Anda di halaman 1dari 9

NAMA : TIARA NOVITASARI

NIM : 1811140084
KELAS : 1C
PRODI : Perbankan syariah

1.Landasan Dan Tujuan Pancasila

A.Landasan Pendidikan Pancasila


a. Landasan historis
proses pembentukan bangsa Indonesia secara garis besar dapat dirangkum
sebagai berikut:
1) Zaman kerajaan kerajaan kuno
2) Zaman kerajaan kerajaan islam
3) Masa penjajahan bangsa barat
4) Masa perjuangan mengusir penjajah secar fisik
5) Kebangkitan nasional
6) Sumpah pemuda
7) Masa pendudukan jepang
8) Proklamai kemerdekaan
9) Masa revolusi fisik
10) Masa demokrasi liberal
11) Masa demokrasi terpimpin
12) Masa orde baru
13) Masa reformasi
Secara historis bahwa nilai nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif
historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga anal nilai niali
Pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan
kata lain bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila, oleh karena itu
berdasarkan fakta objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai nilai Pancasila.
b. Landasan kultural
setiap bangsa memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda
dengan bangsa lain. Negara komunisme dan liberalisme meletakkan dasar fisafat
negaranya pada suatu konsep ideologinya pada suatu konsep pemikiran karl marx.
Berbeda dengan bangsa bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu
asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
c. Landasan yuridis
landasan yuridis perkuliahan pendidikan Pancasila antara lain:
1. Pembukaan UUD 1945
2. Undang undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bab
II pasal 2 menyatakan “pendidikan nasional berdasakan Pancasila dan
undang undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945”.
3. Surat edaran dirjen pendidikan tinggi departemen pendidikan nasional
tanggal 5 januari 2010 nomor 06/D/T/2010 perihal penyelenggaraan
perkuliahan pendidikan Pancasila.
d. Landasan filosofis
secara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara, adalah
sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini berdasarkan
kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk tuhan yang maha esa. Syarat
mutlak suatu negara adalah adanya persatuan yang terwujudkan sebagai rakyat
(merupakan unsur pkok negara), sehingga secara filosofis negara berpersatuan dan
berkerakyatan. Konsekuensinya rakyat adalah merupakan dasar ontologies
demokrasi, karena rakyat merupakan asal mula kekuasaan negara. Atas dasar
pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup bernegara nilai nilai Pancasila
merupakan dasar filsafat negara.

B. Tujuan Pendidikan Pancasila

Dalam UU No. 2 tahun 1989 dan UU NO. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dan juga termuat dalam SK dirjen dikti.
No.38/DIKTI/Kep/2002, dijelaskan bahwa tujuan pendidikan Pancasila
Menghendaki Bangsa yang religius yang taat kepada Tuhan Yang Maha
Esa,mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam
kehidupan sehari hari, yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap
tuhan yang maha esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan
agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung
kekuatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan
perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, diarahkan pada perilaku
yang mendukung supaya terwujudnya keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Serta adapun tujuan ainnya, yaitu:

1. Menjadi Bangsa yang menghargai HAM (Hak Asasi Manusia)


2. Menghendaki Bangsa yang demokratis
3. Menghendaki menjadi Bangsa yang nasionalis yang mencintai tanah air
Indonesia
4. Menjadi Bangsa yang adil secara sosial ekonomi

2. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan

Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses


sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan
kerajaan pada abad ke IV, KE V kemudian dasar dasar kebangsaan Indonesia
telah mulai Nampak pada abad ke VII.
A. Zaman Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, masyarakat kutai
yang membuka zaman sejarah Indonesia yang pertama kalinya ini
menampilkan nilai nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan,
kenduri serta sedekah pada para Brahmana.
B. Zaman Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga
tahap yaitu: pertama zaman sriwijaya dibawah wangsa sailendra (600-1400)
yang bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara
kebangsaan Indonesia lama kemudian ketiga negara kebangsaan modrn
yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang negara proklamasi 17 agustus
1945) secretariat negara RI, 1995:11).
C. Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit
Sebelum kerajaan majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang
memancangkan nilai nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan kerajaan di
jawa tengah dan jawa timur secara silih berganti.
D. Kerajaan Kerajan Majapahit
Pada tahun 1293 berdiri kerajaan majapahit yang mencapai zaman
keemasannya pada pemerintah raja hayam wuruk dengan majapahit gajah
mada yang dibantu oleh laksamana nala dalam memimpin armadanya untuk
menguasai nusantara. Wilayah kerajaan majapahit semasa jayanya itu
membentang dari semenanjung sampai irian barat melalui Kalimantan.
E. Zaman Penjajahan
Pada akhir abad ke XVI bangsa belanda dating ke Indonesia dan untuk
menghindari persaingan persaingan dikalangan mereka sendiri mereka
mendirikan sebuah organisasi dagang yang dikenal dengan VOC. Praktek
praktek dagang VOC mulai kelihatan memaksa dan rakyat mulai
mengadakan perlawanan, namun karena antar kerajaan yang satu dnegan
kerajaan yang lain tidak ada koordinasi maka mereka tidak pernah berhasil.
F. Kebangkitan Nasional
Dalam situasi yang menggoncangkan muncullah partai nasional Indonesia
yang dipelopori oleh soekarno, cipto mangunkusumo, sartono dan tokoh
lain. Mulailah kini perjuangan Indonesia dititik beratkan pada kesatuan
nasional, dengan tujuan yang jelas dengan tampilnya para pemudanya dan
diikuti dengan sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 dan juga pertama
kalinya dikumandangkan lagu Indonesia raya dan sekaligus sebagai
penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.
G. Zaman Penjajahan Jepang
Jepang masuk keiindonesia dengan propaganda jepang bahwa Indonesia dan
jepang suadara tua Indonesia.pada tanggal 29 april 1945 bertepatan dengan
ulang tahun kaisar pemerintah jepang memberikan hadiah kepada Indonesia
janji merdeka tanpa syarat. Untuk mendapatkan dukungan dan simpati dari
Indonesia sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu BPUPKI
dengan diketuai Dr. K.R.T Radjimaan wediodiningrat dan enam puluh
anggotanya.
H. Sidang BPUPKI pertama
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari, berturut turut
yang tampil untuk menyampaikan pidato yaitu (a) tanggal 29 mei 1945 mr.
muh. Yamin, (b) 31 mei 1945 prof. soepomo dan (c) 1 juni 1945 ir.
Soekarno
I. Sidang BPUPKI kedua
Dalam rapat BPUPKI kedua yaitu dalam rapat tanggal 10 juli antara lain
diambil keputusan tentang bentuk negara dan suara terbanyak menginginkan
bentuk republik. Pada tanggal 11 juli 1945 keputusan yang penting adalah
tentang luas wilayah.
J. Proklamasi Kemerdekaan Dan Sidang PPKI
a) Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945
Setelah jepang menyerah kepada sekutu kesempatan ini digunakan
sebaik baiknya oleh pejuang kemerdekaan Indonesia. Namun karena
adanya perbedaan pendapat maka soekarno-hatta diasingkan ke
rengasdengklok agar tidak mendapat pengaruh dari jepang.kemudian
pada tanggal 17 agustus 1945 dipegangsaan timur 56 jakarta, tepat pada
hari jumat, jam 10 pagi WIB, bung karno dengan didampingi bung hatta
membacakan naskah proklamasi dengan hikmat.
b) Sidang PPKI
1. Sidang pertama (18 agustus 1945)
Sidang pertama menghasilkan keputusan sbb:
a. mengesahkan UUD 1945
b. memilih presiden dan wakil presiden
c. menetapkan berdirinya komite nasional Indonesia pusat sebagai
badan musyawarah darurat
2. sidang kedua (19 agustus 1945)
Pada sidang kedua PPKI menentukan ketetapan tentang daerah
propinsi
2. Sidang ketiga (22 agustus 1945)
KePutusan yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal, salah
satu dari pasal tersebut yaitu pasal 2 dibentuklah suatu badan yang
disebut “badan keamanan rakyat (BKR)”
3. Sidang keempat (22 agustus 1945)
Pada sidang keempat PPKI membahas agenda tentang komite
nasional partai nasional Indonesia yang pusatnya berkedudukan di
Indonesia.
K. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Secara ilmiah proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian
sebagai berikut:
a) Dari sudut ilmu hokum proklamasi merupakan saat tidak berlakunya
tertib hokum kolonial dan saat berlakunya tertib hokum nasional.
b) Seorang politik ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa
Indonesia terbebas dari penjajahan bangsa asing dan memiliki
kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri dalam suatu negara
proklamasi republic Indonesia.
L. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Presiden mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada tanggal 5 juli 1959
yaitu:
1. membubarkan konstituante
2. menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya
UUDS 1950
3. dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat singkatnya
landasan hokum dekrit adalah “hokum darurat” yang dibedakan atas dua
macam yaitu:
a) hukum tata negara darurat subjektif
b) hokum tata negara darurat objektif
M. Masa Orde Baru
Munculnya orde baru diawali dengan munculnya aksi aksi dari seluruh
masyarakat antara lain KAMI dan sebagainya. Karena orde lama akhirnya
tidak mampu lagi menguasai pimpinan negara, maka presiden RI panglima
tertinggi memberikan kekuasaan penuh kepada panglima angkatan darat
letnan jendral soeharto, yaitu dalam bentuk surat perintah 11 maret yang
dikenal dengan SUPERSEMAR yaitu bertugas untuk menindak pengacau
keamanan yang dilakukan oleh PKI dan ormas ormasnya.

3.Kronologis Perumusan Pancasila Dasar Filsafat Negara

Kesatuan sila sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan


kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar
onyologis, dasar epistomologis serta dasar aksiologis dari sila sila Pancasila.
Sebagaimana dijelaskan bahwa kesatuan sila sila Pancasila adalah bersifat
hierarkis dan mempunyai bentuk pyramidal, digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkhis sila sila Pancasila dalam urut urutan lainnya (kuantitas) dan
dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila sila Pancasila itu dalam arti
formal logis.
1. Dasar antropologis sila sila Pancasila
Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak
monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar
antropologis. Jikalau kita pahami dari segi filsafat negara bahwa Pancasila
adalah dasar filsafat negara, adapun pendukung pokok negara adalah rakyat
dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau
dalam filsafat Pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila sial
pancasial adalah manusia.
2. Dasar epistemologis sila sila Pancasila
Dasar epistemologis Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan konsep
dasarnya tentang hakikat manusia. Terdapat tiga persoalan yang mendasar
dalam epistemologi yaitu: pertama tentang sumber pengetahuan manusia,
kedua tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak
pengetahuan manusia.
3. Dasar aksiologis sila sila Pancasila
Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung
pada titik tolak dan sudut pandangnya masing masing dalam menentukan
tentang pengertian nilai dan hierarkhinya. Namun dari berbagai macam
pandangan tentang nilai dapat kita kelempokan pada dua macam sudut
pandang yaitu bahwa sesuatu itu bernilai karena berkaitan dengan subjek
pemberi nilai yaitu manusia,hal ini bersifat subjektif namun juga terdapat
pandangan bahwa pada hakikatnya sesuatu itu memang pada dirinya
sendiri memang bernilai, hal ini merupakan pandangan dari paham
objektivisme.
Daftar pustaka

1. Gusmansyah,weri, 2018,Bahan Ajar Pancasila,Bengkulu:-

2. Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet.9


Jakarta: Pancoran Tujuh.

3. Notonagoro. 1980. Beberapa hal Mengenai Falsafah Pancasila,


Cet. 9.Jakarta: Pantjoran Tujuh.

4. Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka


Cipta.

Anda mungkin juga menyukai