Nama :
Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan
NIM : I2K02000X
Jawaban:
/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 2
Adapun 17 standar komptensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar, sudah
sesuai dengan tingkatan untuk siswa sekolah dasar. Penulis akan menganalisis salah
satu point standar yang relevan dengan budaya.“Menghargai keberagaman agama,
budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya”
Standar ini merupakan salah satu standar, yang dapat dicapai apabila siswa
mampu memiliki sikap toleransi. Dengan berbagai macam budaya di Indonesia siswa
dapat belaajr mengenai perbedaan dan persamaan sehingga mampu mengambil nilai-
nilai yang baik dan mampu merasa bahwa setiap budaya itu unik.
Apakah bisa dicapai? Tentu saja bisa. Mungkin yang susah dicapai adalah,
ketercapaian semua peserta didik dalam semua point standar komptensi kelulusan.
Akan tetapi jika dibilang memungkinkankah? Ya tentu saja mungkin.
/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 3
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.
b. Bagaimana penyebaran guru sesuai dengan bidangnya sudah merata bagi semua
jenjang pendidikan di NTB?
Menurut saya belum merata bahwa guru telah bekerja sesuai dan relevan dengan
bidangnya masing-masing. Karena masih banyak dapat ditemukan di sekolah-sekolah
yang ada di NTB, guru mengajar tidak sesuai dengan bidangnya atau jurusan ilmunya
sewaktu kuliah dulu. Hal ini banyak terjadi karena beberapa faktor. Pertama, ada
mata pelajaran yang mana pihak sekolah tidak memiliki guru yang berkompetensi
dibidang tersebut. Akhirnya memilih untuk menambah jam kerja kepada guru lain,
yang penting mengajar sesuai buku walaupun sebenernya bukan bidang guru tersebut.
Kedua, setalah mengajar dengan tidak sesuai bidangnya, akhirnya guru tersebut
mengambil ikut PPG mengambil mata pelajaran yang diajarkannya sekarang, yang
mana sebenarnya tidak relevan dengan jurusannya. Ketiga, kebijakan stakeholder
yang tidak melihat asas kebutuhan sekolah pada guru, yang seenaknya dapat
memutasi para guru dan staff yang mengakibatkan kurangnya sumber daya pada
pihak sekolah. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan, kurangnya sumber daya
manusia pada sekolah yang akhirnya menggunakan guru yang mau-mau saja untuk
mengajar pada mata pelajaran yang bukan bidangnya.
c. Saya kira belum, alasannya karena masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai
jurusannya berarti ini menandakan ketidakmampuan stakeholder dalam menangani
permasalahan relevansi kerja guru sesuai bidangnya. Tentunya hal ini jika dibiarkan
terus menerus maka yang ada adalah bisa terjadi penurunan kualitas penajaran dan
proses pembelajaran pad amata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang tidak sesua
dengan kompetensinya, hal ini juga tentunya akan berbanding lurus dengan
menurunnya kualitas pendidikan yang ada pada sekolah dan daerah tersebut.
Bagaiaman hubungannya dengan SKL? Sebelumnya kita sudah memahami 4 macam
kompetensi guru. Nah, empat macam komptensi guru ini terdapat kompetensi
profesionalitas. Ketika guru mengajar tidak sesuai dengan bidagnya maka penulisa
bisa menyebutnya bahwa guru tersebut tidak profesional bukan bidang keilmuannya
yang diajarkannya. Maka jika salah satu kompetensi guru ini tidak maksimal maka
akan berbanding lurus dengan menurunnya kualitas proses belajar mengajar karena
tidak maksimal. Hal tersebut tentunya juga akan mempengaruhi kompetensi yang
diterima oleh peserta didik, yang mana peserta didik pun harus melewati atau lulus
dari standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.
4. Otonomi Daerah
/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 4
a. Bagaimana pelaksanaan otonomi Daerah di Indonesia?
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia sudah diselenggarakan sudah dua
puluh satu tahun. Otonomi daerah untuk pertama kalinya mulai diberlakukan di
Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah yang menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah. Adapun tiga intruksi dalam UU no 22 tahun 1999 yaitu 1)
melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah, yang berarti
mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada daerah; 2)
pembentukan negara federal; atau 3) membuat pemerintah provinsi sebagai agen
murni pemerintah pusat.
Hingga sekarang pelaksaan otonomi daerah tetap berjalan, beberapa
implementasi dalam uu no 22 tahun 199 antaralain:
1) Terwujudnya demokrasi atau politik daerah masing-masing daerah yang ada di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
2) Adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk
sumber keuangan serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di
daerah
3) Pemerintah dan masyarakat pada suatu daerahnya masing-masing memiliki
tanggunga jawab untuk meningkatkan kualitas pembangunan.
b. Mengapa otonomi daerah diberikan kepada Daerah Tingkat II, yang dalam
Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan Daerah Kota?
Otonomi daerah diberikan secara utuh pada daerah otonom yang lebih dekat
dengan masyarakat, yaitu daerah yang selama ini berkedudukan sebagai Daerah
Tingkat II, yang dalam Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan Daerah
Kota karena pentingnya pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas mereka secara aktif, serta meningkatkan peran dan Daerah otonom
mempunyai kewenangan dan kebebasan untuk membentuk dan melaksanakan
kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial
budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangannya lain
yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah, daerah, daerah yang tidak
mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan atau digabung
dengan daerah lain.
Kepada Kabupaten dan Kota diberikan otonomi yang luas, sedang pada
provinsi otonomi yang terbatas. Kewenangan yang ada pada provinsi adalah
otonomi yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yakni serangkaian kewenangan
yang tidak efektif dan efisien kalau diselenggarakan dengan pola kerja sama antar
Kabupaten atau Kota. Misalnya kewenangan di bidang perhubungan, pekerjaan
umum, kehutanan dan perkebunan dan kewenangan bidang pemerintahan tertentu
/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 5
lainnya dalam skala provinsi termasuk berbagai kewenangan yang belum mampu
ditangani Kabupaten dan Kota.
Kepala Daerah sepenuhnya bertanggung jawab kepada DPRD, dan DPRD
dapat meminta Kepala Daerahnya berhenti apabila pertanggungjawaban Kepala
daerah setelah 2 (dua) kali tidak dapat diterima oleh DPRD. Pemerintah Daerah
terdiri dari Kepala Daerah dan perangkat daerah lainnya sedang DPRD bukan
unsur pemerintah daerah. DPRD mempunyai fungsi pengawasan, anggaran dan
legislasi daerah. Kepala daerah dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD.
Gubernur selaku kepala wilayah administratif bertanggung jawab kepada
Presiden.
5. Perhatikan Tabel.
/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 6
8. Dompu 12446 567 275 842
9. Bima 21649 967 389 1356
10. Kota Bima 595 413 271 684
Sub Jumlah 167248 6694 5388 12082
JUMLAH: 333849 13233 12647 25880
a. Bagaimana perbandingan jumlah peserta didik dengan pendidik PNS dan Non PNS?
Dalam hitung-hitungan perbandingan jumlah perbandingan antara peserta didik dan
pendidik sebagai berikut:
Perbandingan peserta didik dengan pendidik PNS 1:25
Perbandingan peserta didik dengan pendidik non PNS 1:27
Perbandingan peserta didik dengan seluruh pendidik 1:13
b. Apa yang bisa saudara ungkap dalam pengelolaan dan manajemen kualitas
pendidikan?
Yang dapat diungkap dengan adanya data seperti ini membuktikan bahwa
pendidik di Nusa Tenggara Barat, secara rata-rata sudah ideal dalam perbandingan
dengan peserta didik. Namun tetap ada ketimpangan pada antar kabupaten yang mana
Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur memiliki banyak pendidik yang non
PNS. Tentunya ini merupakan juga termasuk masalah kedalam kondisi keuangan
lembaga. Seperti yang kita tahu sekolah menengah pertama adalah free biaya, yang
artinya sekolah tidak memiliki pemasukan selain dari pemerintah. Tentunya ini juga
menjadi tanggungan dan beban keuangan sekolah.
Dalam kualitas pendidikan seharusnya ntb memiliki kualitas pendidikan yang
menengah ketas dan dapat di sejejerkan dengan provinsi yang memiliki kualitas
pendidikan yang bagus, seperti Bali dan DIY. Namun, tetap saja, sampai saat ini,
dengan kondisi seperti ini Nusa Tenggara Barat malah masih memiliki masalah-
masalah pendidikan seperti relevansi guru yang bekerja tidak sesuai bidangnya.
6. Dana BOS
a. Pelaksanaan dana BOS di SMA dihitung setiap satuan orang siswa sebesar
Rp.1.500.000, SMK sebesar Rp. 1.600.000 dan SMP sebesara Rp. 1.100.000. Bagi
Pendidikan Dasar (SMP dan SD) tidak dibenarkan untuk menarik SPP. Menurut
saudara, apakah pembagian seperti itu sudah sesuai?
Menurut saya sudah sesuai, karena pembagian dana BOS sudah melalui revisi-
revisi dari pembagian sebelumnya namun ada yang harus diperhatikan kembali
terutama jumlah ayng diberikan untuk jenjan SMA dan SMK. Seharusnya jenjang
SMK menerima dana BOS lebih banyak jumlahnya daripada Jenjang SMA, menurut
penulis yang ideal adalah 1,7 Juta untuk SMK dan 1,4 Juta untuk SMA. Alasan SMK
lebih besar nominalnya karena SMK memerlukan lebih banyak dana untuk
/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 7
melakukan prkatik di sekolah, karena kebutuhan praktik di sekolah adalah kebutuhan
wajib yang harus dilakukan oleh siswa SMK.
Selain itu yang harus dibenahi adalah tidak adanya biaya uang sekolah pada
jenjang SD dan SMP. Tentunya hal ini sebenarnya membuat tanggungan negara
semakin banyak. Selain harus memberikan uang dana BOS siswa juga diringankan
dengan adanya sekolah gratis. Hal ini memang mempermudah akses untuk anak-anak
ayng tidak mampu untuk bersekolah, namun biasanya yang terjadi di lapangan uang
dana bos, dipakai tidak pada peruntukannya.
Sekolah gratis juga membuat sekolah berat dalam mengatur keuangannya,
alasannya karena tidak ada pemasukan untuk meningkatkan sarana dan prasarana
sekolah pastinya akan terhambat, hanya bisa menunggu bantuan pemerintah.
Selain siswa juga dapat dana BOS, dalam pemerintahan Presiden Jokowi,
peserta didik juga mendapatkan uang dari Kartu Indonesia Pintar. Sudah banyak
sekali bantuan yang digelontorkan pemerintah untuk mempermudah akses pendidikan
terutama untuk mengenyam pendidikan dasar yaitu wajib belajar 9 tahun.
Namun, hal-hal itu semestinya mampu untuk meningkatkan angka partisipasi
murni. Selain itu, kenyataan dan fenomena di Lombok khususnya banyak terjadi
kasus putus sekolah di jenjang Sekolah Menengah. Seperti kasus putus sekolah
karena menikah, atau menggunakkan obat-obatan bahkan ada siswa yang tidak mau
sekolah.
/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 8