Anda di halaman 1dari 13
Yth 1 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN [REPURLIK INDONESIA Gubernur/Bupati/ Walikota; Kepala Korps Lalu Lintas Polri; Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek; Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat; Pimpinan Perusahaan Angkutan Umum; Penyelenggara Pelabuhan Penyeberangan; Ketua DPP ORGANDA; Ketua DPP APTRINDO; Ketua DPP GAPASDAP; 10. Ketua DPP INFA. eeraasen ‘SURAT EDARAN Nomor SE 56 TAHUN 2021 TENTANG, PETUNJUK PELAKSANAAN PERJALANAN ORANG DALAM N3GERI DENGAN TRANSPORTASI DARAT PADA MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) Latar Belakang Schubungan dengan telah ditetapkannya Surat Edaran Kewa Satuan ‘Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 16 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Ccrona Virus Disease 2019 (COVID-19}, maka perlu ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan ‘Transportasi Darat Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), 2. Maksud dan Tujuan ‘meningkatkan penerapan protokol Kesehatan yang ‘ebih ketat terhadap pelaku perjalanan menggunakan moda transportasi darat, pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19}; ‘mencegah terjadinya penyebaran dan peningkatan penuleran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); dan melakukan pembetasan pelaku perjalanan dalam negeri dengan ‘moda transportasi darat. 3. Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi » protokol kesehatan umum pada moda transportasi darat; protokol keschatan terhadap pelaku perjalanan dalam negeri untuk transportasi darat; dan pemantauan, pengendalian dan evaluasi 4. Dasar Hukum: b, ‘Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19}; Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentarg Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Permulihan Ekonomi Nasional; Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (covip-19); Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID- 10) Sebagai Bencana Nasional; |. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentarg Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2C20 tentang, Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah ‘dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Talun 2020; Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2021 tentang. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 dan Level 3 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali; Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2021 tentang Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Corona Virus Disease 2019 i Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papus Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Leval 3, Level 2 dan Level 1 Serta Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pegendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019; ‘Surat Edaran Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 16 ‘Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada ‘Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19}; Keputusan Hasil Rapat Koordinasi Terbatas Tingkat Menseri tanggal 25 Juli 2021 8. Isi Bdaran Petunjuk pelaksanaan perjalanan orang dengan transportasi darat pada masa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) dilalcukkan ‘terhadap: 1) -kendaraan bermotor umum, yang meliputi: 9) angkutan antar lintas batas negara; bj angkutan antarkota antarprovinsis ) angkutan antarkota dalam provinsi; ) angkutan antarjemput antarprovinsi; ©) angkutan pariwisata; ) angkutan barang; 2) kendaraan bermotor perseorangan, yang meliputi: 4) mobil penumpang; b) sepeda motor; 3) angkutan sungai, danau, dan penyeberangan, melaksanakan protokol keschatan secara ketat mulai dari tempat pemberangkatan, selama perjalanan sampai dengan tempat kedatangan, termasuk melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan melaksanakan koordinasi intensif dengan stakeholder terkait; 1) setiap individu yang melakukan perjalanan orang wajib bertanggung jawab atas kesehatannya masing-masing dengan menerapkan dan mematuhi protokol Kesehatan 6M, yaitu ‘memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di ar mengalir, ‘menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurang| mobilitas, dan menghindari makan bersama; 2) sctiap individu yang melakukan perjalanan orang wajib mematuhi ketentuan pengetatan protokol Kesehatan perjalanan orang sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Ketua Satuan ‘Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 16 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), berupa: ) penggunaan masker wajib dilakukan dengan benar menutupi hidung dan mulut; by jenis masker yang digunakan oleh pelaku perjalanan adalah ‘masker kain minimal 3 (tiga) lapis atau masker medis; ©) tidak diperkenankan untuk berbicara satu arah maupun dua farah melalui telepon ataupun secara langsung sepanjang perjalanan; dan 4d) untuk perjalanan yang menggunakan kendaraan bermotor umum tidak diperkenankan untuk makan dan minum sepanjang perjalanan bagi perjalanan yang karang dari 2 (dua) jam, terkecuali bagi individu yang wajib ‘mengkonsumsi obat dalam rangka pengobatan yane jika tidak dilakukan dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan orang tersebut. ©. Petunjuk pelaksanaan perjalanan orang dengan transportasi darat pada masa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan ketentuan sebagai berileut, 1) pelaku perjalanan jarak jauh yang menggunakan moda transportasi darat dan angkutan penyeberangan dari danke Pulau Jawa dan Pulau Bali serta daerah yang ditetapkan melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri sebagai daerah dengan kategori PPKM Level 4 dan Level 3 wajib memenuhi ketentuan: a) perjalanan jarak jauh merupakan perjalanan dengan jarak ‘minimal perjalanan 250 (dua ratus lima puluh) kilemeter atau ‘minimal waktu perjalanan 4 (empat) jam; ) pelaku perjalanan dengan transportasi darat yang ‘menggunakan kendaraan bermotor perseorangen, sepeda ‘motor, dan kendaraan bermotor umum, wajib menunjukkkan kkartu vaksin (minimal vaksin dosis pertama) dan surat ‘keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelaya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan, sebagai persyaratan melanjutkan perjalanan; ©) pelaka perjalanan Angkutan Penyeberangan, wajib menunjukkan Kartu vaksin (minimal vaksin dosis pertarna) dan surat keterangan hasil negatif’ tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan atau hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 Jam atau on site sebelum keberangkatan, sebagai persyaratan perjalanan, 2) pelaku perjalanan jarak jauh dengan menggunekan moda ‘transportasi darat dan angkutan penyeberangan dari dan ke dacrah yang ditetapkan sebagai daerah kategori PPKM Level 1 dan PPKM Level 2 wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kkurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun walt ‘maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan; 9) Kkhusus perjalanan rutin dengan moda tansportasi darat menggunakan kendaraan bermotor perseorangan, kendaraan bermotor umum, transportasi_sungai, danau, dan. penyeberangan, dalam satu wilayah/kawasan aglomerasi perkotaan dengan ketentuan sebagai berikut: ‘) hanya berlaku untuk kepentingan sektor esensial dan selctor ‘kritikal sesuai dengan Ketentuan peraturan 3erundang- undangan terkait ) tidak diwajibkan untuk menunjukkan kartu vakein dan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau Rapid Test Antigen, ‘Terhadap pela perjalanan dalam satu wilayah aglomerasi perkotaan dapat dilakukan tes acak (random cek); ‘) wajib dilengkapi dengan persyaratan dokumen berupa: (1) Surat Tanda Registrasi Pekerja atau Surat Keterangan Jainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat; dan/atau 2) surat tugas yang ditandatangani oleh pimpinan perusahaan atau pejabat minimal eselon 2 (untuk pemerintahan) dan berstempel/eap basah atau tanda tangan elektronik. 4) ‘khusus pengemudi dan pembantu pengemudi kendaraan logistile, tidak diwajibkan menunjukkan Kartu vaksin (minimal vakesin dosis pertama) namun wajib menunjulkan surat keterangan hhasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan. Bagi pengemudi dan pembantu pengemudi yang belum melaksanalean vaksinasi diarahkan untuk melaukan vaksinasi oleh Satuan ‘Tugas Penanganan COVID-19 apabila tersedia di lokasi simpul transportasi darat; 5) pelaku perjalanan orang usia di bawah 12 tahun dibatasi untuk: sementara; 6) dalam hal surat keterangan RT-PCR atau Rapid Test Antigen menyatakan hasil negatif namun penumpang menunjukkan gejala indikasi COVID-19, maka penumpang dilarang melanjutkan perjalanan dan diwajibkan untuk melakukan tes diagnostik RT-PCR dan isolasi mandiri selama wait tungga nasil pemeriksaan; 7) pelaku perjalanan dengan kepentingan khusus nedis yang tidak/belum divaksin dengan alasan medis terdasarkan kketerangan dari dokter spesialis dapat melakukan perjalanan dengan menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun wakeu maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan, sebagai persyaratan ‘melanjutkan perjalanan. 4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf ¢ dikecualikan un tuk ‘moda transportasi perintis termasuk di wilayah perbatasan, daerah 9T (tertinggal, terdepan, terluar|, dan pelayaran terbatas sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. © Pembatasan kapasitas penumpang kendaraan bermotor umum clan kendaraan bermotor perseorangan berupa mobil penumpang, sebagai berikut: 1) pembatasan jumlah penumpang paling banyak 50% (lima puluh persen) dari jumlah kapasitas tempat duduk dan penerapan jaga Jarak fisik (physical distancing), untuk daerah di Pulau Jawa dan Pulau Bali dengan kategori PPKM Level 4; 2) pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70% (ayjuh puluh ppersen) dari jumlah kapasitas tempat duduk dan penerapan jaga jarak fisik (physical distancing), untuk daerah di Pulau Jawa dan Pulau Bali dengan kategori PPKM Level 3; 3) pembatasan jumlah penumpang paling banyak 70% (wjuh puluh persen) dari jumiah kapasitas tempat duduk dan penerapan jaga Jarak fisik (physical distancing), untuk daerah di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali dengan kategori PPKM Level 4, Angleutan sungai, danau, dan penyeberangan dilalculcan pembatasan Jumlah penumpang paling banyak 50% (lima puluh persen) dari jumlah kapasitas angkut penumpang kapal dan penerapan jaga jarake {isik (physical distancing). & Scpeda Motor Yang Digunakan Untuk Kepentingan Masyarakat dipasang sekat antara pengemudi dan penumpang untuk penerapan Jaga jarak fisik (physical distancing). h. Pemberlakukan jam operasional moda transportasi dérat sebagai berikut: 1) kendaraan bermotor umum, disesuaikan dengan demand dan dilakukan pembatasan leh pejabat_sesuai_ dengan kewenangannya; 2) angkutan penyeberangan, disesuaikan dengan demand dan jadwal operasi kapal. i, Setiap Kendaraan Bermotor Umum yang melayani angkutan antar lintas batas negara, angkutan antarkota antarprovins:, angkatan antarkota dalam provinsi, angkutan antarjemput antarprovinsi, angkutan pariwisata wajib masuk dan singgah di terminal penumpang. J. Apabila terdapat penumpang yang melalcukan pengembalian (refund) tiket, proses pengembalian (refund) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. k. Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan perjalanan orang dengan transportasi darat pada masa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19), maka: 1), Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat: a) melakukan pengawasan dan dalam —_pelaxsanaannya berkoordinasi dengan stakeholder terkait, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Daerah, Dinas Perhubungan, Satuan Tugas COVID-19 Daerah dan Instansi terkait lainnya; ) berkoordinasi dengan Satuan Tugas COVID-19 Daerah dalam pembentukan pos penjagaan dan pemeriksaan di setiap Terminal Penumpang serta Pelabuhan Sungai, Danau, dan Penyeberangan yang dilengkapi dengan —_fasilitas, penyelenggaraan protokol kesehatan; 2) ©) memastikan Terminal Penumpang tetap beroperasi den gan pembatasan jam operasional dan pembatasan layanan angkutan antarkota serta tetap memperhatikar ketentuan protokol keschatan untuk melayani sarana transportasi darat; 4d) memastikan Pelabuhan Sungai, Danau, dan Penyeberangan tetap beroperasi sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan tetap ‘memperhatikan ketentuan protokol kesehatan untak melayani sarana transportasi darat; ©) memastikan setiap calon penumpang atau pergguna jasa ‘mematuhi protokol Kesehatan selama berada di wilayah ‘Terminal Penumpang dan Pelabuhan Sungai, Danau, dan Penyeberangan; 4) memastikan Perusahaan Angkutan Umum dan Penyelenggara Pelabuhan Penyeberangan melaksanakan —_ketentuan pelaksanaan perjalanan orang dengan transportas: darat pada ‘masa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19); 2) melakcukan sosialisasi terkait informasi angkutan umum yang beroperasi berupa jadwal kedatangan dan keberangkatan; dan hh) melaporkan hasil pengawasan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat. Perusahaan Angkutan Umum dan Penyelenggara Pelabuhan Penyeberangan: 4) melaksanakan dan mematuhi ketentuan pelaksanaan perjalanan orang dengan transportasi darat ada masa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19); dan >) wajib memastikan calon penumpang dan awak kendaraan bermotor umum memenuhi persyaratan perjalanan orang dan protokol Kesehatan yang telah ditetapkan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Pengawasan terhadap pengendalian transportasi darat pada masa andemi Corona Virus Disease (COVID-19) dilaksanakan oleh: 1) Kepolisian Negara Republik Indonesia dibantu oleh Tentara Nasional Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Balai Pengelola ‘Transportasi Darat, dan Dinas Perhubungan pada terminal dan vest area, untuk kendaraan bermotor perseorangan dan umum; dan/atau 2) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Balai Pengelola ‘Transportasi Darat, dan unit pelaksana teknis pelabuhan ibantu oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia pada pelabuhan, untuk transportasi sungai, danau, dan penyeberangan, Pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf | dapat dilaluulkan pada pos koordinasi sebagai titik pengecekan yang dilaksanalcan bersama-sama dengan Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 dan pemerintah daerah, Petugas yang melaksanakan pengawasan di lapangan harus mematuhi protokol Kesehatan antara lain, memakai masker kain ‘minimal 3 (tiga) lapis atau masker medis dan menggunakan faceshield. Dalam hal terjadi perubahan kondisi lalu lintas jalan, Kepolisian [Negara Republik Indonesia dapat melakukan perubahan pengaturan Jalu lintas jalan, Pemalsuan surat keterangan hasil tes RT-PCR atau rapid test antigen yang digunakan sebagai dokumen persyaratan perjalanan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang. ‘undangan. Menteri, Gubernur, Bupati/Wali kota, Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pusat dan daerah, unit pelaksana teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan penyelenggara/operator prasarana transportasi darat melakukan koordinasi, sosialisasi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan Surat Edaran ini Selain ketentuan Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Darat Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana diatur dalam Surat Edaran jini, pengendalian transportasi pada sarana dan prasarana ‘ransportasi darat tetap mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) scbagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). 8. Dengan berlakunya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 43 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Darat Dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE S1 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 43 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Darat Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dicabut dan dinyatakan tidak berlale. {. Surat Edaran ini mulai berlaku efektif pada tanggal 26 Juli 2021 sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian dan dapat iperpanjang sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan terakhir di lapangan, 6. Penutup Surat Edaran ini sewaktu-waktu dapat diubah dan dilakulcan perbaikan sesuai dengan petunjuk/pemberitahuan dari instansi yang berwenang, Demikian disampaikan, untuk dapat dilakeanakan dengan penuh tanggung jawab. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Juli 2021 an, MENTERI PERHUBUNGAN REKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN, ‘Tembusan: ‘Ketua Komite Kebijakan Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional; 2, Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional; 3. Ketua Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19); 4. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana selaku Ketua Satuan ‘Tugas Penanganan COVID-19;, Menteri Perhubungan; Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; Kepala Biro Hukum Kementerian Perhubungan,

Anda mungkin juga menyukai