dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam kebijakan moneter, Bank Indonesia telah
stabilisasi nilai tukar rupiah, injeksi likuiditas dalam jumlah yang besar baik likuiditas
rupiah maupun valas, mempermudah bekerjanya pasar uang dan pasar valas di
domestik maupun luar negeri, relaksasi ketentuan bagi investor asing terkait lindung
nilai dan posisi devisa neto, pelonggaran makroprudensial agar tersedianya pendanaan
bagi eksportir, importir dan UMKM. Selanjutnya di Sistem Pembayaran, Bank Indonesia
menjamin ketersediaan uang layak edar yang higienis, dan mendorong penggunaan
untuk QRIS dari Mei menjadi September 2020, yang disepakati bersama ASPI dan
PJSP.
Kebijakan tersebut secara terperinci adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate
(Domestic Non Deliverable Forward), pasar spot, dan pasar SBN guna meminimalkan
risiko peningkatan volatilitas nilai tukar rupiah dan menurunkan rasio Giro Wajib
Minimum (GWM) Valuta Asing Bank Umum Konvensional, dari semula 10% menjadi
4%. Kemudian, menurunkan GWM Rupiah sebesar 50bps yang ditujukan kepada bank-
jaminan (underlying) transaksi bagi investor asing sehingga dapat memberikan alternatif
dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan rupiah. Relaksasi kebijakan moneter
dilakukan agar dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga tetap berdaya
ini juga bertujuan untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali sesuai nilai
Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sejalan dengan arah suku
bunga bank sentral global yang cenderung turun dan meningkatkan likuiditas melalui
quantitative easing guna memberikan stimulus bagi sektor riil sebagai antisipasi
dampak ekonomi dari merebaknya virus Corona. Bahkan penurunan suku bunga acuan
bank sentral global lebih agresif. Namun saat ini Bank Indonesia masih belum
Pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri pada saat ini tiap-tiap bank telah
pembiayaan yang terkena dampak Corona. OJK kini mempertegas misi konsolidasinya
Perppu RI Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan. Menurut saya sendiri, langkah tersebut
sudah tepat meskipun Bank Indonesia masih belum menurunkan suku bunga bank,
bahkan dari data yang saya dapatkan dikatakan bahwa perkembangan nilai tukar masih
cukup stabil.