Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

DISUSUN OLEH :

Agus Syahputra Panjaitan (142160042)

Hasri Hasaktiani (142160041)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “Veteran”

YOGYAKARTA

2019
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

Aktiva (asset) merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan
tujuan menghasilkan laba. Aktiva dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yakni lancar dan
tidak lancar. Aktiva lancar (current assets) merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya
yang dapat langsung diubah menjadi kas sepanjang siklus operasi perusahaan. Aktiva jangka
panjang, juga disebut aktiva tetap atau aktiva tidak lancar merupakan sumber daya atau klaim
atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada perusahaan selama periode
melebihi periode kini. Aktiva keuangan (financial Assets) terutama terdiri atas efek (surat
berharga atau sekuritas) dan investasi. Aktiva operasi (operatig assets) terdiri atas sebagian besar
aktiva perusahaan. Aktiva ini dinilai pada biayanya dan merupakan aktiva operasi produktif yang
diharapkan memberikan imbal hasil diatas laba normal. Selanjutnya adalah implikasi akutansi
aktiva untuk analisis kredit dan keuntungan berikut penilaian ekuitas.

A. PENGANTAR AKTIVA LANCAR

Aktiva lancar merupakan sumber daya atau klaim terhadap sumber daya yang langsung
dapat diubah menjadi kas,biasanya dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan.siklus ini
merupakan proses dimana perusahan mengubah kas menjadi aktiva jangka pendek dan kembali
menjadi kas sebagai bagian dari aktivitas operasi yang sedang berjalan.Untuk perusahaan
manufaktur hal ini mencakup pembelian bahan baku,mengubah bahan baku menjadi produk jadi
dan kemudian menjual dan menagih kas dari piutang.Kas mencerminkan titik awal ,dan titik
akhir dari siklus operasi.Siklus operasi digunakan untuk membedakan aktiva dan kewajiban
dalam kelompok lancar dan tak lancar.

Selisish antara aset lancar dengan kewajiban lancar disebut modal kerja. Perusahaan
memerlukan modal kerja untuk beroperasi dengan efektif, namun modal kerja mahal karena akan
menggunakan investasi yang paling mnguntungkan. banyak perusahaan berusaha meningkatkan
profitabilitas dan arus kasnya dengan mengurangi investasi pada asset lancar melalui metode
seperti pengelolaan penjaminan kredit dan penagihan yang efektif, serta persediaan tepat waktu.
Perusahaan lain berusaha untuk mendanai asset lancara mereka dengan kewajiban lancar, seperti
utang dagang, sebagai usaha mengurangi modal kerja.
1. Kas dan Setara Kas

Kas merupakan aset yang paling liquid, mencangkup mata uang, deposito dana, money orders
dan cek. Sedangkan setara kas tergolong aset yang sangat lancar, investasi jangka pendek yang
siap dikonversi menjadi kas, dan hampir jatuh tempo sehingga risiko perubahanj harga yang
disebabakan pergerakan tingkat bunga minimal.

Kosep likuidasi penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas berarti jumlah kas atau setra
kas yang dimiliki perusahaan dengan jumlah kas yang dapat diperoleh dalam waktu singkat.
Selain memeriksa jumlah aset likuid untuk perusahaan, analisis juga harus mempertimbangkan
hal berikut:

 Sejauh mana setara kas diinvestasikan pada efek ekuitas, perusahaan dapat mengalami
penurunan likuiditas jika nilai pasar dari efek investasi tersebut turun.
 Kas dan setara kas sering kali dibutuhkan sebagai saldo kompensasi untuk mendukung suatu
perjanjian pinjaman atau sebagai jaminan hutang.

2. Piutang

Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari
pemberian pinjaman uang. Piutang usaha mengacu pada janji lisan untuk membayar yang perasal
dari penjualan produk dan jas asecara kredit. Wesel tagih mengacu pada janji tertulis untuk
membayar. Piutang diklasifikasikan ke dalam aset lancar jika diharapkan akan direalisasi atau
ditagih dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih
panjang.

a. Penilaian Piutang

Analisis piutang sangat penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba yang saling
terkait. Realitanya banyak perusahaan yang tidak mampu menagih semua piutangnya. Kerugian
piutang dapat menjadi sangat berarti dan mengurangi aset lancar serta laba bersih sekarang dan
masa depan. Resiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu kurang bisa memprediksi kerugian
masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi terkini.
b. Analisis Piutang

Kita harus waspada terhadap insentif manajemen dan auditor dalam melaporkan laba dan aset.
Dengan memperhatikan hal tersebut, terdapat dua pertanyaan penting dalam analisis piutang.

Risiko Penagihan. Alat analisis untuk memeriksa risiko penagihan mencangkup:

 Membandingkan presentase piutang terhadap penjualan perusahaan pesaing dengan


perusahaan yang sedang dianalisis.
 Memerikasa konsentrasi pelangggan-resiko meningkat jika piutang terkosentrasi pada satu
atau sedikit pelanggan.
 Menghitung menyelidiki tren periode rata-rata kolektabilitas piutang disbanding dengan
syarat kredit pelanggan untuk industri yang bersangkutan.
 Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan dari piutang atau wesel tagih masa
lalu.

Keaslian Piutang. Pemahaman mengenai praktik industri dan sumber informasi tambahan
digunakan untuk menambah keyakinan. Salah satu faktor yang memengaruhi keandalan piutang
adaah kebijakan kredit perusahaan. Kebijakan kredit yang ketat berdampak pada kualitas yang
lebih tinggi atau risiko piutang yang lebih rendah. Faktor lain yang mepengaruhi adalah hak
pengembalian barang. Pelanggan pada industry tertentu mengembalikan hak untuk
mengembalikan barang. Analisis harus mempertimbangkan hak pengembalian tersebut. Hak
pengembalian yang bebas dapat menurunkan kualitas piutang.

Sekuritas Piutang. Salah satu masalah analisis penting adalah saat perusahaan menjual semua
atau sebagian piutanganya pada pihak ketiga yang disebut anjak piutang atau skuritisasi, piutang
dapat dijual dengan ataupun tanpa recourse pada pembeli jaminan kolektabilitas. Sekuritas
piutang sering kali dilakukan dengan menciptakan entitas bertujuan kusus seperti perwalian
pembelian piutang dari perusahaan dan mendanai pembelian ini melalui penjualan obligasi ke
pasar.
3. Beban dibayar dimuka

Beban dibayar dimuka merupakan pembayaran dimuka atas barang atau jasa yang belum
diterima. Beban dibayar dimuka digolongkan ke dalam aset lancar karena mencerminkan jasa
yang diberikan jika tidak ada membutuhkan penggunaan aset lancar lain.

B. PERSEDIAAN
1. Akuntansi dan Penilaian Persediaan

Persediaan merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal perusahaan.
Pentingnya metode akumulasi biaya dalam penilaian persediaan disebabakan oleh dampaknya
pada laba bersih dan penilaian asset. Metode persediaan digunakan untukm mengalokasikan
biaya barang yang tersedia untuk dijual pada harga pokok penjualan atau persediaan akhir.

Persamaan persediaan dapat digunakan untuk memahami arus persediaan. Untuk perusahaan
dagang:

Persediaan awal + Pembelian bersih – Beban pokok penjualan = Persediaan akhir.

Persamaan ini menekankan arus biaya dalam perusahaan. Biaya persediaan awalnya dicatat pada
neraca. Saat persediaan terjual, biaya ini dipindahkan dari nerca dan mengalir pada laporan laba
rugi sebagai harga pokok penjualan. Biaya tidak dapat berada pada dua tempat yang sama pada
waktu bersamaan, melainkan dapat dicatat pada neraca sebagai beban masa depan, atau diakui
saat ini pada lapiran laba rugi profitabilitas untuk dikaitkan dengan pendapatan penjualan.

Konsep penting akuntansi persediaan adalah arus biaya. Jika seluruh persediaan diperoleh
pada periede terjualnya, maka HPP akan sama dengan biaya pembelian barang. Namun jika
persediaan tersedia pada akhir periade akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana
yang telah terjual dan biaya mana yang tersdia pada neraca.
Arus Biaya Persediaan

GAAP memperbolehkan tiga pilihan bagi perusahaan untuk menentukan biaya mana yang akan
dikaitkan dengan penjualan:

 First- in, firs-out (FIFO). Metode ini mengansumsikan bahwa yang dibeli pertama
merupakan yang pertama dijual.
 Last-in, first-out (LIFO), metode ini mengansumsikan bahwa yang dibeli terakhir merupakan
yang pertama dijual.
 Average cost (Biaya persediaan rata-rata). Unit dijual tanpa memperhatikan urutan
pembeliannya dan menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai rata-rata tertimbang
sederhana.

2. Analisis Persediaan
a. Dampak Penetapan Biaya Persediaan terhadap Profitabilitas

Saat harga meningkat FIFO memberikan laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan LIFO.
Keuntungan fiktif FIFO:

 Laba kotor = Laba ekonom + Laba kepemilikan


 Laba ekonomi = jumlah yang terjual X selisih antara harga jual dan biaya penggantian
terkini
 Laba kepemilikan = jumlah unit terjual X selisih biaya penggantian terkini dengan biaya
perolehan awal.

b. Dampak Penetepan Biaya Persediaan terhadap Laporan Posisi Keuangan

Pada periode harga meningkat dan dengan mengasumsikan persediaan sebelumnya tidak
melikuidasi lapisan persediaan yang lama, metode LIFO melaporkan persediaan akhir pada harga
yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya penggantian. Hasilnya laporan posisi
keuangan perusahaan yang menggunakan LIFO tidak secara akurat mencerminkan investasi
lancar yang dimiliki perusahaan dalam persediaannya.
c. Dampak Penetapan Arus Persediaan terhadap Arus Kas

Peningkatan laba kotor dengan metode FIFO juga menyebabkan laba sebelum pajak yang lebih
tinggi, dan karenanya, utang pajak yang lebih tinggi. Pada periode dimana harga meningkat,
perusahaan dapat terjebak pada pengurangan arus kas karena mereka membayar pajak yang ebih
tinggi dibandingkan dengan pembelian yang lebih awal. Hal ini dapat mengarah pada masalah
liquiditas.

3. Penetapan Biaya Persediaan untuk Perusahaan Manufaktur dan Dampak Peningkatan


Produksi

Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen:

 Bahan baku atau bahan mentah (biaya dari bahan dasar yang digunakan untuk membuat
produk)
 Tenaga kerja (biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk
jadi)
 Overhead (biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti penyusutan peralatan
manufaktur, gaji penyelia, dan biaya prasana)

Perusahaan dapat mengestimasi dua komponen secara akurat dari spesifikasi rancangan
dan penelitian atas waktu dan pergerakan pada proses perakitan. Overhead sering kali merupakan
komponen biaya produk terbesar dan paling sulit diukur untuk tingkat produk. Total overhead
harus dialokasi pada seluruh hasil produksi. Akan tetapi berapakah bagian dari overhead yang
harus dialkokasikan pada produk tertentu? Umumnya akuntan berpendapat bahwa produk yang
terbanyak menggunakan sumber daya (yaitu membutuhkan mesin mahal terbanyak atau
memmakai waktu rekayasa tertinggi) harus diberikan alokasi sebagian besar dari overhead.

Analis juga perlu mengerti dampak dari tingkat produksi pada profitabilitas. Overhead
dialokasi pada semua unit yang diproduksi, dan biaya ini dimasukkan pada biaya persediaan,
bukan menjadi beban periode berjalan, dan tetap berada pada neraca hingga persediaan dijual,
pada saat tersebut persediaan menjadi harga pokok penjualan pada laporan laba rugi. Jika
peningkatan pada tingkat produksi menyebabkan persediaan akhir meningkat, lebih banyak biaya
overhead yang tertinggal di neraca dan profitabilitas meningkat. Kemudian, saat kuantitas
persediaan menurun, laporan laba rugi terbebani dengan bukan hanya biaya overhead priode
berjalan, tetapi juga biaya overhead periode sebelumnya yang berasal dari persediaan tahun
berjalan, karenanya laba menjadi turun. Oleh karena itu, analis harus waspada terhadap dampak
perubahan tingkat produksi terhadap laba yang dilaporkan.

C. PENGANTAR ASET JANGKA PANJANG

Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk mengahsilkan
penghasilan operasi (atau mengurangi biaya operas) untuk lebih dari satu periode. Bentuk aset
jangka panjang yang umum adalah aste tetap berwujud seperti bangunan, pabrik, dan peralatan.
Aset jangka panjang juga mencakup asset tak berwujud seperti paten, merk dagang, copyright,
dan goodwill. Bagian ini membahas masalah konseptual terkait dengan aset jangka panjang.
Kemudian akan diikuti pembahasan terpisah mengenai akuntansi dan masalah analisis terkait
dengan aset tetap (aset berwujud sumber daya alam), aset tak berwujud dan asset yang tidak
tercatat.

1. Akuntansi Asset Jangka Panjang

Proses akuntansi jangka panjang mencakup tiga aktivitas terpisah, kapitalisasi, alokasi dan
penurunan nilai.

a. Kapitalisasi (capitalization) merupakan proses penangguhan biaya yang terjadi pada periode
berjalan, tetapi manfaatnya diharapkan dapat berlangsung selama beberapa periode di masa
depan. Kapitalisasi ini yang menciptakan akun asset.
b. Alkoasi (allocation) merupakan proses pembebanan biaya tangguhan (asset) secara periodik
sepanjang satu atau lebih periode manfaat yang diharapkan. Proses alokasi ini dinamakan
penyusutan untuk asset berwujud, amortisasi untuk asset tak berwujud, dan deplesi untuk
sumber daya alam.
c. Penurunan nilai (impairment) merupakan proses penurunan nilai buku asset saat arus kas
yang diharapkan tidak lagi cukup untuk menutupi biaya tersisa yang masih tercatat pada
neraca. Bagian ini membahas masing-masing aktivitas akuntansi tersebut.
2. Kapitalisasi Versus Pembebanan: Dampak Terhadap Laporan Keuangan Dan Rasio

Kapitalisasi merupakan bagian penting dari akuntansi modern. Kapitalisasi mempengaruhi baik
laporan keungan maupun rasionya. Kapitalisasi juga membuat laba menjadi lebih unggul
dibandingkan arus kas sebagai pengukuran kinerja keuangan. Bagian ini membahas dampak
kapitalisasi (dan alokasinya) dibandingkan dengan pembebanan langsung terhadap pengukuran
laba dan penghitungan rasio.

a. Dampak Kapitalisasi terhadap Laba


 Kapitalisasai menangguhkan pengakuan biaya. Hal ini berarti kapitalisasi menghasilkan laba
yang lebih tinggi selama periode akuisisi namun laba yang lebih rendah pada periode
berikutnya jika dibandingkan dengan pembebanan biaya.
 Kapitalisasi menghasilkan serial laba peralatan laba. Menagapa pembebanan langsung
menghasilkan serial laba yang lebih berfluktuasi? Jawabannya adalah fluktuasi disebabkan
karena pengeluaran modal seringkali “tak lancar” (berupa semburan dana bukan arus yang
berlanjut) sementara penghasilan dari pengeluaran ini jumlahnya stabil sepanjang waktu.
Sebaliknya, alokasi biaya asset sepanjang periode manfaat menghasilkan angka laba akrual
yang lebih stabil dan merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang lebih berarti.

b. Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Hasil Investasi

Kapitalisasi meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan karenanya rasio tingkat pengembalian
investasi. Kapitalisasi mempengaruhi baik pembilang (laba) maupun penyebut (basis investasi)
dari rasio tingkat pengembalian investasi (return on investment-ROI). Sebaliknya, membebankan
biaya aset menghasilkan basis investasi yang lebh rendah dan meningkatkan fluktuasi laba.
Peningkatan fluktuasi pembilang (laba) diperbesar dengan digunakannya penyebut yang lebih
kecil (basis investasi), yang mengarah pada rasio tingkat pengambilan yang lebih berfluktuasi
dan kurang bermanfaat. Pembebanan juga menghasilkan bias terhadap pengukuran laba, karena
laba dinyatakan terlalu rendah pada tahun akuisisi dan terlalu tinggi pada tahun-tahun
berikutnya.

c. Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas


Pada pembebanan biaya aset secara langsung, rasio solvabilitas, seperti rasio utang terhadap
ekuitas (debt to equity) mencerminkan kondisi perusahaan yang lebih buruk dari kondisi
sebenarnya. Hal ini terjadi karena pembebanan biaya langsung menyebabkan ekuitas dinyatakan
terlalu rendah untuk perusahaan yang memiliki aset produktif.

d. Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi

Saat biaya aset dibebankan langsung, biaya ini dilaporkan ssebagai arud kas keluar aktivitas
operasi. Sebaliknya, jika aset dikapitalisasi, biaya ini dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas
investasi investasi. Hal ini berarti pembebanan langsung biaya aset akan menyatakan arus kas
keluar operasi yang terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun akuisisi
dibandingkan dengan kapitalisasi biaya.

D. ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM

Properti, pabrik, dan peralatan (atau aset tetap) menurpakan aset berwujud tak lancar
yang digunakan dalam proses manufaktur, penjualan, atau jasa untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas selama lebih dari satu periode. Oleh karena itu, aset ini memiliki periode manfaat
yang diharapkan (masa manfaat) yang meliputi lebih dari satu periode. Aset ini diperoleh untuk
digunakan dalam aktivitas ooperasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas usaha biasa. Nilai atau
potensi akan berkurang karena digunakan, dan aset biasanya merupakan aset operasi yang
terbesar. Properti terkait dengan biaya real estat; Pabrik mengacu pada bangunan dan struktur
operasi; dan peralatan mengacu pada mesin yag digunakan dalam operasi. Properti, pabrik, dan
peralatan disebut juga aseet produktif, aset modal, dan aset tetap.

1. Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam


a. Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan

Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti, pabrik, dan peralatan. Penilaian biaya
historis mengharuskan suatu persusahaan pertama kali mencatat aset sebesar harga belinya.
Biaya ini mencakup beban apapun yang diperlukan agar aset tresebut berada dalam lokasi dan
kondisi siap digunakan atau siap memberikan jasa seperti biaya angkut, instalasi, pajak, dan
biaya pemasangan. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi historis terutama
sehubungan dengan objektivitasnya (objectivity). Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika
diterapkan secara konsisten, biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius.

b. Menilai Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (natural resource) yang juga disebut aset yang dihabiskan, merupakan hak
untuk mengambil atau mengonsumsi sumber daya alam. Contohnya meliputi hak untuk
menambang, menebang kayu, mengambil gas alam, dan minyak. Perusahaan melaporkan sumber
daya alam sebesar biaya historis ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi, dan
pengembangan. Juga sering kali terdapat biaya yang cukup tinggi untuk menemukan sumber
daya yang dikapitalisasi dala neraca, dan biaya ini langsung dibebankan saat sumber daya
tersebut dipindahkan, dikonsumsi, atau dijual. Perusahaan biasanya mengalokasi biaya sumber
daya alam pada jumlah estimasi unit cadangan yang tersedia. Proses alokasi ini disebut deplesi.

2. Penyusutan

Prinsip dasar penentuan laba adalah laba yang mendapatkan manfaat dari penggunaan aset
jangka panjang, harus menanggung bagian proposial dari biaya aset tersebut. pesnyusutan
merupakan alokasi biaya bangunan dan peralatan (tanah tidak disusutkan) sepanjang masa
manfaatnya.

a. Tingkat Penyusutan

Tingkat penyusutan bergantung pada dua faktor:

1. Masa manfaat. Masa manfaat (useful life) aset sangat beragam. Aset yang tekait masa asumsi
aset dibuat berdasarkan kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman dan informasi
menegnai fisik dan sifat produktif suatu aset. Kerusakan fisik merupakan faktor penting yang
membatasi masa manfaat, dan hampir seluruh aset mengalaminya. Frekuensi dan kualitas
pemeliharaan mempengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat memperpanjang masa
manfaat namun tidak dapat membuat masa manfaat menajdi tidak bermanfaat.
2. Metode alokasi. Ketika masa manfaat ditetapkan, beban penyusutan periodik dihitung
berdasarkan metode alokasi (allocation). Keagaman penyusutan secara signifikan disebabkan
oelh metode yang dipilih, diantaranya yaitu:
 Garis lurus (straight line). Metode ini mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat
berdasarkan masa manfaat berdasarkan beban periodik yang sama. Alasan penyusutan garis
lurus adalah asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu. Asumsi ini
biasanya terbukti untuk struktur tetap sepertibangunan dibandingkan untuk mesin dimana
penggunaannya merupakan faktor yang lebih penting.
 Dipercepat (asselerated). Metode penyusutan ini mengalokasikan biaya aset sepanjang masa
manfaat dengan pola yang semakin menurun. Penggunaan metode ini didukung oleh
penerimaan oleh Internal Revenue Code. Daya tarik metode ini untuk mpenggunaan pajak
adalah percepatan alokasi biaya dan penangguhan laba kena pajak. Semakin cepat aset
dihapusan untuk tujuan pajak, semakin besar penangguhan pajak untuk masa depan dan
semakin banyak dana yang langsung tersedia untuk operasi. Dua metode penyusutan
dipercepat yang paling umum adalah saldo menurun dan jumlah angka tahun.
 Khusus (special). Metode ini ditentukan oleh ndustri tertentu seperti baja dan mesin berat.
Persamaan metode ini adalah dikaitkannya beban penyusutan pada aktivitasa atau intensitas
penggunaan aset.

b. Deplesi

Deplesi (depletion) merupakan alokasi biaya sumberdaya alam berdasarkan tingkat pemungutan
atau produksi. Perbedaan penyusutan dan deplesi adalah bahwa penyusutan biasanya merupakan
alokasi biaya aset produktif sepanjang waktu, sedangkan deplesi merupakan alokasi biaya
berdasarkan unit yang dieksploitasi dari sumber daya alam, seperti batu bara, minyak, mineral,
dan kayu. Deplesi tergantung dari produksi yang menghasilakn lebih banyak produksi berarti
mengeluarkan biaya deplesi yang lebih pula.

c. Penurunan Nilai

Bangunan dan sumber daya alam biasanya disusutkan selama masa manfaatnya. Penyusutan
berdasarkan prinsip alokasi, yaitu aset berumur panajang yang dialokasikan kepada periode yang
bermacam-macam ketika digunakan. Tujuan penyusutan adalah penentuan laba, yaitu metode
mengaitkan biaya aset berumur panajng dengan pendapatan yang dihasilkan dngan penggunaan
aset tersebut. Nilai yang terbawa dari aset yang diasumsikan (yaitu biaya aset dikurangi
akumulasi penyusutan), tidak dirancang untuk merefleksikan nilai sekarang dari aset.
3. Menganalisis Aset Tetap dan Sumber Daya Alam

Penilaian aktiva tetap dan sumber daya alam menekankan objektivitas biaya historis, prinsip
konservatisme, dan akuntansi atas uang yang diinvestasikan pada aktiva tersebut. Aturan
akuntansi untuk penurunan nilai aktiva jangka panjang mewajibkan perusahaan untuk secara
berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi yang memungkinkan penurunan nilai.
Berdasarkan aturan terkini, perusahaan menggunakaan “uji perolehan kembali” (recoverability
test) untuk menentukan apakah terdapat penurunan nilai, yaitu perusahaan harus mengestimasi
taksiran arus kas bersih masa depan aktiva tersebut dan nilai disposisi akhirnya.

a. Menganalisis Penyusutan dan Deplesi

Sebagaian besar perusahaan menggunakan aset produktf jangka panjang pada aktivitas
operasi mereka, dan penyusutan biasanya merupakan beban utama. Salah satu faktor yang
harus diperhatikan dalam hal ini adalah adanya revisi masa manfaat aset.

Biasanya tidak adan pengungkapan mengenai hubungan antar tingkat penyusutan dan ukuran
kelompok aset, maupun antara tingkat tersebut dan metode akuntansi. Tantangan lain bagi
analisis ini berasal dari perbedaan metode alokasi yang digunakan untuk pelaporan keuangan
dan tujuan pajak. Tiga kemungkinan yang umum adalah:

 Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak
 Penggunaan garis lurus untuk lapiran keuangan dan metode dipercepat untuk pajak. Dampak
pajak menguntungkan berasal dari penangguhan pembayaran pajak yang menghasilkan
penggunaan dana gratis.
 Penggunaan metode dipercepat baik untuk pelaporan keuangan maupun tujuan pajak. Hal ini
mengakibatkan penyusustan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal, yang dapat
diperpanjang selama beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi.

Meskipun terdapat kelemanahan, informasi penyusustan tidak boleh diabaikan. Kesalahan


konsep lain dalam penyerdehanaan arus kas adalah bahwa penyusutan hanya meruoakan
beban tata buku dan berbed dari beban lain seperti tenaga kerja dan bahan baku, oleh karena
itu, boleh dikeluarkan dan dianggap tidak sepenting beban lainnya.
Menganalisa penyusustan memebutuhkan evaluasi kelayakan. Evaluasi ini dapat
menggunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap asset total atau penyusustan
terhadap faktir yang terkait dengan ukuran lainnya. Terdapat beberapa pengukuran yang
terkait dengan umur asset tetap yang berguna untuk membandingkan kebijakan penyusustan
antar periode dan antar perusahaan diantaranya total rata-rata rentang hidup, umur rata-rata
dan sisa umur rata-rata.

Pengukuran tersebut memberikan estimasi yang layak untuk perusahaan yang menggunakan
oenyusustan garis lurus tetapi tidak terlalau bermanfaat bagi perusahaan yang menggunakan
metode dipercepat. Pengukuran lain yang sering digunakan dalam analisis ini adalah:

Total rata-rata rentang hidup = Umur rata-rata + Sisa umur rata-rata

Tiap pengukuran dapat memebantu menilai kebijakan dan keputusan penyusustan sepanjang
waktu. Umur rata-rata bagunan dan perlengkapan berguna untuk mengevaluasi bebrapa
faktor seperti margin laba dan persyaratan pendanaan masa depan.

b. Menganalisis Penurunan Nilai


Ada tiga masalah analisis yang timbul karena penurunan nilai yaitu:
 Mengevaluasi kesesuaian jumlah penurunan nilai.
 Mengevaluasi kesesuaian waktu penurunan nilai.
 Menganalisis dampak penurunan nilai pada laba.

E. ASET TAKBERWUJUD

Aktiva tak berwujud merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat atas kepemilikan atau
pengendalian. Dua karakteristik umum aktiva tak berwujud adalah tingginya ketidakpastian masa
manfaat dan tidak adanya wujud fisik.
1. Akuntansi Aset Takberwujud
a. Aset Takberwujud yang Dapat Diidentifikasikan
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan (identifiable intangible) merupakan aset tak
berwujud yang dapat diidentifikasikan terpisah dan dikaitkan dengan hak tertentu atau
keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas.
b. Aset Takberwujud yang Tidak Dapat Diidentifikasikan
Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan (undentifiable intangible) merupakan
aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat diidentifikasikan
dan sering kali memiliki masa manfaat yang tak terduga.
c. Amortisasi aset tak berwujud
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak dapat diidentifikasikan, biaya
ini selanjutnya harus diamortisasi sepanjang periode manfaat aset seni. Jangka waktu masa
manfaat tergantung dari jenis aset tak berwujud; kondisi permintaan; situasi kompetitif; dan
hukum, kontrak, aturan, atau bisnis lainnya.

2. Menganalisa Aktiva Takberwujud

Dalam menganalisis aktiva tak berwujud, kita harus siap untuk membuat estimasi sendiri
mengenai penilaian aktiva. Juga harus diingat bahwa goodwill tidak membutuhkan amortisasi
dan auditor mengalami kesulitan menilai aktiva tak berwujud, terutama goodwill. Analisis juga
harus waspada terhadap komposisi, penilaian, dan disposisi goodwill.

3. Aset Tak Berwujud dan Kontijensi yang Tak Tercatat

Salah satu aset penting dalam kategori ini adalah goodwill yang diciptakan secara internal.
Pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadiya. Salah satu aset tak tercatat
lainnya terkait dengan elemen jasa atau ide. Sebagai contoh adalah program televisi yang dicatat
sebesar biaya yang tersembunyi (atau tak tercatat) untuk menghasilkan penghasilan lisensi yang
bernilai jutaan dan obat-obatan yang butuh beberapa tahun untuk dikembangkan tetapi biayanya
dihapuskan beberapa tahun sebelumnya.
F. REVALUASI ASET BERDASAR IFRS

Revaluasi Aset adalah penilaian kembali aset yang dimiliki suatu entitas sehingga mencerminkan
nilai aset sekarang.

1. Perlakuan Akuntansi

Perusahaan dapat merevaluasi aset mereka di atas biaya historis setelah disusutkan melalui
penciptaan surplus revaluasi. Perusahaan juga diperbolehkan untuk membalikkan penurunan
nilai aset sebelumnya, selama nilai tertulisnya tidak melebihi biaya historis terdepresiasi.

Model Revaluasi

Dalam model revaluasi, suatu item dari property, plant, and equipment dicatat sebesar jumlah
yang dinilai kembali sebesar nilai wajar, dikurangi akumulasi penyusutan (accumulated
depreciation) dan akumulasi kerugian penurunan nilai (accumulated impairement losses).

2. Pengungkapan Revaluasi

Pergerakan pada revaluasi aset dilaporkan pada note information/catatan atas laporan keuangan.

3. Implikasi Analisis

Hal yang perlu dipertimbangkan ketika menganalisis revaluasi asset

a. Revaluasi aset akan meningkatkan jumlah laporan posisi keuangan.


b. Jumlah pendapatan terpengaruh negatif oleh besarnya jumlah sementara yang muncul
melalui revaluasi aset, baik ke atas dan ke bawah.
c. Revaluasi sering dilakukan berdasarkan kebijkan manajemen.
d. Perbandingan antar waktu dapat dipengaruhi oleh revaluasi aset.

Anda mungkin juga menyukai