Anda di halaman 1dari 26

Definisi Kanker Payudara

Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan


yang abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke
jaringan-jaringan normal. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan adalah
pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada
bagian tubuh tertentu seperti payudara.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO
dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode
nomor 174 untuk wanita dan 175 untuk pria.
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada
payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut
merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun
fungsinya.
Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak
melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula
membesar akibat dari penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening
dan tumbuh di kelenjar getah bening. (Lubis, 2012)

Etiologi dan Faktor Resiko Kanker Payudara.


Kubba (2003) menyatakan bahwa etiologi kanker payudara bersifat multifaktoral
yang mencakup faktor genetik, lingkungan, dan reproduksi. Ketiganya berinteraksi
melalui mekanisme yang kompleks. Dampak dari faktor lingkungan dan reproduksi
tergantung pada usia wanita. Faktor lingkungan dan gaya hidup adalah merokok.
Faktor resiko terjadinya kanker payudara adalah :
a) Jenis kelamin
Berdasarkan penelitian, wanita lebih beresiko menderita kanker payudara daripada
pria. Prevalensi kanker payudara pada pria hanya 1% dari seluruh kanker
payudara.
b) Faktor usia

1
Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap
sepuluh tahun, resiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker
payudara terjadi pada usia 40-50 tahun
c) Riwayat keluarga
Adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga merupakan faktor resiko
terjadinya kanker payudara.
d) Riwayat adanya tumor jinak payudara sebelumnya
Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas.
e) Faktor genetik
Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan
gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yaitu gen suseptibilitas
kanker payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker payudara adalah sebesar
80%.
f) Faktor hormonal
Kadar hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi perubahan hormon pada saat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
g) Usia menarche
Berdasarkan penelitian, menarche dini dapat meningkatkan resiko kanker
payudara.Ini dikarenakan terlalu cepat mendapat paparan dari estrogen.
h) Menopause
Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan resiko
kanker payudara 3 %.
i) Usia pada saat kehamilan pertama >30 tahun.
Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan
usia wanita saat kehamilan pertamanya.
j) Nullipara/belum pernah melahirkan
Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko kanker payudara
sebesar 30 % dibandingkan dengan wanita yang multipara.
k) Tidak menyusui

2
Berdasarkan penelitian, waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek yang
lebih kuat dalam menurunkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan adanya
penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui.
l) Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama, diet tinggi lemak, alkohol, dan
obesitas.
m) Usia (resiko Ca mammae meningkat pada wanita yang berusia > 50 tahun)
n) Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2; mutasi pada gen tumor p 53
o) Riwayat pribadi ca mammae/kelainan mammae pada mammae sebelahnya
p) Ras ( wanita kulit putih kebih beresiko dari wanita kulit hitam)
q) Hasil biopsi mammae
- hyperplasia atipikal
- penyakit proliperatif mammae tanpa sel atipikal atauhiperplasia biasa
- perubahan fibrokistik tanpa perubahan proliferatif
r) Gaya hidup, diet tinggi lemak dan protein, rendah serat.

Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor
terpenting Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan
resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan
dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker
sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari
terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya
memainkan peranan penting. Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat
oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50
tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat
ditemukannya kanker
adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam
perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsialkohol,
kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik. (Rasjidi, I., dan Hartanto, A.,
2009)

3
Faktor risiko

Faktor-faktor yang memiliki risiko berhubungan dengan terjadinya kanker payudara


diantaranya, adalah :

a. Umur
Wanita yang berumur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko kanker
payudara lebih besar dibandingkan umur kurang dari 40 tahun. Hal ini
dikarenakan pada umur ini kebanyakan wanita melakukan mamografi. Pada
pemeriksaan payudara setempat. Banyak kasus kanker payudara ditemukan
terjadi pada wanita berumur antara 40-64 tahun.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh untuk terjadinya kanker payudara, wanita
mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan pria. Menurut penelitian di Inggris
99% dari semua kanker payudara terjadi pada wanita dan pada pria hanya 1%
saja.

c. Umur Menarche

Pada wanita yang riwayat menarchenya lambat insedensinya lebih rendah


akan tetapi menarche awal (dibawah 12 tahun) termasuk dalam faktor risiko
terjadinya kanker payudara.

d. Umur Menopause

Wanita yang menopausenya terlambat atau lebih dari 50 tahun


mempunyai risiko terkena kanker payudara lebih besar dibandingkan wanita
yang umur menopausenya normal yaitu umur kurang dari 50 tahun.

e. Riwayat keluarga dengan kanker payudara


f. Paritas
Paritas merupakan keadaan yang menunjukkan jumlah anak yang pernah
dilahirkan. Wanita yang tidak mempunyai anak (nulipara) mempunyai risiko
insiden 1,5 kali lebih tinggi dari pada wanita yang mempunyai anak (multipara).

4
g. Tidak menyusui anak
h. Pajanan Radiasi
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada
berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
i. Obesitas dan konsumsi makanan lemak tinggi
(Ambarsari, 2010)

Epidemiologi Kanker Payudara.


Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker
payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya,sebanyak 350.000 di antaranya
ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang .
Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim.
Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70% dari
penderita memeriksakan dirinya pada keadaan stadium lanjut. (Moningkey, 2000).
The American Cancer Society memperkirakan hampir 1,4 juta kasus baru kanker
payudara invasif pada tahun 2008. Selama 25 tahun terakhir, tingkat insidensi kanker
payudara telah meningkat secara global, dengan tingkat tertinggi di negara-negara
barat.Selain kanker payudara invasif, 62.280 kasus baru pada kanker payudara in situ
terjadi di kalangan wanita di tahun 2009. Sekitar 85% di antaranya karsinoma duktal in
situ (DCIS). (Swart, 2010)
Kesimpulannya di negara maju lebih rentan terjadinya kanker payudara jika
dibandingkan dengan negara-negara berkembang.Hal ini dikarenakan berbagai
macamfaktor salah satunya yaitu faktor gaya hidup yang kurang baik seperti minum
alkohol, merokok, dan sebagainya.

Patofisiologi Ca Mamae

5
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

HILANGNYA KONTROL PROLIFERASI SEL PAYUDARA

SEL PAYUDARA BERPROLIFIKASI SECARA TERUS MENERUS

HILANGNYA FUNGSI APOPTOSIS

HILANGNYA KEMAMPUAN MENDETEKSI SEL RUSAK

SEL – SEL ABNORMAL BERPROLIFERASI TERUS - MENERUS

PENINGKATAN JUMLAH SEL ABNORMAL

BENJOLAN / TUMOR

BERKEMBANG

MEMBENTUK SEGEROMBOLAN SEL TUMOR

KANKER PAYUDARA

MENSUPLAI NUTRISI KE MENDESAK KANKER PAYUDARA MENDESAK SEL SARAF


JARINGAN CA JARINGAN SEKITAR
MENDESAK PEMBULUH
HIPERMETABOLISME DARAH INTERUPSI SEL SARAF
MENEKAN JARINGAN
KE JARINGAN PADA MAMMAE
ALIRAN DARAH
SUPLAI NUTRISI PENINGKATAN TERHAMBAT NYERI
JARINGAN LAIN KONSISTENSI MAMMAE
NEKROSIS JARINGAN

BB MENURUN
BAKTERI PATOGEN

NUTRISI KURANG DARI


KEBUTUHAN TUBUH RESIKO INFEKSI METATASE

UKURAN MAMMAE MAMMAE


PARU - PARU TULANG OTAK
ABNORMAL MEMBEGKAK

GANGGUAN FRAKTUR GANGGUAN


MASSA TUMOR VENTILASI PATOLOGIS, PERSEPSI
MAMMAE KURANG
MENDESAK KE NYERI KRONIK, SENSORIS
ASIMETRIS PENGETAHUAN JARINGAN LUAR HIPERCALSEMIA

GANGGUAN CEMAS
CITRA TUBUH
INFILTRASI PLEURA PERFUSI JARINGAN
PARIETAL TERGANGGU

EXPANSI PARU GANGGUAN


INTEGRITAS KULIT
6
GANGGUAN
POLA NAPAS
MANIFESTASI KLINIS Ca Mammae
Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain :
a. Ada bejolan yang keras di payudara
b. Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu
mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
c. Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus),
mengeluarkan cairan atau darah
d. Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk,
mengkerut, atau timbul borok pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin
membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering
berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada
puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah
besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang,
kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
e. Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk.
f. Adanya benjolan-benjolan kecil
g. Ada luka di payudara yang sulit sembuh
h. Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak
i. Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi tetap harus
diwaspadai)
j. Terasa sangat gatal di daerah sekitar puting
k. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak
terasa sakit
l. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali degan mengetahui kriteria
operabilitas Heagensen sebagai berikut :
a. Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
b. Adanya nodul satelit pada kulit payudara;

7
c. Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
d. Terdapat model parasternal dan nodel supraklavikula;
e. Adanya edema lengan dan metastase jauh;
f. Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter
lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

Klasifikasi kanker payudara

 Menurut stadium
Stadium klinis kanker payudara yag banyak digunakan adalah klasifikasi
kanker payudara menuru international union against cancer (uicc) yang
berdasarkan besar tumor , kelenjar aksila dan metastasis yang disebut dengan
TNM. Berdasarkan gambaran gejala klinik, kalsifikasi TNM menurut International
Union Against Cancer (UICC) adalah:

T= Tumor Primer
Tx = Tumor primer tak dapat diperiksa
T0 = Tidak terdapat tumor primer
Tis = Karsinoma in situ
Tis (DCIS) Ductal carcinoma in situ
Tis (LCIS) Lobular carcinoma in situ
Tis (Paget) Paget disease
T1 = Ukuran tumor 2 cm atau kurang
T1a = Ukuran tumor lebih dari 0,1 cm dan tidak lebih dari 0,5 cm
T1b = Ukuran tumor lebih dari 0,5 cm dan tidak lebih dari 1 cm
T1c = Ukuran tumor lebih dari 1 cm dan tidak lebih dari 2 cm
T2 = Ukuran tumor lebih dari 2 cm dan tidak lebih dari 5 cm
T3= Ukuran tumor lebih dari 5 cm
T4 = semua ukuran tumor dengan ekstensi ke dinding dada atau kulit
T4a = Ekstensi ke dinding dada

8
T4b = Edem (termasuk peaud’orange) atau ulserasi kulit payudara, atau satelit
nodul pada payudara ipsilateral
T4c = T4a dan T4b
T4d = Inflamatory carcinoma

N = Node /Limfonodi Regional (Kelenjar Getah Bening Regional)


Nx = Limfonodi Regional tak dapat diperiksa
N0 = Tak ada metastasis di Limfonodi Regional (di ketiak/ aksila)
N1 = Metastasis di Limfonodi aksila ipsilateral mobile (masih dapat digerakkan)
N2 = Metastasis di Limfonodi aksila ipsilateral fixed (sulit digerakkan)
N2a = Metastasis di Limfonodi aksila ipsilateral fixed antar limfonodi atau fixed ke
struktur jaringan sekitarnya
N2b = Metastasis di Limfonodi mamaria interna
N3 = Ada metastasis diantara tulang selangka (supral lavicula) atau pada
kelenjar getah bening regional mammary internal di dekat tulang sternum.

M = Metastasis jauh
Mx = Metastasis jauh tak dapat diperiksa
M0 = Tak ada metastasis jauh
M1 = Metastasis Jauh

Ketiga Faktor tersebut kemudian di gabungkan dan di dapatkan stadium kanker


sebagai berikut:
Stadium 0 = T0 N0 M0
Stadium I =T1 N0 M0
Stadium IIA =T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
Stadium IIB =T2 N1 M0
T3 N1 M0
Stadium IIIA =T0 N2 M0

9
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
Stadium IIIB =T4 N0,N1,N2 M0
Stadium IIIC =Setiap T N3 M0
Stadium IV =Setiap T Setiap N M1

Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal


marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis.
b. Test diagnostik lain:
 Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
 Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy,
Eksisi biopsy

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :

1. Pemeriksaan payudara sendiri

2. Pemeriksaan payudara secara klinis

3. Pemeriksaan manografi

4. Biopsi aspirasi

5. True cut

6. Biopsi terbuka

7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,


pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

10
1.Mammografi

Kelebihan mamografi adalah dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi atau
terpalpasi atipikal menjadi gambar, dapat menemukan lesi mammae yang tanpa nodul
namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, dapat digunakan untuk analisis diagnostik dan
rujukan tindak lanjut. Ketepatan diagnostik sekitar 80%.

2.USG

Transduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat membedakan
dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga dapat mengetahui pasokan
darahnya serta kondisi jaringan sekitarnya, menjadi dasar diagnosis yang sangat baik.

3.MRI mammae

Karena tumor mammae mengandung densitas mikrovaskular abnormal, MRI mammae


dengan kontras memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma
mammae stadium dini.5

4.Pemeriksaan biopsi

Cara biopsi dapat berupa biopsi eksisi atau insisi, tapi umumnya dengan biopsi eksisi.
Di RS yang menyediakan dapat dilakukan pemeriksaan potong beku saat operasi. Bila
tak ada perlengkapan itu, untuk karsinoma mammae yang dapat dioperasi tidak sesuai
dilakukan insisi tumor, untuk menghindari penyebaran iatrogenik tumor.

PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

1) Mastektomi radikal yang di modifikasi : keseluruhan jaringan payudara


diangkat bersamaan dengan nodus limfe aksilar
2) Pembedahan payudara konservasi : lumpektomi, mastektomi segmental,
atau kuadra nektomi, dan di seksi aksilaris diikuti dengan terapi radiasi
terhadap penyakit mikroskopik residual

11
3) Mastektomi memberikan kesempatan maksimum pengangkatan tumor
dan nodus yang terkena
4) Serangkaian terapi radiasi sinar eksternal pada masa tumor untuk
mengurangi kemungkinan kekambuhan dan eradikasi kanker residual
5) Kemoterapi diberikan untuk eradikasi penyebaran mikro metastasis
penyakit.
6) Regimen CMF atau CAF adalah protocol pengobatan yang sering.
7) Transflantasi sumsum tulang autolog( ABMT)
8) Terapi hormonal berdasarkan index reseptor estrogen dan progesterone
9) Bedah rekonstuksi (Diane C, Baughman. 2000)

Pencegahan Ca Mammae
Strategi pencegahan pada prinsipnya, dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar yaitu pencegahan pada lingkungan, pada panjamu, dan milestone. Hampir
setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian
penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada
ca mammae, yang dilakukan antara berupa.

a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada ca mammae merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat”
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
factor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada individu yang memiliki
resiko untuk terkena ca mammae. Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dan ca
mammae. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi
ini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.
Skrinning melalui mammografi di klaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita ca mammae, tetapi keterpaparan terus-menerus

12
pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu
factor risiko terjadinya ca mammae.
c) Pencegahan Tensier
Pencegahan tensier biasanya diarahkan pada individu yang
telah positif menderita ca mammae. Penanganan yang tepat penderita
ca mammae sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi
kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan
tensier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta
mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak
berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker
telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan
sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa
simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternative.

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)


1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran
payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan
ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu
(misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan
apakah kulit pada puting susu berkerut.
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang
kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan
lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan
perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin,
tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur
payudara.

13
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran
kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah
dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan
atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari
putting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan,
dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat


bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara sendiri –
saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid)
di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannyapemeriksaan rutin tahunan untuk
mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudarasendiri dapat dilakukan
pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat
melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap
tahunnya.

Komplikasi Kanker Payudara.

14
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah kapiler
(penyebaran limfogen dan hematogen), penyebaran hematogen dan limfogen
dapat mengenai hati, paru, tulang, sumsum tulang, otak dan saraf.
2. Gangguan neurovaskuler
3. Fibrosis payudara
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase
ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada
paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
Komplikasi utama dari kanker payudara menurut Danielle Gale dan Jane Charette
adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh
adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan
mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hiperkalsemia. Metastase ke
paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke
otak mengalami gangguan persepsi sensorik.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Identitas klien
Nama : Ny. M
Usia : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan

15
B. Status kesehatan saat ini
Nyeri pada benjolan di payudara kiri, disertai dengan keluarnya cairan pada
benjolan.
Lama keluhan: 3 hari sebelum MRS
Faktor pemberat: Kakak perempuannya pernah mengalami hal yang sama
Upaya yang telah dilakukan: Berobat ke alternative dan diberi jamu-jamuan
Diagnose medis: kanker payudara

Riwayat kesehatan saat ini

Klien merasa ada benjolan di payudara sejak 4 tahun yang lalu, benjolan pertama
sebesar kelereng dan tidak nyeri. Namun lama kelamaan membesar dan nyeri

Riwayat keluarga

Kakak perempuan mengalami hal yang sama seperti klien

Pemeriksaan fisik

1. Benjolan pada payu dara kiri dengan diameter 6 cm


2. Benjolan nyeri tekan
3. Keluar cairan pada benjolan
4. Retraksi putting susu
5. Kelenjar limfe axial sinistra membesar
6. TTV: TD= 140/80 mmhg
Nadi = 90x/menit
Suhu= 36,7 C
RR= 20x/menit

Pengobatan

Direncanakan untuk melaksanakan mastektomi

16
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS: P: pasien mengeluh nyeri Nyeri akut
karena ada benjolan, Q=?, R= Usia, genetik,
nyeri benjolan terdapat pada jenis kelamin,
payudara kiri, T= nyeri yang hiperplasia, sel mamae
dirasakan pasien dirasakan ↓
sejak 3 hari sebelum MRS. Mendesak sel-sel saraf
DO: TTV: Tensi= 140/80 mmHg, ↓
Nadi= 96x/menit, terdapat Interupsi sel-sel saraf
benjolan sekitar ±6cm, nyeri ↓
tekan, dan kelenjar axilla Nyeri
sinistra membesar.

2 Ds: klien gugup dan gelisah, Defisiensi pengetahuan


mengatakan khawatir akan
kondisinya
Do: TD=180/80
Nadi= 90x/menit
RR= 20x/menit
Direncanakan mastektomi
3 Ds: klien mengeluh keluar Gangguan integritas
cairan pada benjolan jaringan
Do: keluar cairan, retraksi
putting susu, diameter benjolan
6 cm
4 Do: keluar cairan, retraksi Resiko infeksi
putting susu, diameter benjolan
6 cm

Diagnosa keperawatan no.1: nyeri akut

17
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam keluhan nyeri pasien
berkurang.

Kriteria hasil: pada saat evaluasi didapatkan hasil pada skor NOC.

NOC: pain level

No indikator 1 2 3 4 5
1 Melaporkan nyeri v
2 Intensitas nyeri v
3 Nyeri tekan v
4 Perubahan mimik wajah V
Keterangan:

1. Sangat parah

2. Parah

3. Sedang

4. Ringan

5. Normal

Intervensi NIC: manajemen nyeri

1. Lakukan pengkajian lengkap tentang nyeri, meliputi lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, kualitas, intensitas, atau keparahan dan faktor penyebab nyeri.
2. Amati isyarat non verbal.
3. Tentukan dampak nyeri terhadap kualitas hidup pasien
4. Gunakan kontrol nyeri sebelm parah.
5. Periksa level kenyamanan pasien.
6. Evakuasi efektifitas kontrol nyeri
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain tentang rencana mastektomi.

Pasca operasi di rumah (setelah 2-4 minggu)

18
Petunjuk berolahraga

 Dalam kurun 2 minggu, Anda dapat pelan-pelan mengangkat lengan ke atas, tapi
disarankan untuk sangat berhati-hati, untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan. Setiap hari disarankan melakukan peregangan sedikit demi sedikit,
hingga dapat menyentuh ujung kepala dengan normal.

 Dalam satu bulan pasca operasi, Anda dapat mencoba melakukan olahraga
pada bagian bahu, meningkatkan kekuatan dan kelenturan bahu.

 Setelah satu bulan, luka pada bagian dada dapat ditepuk secara perlahan guna
meningkatkan kekebalan dan meringankan bekas luka, tetapi tidak boleh digosok
degan keras.

 Membatasi pekerjaan fisik yang berat, seperti pekerjaan rumah tangga menyedot
debu, mengelap jendela, dll. Sebaiknya tunggu sampai Anda benar-benar pulih.

 Mengenakan bra sangat berhubungan dengan metode rekonstruksi yang Anda


jalani, tidak disarankan untuk memakai bra dengan kawat atau renda, dapat
mempengaruhi sirkulasi darah atau menimbulkan gatal.

Petunjuk untuk makanan

Untuk mempercepat pemulihan, dan untuk mencegah kekambuhan pada kanker


payudara, makanan yang di konsumsi pasca operasi memiliki peran yang sangat
penting, seperti :

1.   Banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur, dan biji-bijian.

Buah-buahan, sayur dan biji-bijian memiliki kandungan seperti anti-oksidan dan


Antiestrogens yang berguna untuk mencegah kanker. Kami menganjurkan memakan 5
porsi buah-buahan dan sayur setiap harinya, misalnya sayuran silangan, sayuran
berdaun hijau, sayuran bawang, sayur buah, sayuran labu. Seluruh biji-bijian, kacang-

19
kacangan, dapat memastikan Anda mendapat asupan serat yang tinggi, dan mengubah
hormon kanker yang terdapat dalam tubuh.

2.   Mengurangi asupan lemak <30% kalori.

Mengurangi makanan berlemak seperti daging kambing, hati hewan, mentega, es krim,
dan lain-lain. Mengurangi makanan dengan asam lemak tinggi seperti makanan yang
dipanggang. Memperbanyak konsumsi makanan tidak berlemak seperti ikan, protein
kedelai yang dapat mencegah pertumbuhan tumor.

3.   Mengurangi mengkonsumsi makanan yang diawetkan dan yang gosong.

4.   Mengurangi mengkonsumsi alkohol.

5.   Menjaga standar pada kesehatan dan berat badan.

Diagnosa keperawatan no.2: resiko infeksi

Tujuan: diharapakan setelah dilakukan perawatan 3x24jam pasien bisa terhindar dari
bahaya infeksi.

Kriteria hasil: NOC: Infection severity

No Indikator 1 2 3 4 5

1 nyeri V

2 hipotermia V

3 malaise V

4 demam V

5 Ketidakstabilan suhu V

Keterangan:

1.Sangat parah

2.Parah

20
3.Sedang

4.Ringan

5.Tidak ada (normal)

NIC: infection protection

1.Memonitor kerentanan pasien terhadap infeksi

2.Memonitor jumlah granulosit, WBC

3.Kurangi jumlah pengunjung

4.Lakukan perawatan kulit pada area edema

5.Inspeksi kulit dan membrane mucus yang kemerah-merahan hangat, atau yang keluar
cairan

6.Inspeksi kondisi pada beberapa insisi/luka

7.Perbanyak intake cairan, jika perlu

8.Perbanyak istirahat

9.Monitor tingkat perubahan energy/malaise

Diagnose keperawatan no.3: Anxietas b.d perubahan dalam yaitu status kesehatan
yang ditandai dengan gelisah, gugup, rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan,
khawatir.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam anxietas pada klien
dapat berkurang bahkan hilang.

Criteria hasil: pada saat evaluasi dilakukan didapatkan skor 5 pada indicator NOC:
Anxiety level

21
No. Indicator 1 2 3 4 5
1 Gelisah V
2 Peningkatan BP V
3 Pengingkatan pulse rate V
4 Peningkatan RR V
Keterangan:

1: hebat

2: berat

3: sedang

4: ringan

5: tidak ada

NIC: Anxiety Reduction

1. Use a calm. Reassuring approach


2. Explain all procedures
3. Stay with patient to promote safety and reduce fear
4. Encourage family to stay with patient
5. Instruct patient on the use of relaxation technique.

Diagnosa Keperawatan : Defisiensi pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan


pengobatan b.d kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai
dengan bertanya mengenai mastektomi

Tujuan : diharapkan setelah dilakukan tindakan selama 2 x 24 jam, pasien mampu


mengetahui deskripsi penyakit kanker payudara dan mengetahui apa yang dimaksud
dengan mastektomi serta efek sampingnya.

22
Kriteria hasil : setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil skor pada indikator NOC

NOC (Cancer Management) :

N Indikator 1 2 3 4 5
o
1 Tahapan kanker V
2 Pengobatan V
alternatif
3 Tujuan V
pengobatan yang
diberikan
4 Manfaat V
pengobatan yang
diberikan
5 Efek fisik dari V
pengobatan
kanker
6 efek pada gaya V
hidup
7 Motivasi V
8 Manfaat V
manajemen
penyakit

Ket :
1 : tidak mengetahui
2 : pengetahuan terbatas
3 : sedang
4 : mengetahui
5 : sangat mengetahui

NIC (Health Care Information Exchange)

1. Mengidentifikasi diagnosa medis dan diagnosa keperawatan tertentu

23
2. Mendiskripsikan rencana keperawatan, termasuk makanan, pengobatan dan
latihan
3. Describe nursing interventions being implemented
4. Summarize progress of patient toward goals
5. Mendiskripsikan peran keluarga dalam perawatan lanjutan
6. Mengidentifikasi kemampuan pasien dan keluarganya dalam
pengimplementasian perawatan setelah keluar dari RS

Diagnosa keperawatan no.4: kerusakan integritas kulit

Tujuan: diharapkan setelah dilakukan tindakan 3x24jam integritas kulit pasien membaik

Kriteria hasil: NOC: tissue perfusion: celluler

No Indikator 1 2 3 4 5
1 Sistolik blood pressure V
2 Tekanan darah diastole V
3 Keseimbangan cairan V
4 Ritme jantung V
5 Output urine V
6 Necrosis V
7 muntah V
8 nyeri V
9 Ketegangan kulit V

Keterangan:

1.Sangat parah

2.Parah

3.Sedang

4.Ringan

5.Normal

24
NIC: Tissue integrity, impaired

1.Monitor elektrolit

2.Management cairan

3.Monitor cairan

4.Rawat daerah insisi

5.Cegah dari infeksi

6.Management nutrisi

7.Terapi gizi

8.Kesehatan mulut/oral

9.Rawat luka

10.Kaji tanda-tanda vital

11.Pijat

Daftar Pustaka

Azamris. 2006. Analisis Faktor Risiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit
Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 152.
Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Mardiana, Lina. 2004. Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan
Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.
Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya dalam
Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FK UI.

25
UICC(International Union Against Cancer).2002. Breast Tumours. In: Sobin, LH, and
Wittekin,ch,ed, TNM classification of Mailgnant Tumours New York. Willey-Liss,131-
141.

Ambarsari.2010. Kanker
Payudara.http://.www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4/chapterII.pdf. (di
akses pada 11 September 2014 pukul 19.38. WIB)

Abdullah, rozi. 2012. CA Mammae. Online: http://bukusakudokter.org/2012/11/04/ca-


mamae-kanker-payudara/ . pada 19 september 2014 pukul 20.14 WIB.

26

Anda mungkin juga menyukai