1
Resiko kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Setiap
sepuluh tahun, resiko kanker meningkat dua kali lipat. Kejadian puncak kanker
payudara terjadi pada usia 40-50 tahun
c) Riwayat keluarga
Adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga merupakan faktor resiko
terjadinya kanker payudara.
d) Riwayat adanya tumor jinak payudara sebelumnya
Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas.
e) Faktor genetik
Pada suatu studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan
gen tertentu. Bila terdapat mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, yaitu gen suseptibilitas
kanker payudara, maka probabilitas untuk terjadi kanker payudara adalah sebesar
80%.
f) Faktor hormonal
Kadar hormon estrogen yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi perubahan hormon pada saat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
g) Usia menarche
Berdasarkan penelitian, menarche dini dapat meningkatkan resiko kanker
payudara.Ini dikarenakan terlalu cepat mendapat paparan dari estrogen.
h) Menopause
Menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat, akan meningkatkan resiko
kanker payudara 3 %.
i) Usia pada saat kehamilan pertama >30 tahun.
Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan
usia wanita saat kehamilan pertamanya.
j) Nullipara/belum pernah melahirkan
Berdasarkan penelitian, wanita nulipara mempunyai resiko kanker payudara
sebesar 30 % dibandingkan dengan wanita yang multipara.
k) Tidak menyusui
2
Berdasarkan penelitian, waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek yang
lebih kuat dalam menurunkan resiko kanker payudara. Ini dikarenakan adanya
penurunan level estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui.
l) Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama, diet tinggi lemak, alkohol, dan
obesitas.
m) Usia (resiko Ca mammae meningkat pada wanita yang berusia > 50 tahun)
n) Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2; mutasi pada gen tumor p 53
o) Riwayat pribadi ca mammae/kelainan mammae pada mammae sebelahnya
p) Ras ( wanita kulit putih kebih beresiko dari wanita kulit hitam)
q) Hasil biopsi mammae
- hyperplasia atipikal
- penyakit proliperatif mammae tanpa sel atipikal atauhiperplasia biasa
- perubahan fibrokistik tanpa perubahan proliferatif
r) Gaya hidup, diet tinggi lemak dan protein, rendah serat.
Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor
terpenting Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan
resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan
dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker
sampai 85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari
terjadinya kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya
memainkan peranan penting. Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat
oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50
tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat
ditemukannya kanker
adalah 64 tahun. Studi juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam
perkembangan kanker payudara yang meliputi pestisida, konsumsialkohol,
kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik. (Rasjidi, I., dan Hartanto, A.,
2009)
3
Faktor risiko
a. Umur
Wanita yang berumur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko kanker
payudara lebih besar dibandingkan umur kurang dari 40 tahun. Hal ini
dikarenakan pada umur ini kebanyakan wanita melakukan mamografi. Pada
pemeriksaan payudara setempat. Banyak kasus kanker payudara ditemukan
terjadi pada wanita berumur antara 40-64 tahun.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh untuk terjadinya kanker payudara, wanita
mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan pria. Menurut penelitian di Inggris
99% dari semua kanker payudara terjadi pada wanita dan pada pria hanya 1%
saja.
c. Umur Menarche
d. Umur Menopause
4
g. Tidak menyusui anak
h. Pajanan Radiasi
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada
berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
i. Obesitas dan konsumsi makanan lemak tinggi
(Ambarsari, 2010)
Patofisiologi Ca Mamae
5
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
BENJOLAN / TUMOR
BERKEMBANG
KANKER PAYUDARA
BB MENURUN
BAKTERI PATOGEN
GANGGUAN CEMAS
CITRA TUBUH
INFILTRASI PLEURA PERFUSI JARINGAN
PARIETAL TERGANGGU
7
c. Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
d. Terdapat model parasternal dan nodel supraklavikula;
e. Adanya edema lengan dan metastase jauh;
f. Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter
lebih 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
Menurut stadium
Stadium klinis kanker payudara yag banyak digunakan adalah klasifikasi
kanker payudara menuru international union against cancer (uicc) yang
berdasarkan besar tumor , kelenjar aksila dan metastasis yang disebut dengan
TNM. Berdasarkan gambaran gejala klinik, kalsifikasi TNM menurut International
Union Against Cancer (UICC) adalah:
T= Tumor Primer
Tx = Tumor primer tak dapat diperiksa
T0 = Tidak terdapat tumor primer
Tis = Karsinoma in situ
Tis (DCIS) Ductal carcinoma in situ
Tis (LCIS) Lobular carcinoma in situ
Tis (Paget) Paget disease
T1 = Ukuran tumor 2 cm atau kurang
T1a = Ukuran tumor lebih dari 0,1 cm dan tidak lebih dari 0,5 cm
T1b = Ukuran tumor lebih dari 0,5 cm dan tidak lebih dari 1 cm
T1c = Ukuran tumor lebih dari 1 cm dan tidak lebih dari 2 cm
T2 = Ukuran tumor lebih dari 2 cm dan tidak lebih dari 5 cm
T3= Ukuran tumor lebih dari 5 cm
T4 = semua ukuran tumor dengan ekstensi ke dinding dada atau kulit
T4a = Ekstensi ke dinding dada
8
T4b = Edem (termasuk peaud’orange) atau ulserasi kulit payudara, atau satelit
nodul pada payudara ipsilateral
T4c = T4a dan T4b
T4d = Inflamatory carcinoma
M = Metastasis jauh
Mx = Metastasis jauh tak dapat diperiksa
M0 = Tak ada metastasis jauh
M1 = Metastasis Jauh
9
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
Stadium IIIB =T4 N0,N1,N2 M0
Stadium IIIC =Setiap T N3 M0
Stadium IV =Setiap T Setiap N M1
Pemeriksaan Diagnostik
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6. Biopsi terbuka
10
1.Mammografi
Kelebihan mamografi adalah dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi atau
terpalpasi atipikal menjadi gambar, dapat menemukan lesi mammae yang tanpa nodul
namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, dapat digunakan untuk analisis diagnostik dan
rujukan tindak lanjut. Ketepatan diagnostik sekitar 80%.
2.USG
Transduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat membedakan
dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga dapat mengetahui pasokan
darahnya serta kondisi jaringan sekitarnya, menjadi dasar diagnosis yang sangat baik.
3.MRI mammae
4.Pemeriksaan biopsi
Cara biopsi dapat berupa biopsi eksisi atau insisi, tapi umumnya dengan biopsi eksisi.
Di RS yang menyediakan dapat dilakukan pemeriksaan potong beku saat operasi. Bila
tak ada perlengkapan itu, untuk karsinoma mammae yang dapat dioperasi tidak sesuai
dilakukan insisi tumor, untuk menghindari penyebaran iatrogenik tumor.
11
3) Mastektomi memberikan kesempatan maksimum pengangkatan tumor
dan nodus yang terkena
4) Serangkaian terapi radiasi sinar eksternal pada masa tumor untuk
mengurangi kemungkinan kekambuhan dan eradikasi kanker residual
5) Kemoterapi diberikan untuk eradikasi penyebaran mikro metastasis
penyakit.
6) Regimen CMF atau CAF adalah protocol pengobatan yang sering.
7) Transflantasi sumsum tulang autolog( ABMT)
8) Terapi hormonal berdasarkan index reseptor estrogen dan progesterone
9) Bedah rekonstuksi (Diane C, Baughman. 2000)
Pencegahan Ca Mammae
Strategi pencegahan pada prinsipnya, dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar yaitu pencegahan pada lingkungan, pada panjamu, dan milestone. Hampir
setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian
penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada
ca mammae, yang dilakukan antara berupa.
a) Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada ca mammae merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat”
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
factor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada individu yang memiliki
resiko untuk terkena ca mammae. Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dan ca
mammae. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi
ini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan.
Skrinning melalui mammografi di klaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita ca mammae, tetapi keterpaparan terus-menerus
12
pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu
factor risiko terjadinya ca mammae.
c) Pencegahan Tensier
Pencegahan tensier biasanya diarahkan pada individu yang
telah positif menderita ca mammae. Penanganan yang tepat penderita
ca mammae sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi
kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan
tensier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta
mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak
berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker
telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan
sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa
simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternative.
13
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran
kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah
dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan
atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari
putting susu.
Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan,
dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
14
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah kapiler
(penyebaran limfogen dan hematogen), penyebaran hematogen dan limfogen
dapat mengenai hati, paru, tulang, sumsum tulang, otak dan saraf.
2. Gangguan neurovaskuler
3. Fibrosis payudara
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase
ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada
paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
Komplikasi utama dari kanker payudara menurut Danielle Gale dan Jane Charette
adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh
adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan
mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hiperkalsemia. Metastase ke
paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke
otak mengalami gangguan persepsi sensorik.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas klien
Nama : Ny. M
Usia : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
15
B. Status kesehatan saat ini
Nyeri pada benjolan di payudara kiri, disertai dengan keluarnya cairan pada
benjolan.
Lama keluhan: 3 hari sebelum MRS
Faktor pemberat: Kakak perempuannya pernah mengalami hal yang sama
Upaya yang telah dilakukan: Berobat ke alternative dan diberi jamu-jamuan
Diagnose medis: kanker payudara
Klien merasa ada benjolan di payudara sejak 4 tahun yang lalu, benjolan pertama
sebesar kelereng dan tidak nyeri. Namun lama kelamaan membesar dan nyeri
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pengobatan
16
No Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS: P: pasien mengeluh nyeri Nyeri akut
karena ada benjolan, Q=?, R= Usia, genetik,
nyeri benjolan terdapat pada jenis kelamin,
payudara kiri, T= nyeri yang hiperplasia, sel mamae
dirasakan pasien dirasakan ↓
sejak 3 hari sebelum MRS. Mendesak sel-sel saraf
DO: TTV: Tensi= 140/80 mmHg, ↓
Nadi= 96x/menit, terdapat Interupsi sel-sel saraf
benjolan sekitar ±6cm, nyeri ↓
tekan, dan kelenjar axilla Nyeri
sinistra membesar.
17
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam keluhan nyeri pasien
berkurang.
Kriteria hasil: pada saat evaluasi didapatkan hasil pada skor NOC.
No indikator 1 2 3 4 5
1 Melaporkan nyeri v
2 Intensitas nyeri v
3 Nyeri tekan v
4 Perubahan mimik wajah V
Keterangan:
1. Sangat parah
2. Parah
3. Sedang
4. Ringan
5. Normal
18
Petunjuk berolahraga
Dalam kurun 2 minggu, Anda dapat pelan-pelan mengangkat lengan ke atas, tapi
disarankan untuk sangat berhati-hati, untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan. Setiap hari disarankan melakukan peregangan sedikit demi sedikit,
hingga dapat menyentuh ujung kepala dengan normal.
Dalam satu bulan pasca operasi, Anda dapat mencoba melakukan olahraga
pada bagian bahu, meningkatkan kekuatan dan kelenturan bahu.
Setelah satu bulan, luka pada bagian dada dapat ditepuk secara perlahan guna
meningkatkan kekebalan dan meringankan bekas luka, tetapi tidak boleh digosok
degan keras.
Membatasi pekerjaan fisik yang berat, seperti pekerjaan rumah tangga menyedot
debu, mengelap jendela, dll. Sebaiknya tunggu sampai Anda benar-benar pulih.
19
kacangan, dapat memastikan Anda mendapat asupan serat yang tinggi, dan mengubah
hormon kanker yang terdapat dalam tubuh.
Mengurangi makanan berlemak seperti daging kambing, hati hewan, mentega, es krim,
dan lain-lain. Mengurangi makanan dengan asam lemak tinggi seperti makanan yang
dipanggang. Memperbanyak konsumsi makanan tidak berlemak seperti ikan, protein
kedelai yang dapat mencegah pertumbuhan tumor.
Tujuan: diharapakan setelah dilakukan perawatan 3x24jam pasien bisa terhindar dari
bahaya infeksi.
No Indikator 1 2 3 4 5
1 nyeri V
2 hipotermia V
3 malaise V
4 demam V
5 Ketidakstabilan suhu V
Keterangan:
1.Sangat parah
2.Parah
20
3.Sedang
4.Ringan
5.Inspeksi kulit dan membrane mucus yang kemerah-merahan hangat, atau yang keluar
cairan
8.Perbanyak istirahat
Diagnose keperawatan no.3: Anxietas b.d perubahan dalam yaitu status kesehatan
yang ditandai dengan gelisah, gugup, rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan,
khawatir.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam anxietas pada klien
dapat berkurang bahkan hilang.
Criteria hasil: pada saat evaluasi dilakukan didapatkan skor 5 pada indicator NOC:
Anxiety level
21
No. Indicator 1 2 3 4 5
1 Gelisah V
2 Peningkatan BP V
3 Pengingkatan pulse rate V
4 Peningkatan RR V
Keterangan:
1: hebat
2: berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
22
Kriteria hasil : setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil skor pada indikator NOC
N Indikator 1 2 3 4 5
o
1 Tahapan kanker V
2 Pengobatan V
alternatif
3 Tujuan V
pengobatan yang
diberikan
4 Manfaat V
pengobatan yang
diberikan
5 Efek fisik dari V
pengobatan
kanker
6 efek pada gaya V
hidup
7 Motivasi V
8 Manfaat V
manajemen
penyakit
Ket :
1 : tidak mengetahui
2 : pengetahuan terbatas
3 : sedang
4 : mengetahui
5 : sangat mengetahui
23
2. Mendiskripsikan rencana keperawatan, termasuk makanan, pengobatan dan
latihan
3. Describe nursing interventions being implemented
4. Summarize progress of patient toward goals
5. Mendiskripsikan peran keluarga dalam perawatan lanjutan
6. Mengidentifikasi kemampuan pasien dan keluarganya dalam
pengimplementasian perawatan setelah keluar dari RS
Tujuan: diharapkan setelah dilakukan tindakan 3x24jam integritas kulit pasien membaik
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Sistolik blood pressure V
2 Tekanan darah diastole V
3 Keseimbangan cairan V
4 Ritme jantung V
5 Output urine V
6 Necrosis V
7 muntah V
8 nyeri V
9 Ketegangan kulit V
Keterangan:
1.Sangat parah
2.Parah
3.Sedang
4.Ringan
5.Normal
24
NIC: Tissue integrity, impaired
1.Monitor elektrolit
2.Management cairan
3.Monitor cairan
6.Management nutrisi
7.Terapi gizi
8.Kesehatan mulut/oral
9.Rawat luka
11.Pijat
Daftar Pustaka
Azamris. 2006. Analisis Faktor Risiko pada Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit
Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 152.
Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Mardiana, Lina. 2004. Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan
Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.
Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya dalam
Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FK UI.
25
UICC(International Union Against Cancer).2002. Breast Tumours. In: Sobin, LH, and
Wittekin,ch,ed, TNM classification of Mailgnant Tumours New York. Willey-Liss,131-
141.
Ambarsari.2010. Kanker
Payudara.http://.www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4/chapterII.pdf. (di
akses pada 11 September 2014 pukul 19.38. WIB)
26