Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI KONSERVASI MYRA ESTIN LEVINE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Anak I

Dosen pengampu mata kuliah : Ns, Ni Nyoman Udiani. S,Kep,M.Kep.


Disusun Oleh: Kelompok 4
II B Keperawatan
Ari efendi : 201801049
Dino julianto pas : 201801055
Jihan pahira : 201801064
Isra musriani : 201801063
Ni made sumiartini :201801073
Yohanes .tumeuwu : 201801092

PROGAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah teori konservasi myra estin
levine ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti.
Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan anak I serta sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi
penyusun dan para pembaca khususnya mengenai hipertiroidisme. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yaitu bagi penyusun
maupun pembaca. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik maupun saran
sebagai perbaikan dalam penyusunan selanjutnya.

Rabu ,04 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................2


A. Teori Myra E Levine..........................................................................2
B. Model Konservasi Levine...................................................................2
C. Konsep Utama Dari Model Konservasi..............................................3
D. Konservasi..........................................................................................4
E. Keterbatasan teori...............................................................................5
F. Kelemahan dan kelebihan teori..........................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................9
B. Saran.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak
tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan
karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan
memerlukan perawatan. Levine lulus dari Cook County School of Nursing
tahun 1944 dan memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari
University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai
perawat sipil untuk US Army, sebagai supervisor perawat bedah, dan
administrasi keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of
Nursing (MSN) di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar
keperawatan di berbagai lembaga (George, 2002) seperti University of
Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Levine menulis 77
artikel yang dipublikasikan yang termasuk artikel “An Introduction to
Clinical Nursing” yang dipublikasikan berulang kali pada tahun pada tahun
1969, 1973 & 1989. Ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Loyola
University pada tahun 1992. Levine meninggal pada tahun 1996.
Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk
mengembangkan ‘teori keperawatan’, tetapi ingin menemukan cara untuk
mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan
berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru
dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek
keperawatan pendidikan yang mernurutnya sangat prosedural dan kembali
fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George,
2002).
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan memperoleh gambaran
tentang Teori Myra Levine.
2. Mahasiswa di harapkan mampu melaksanakan dan mempraktekan teori
konservasi Myra Levine

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Myra E Levine.
Teori Myra E Levine berfokus pada interaksi manusia. Asumsi dasar
Teori Levine adalah:
a. Pasien membutuhkan pelayanan keperawatan atau kesehatan jika
mempunyai masalah kesehatan.
b. Perawat bertanggung jawab untuk mengenali respon/reaksi dan
perubahan tingkah laku serta perubahan fungsi tubuh pasien. Espon
pasien terjadi ketika ia mencoba beradaptasi dengan perubahan
lingkungan atau suatu penyakit. Bentuk respon tersebut dapat berupa
ketakutan, stress, inflamasi dan respons panca indra.
c. Fungsi perawat adalah melakukan intervensi keperawatan serta
membina hubungan terapeutik. Intervensi keperawatan bertujuan
untuk membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit
serta memperbaiki status kesehatan.
B. Model Konservasi Levine.
Model konservasi levine merupakan keperawatan praktis dengan
konservasi model dan prinsip yang berfokus pada pelestarian energi pasien
untuk kesehatan dan penyembuhan. Adapun prinsip konservasi tersebut
adalah sbb:
1. Konservasi Energi .Individu memerlukan keseimbangan energi dan
memperbaharui energi secara konstan untuk mempertahankan aktivitas
hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan.
2. Konservasi Integritas Struktur.Penyembuhan adalah suatu proses
pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat harus membatasi
jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan
fungsi dan intervensi keperawatan.
3. Konservasi Integritas PersonalSeorang perawat dapat menghargai klien
ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap menghargai tersebut
terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur.

2
4. Konservasi Integritas Sosial.
C. Konsep Utama Dari Model Konservasi.
1. Wholeness (Keutuhan).
Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai
sebuah sistem terbuka:“Wholeness emphasizes a sound, organic,
progressive mutuality between diversified functions and parts within
an entirety, the boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan
menekankan pada suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi
yang beragam dan bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang
terbuka)” Levine (1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-
menerus dari organisme individu dengan lingkungannya merupakan
sistem yang ‘terbuka dan cair’, dan kondisi kesehatan, keutuhan,
terwujud ketika interaksi atau adaptasi konstan lingkungan,
memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di semua dimensi
kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka antara
lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir
holistik, memandang individu secara keseluruhan.
2. Adaptasi.
Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan
mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas
lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari
adaptasi. Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.
Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historis, spesificity,
dan redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai
pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas
kehidupannya yang menunjukkan adaptasi historis dan spesificity.
Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik
individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang
terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan
redundancy memilih apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau
kondisi lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan
hidup.
a. Lingkungan.
Levine memandang setiap individu memiliki lingkungannya
sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat
menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek
fisiologis dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai
level persepsi, opersional dan konseptual. Level perseptual
melibatkan kemampuan menangkap dan menginterpretasi dunia
dengan organ indera. Level operasional terdiri dari segala sesuatu
yang mempengaruhi individu secara fisiologis meskipun mereka
tidak dapat mempersepsikannya secara langsung, seperti
mkroorganisme. Pada konseptual level, lingkungan dibentuk dari

3
pola budaya, dikarakteristikkan dengan keberadaan spiritual, dan
ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.
b. Respon organisme.
Respon organisme adalah kemampuan individu untuk
beradaptasi dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi fight
atau flight, respon inflamasi, respon terhadap stress, dan
kewaspadaan persepsi.
1) Fight-flight merupakan respon yang paling primitif dimana
ancaman yang diterima individu baik nyata maupun tidak,
merupakan respon terhadap ketakutan melalui menyerang atau
menghindar hal ini bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang
disampaikan adalah kewaspadaan untuk mencari informasi
untuk rasa aman dan sejahtera.
2) Respon peradangan atau inflamasi merupakan mekanisme
pertahanan yang melindungi diri dari lingkungan yang
merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan diri, respon
individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada dalam
dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan,
untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.
3) Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam
bentuk perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan
structural dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara
bertahap terjadi sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan
dengan pengaruh yang menyebabkan pasien atau individu
berespon terhadap pelayanan keperawatan.
4) Kewaspadaan perceptual, respon sensori menghasilkan
kesadaran persepsi, informasi dan pengalaman dalam hidup
hanya bermanfaat ketika diterima secara utuh oleh individu,
semua pertukaran energi terjadi dari individu ke lingkungan
dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau tingkah
laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan
perceptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi
dunia (lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan
mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk
mempertahankan keamanan dirinya.
c. Trophicognosis.
Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif
untuk diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk
menentukan sebuah penentuan rencana keperawatan.
D. Konservasi.
Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar
teorinya. Konservasi menjelaskan suatu system yang kompleks yang
mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk. Dalam
pengertian Konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi

4
dan beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka. Aplikasi Pada
Proses Keperawatan Proses Keperawatan Levin dengan menggunakan
pemikiran kritis (Tomey, 2006) Proses Pembuatan keputusan Pengkajian
Mengumpulkan data provokatif melalui wawancara dan observasi dengan
menggunakan prinsip konservasi
a. Konservasi energi.
b. Integritas struktur.
c. Integritas personal.
d. Integritas sosial.
Perawat mengobservasi pasien dengan melihat respon organisme
teradap penyakit, membaca catatan medis, evaluasi hasil diagnostik dan
berdiskusi dengan pasien tentang kebutuhan akan bantuannya. Perawat
mengkaji pengaruh lingkungan eksternal dan internal pasien dengan
prinsip konservasi. Fakta provokatif yang perlu dikaji:
a. Keseimbangan suplai dan kebutuhan energi.
b. Sistem pertahanan tubuh.
c. harga diri.
d. Kesiapan seseorang dalam berpartisipasi dalam sosial sistem.
E. Keputusan Tropihicognosis.
1. Diagnosa keperawatan menyimpulkan fakta provokatif:
Fakta provokatif disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan
kemungkinan dari kondisi pasien. Sebuah kep utusan mengenai
bantuan yang dibutuhkan pasien dibuat . Keputusan ini disebut
tropihicognosis.
2. Hipotesis.
Mengarahkan intervensi keperawatan dengan tujuan untuk
keutuhan dan promosi adaptasi Berdasarkan keputusan, perawat
memvalidasi masalah pasien, lalu mengemukakan hipotesis tentang
masalah dan solusinya. Ini disebut rencana keperawatan. Intervensi
Uji hipotesis Perawat menggunakan hipotesis untuk memberi arah
dalam melakukan perawatan. Intervensi dilakukan berdasarkan prinsip
konsevasi, yaitu konservasi energi, struktur, personal dan sosial.
Pendekatan ini diharapkan mampu mempertahankan keutuhan dan
promosi adaptasi.
3. Evaluasi.
Observasi repon organisme terhadap intervensi Hasil dari uji
hipotesa dievaluasi dengan mengkaji respn organisme apakah
hipotesis membantu atau tidak.
F. Keterbatasan teori.
Meskipun kelengkapan dan aplikasi teori Levine luas, model ini bukan
tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi Levine berfokus pada
penyakit yang bertentangan dengan kesehatan; demikian, intervensi
keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi penyajian individu.

5
Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine adalah
berfokus pada saat ini dan jangka pendek, dan tidak mendukung prinsip-
prinsip promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, meskipun ini adalah
komponen penting dari praktek keperawatan saat ini. Dengan demikian,
keterbatasan utama adalah fokus pada individu dalam keadaan sakit dan
pada ketergantungan pasien. Selanjutnya, perawat memiliki tanggung
jawab untuk menentukan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
perawatan, dan jika persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan
pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan tidak cocok, ketidakcocoka
ini akan menjadi daerah konflik. Selain itu, ada beberapa keterbatasan
ketika ke empat prinsip Conservational Modelditerapkan:
1. Konservasi energi, Levine tujuan adalah untuk menghindari
penggunaan energy yang berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur
dalam perawatan sakit samping tempat tidur klien. Dalam kasus di
mana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada pasien
mania, ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-
anak atau mereka dengan gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori
Levine itu tidak berlaku.
2. Pada konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk
melestarikan struktur anatomi tubuh serta untuk mencegah kerusakan
struktur anatomi. Ini, sekali lagi, memiliki keterbatasan. Dalam kasus-
kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna tapi tanpa
diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi plastik, prosedur
seperti perangkat tambahan payudara dan liposuctions; integritas
struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien mencari
kecantikan fisik dan kepuasan psikologis yang dibawa ke pertimbangan.
Jika tidak demikian, prosedur tidak boleh dipromosikan.
3. Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan
privasi, didorong dan psikologis didukung. Keterbatasan di sini akan
berpusat pada klien yang secara psikologis terganggu dan lumpuh dan
tidak bisa memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu,
individu atau klien bunuh diri.
4. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk melestarikan dan
pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan klien, orang lain
yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya. Keterbatasan
khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang lain yang
signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris yang tidak
mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak sadar, fokus
di sini adalah tidak lagi pasien sendiri namun orang-orang yang terlibat
dalam perawatan kesehatannya.

6
G. Kelemahan dan kelebihan teori.
a. Kelemahan Teori.
Meskipun kelengkapan teori dan aplikasi teori Levine luas, model
ini bukan tanpa batasan. Sebagai contoh model konservasi levine
berfokus pada penyakit yang bertentangan dengan kesehatandemikian,
intervensi keperawatan dibatasi hanya untuk mengatasi kondisi
penyajian individu. Oleh karena itu, intervensi keperawatan
berdasarkan teori Levine adalah berfokus pada saat ini dan jangka
pendek, dan tidak mendukung prinsip-prinsip promosi dan pencegahan
penyakit, meskipun ini adalah komponen penting dari praktek
keperawatan saat ini. Dengan demikian, keterbatasan utama adalah
fokus individu dalam keadaan sakit dan pada ketergantungan pasien.
Selanjutnya, perawat memiliki tanggung jawab untuk menentukan
kemampuan pasien untuk berartisipasi dalam perawatan, dan jika
persepsi perawat dan pasien tentang kemampuan pasien untuk
berpartisipasi dalam keperawatan tidak cocok, ketidakcocokan ini akan
menjadi daerah konflik. Selain itu, ada beberapa keterbatasan ketika ke
empat prinsip model konservasi diterapkan. Pada konservasi energi,
tujuan Levine adalah untuk menghindari penggunaan energi yang
berlebihan atau kelelahan. Hal ini diatur dalam perawatan sakt samping
tempat tidur klien. Dalam kasus dimana kebutuhan energi untuk
digunakan dari pada seperti pada pasien mania, ADHD (Attention-
Defict Hyperactivity Disorder) pada anak-anak atau mereka dengan
gerakan terbatas seperti klien lumpuh, teori Levine itu tidak berlaku.
Pda konservasi integritas struktural, fokusnya adalah untuk
melestarikan struktur anatomi. Ini sekali lagi memiliki keterbatasan.
Dalam kasus-kasus dimana struktur anatomis tidak begitu sempurna
tapi tanpa diidentifikasi cacat atau masalah seperti dalam operasi
plastik, prosedur seperti perangkat tambahan patudara dan liposuctions,
integritas struktural seseorang dikompromikan tetapi pilihan pasien
mencari kecantikan fisik dan epuasan psikologis yang dibawa ke
pertimbangan. Jika tidak demikia, proedur tidak boleh dipromosikan.
Pada konservasi integritas personal, perawat diharapkan memberikan
pengetahuan dan kebutuhan pasien harus dihormati, dilengkapi dengan
privasi, didorong dan psikologis terganggu dan lumpuh dan tidak bisa
memahami dan menyerap pengetahuan, pasien koma yaitu individu atau
klien bunuh diri. Tujuan konservasi integritas sosial adalah untuk
melestarikan dan pengakuan dari interaksi manusia, terutama dengan
klien, orang lain yang signifikan yang terdiri dari sistem dukungannya.
Keterbatasan khusus untuk ini, adalah ketika klien tidak memiliki orang
lain yang signifikan seperti ditinggalkan anak-anak, pasien psikiatris
yagn tidak mampu berinteraksi, klien tidak responsif seperti orang tak

7
sadar, fokus disini adalah tidak lagi pasien sendiri tetapi orangorang
yang terlibat dalam perawatansakit samping tempat tidur klien. Dalam
kasus dimana kebutuhan energi untuk digunakan dari pada seperti pada
pasien mania, ADHD pada anak-anak atau mereka dengan gerakan
terbatas seperti pasien lumpu, teori lavine itu tak dapat berlaku.
b. Kelebihan dari Teori Lavine.
Pada teori akan terlihat lebih menguntungkan saat dimana keadaan
klien mempunyai partner pengawas non perawat yang turut membantu
dalam penjadwalan keperawatan. Dan perawat yang dapat mengerti
keadaan dan integritas klien secara penuh. Dengan didukung dari klien
yang mampu beradaptasi dan melakukan persepsi dengan normal.\

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kesimpulan Teori perawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-
elemen proses perawatan. Menurutnya harus selalu mengobservasi klien,
memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan perencanaan dan
mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien.
Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.
Pengaruh masyarakat atau lingkungan dalam teori Levine sangat penting. Inti
dari definisi teori Levine bahwa perawatan adalah interaksi antara manusia, ia
menggunakan konsep adaptasi dan peningkatan respon tubuh melalui
pendekatan sistem.
B. Saran.
1. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan.
2. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan.

9
DAFAR PUSTAKA

Añonuevo, C. A., et al. (2005). Theoretical foundations of nursing. University of


the Philippines
Open University: Quezon City, Philippines. Current Nursing. (n.d.). Nursing
theories: Levine’s four conservation principles. Diunduh
darihttp://currentnursing.com/nursing_theory/Levin_four_conservation_pri
nciples.htmpada bulan September 2010.
DeBruin, Debra A. (2004). Looking Beyond the Limitations of “Vulnerability”:
Reforming Safeguards in Research. The American Journal of Bioethics,
1536-0075, Volume 4, Issue 3, 2004, Pages 76 – 78
George, J. B. (2002). Nursing theories: Base for professional nursing. (5th ed).
Pearson Education.
Leach, M.J. (n.d.) Wound management: Using Levine’s Conservation Model to
guide practice. Vol. 52, Issue No. 8. Diunduh dari: http://www.o-
wm.com/article/6024 pada bulan September 2010.
Levine, M. E. (1967). The four conservation principles of nursing. Nursing
Forum, 6(1), 45-49.
Levine, M. E. (1967). This I believe: About patient centered care. Nursing
Outlook, 15(4), 53-55.
Levine, M. E. (1973). Introduction to clinical nursing. F. A. Davis Company:
Philadelphia, PA.
Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing theorists and their work. (6th
ed.). Elsevier Health Sciences.
Tomey, A. M. & Alligood, M. R. (2006). Nursing Theory : utilization &
application. Missouri : Mosby

10

Anda mungkin juga menyukai