4 1}.0- 43-0 Eereatinin darah | o. Oral 0.80 - 1-36 | Nak, ¢l Nadriun darah Falium cera “Klerda darah | mend J | 136 = FE mmo{ [|_| 3-5 - £-1 morol [1_| 98 = [oz Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 a log’ fe therax (23/95/2021) an Eh | Pemeri cre Paul Batas jonting bet) + 6( batar jandung ka nan) xlooy FC yarak ferfuas_ Parmonal = $cm +P cm x (00% Bye = O”$3 x (00% 233% Kardiogemalt Teeleranaqan Rlormal Atjat CTR - 260 Jo Kardiogemali Nila ctr >90% by Manbal Cefebra TangGa4] 23 - o¢- 2021 Aplenempilan: tpedin, Unlerverebraly Ca -3.lg-Y ly 3 US Lae gan lereaileritas endplate La 3h 2) Pemeribiaan Cr scant “tangga| 23 Mei 2021 Hen pemertksaan Terdopad [esi Hpedema pada daerah 9a%g ira don Lebus' Parlentatis Gnitfra apropl cerebre, Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 2) pemeri — 4 Pemer if saan Alum in SGPT joey, t Urea dara 33.6 | ma qe 1}:6 -Y3-0 Keafnin darah__|1- 02 “lA 0.00 - 1-30 Na, i cl = Natetum darah Fry mmo] /L Ine -lys [ium darah Yvo_| mmol /t 3.5 - 5.1 el Keloréda_derah 92 | mmol JL gh ley Tempt yang ale Berikem at ama Obat | Dosic [Aturan pakat 1. [Infas Nac! one eo0c | /2y jam 2- Infus Resfor tooce | /12 3. | NJ. Sepop sed gr | (a jam t bes me ‘ol | toocc | / tayam s: ng tle 00 mng ‘ai yam b- ‘ald some | fap Jom 2 | kanker asmg| [ay jam | Cowcolin. som, | /2q jam : { Hr t { Program Studi Ners Stikes Yarsi Mataram Tahun Ajaran 2020/2021 ANALISA DATA NO SYMPTOM ETIOLOG! PROBLEM 1-1 Ds: i C —| eelnrge Elen meron Soke flenecast ape rme? (en menaalom Ketan Pasay Mebabollan ees batasan Germk Pada bitca Ferganqu os agian fubuh Sebelak ay evr, Peruronm Suplay _darak dan_0z Fe otak Do: I . & Llength - Rete Perpusi_Selebral : 2. hi efek EP. Th: Iso [ay a é 2 63 Guha 368°C RR: (ax/m Spor + 99Ye =e ‘pupi] ; (sofer UEuran pupil y am Tyme CT Sean dapat Tes. i ma pada [Aaerah gana, 1 fan_[obu¥ Parken: fir Sine fra Odrog, Celebre. 2] Ds: Denurunan fefeaten | panqquan —Fedvarga blren_menga - oft [MobitiFos Falean” Gemoa_abtertlas Pistle. Flien cébanku. Keurakan pwat qerak : Do: sy motorit. tt [obus pronfelif

Anda mungkin juga menyukai