Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok 2:

1. Lidya Rahmawati (131911133109)

2. Mega Anjas S. (131911133039)

3. Nadhia Nurul K. (131911133111)

4. Naili Raudiatus Zahra (131911133166)

5. Sarah Rani Sutejo (131911133112)

6. Yasykur Hidayatullah (131911133110)

Kebakaran Hutan

Indonesia merupakan negara yang terkenal sebagai paru-paru dunia, karena negaranya
yang kaya akan hutan sehingga mampu memproduksi banyak oksigen. Akhir-akhir ini sering
terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan adalah fenomena yang sering terjadi di negara
Indonesia.  Penyebab umum terjadinya kebakaran hutan yaitu  petir, kecerobohan manusia,
dan pembakaran. Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab
utama kebakaran hutan besar.Seperti halnya yang terjadi pada akhir-akhir ini di daerah
Sumatra dan Kalimantan.

Data BNPB mencatat, 328.724 hektar terbakar dengan 2.719 titik panas selama
Januari hingga Agustus 2019. Penyebabnya bukan saja musim kemarau tetapi juga aktivitas
pembukaan lahan perkebunan yang tidak terurus dan tidak bertanggung jawab. Para pekerja
perkebunan dan hutan diduga menggunakan teknik tebang dan bakar untuk melenyapkan
sejumlah sisa produksi.

Akibat dari kebakaran yang terjadi, api dan asap semakin meluas ke sejumlah
wilayah. Tidak cuma Indonesia tapi hingga Singapura dan Malaysia. Kesehatan manusia pun
berpotensi terimbas. Saat ini wilayah Sumatera dan Kalimantan memiliki Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU) yang tinggi. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Pekanbaru
sebesar 276 atau masuk kategori sangat tak sehat. Dilihat di situs KLHK, parameter yang
dihitung ialah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikrometer (PM10) per
pukul 15.00 WIB.
Menurut CNN, pemerintah Malaysia telah mendistribusikan setengah juta masker hari
Selasa untuk melindungi diri dari polusi udara. Pemerintah Singapura juga telah mengimbau
warganya untuk bertahan di rumah, begitu pula dengan pemerintah Malaysia yang akan
menindak tegas perusahaan Malaysia di Indonesia yang berperan dalam kebakaran hutan dan
lahan.

Hingga kini, masyarakat di Sumatera dan Kalimantan masih bertarung dengan polusi
udara yang juga menjadi sorotan dunia internasional. Sejumlah LSM lingkungan dan
masyarakat terus mendesak pemerintah untuk menuntaskan masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai