Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

"EKOSISTEM DAN SUMBER DAYA ALAM"

OLEH
Kelompok I

1. Hardianti Rukmana (E1M019031)


2. Rilya Ramdayani (E1M019075)
3. Siti Suroyye (E1M019082)
4. Sunnatun Hasanah (E1M019090)
5. Windiarti Pratiwi Putri (E1M019092)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah swt, yang hingga saat ini masih melimpahkan
karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “EKOSISTEM DAN
SUMBER DAYA ALAM”.
Makalah ini mengulas tentang sumber daya yang ada di lingkungan hidup kita. Mempelajari dan
mengetahui serta memahami segala segi dan aspek ekosistem serta pentingnya untuk menjaga
kelestarian ekosistem demi kelangsungan hidup yang menghasilkan kekayaan sumber daya alam
hayati yang kemudian di kelola dan memberikan kehidupan serta keseimbangan di muka bumi.
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau kesalahan, oleh karena
itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga
Allah swt senantiasa meridoi semua usaha kita, aamiin.

Mataram, 17 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Ekosistem 3
D. Komponen – Komponen Ekosistem 5
E. Ruang Lingkup Sumber Daya Alam 8
F. Aliran Energi 9
G. Rantai Makanan 11
H. Daur Biogeokimia 16
BAB III PENUTUP 21
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat hidup
sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan kehidupannya.
Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lain selalu berhubungan dan
mengadakan kontak yang saling menguntungkan. Tetapi ada juga sebagian kecil mahkluk
hidup yang selalu merugikan makhluk lain, biasanya makhluk ini disebut sebagai parasit.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad individu, di antara
dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas populasi yag berbeda-
beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya yang merupakan
lingkungan yang efektif tempat hidup jasad, populasi atau komunitas itu. Lingkungan
efektif itu mencakup kesaling terikatan pada interaksi antara jasad hidup itu sendiri. Kaji
ekologi itu memungkinkan kita memahami komunitas itu secara keseluruhan. Guna
memastikan kenyataan ini, perlu kiranya diadakan berbagai percobaan di lapangan, di
laboratorium atau di kedua lingkungan itu sekaligus.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada
tahun 70-an. Ekologi sendiri mencakup suatu keterkaitan antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi, seperti tumbuhan dan sinar matahari, tanah
dengan air, yang pada umumnya dikatakan sebagai hukum alam yang berimbang dan
biasa disebut ekosistem. Komponen-komponen dalam ekosistem telah dikelolah oleh
alam dan mereka saling berinteraksi. Ada komponen yang bersifat netral, bekerjasama,
menyesuaikan diri, bertentangan bahkan saling menguasai. Akan tetapi pada akhirnya
antara kekuatan-kekuatan tersebut terjadi keseimbangan.
Untuk mengetahui keterkaitan atau interaksi antara komponen abiotik dengan
biotik serta hubungan antara kedua komponen tersebut maka percobaan ini layak
dilakukan, karena untuk mengetahui hubungan antara kedua komponen tersebut butuh
suatu pengamatan di lapangan.
Satu ciri mendasar pada ekosistem adalah bahwa ekosistem itu bukahlah suatu
sistem yang tertutup, tetapi terbuka dan daripadanya energi dan zat terus-menerus keluar
dan digantikan agar sistem itu terus berjalan. Sejauh yang berkenaan dengan struktur,
ekosistem secara khas mempunyai tiga komponen biologi, yaitu; produsen (jasad
autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu menambat energi cahaya; hewan (jasad
heterotrof) atau kosumen makro yang menggunakan bahan organik; dan pengurai, yang
terdiri dari jasad renik yang menguraikan bahan organik dan membebaskan zat hara
terlarut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud ekosistem?
2. Identifikasikan komponen – komponen dalam ekosistem ?
3. Jelaskan ruang lingkup sumber daya alam ?
4. Bagaimana aliran energi dalam ekosistem ?
5. Bagaimana rantai makanan dalam ekosistem ?
6. Bagaimana daur biogeokimia dalam ekosistem ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian ekosistem.
2. Mengetahui komponen-komponen dalam ekosistem.
3. Mengetahui macam-macam ekosistem.
4. Mengetahui rantai makanan dalam ekosistem.
5. Mengetahui aliran energi dalam ekosistem.
6. Mengetahui daur biogeokimia dalam ekosistem.
BAB II
ISI

A. Pengertian Ekosistem
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep itu bukan
merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi
tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik
dalam literatur-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993).
Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan antara
struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut
adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem
yang mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang
tinggi. Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley
berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen komponen
ekosistem.
2. Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahan-bahan antara
bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam suatu sistem. Ekosistem
dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi dan transformasi energi yang
sepenuhnya berlangsung diantara berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau
dengan sistem lain di luarnya.
3. Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan
(biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan
saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman
jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan
interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
4. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat,
tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh,
sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi
(Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983).
5. Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup
organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya
saling mempengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional
dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara
lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara
lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan
kondisi ekosistemnya.
6. Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).
Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup
maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang
masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling
berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-
pisahkan.
7. Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983). Tingkatan organisasi ini
dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi
berbeda yang terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi
hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan
jaring makanan yang pada setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus materi.

Ekosistem adalah suatu unit fungsional antara komunitas dengan lingkungannya.


Komponen-komponen lingkungan yang bekerja melalui toleransi, memilih macam-macam
organisme yang dapat hidup di suatu tempat tertentu. Keadaan inilah yang dpat
menyebabkan terbentuknya suatu ekosistem.

Ekosistem dapat besar dapat juga kecil. Ladang, hutan, kolam, laut, akuarium adalah
contoh ekosistem. Bahkan pohon jeruk pun merupakan suatu ekosistem. Di mana ada
kehidupan dan lingkungan abiotik yang saling berinteraksi, itulah ekosistem. Kumpulan
seluruh ekosistem yang ada di dunia ini disebut biosfera. Biosfera terbesar adalah bumi yang
kita tempati ini.

B. Komponen-komponen Ekosistem
Komponen ekosistem dapat dilihat dari susunan yang terdapat dalam komponen, yaitu:
sistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup disebut dengan komponen
biotik; dan faktor lingkungan yang tak hidup dalam ekosistem disebut dengan komponen
abiotik.
1. Komponen Biotik
Setiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut dengan
habitat. Misalnya semut, mempunyai habitat di tanah. Namun, selain semut tanah juga
merupakan habitat bagi cacing tanah dan makhluk hidup lainnya.
Komponen biotik yang menyusun ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup,
baik yang sejenis ataupun berbeda jenis, yang hidup di tempat tertentu. Komponen
biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam satuan populasi
dan ekosistem.
Didalam ekosistem komponen biotik juga terdiri dari organisme yang saling
mengadakan interaksi. Akibat dari adanya interksi ini memenculkan adanya organisasi
kehidupan. Organisasi kehidupan yang terkecil sampai yang terbesar, adalah sebagai
berikut : individu – populasi – komunitas – bioma – biosfer.
a. Individu adalah makhluk hidup tunggal yang secara otonom dapat melakukan
proses-proses hidup secara mandiri. Untuk mempermudah memahami kriteria
individu makhluk hidup, dan tiga kriteria tentang individu, yaitu sebagai berikut:
1) Individu selalu menggambarkan sifat tunggal ,
2) Dalam diri yang tunggal proses hidupnya berlangsung sendiri-sendiri, dan
3) Proses hidup yang satu dengan yang lain berbeda.
b. Populasi adalah kumpulan dari individu-individu yang terdiri dari satu spesies yang
secara bersama-sama menempati luas wilayah yang sama, mengandalkan
sumberdaya yang sama, dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang sama serta
memiliki kemungkinan yang tinggi untuk berinteraksi satu sama lain.
c. Komunitas adalah kumpulan dari beberpa populasi yang saling berinteraksi,
menempati suatu daerah, dan dalam waktu tertentu.setiasp komunitas berbeda-beda
dalam hal kekeyaan spesies (species richness) jumlah spesies yang mereka miliki
dan kelimpahan relative spesies (relative abundance).
d. Ekosistem adalah kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungan.
e. Bioma adalah kesatuan ekosistem-ekosistem dalam sekala yang luas yang
dibedakan berdasarkan iklim.
f. Biosfer adalah kesatuan ekosistem-ekosistem yang berda diseliruh permukaan
bumi.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem.
Misalnya:
a. Cahaya
Matahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini. Cahaya matahari
yang sampai ke bumi sangat diperlukan oleh makhluk hidup.
b. Udara
Udara terdiri atas berbagai macam gas yaitu nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan
gas-gas lainnya. Oksigen dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup untuk bernafas.
Karbon dioksida dalam udara dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses
fotosintesis. Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.
c. Air
Air sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang berhabitat di darat
maupun perairan. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas.
Gambar 2.1. Air merupakan salah satu komponen abiotik yang sangat diperlukan
makhluk hidup.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup mulai dari yang
berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga yang berukuran besar, seperti
gajah.
e. Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor penting bagi makhluk hidup. Suhu merupakan
faktor penting dalam proses metabolisme makhluk hidup, suhu tubuh optimal untuk
metabolisme tubuh adalah 37°C. Untuk dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil,
manusia tidak bisa berada di lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau panas
tanpa perlindungan.
f. Topografi
Topografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu
tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu lingkungannya akan semakin
rendah.
Makhluk hidup dapat dipisahkan dari lingkungan dari lingkungan abiotiknya dan
saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Setiap tempat di alam ini, terdiri
atas makhluk hidup dan substansi abiotiknya yang saling berinteraksi dan terjadi
pertukaran materi antar komponen biotik dan abiotik, sehingga suatu sistem ekologi
atau ekosistem.
Ditinjau dari sudut fungsional, ekosistem mempunyai dua komponen yaitu:
1. Komponen autotrof: komponen yang dapat membuat makanan sendiri dengan cara
memanfaatkan energi matahari.
2. Komponen heterotrof: komponen yang mempergunakan dan mendekomposisi
material-material yang ada.

Secara struktural terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Dengan demikian setiap
ekosistem terdiri atas empat komponen yaitu:
1. Substansi abiotik berupa zat-zat anorganik seperti: C, N, CO 2, H2O, dan lain-lain
yang terlibat dalam daur materi dan zat-zat organik seperti: protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, serta iklim seperti temperatur, kelembaban, tekanan udara dan lain-
lain.
2. Produsen: organisme autotrof, terutama tumbuhan-tumbuhan hijau yang dapat
menghasilkan bahan makanan dari bahan organik sederhana.
3. Konsumen: ornganisme heterotrof yang sebagian besar berupa binatang yang makan
organisme lain. Terutama herbivora dan karnivora.
4. Pengurau atau dekomposer: organisme heterotrof seperti bakteri dan jamur
(cendawan) yang menguraikan dan memanfaatkan organisme mati.

Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam ekologi karena meliputi komunitas
biotik dan lingkungan abiotik, yang masing-masing saling mempengaruhi, saling
memerlukan. Lingkungan abiotik tanpa biotik tidak berarti, biotik tanpa lingkungan tak
dapat hidup.

Tabel 2.2. Perbandingan Faktor Abiotik dan Biotik

Abiotik Biotik
Komponen abiotik adalah Biotik menggambarkan
faktor kimia dan fisik non- komponen hidup ekosistem;
Pendahuluan
hidup di lingkungan yang untuk organisme misalnya,
mempengaruhi ekosistem. seperti tanaman dan hewan.
Air, cahaya, angin, tanah, Semua makhluk hidup
kelembaban, mineral, gas. autotrof dan heterotrof
Contoh
tumbuhan, hewan, jamur,
bakteri.
Mempengaruhi kemampuan Makhluk hidup yang secara
organisme untuk bertahan langsung atau tidak
hidup, mereproduksi; langsung mempengaruhi
membantu menentukan jenis organisme dalam
Faktor
dan jumlah organisme yang lingkungan; organisme,
mampu eksis dalam interaksi, limbah;
lingkungan; faktor pembatas parasitisme, penyakit,
membatasi pertumbuhan. predasi.
Individu dari spesies, Individu spesies, populasi,
Pengaruh populasi, komunitas, komunitas, ekosistem,
ekosistem, bioma, biosfer. bioma, biosfer.

C. Ruang Lingkup
Pengertian sumberdaya alam meliputi semua sumberdaya dan sistem yang bermanfaat
bagi manusia dalam hubungannya dengan teknologi, ekonomi dan keadaan social
tertentu. Karena perkembangannya definisi itu mencakup system ekologi dan lingkungan.
Setelah dikuasai manusia sumberdaya tersebut disebut barang-barang
sumberdaya ( resource commodity ). Jadi, sumberdaya alam tergantung pada keadaan
yang kita warisi dari saat lampau, tingkat teknologi saat ini maupun yang akan datang,
serta kondisi ekonomi maupin selera.
Adanya sumberdaya alam dapat dilihat dalam arti persediaan atau stok yang ada pada
suatu saat ( reserve ) atau aliran dari barang-barang sumberdaya alam atau jasa yang
dihasilkan oleh stok sumberdaya alam tersebut. Stok menunjukkan apa yang diketahui
tersedia bagi penggunaan sepanjang waktu, sedangkan aliran barang dan jasa
menunjukkan bahwa barang dan jasa sedang dimanfaatkan. Macam Sumber daya alam
ada yang dapat diperbaharui, contohnya: matahari, gelombang laut, tanah pertanian,
hutan, perikanan, udara dan air  dan ada yang tidak dapat diperbaharui, contohnya: bijih
mineral, minyak fosil.
Dapat diperbaharuinya sumberdaya alam tergantung pada cara pengelolaan yang tidak
merusak, seperti pada tanah pertanian, perikanan, pembuangan sampah karena beberapa
perubahan terhadap sumberdaya alam tidak dapat dikembalikan lagi ( irreversible ).
Tersedianya sumberdaya alam tergantung pada tersedianya teknologi, tingkay biaya dan
kendala sosial.
D. Aliran Energi
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan. Energi matahari
masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen. Oleh produsen, energi cahaya
matahari diubah menjadi energi kimia. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen
dari berbagai tingkat trofik melalui jalur rantai makanan. Jadi setiap organisme
melakukan pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut
produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan
produktivitas sekunder.

Gambar 2.41. Aliran energi dalam suatu rantai makanan.


a. Produktivitas Primer
Produktivitas Primer adalah kecepatan mengubah cahaya matahari dalam
bentuk bahan organik oleh organisme autotrof. Energi cahaya yang berasal dari
matahari adalah sumber energi utama kehidupan.
Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem. Produktivitas primer terbesar
ada pada ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem estuari, dan ekosistem hutan bakau.
Seluruh bahan organik yang dihasilkan oleh organisme autotrof disebut
produktivitas primer kotor (PPK) dan bahan organik yang disimpan oleh
organisme disebut produktivitas primer bersih (PPB). Kandungan air dari tubuh
masing-masing organisme berbeda-beda. Oleh karena itu, cara yang paling baik
adalah dengan mengukur berat kering dari semua bahan organik yang tersimpan,
termasuk tubuh organisme, sehingga dihasilkan biomassa.
b. Produktivitas Sekunder
Produktivitas Sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah bahan organik
menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme heterotrof. Bahan organik yang
disimpan oleh organisme autotrof dapat digunakan sebagai makanan bagi organisme
heterotrof.
Produktivitas sekunder akan berkurang pada setiap transfer energi dari satu
tingkat trofik ke trosik berikutnya. Perbandingan produktivitas bersih antara satu
tingkat trofik dengan trofik berikutnya disebut efisiensi ekologi.

(a) (b)

(c)
Gambar 2.42. Piramida Ekologi
Para ahli ekologi menggambarkan struktur trofik suatu ekosistem dalam bentuk
piramida ekologi. Piramida ekologi terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, dan
piramida kepadatan populasi. Piramida energi adalah suatu gambar bentuk kehilangan
energi dari suatu rantai makanan, piramida biomassa merupakan gambar berkurangnya
transfer energi pada setiap trofik, sedangkan piramida kepadatan populasi adalah
gambar jumlah individu pada setiap trofik.
E. Rantai Makanan Dalam Ekosistem
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan
urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,
konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.

Gambar 2.38. Rantai makanan.

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu
yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular
mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen.
Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat
tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan
daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi
disebut konsumen puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1. Rumput bertindak sebagai Produsen.
2. Belalang bertindak sebagai Konsumen I/konsumen primer (Herbivora).
3. Katak bertindak sebagai Konsumen II/konsumen sekunder (Karnivora).
4. Ular bertindak sebagai Konsumen III/konsumen tersier (Karnivora).
5. Jamur bertindak sebagai Dekomposer (Pengurai).
Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi
dengan lingkungan abiotiknya. Interaksi tersebut terjadi sebagai usaha untuk kelangsungan
hidup organisme. Aktivitas ini memerlukan energi. Energi untuk berbagai kegiatan diperoleh
dari bahan organik, sehingga disebut sebagai energi kimia. Bahan organik dalam komponen
biotik awalnya terbentuk dengan bantuan energi cahaya matahari dan elemen organik,
seperti karbon dan nitrogen. Bahan organik ini ditransfer dari satu organisme ke organisme
lain. Perpindahan energi kimia dan elemen berlangsung melalui interaksi makan dan
dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar-organisme dalam suatu ekosistem membentuk
struktur trofik, yang terdiri dari beberapa tingkat trofik. Setiap tingkat trofik merupakan
kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu.
Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof. Organisme autotrof
adalah organisme yang menyusun senyawa organik atau membuat makanan sendiri dengan
bantuan cahaya matahari, yaitu tumbuhan dan fitoplankton. Namun, ada beberapa organisme
autotrof yang menggunakan energi panas bumi, misal hidrogen sulfat. Organisme seperti ini
disebut kemoautotrof. Contoh organisme kemoautotrof adalah bakteri sulfur.
Dalam struktur trofik, organisme autotri disebut produsen. Produsen pada ekosistem
darat adalah tumbuhan hijau. Produsen pada ekosistem perairan seperti danau, dan laut
adalah bakteri berklorofil dan ganggang hijau biru. Kedua kelompok organisme tersebut
membentuk fitoplankton. Selain fitoplankton, produsen pada ekosistem perairan adalah
ganggang dan tumbuhan air.
Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem detempati oleh berbagai
organisme yang tidak dapat membuat makanan sediri. Organisme yang tergolong organisme
heterotrof. Bahan organik diperoleh denga memakan organisme atau sisa-sisa organisme
lain sehingga organisme heterotrof disebut juga konsumen. Konsumen teridiri dari
konsumen primer pada tingkat trofik kedua, konsumen sekunder pada tingkat trofik ketiga,
dan konsumen tersier pada tingkat trofik keempat.
1. Konsumen Primer
Konsumen primer adalah organisme pemakan produsen atau disebut juga
herbivora. Contoh konsumen primer di darat yaitu serangga, siput, burung pemakan
biji-bijian dan buah-buahan, serta berbagai jenis mamalia. Contoh konsumen primer di
perairan adalah zooplankton, seperti Protista heterotrof dan udang-udangan kecil.
2. Konsumen sekunder
Konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen primer
(herbivora). Konsumen sekunder disebut juga karnivora karena makanannya berupa
hewan. Hewan yang tergolong konsumen sekunder di darat, misalnya katak, ayam,
burung, singa, harimau, dan laba-laba. Konsmen sekunder di perairan misalna kerang
dan cumi-cumi.
3. Konsumen tersier
Konsumen tersier adalah organisme pemakan konsuen sekunder. Konsumen
tersier disebut juga karnivora besar. Contoh konsumen tersier, yaitu burung elang,
burung hantu, harimau, singa, ikan hiu, ikan paus, dan gurita.

Tabel 2.3. Struktur tingkat trofik dalam rantai makanan.


Komponen Biotik Contoh Tingkat Trofik
Produsen I

Konsumen I II
(Primer)

Konsumen II III
(Sekunder)

Konsumen III IV
(Tersier)
Jalur makan dan dimakan dari organisme pada suatu tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya membentuk urutan dan arah tertentu disebut rantai makanan.
1. Rantai makanan perumput
Rantai makanan yang dimulai dari produsen disebut rantai makanan
perumput. Contoh rantai makanan perumput, yaitu rumput belalang kadal
burung elang.

Gambar 2.39. Contoh rantai makanan perumput.

2. Rantai makanan detritus


Rantai dapat dimulai bukan dari produsen, tetapi juga dimulai dari detritus.
Detritus adalah partikel-partikel organik hasil penguraian berbagai organisme mati dan
sisa organisme. Sisa organisme seperti kotoran hewan, dedaunan, dan ranting yang
gugur diuraikan oleh organisme pengurai (dekomposer). Detritus merupakan makanan
bagi organisme seperti cacing, keluwing, rayap, dan kecoa. Detritivor dapat membentuk
rantai makanan yang disebut rantai makanan detritus. Contoh rantai makanan detritus
adalah hancuran daun cacing tanah ayam manusia. Contoh lainnya yaitu
hancuran kotoran hewan nematoda kutu acarina kalajengking.
Gambar 2.40. Jaring-jaring makanan adalah rantai makanan yang kompleks.

Di dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan. Suatu
jenis produsen atau detritus dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Suatu konsumen
primer dapata memakan berbagai jenis produsen atau detritus. Percabangan rantai makanan
terdapat pada setiap tingkat trofik. Misalnya, tanaman air selain dimakan oelah bebek, juga
dimakan oleh kelompok molusca (misalnya bekicot). Beberapa konsumen memangsa
organisme pada beberapa tingkat trofik. Misalnya bangau memangsa konsumen primer
(misalnya ikan tawes), tetapi dapat juga memangsakonsumen tingkat yang lebih tinggi
(misalnya ikan gurame). Organisme pemakan segala, yaitu memakan produsen dan juga
memakan konsumen dari berbagai tingkat trofik disebut omnivora, misalnya manusia.
Dengan demikian, dalam suatu ekosistem hubungan makan dan dimakan sangat kompleks,
saling berkaitan, dan bercabang sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Hubungan
antar rantai makanan menentukan jalur aliran energi dan daur elemen-elemen kimia di alam
karena pada makanan terkandung energi dan materi.

F. Daur Biogeokimia
Dalam suatu ekosistem, meskipun energi kimia sebagian besar hilang pada setiap
tingkat trofik, tetapi materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-
unsur penyusun bahan organik tersebut didaur ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke
dalam komponen biotik melalui udara, tanah, atau air. Air sebagai pelarut universal
merupakan komponen terbesar penyusun tubuh organisme. Air juga mengalami proses
daur ulang di alam. Daur ulang air dan unsur-unsur kimia melibatkan makhluk hidup dan
batuan (geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia. Berikut akan dijelaskan daur air,
karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur.
1. Daur air

Gambar 2.43. Pada daur air, terjadi pergerakan air dalam organisme, di daratan dan di
atmosfer
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan
dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di
atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai dua per tiga luas permukaan bumi.
Uap air di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut
dalam bentuk presipitasi. Presipitasi dapat berupa hujan, salju, atau hujan es. Air
turun ke daratan akan membentuk air permukaan dan air tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan,
air mengalir melalui suatu pembuluh. Selanjutnya, melalui transpirasi uap air
dilepaskan oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat. Hewan
memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan dari hewan
yang dimakan, sedangkan manusia memperoleh sekitasr seperempat dari total
kebutuhannya akan air dari cadangan air di tanah. Sebagian air keluar dari tubuh
hewan dan manusia sebagai urin dan keringat. Air tanah dan air permukaan sebagian
mengalir ke sungai, kemudian ke danau atau laut.
2. Daur karbon
Unsur karbon terdapat di atmosfer dalam bentuk gas karbondioksida (CO 2).
Konsentrasi karbon dioksida di atmosfer adalah 0,03%. Karbon dioksida masuk ke
dalam komponen biotik melalui produsen. Produsen di darat dan di air menggunakan
karbon dioksida untuk membentuk senyawa karbon, seperti glukosa. Glukosa
dihasilkan oleh produsen melalui proses fotosintesis. Bahan organik tersebut
ditransfer ke hewan dan manusia secara langsung maupun tidak langsung melui
rantai makanan.
Respirasi oleh organisme autotrof dan heterotrof menghasilkan karbon dioksida .
Kebutuhan tumbuhan akan karbon dioksida hampir seimbang denga pengeluaran
karbon dioksida oleh respirasi organisme.
Pada tumbuhan, bahan organik yang mengandung banya karbon terdapat pada
batang atau kayu. Pada hewan dan manusia, bahan organik yang mengandung karbon
terdapat pada tulang. Tumbuhan hewan, dan manusia yang mati akan diuraikan
antara lain menjadi karbon dioksida.

Gambar 2.44. Pada daur karbon terjadi pergerakan karbon antara komponen biotik
dan abiotik.

Pada kerak bumi terdapat dalam bentuk (batu bara dan minyak bumi) bahan bakar
fosil. Jumlah karbon dioksida di atmosfer bervariasi bergantung musim dan
penggunaan bahan bakar oleh manusia, sehinggaak memungkinkan terjadi
ketidakseimbangan.
Pada perairan. karbon dioksida larut dalam air da diserap langsung oleh organisme
autotrof. Karbon dioksida yang dihasilkan oleh respirasi organisme perairan dapat
membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat merupakan sumber karbon dioksida bagi
organisme perairan. Beberapa organisme akuatik seperti kelompok molusca,
menggunakan karbon dioksida yang terlarut di air dan kalsium untuk membentuk
kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium karbinat merupakan bahan penyusun cangkang.
Ketika organisme tersebut mati, cangkang yang hancur oleh air dapat menghasilkan
karbon dioksida.

3. Daur Nitrogen
Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas nitrogen
(N2). Gas nitrogen mencakup 78% dari berbagai gas yang ada di atmosfer. Hanya
sedikit organisme yang dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk N2. Organisme
yang dapat mengikat (fiksasi) nitrogen adalah bakteri. Bakteri pengikat nitrogen yang
hidup bebas misalnya Azotobacter sp. yang bersifat aerob (memerlukan O2) dan
Clostridium sp. yang bersifat anaerob (tidak memerlukan O 2). Selain itu, Rhizobium
yang hidup dalam akar tumbuhan kacang-kacangan juga dapat mengikat nitrogen
bebas. Nitrogen yang diikat oleh bakteri tersebut diubah menjadi amonia (NH3).
Nitrogen yang diserap oleh tumbuhan dalam bentuk amonia. Penguraian menjadi
amonia disebut amonifikasi. Amonia kemudia dirombak oleh bakteri nitrit
Nitrosomonas dan Nitrosococcus menjadi ion nitrit (NO2-). Ion nitrit selanjutnya
dirombak oleh bakteri nitrat Nitrobacter menjadi ion nitrat (NO3-). Ion nitrat selain
diserap oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya, juga digunakan oleh
bakteri denitrifikasi menghasilkan nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali
ke atmosfer.
Gambar 2.45. Pada daur nitrogen terbentuk beberapa senyawa nitrogen yang
berbeda.
4. Daur Fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup
membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat), sebagai sumber energi
untuk metabolisme sel. Fosfir terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO 43-). Ion
fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan
fosfat terbawa menuju sungai hingga laut dan membentuk sedimen. Adanya
pergerakan lempeng bumi menyebabkan sediman yang mengandung muncul ke
permukaan.
Di darat, tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah. Herbivora
mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan
fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui
urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu
melepaskan fosfor yang kemudian diambil oleh tumbuhan.
Gambar 2.46. Daur fosfor.
5. Daur Sulfur
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO42-). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua makhluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oelh bakteri. Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfobrio dan Desulfomaculum yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen.
Sulfur oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

Gambar 2.47. Daur sulfur yang melibatkan berbagai jenis bakteri.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan saling
ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain. Makhluk
hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya
lingkungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan
timbal balik. Satuan ekosistem yaitu individu, komunitas, populasi, ekosistem, dan biosfer.
Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen
abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk
hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen
ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau
temperature, mineral, topografi dan gas.
Berdasarkan terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan
ekosistem buatan. Ekosistem alami terdiri dari darat dan perairan, ekosistem perairan
dibedakan menjadi ekosistem air tawar dan air laut. Begitu juga dengan ekosistem buatan
yang secara garis beras dibedakan menjadi ekosistem darat dan laut pula. Selain itu, ekosistem
juga dapat berubah karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya : gangguan
alam, tindakan manusia, penggunaan pestisida yang berlebihan dan sebagainya.

B. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal.
Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar
tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulchalek, B. (2010, 02). http://al-izhar.blogspot.co.id/. Dipetik 06 03, 2016, dari http://al-


izhar.blogspot.co.id/2010/02/ekosistem.html

Cepat, F. (2013, 03). http://fastrans22.blogspot.co.id/. Dipetik 03 06, 2016, dari


http://fastrans22.blogspot.co.id//2013/03/bioma.html

Darmodjo, H. (1991). Pedidikan IPA I. Jakarta: Depdikbud.

Diah Aryulina, P. d. (2010). Biologi 1B. Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.

H, S. K. & Prabowo (1998). Konsep-konsep Dasar IPA. Jakarta: Depdikbud.

Prawirohartono, S. (1989). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Sukardjo, J. (2005). Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: UNS Press.

Anda mungkin juga menyukai