Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
Jl. Majapahit No. 62 Mataram, 83125. Telp. (0370) 636126

UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Landasan dan Problematika Pendidikan


Program Studi : S-2 Magister Administrasi Pendidikan Unram
Semester/SKS : 1/2 sks
Waktu Kuliah : Kamis, 15 Oktober 2020
Dosen Pembina : Prof. Dr. H. Agil Al Idrus, M.Si.
Dr. H. Agus Ramdani, M.Sc.

Nama :
Program Studi : Magister Administrasi Pendidikan
NIM : I2K02000X

Jawaban:

1. Sebutkan dan jelaskan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP) serta


fungsi dan tujuannya.
a. Standar Isi
Hal-hal yang diatur dalam Standar Isi mencakup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal untuk jenis dan
jenjang pendidikan tertentu. Di dalam Standar Isi terdapat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan.
b. Standar Kompetensi Lulusan
Pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik menggunakan
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Hal-hal
yang diatur dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mencakup standar kompetensi
lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata
pelajaran.
c. Standar Proses Pendidikan
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dilaksanakan secara
interaktif, inspiratif, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk aktif
berpartisipasi. Proses belajar-mengajar ini juga memberikan ruang bagi kreativitas,
prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan psikologis/
fisik para peserta didik.
d. Standar Sarana dan Prasarana
Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan sarana pendidikan seperti
media pendidikan, peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, perabot,
dan perlengkapan lainnya. Semua satuan pendidikan harus dilengkapi dengan
prasarana pendidikan seperti lahan, ruang kelas, ruang pendidik, ruang pimpinan
satuan pendidikan, ruang perpustakaan, dan prasarana pendukung lainnya.
e. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan mencakup tiga bagian, yaitu;
1) Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan.
2) Standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah.
3) Standar pengelolaan oleh Pemerintah.
a. Standar Pembiayaan Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Pembiayaan Pendidikan adalah
biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan
mencakup biaya pengadaan prasarana dan sarana pendidikan, modal kerja tetap, dan
pengembangan sumber daya manusia.
Biaya operasi satuan pendidikan mencakup gaji tenaga pendidik, peralatan
pendidikan, biaya pemeliharaan saran dan prasarana, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya. Biaya personal mencakup biaya pendidikan yang harus dibayar peserta
didik agar dapat mengikuti proses belajar-mengajar.
b. Standar Penilaian Pendidikan
Beberapa hal yang termasuk di dalam Standar Penilaian Pendidikan diantaranya
penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan,
dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan


Fungsi dan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar
pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
1) Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai acuan atau dasar dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan demi untuk mewujudkan pendidikan
nasional yang berkualitas.
2) Standar Pendidikan Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan pendidikan
nasional yang bermutu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk
karakter, serta peradaban bangsa yang bermartabat.
3) Standari Nasional Pendidikan diselenggarakan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan kehidupan nasional dan
global.

2. Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar


a. Jelas memungkinkan, jika hanya untuk dicapai. Karena sebagian besar
masyarakat indonesia hidupnya tidak lepas dari kebudayaannya masing-masing.
Memungkinkan, karena tidak ada hal yang merugikan dalam mencapai standar
kelulusan kompetensi yang telah ditentukan. Walau negara indonesia memiliki
banyak perbedaan budaya dan geografisnya pada setiap daerah.

/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 2
Adapun 17 standar komptensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar, sudah
sesuai dengan tingkatan untuk siswa sekolah dasar. Penulis akan menganalisis salah
satu point standar yang relevan dengan budaya.“Menghargai keberagaman agama,
budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya”
Standar ini merupakan salah satu standar, yang dapat dicapai apabila siswa
mampu memiliki sikap toleransi. Dengan berbagai macam budaya di Indonesia siswa
dapat belaajr mengenai perbedaan dan persamaan sehingga mampu mengambil nilai-
nilai yang baik dan mampu merasa bahwa setiap budaya itu unik.
Apakah bisa dicapai? Tentu saja bisa. Mungkin yang susah dicapai adalah,
ketercapaian semua peserta didik dalam semua point standar komptensi kelulusan.
Akan tetapi jika dibilang memungkinkankah? Ya tentu saja mungkin.

b. Uraikan masalah dan strategi pelaksanaannya di salah satu daerah kabupaten


yang ada di NTB!
Permasalahannya adalah kapasitas dan kemampuan yang berbeda setiap peserta
didik, serta mindset masyarakat di ligkungannya bahwa orang yang luar dari sukunya
tau agamanya adalah bukan orang baik. Percaya gak percaya masih ada sebagian
masyarakat NTB yang memiliki pandangan diatas. Walau kadang mereka satu pulau
bahkan satu kelurahan tapi karena berbeda agama, maka orang diluar itu bukanlah
anggota masyrakatnya. Maksudnya adalah masih banyak pengkotak-kotakan
masyarakat di dalam masyarakat itu senidiri. Tentunya hal ini akan juga menurun
kepada pola pikir anak.
Maka dari itu adanya standar tersebut agar peserta didik mampu memiliki sikap
saling menghargai, saling menghormati dan bertoleransi pada sesama manusia.

3. Tentang Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan


a. Empat macam kompetensi yang wajib dikuasai seorang guru.
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 3
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.

b. Bagaimana penyebaran guru sesuai dengan bidangnya sudah merata bagi semua
jenjang pendidikan di NTB?
Menurut saya belum merata bahwa guru telah bekerja sesuai dan relevan dengan
bidangnya masing-masing. Karena masih banyak dapat ditemukan di sekolah-sekolah
yang ada di NTB, guru mengajar tidak sesuai dengan bidangnya atau jurusan ilmunya
sewaktu kuliah dulu. Hal ini banyak terjadi karena beberapa faktor. Pertama, ada
mata pelajaran yang mana pihak sekolah tidak memiliki guru yang berkompetensi
dibidang tersebut. Akhirnya memilih untuk menambah jam kerja kepada guru lain,
yang penting mengajar sesuai buku walaupun sebenernya bukan bidang guru tersebut.
Kedua, setalah mengajar dengan tidak sesuai bidangnya, akhirnya guru tersebut
mengambil ikut PPG mengambil mata pelajaran yang diajarkannya sekarang, yang
mana sebenarnya tidak relevan dengan jurusannya. Ketiga, kebijakan stakeholder
yang tidak melihat asas kebutuhan sekolah pada guru, yang seenaknya dapat
memutasi para guru dan staff yang mengakibatkan kurangnya sumber daya pada
pihak sekolah. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan, kurangnya sumber daya
manusia pada sekolah yang akhirnya menggunakan guru yang mau-mau saja untuk
mengajar pada mata pelajaran yang bukan bidangnya.

c. Saya kira belum, alasannya karena masih banyak guru yang mengajar tidak sesuai
jurusannya berarti ini menandakan ketidakmampuan stakeholder dalam menangani
permasalahan relevansi kerja guru sesuai bidangnya. Tentunya hal ini jika dibiarkan
terus menerus maka yang ada adalah bisa terjadi penurunan kualitas penajaran dan
proses pembelajaran pad amata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang tidak sesua
dengan kompetensinya, hal ini juga tentunya akan berbanding lurus dengan
menurunnya kualitas pendidikan yang ada pada sekolah dan daerah tersebut.
Bagaiaman hubungannya dengan SKL? Sebelumnya kita sudah memahami 4 macam
kompetensi guru. Nah, empat macam komptensi guru ini terdapat kompetensi
profesionalitas. Ketika guru mengajar tidak sesuai dengan bidagnya maka penulisa
bisa menyebutnya bahwa guru tersebut tidak profesional bukan bidang keilmuannya
yang diajarkannya. Maka jika salah satu kompetensi guru ini tidak maksimal maka
akan berbanding lurus dengan menurunnya kualitas proses belajar mengajar karena
tidak maksimal. Hal tersebut tentunya juga akan mempengaruhi kompetensi yang
diterima oleh peserta didik, yang mana peserta didik pun harus melewati atau lulus
dari standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.

4. Otonomi Daerah

/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 4
a. Bagaimana pelaksanaan otonomi Daerah di Indonesia?
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia sudah diselenggarakan sudah dua
puluh satu tahun. Otonomi daerah untuk pertama kalinya mulai diberlakukan di
Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah yang menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah. Adapun tiga intruksi dalam UU no 22 tahun 1999 yaitu 1)
melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah, yang berarti
mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada daerah; 2)
pembentukan negara federal; atau 3) membuat pemerintah provinsi sebagai agen
murni pemerintah pusat.
Hingga sekarang pelaksaan otonomi daerah tetap berjalan, beberapa
implementasi dalam uu no 22 tahun 199 antaralain:
1) Terwujudnya demokrasi atau politik daerah masing-masing daerah yang ada di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
2) Adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk
sumber keuangan serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di
daerah
3) Pemerintah dan masyarakat pada suatu daerahnya masing-masing memiliki
tanggunga jawab untuk meningkatkan kualitas pembangunan.

b. Mengapa otonomi daerah diberikan kepada Daerah Tingkat II, yang dalam
Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan Daerah Kota?
Otonomi daerah diberikan secara utuh pada daerah otonom yang lebih dekat
dengan masyarakat, yaitu daerah yang selama ini berkedudukan sebagai Daerah
Tingkat II, yang dalam Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan Daerah
Kota karena pentingnya pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas mereka secara aktif, serta meningkatkan peran dan Daerah otonom
mempunyai kewenangan dan kebebasan untuk membentuk dan melaksanakan
kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial
budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan pertimbangannya lain
yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah, daerah, daerah yang tidak
mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan atau digabung
dengan daerah lain.
Kepada Kabupaten dan Kota diberikan otonomi yang luas, sedang pada
provinsi otonomi yang terbatas. Kewenangan yang ada pada provinsi adalah
otonomi yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yakni serangkaian kewenangan
yang tidak efektif dan efisien kalau diselenggarakan dengan pola kerja sama antar
Kabupaten atau Kota. Misalnya kewenangan di bidang perhubungan, pekerjaan
umum, kehutanan dan perkebunan dan kewenangan bidang pemerintahan tertentu

/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 5
lainnya dalam skala provinsi termasuk berbagai kewenangan yang belum mampu
ditangani Kabupaten dan Kota.
Kepala Daerah sepenuhnya bertanggung jawab kepada DPRD, dan DPRD
dapat meminta Kepala Daerahnya berhenti apabila pertanggungjawaban Kepala
daerah setelah 2 (dua) kali tidak dapat diterima oleh DPRD. Pemerintah Daerah
terdiri dari Kepala Daerah dan perangkat daerah lainnya sedang DPRD bukan
unsur pemerintah daerah. DPRD mempunyai fungsi pengawasan, anggaran dan
legislasi daerah. Kepala daerah dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD.
Gubernur selaku kepala wilayah administratif bertanggung jawab kepada
Presiden.

5. Perhatikan Tabel.

No Satuan Kabupaten Jumlah Jumlah Pendidik Jumlah


Pendidikan Peserta didik PNS Non PNS total
1 SMA 1. KLU 3871 130 164 696
2. Lobar 9438 421 292 713
3. Kota Mataram 11836 409 287 923
4. Lombok Tengah 14151 514 409 1097
5. Lombok Timur 20254 593 504 294
6. KSB 3157 153 66 219
7. Sumbawa 9762 398 408 806
8. Dompu 8154 410 543 953
9. Bima 18086 744 1578 2322
10. Kota Bima 4269 275 116 391

Sub Jumlah 102978 4047 4367 8414


2 SMK 1. KLU 3461 102 173 275
2. Lobar 12061 364 464 828
3. Kota Mataram 9039 389 267 656
4. Lombok Tengah 1347 292 287 579
5. Lombok Timur 18521 281 439 720
6. KSB 1734 91 33 124
7. Sumbawa 7432 304 323 627
8. Dompu 516 213 321 534
9. Bima 5506 214 426 640
10. Kota Bima 4006 242 159 401

Sub Jumlah 63623 2492 2892 5384


3 SMP 1. KLU 7216 212 321 533
2. Lobar 17522 655 470 1125
3. Kota Mataram 18638 640 365 1005
4. Lombok Tengah 25652 1036 1261 2297
5. Lombok Timur 39575 1141 1404 2545
6. KSB 5404 332 255 587
7. Sumbawa 18551 731 377 1108

/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 6
8. Dompu 12446 567 275 842
9. Bima 21649 967 389 1356
10. Kota Bima 595 413 271 684
Sub Jumlah 167248 6694 5388 12082
JUMLAH: 333849 13233 12647 25880

a. Bagaimana perbandingan jumlah peserta didik dengan pendidik PNS dan Non PNS?
Dalam hitung-hitungan perbandingan jumlah perbandingan antara peserta didik dan
pendidik sebagai berikut:
Perbandingan peserta didik dengan pendidik PNS 1:25
Perbandingan peserta didik dengan pendidik non PNS 1:27
Perbandingan peserta didik dengan seluruh pendidik 1:13

b. Apa yang bisa saudara ungkap dalam pengelolaan dan manajemen kualitas
pendidikan?
Yang dapat diungkap dengan adanya data seperti ini membuktikan bahwa
pendidik di Nusa Tenggara Barat, secara rata-rata sudah ideal dalam perbandingan
dengan peserta didik. Namun tetap ada ketimpangan pada antar kabupaten yang mana
Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur memiliki banyak pendidik yang non
PNS. Tentunya ini merupakan juga termasuk masalah kedalam kondisi keuangan
lembaga. Seperti yang kita tahu sekolah menengah pertama adalah free biaya, yang
artinya sekolah tidak memiliki pemasukan selain dari pemerintah. Tentunya ini juga
menjadi tanggungan dan beban keuangan sekolah.
Dalam kualitas pendidikan seharusnya ntb memiliki kualitas pendidikan yang
menengah ketas dan dapat di sejejerkan dengan provinsi yang memiliki kualitas
pendidikan yang bagus, seperti Bali dan DIY. Namun, tetap saja, sampai saat ini,
dengan kondisi seperti ini Nusa Tenggara Barat malah masih memiliki masalah-
masalah pendidikan seperti relevansi guru yang bekerja tidak sesuai bidangnya.

6. Dana BOS
a. Pelaksanaan dana BOS di SMA dihitung setiap satuan orang siswa sebesar
Rp.1.500.000, SMK sebesar Rp. 1.600.000 dan SMP sebesara Rp. 1.100.000. Bagi
Pendidikan Dasar (SMP dan SD) tidak dibenarkan untuk menarik SPP. Menurut
saudara, apakah pembagian seperti itu sudah sesuai?
Menurut saya sudah sesuai, karena pembagian dana BOS sudah melalui revisi-
revisi dari pembagian sebelumnya namun ada yang harus diperhatikan kembali
terutama jumlah ayng diberikan untuk jenjan SMA dan SMK. Seharusnya jenjang
SMK menerima dana BOS lebih banyak jumlahnya daripada Jenjang SMA, menurut
penulis yang ideal adalah 1,7 Juta untuk SMK dan 1,4 Juta untuk SMA. Alasan SMK
lebih besar nominalnya karena SMK memerlukan lebih banyak dana untuk

/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 7
melakukan prkatik di sekolah, karena kebutuhan praktik di sekolah adalah kebutuhan
wajib yang harus dilakukan oleh siswa SMK.
Selain itu yang harus dibenahi adalah tidak adanya biaya uang sekolah pada
jenjang SD dan SMP. Tentunya hal ini sebenarnya membuat tanggungan negara
semakin banyak. Selain harus memberikan uang dana BOS siswa juga diringankan
dengan adanya sekolah gratis. Hal ini memang mempermudah akses untuk anak-anak
ayng tidak mampu untuk bersekolah, namun biasanya yang terjadi di lapangan uang
dana bos, dipakai tidak pada peruntukannya.
Sekolah gratis juga membuat sekolah berat dalam mengatur keuangannya,
alasannya karena tidak ada pemasukan untuk meningkatkan sarana dan prasarana
sekolah pastinya akan terhambat, hanya bisa menunggu bantuan pemerintah.
Selain siswa juga dapat dana BOS, dalam pemerintahan Presiden Jokowi,
peserta didik juga mendapatkan uang dari Kartu Indonesia Pintar. Sudah banyak
sekali bantuan yang digelontorkan pemerintah untuk mempermudah akses pendidikan
terutama untuk mengenyam pendidikan dasar yaitu wajib belajar 9 tahun.
Namun, hal-hal itu semestinya mampu untuk meningkatkan angka partisipasi
murni. Selain itu, kenyataan dan fenomena di Lombok khususnya banyak terjadi
kasus putus sekolah di jenjang Sekolah Menengah. Seperti kasus putus sekolah
karena menikah, atau menggunakkan obat-obatan bahkan ada siswa yang tidak mau
sekolah.

b. Menurut saudara, bagaimanakah sebaiknya mengelola agar keseimbangan dana BOS


tersebut sesuai dengan peruntukannya?
Berdasarkan hal-hal diatas, dalam pembagian bantuan yang berupa uang,
seharusnya pemerintah memiliki sistem pengawasan dan satgas agar bantuan yang
diberikan tepat sasaran baik dari orang maupun kegunannya dalam meningktakan
kualitas pendidikan
Dan hidupkan kembali kebijakan SPP bagi yang mampu, dan gratis bagi yang
tidak. Kemudian tidak semua bantuan diberikan berupa uang tunai, lebih baik
danannya dimasukan untuk meningkatkan srana prasarana di sekolah dan kebutuhan
pribadi siswa di sekolah.

/conversion/tmp/activity_task_scratch/540498993.docx 8

Anda mungkin juga menyukai