Anda di halaman 1dari 10

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena
bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
bahasa seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, pendapat ataupun informasi kepada
orang lain. Hal ini sesuai dengan pemahaman bahwa bahasa adalah alat komunikasi
antar masyarakat yang berupa simbol bunyi dan dibunyikan oleh mulut.1

Dalam sebagian besar aktivitas manusia, bahasa memiliki peran yang sangat
besar di dalamnya. Tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan perasaannya,
menyampaikan maksud dan keinginan, memberi sebuah saran atau pendapat, bahkan
pemikiran seseorang juga disampaikan dengan bahasa. Semakin baik penguasaan
bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini, maka semakin bertambah
pula kebutusan seseorang dalam bahasa, tidak cukup dengan bahasa sehari-hari
melainkan bahasa asing juga sangat diperlukan sebagai alat komunikasi.

Salah satu bahasa asing yang sangat penting untuk dipelajari adalah bahasa
Arab, khususnya dalam bidang pendidikan. Karena bahasa Arab banyak digunakan
dalam buku-buku ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran, ilmu perbintangan dan
lain sebagainya.2 Untuk memahami buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa Arab, maka
sesorang harus menguasai ilmu tentang bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa yang
digunakan orang Arab untuk mengekspresikan pemikiran dan maksud mereka. Bahasa
1
Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab : Media dan Metode – Metodenya,) Yogyakarta:
Teras, 2009), hal. 2.

2
‫ جامعة أم القر‬، ‫ رشدي أمحد طعمية‬،‫ المرجع في تعليم اللغة العربية للماطقين بلغات أخرى‬hal. 14.
Arab memiki struktur kata yang indah, perpaduan kalimat yang serasi, dan kaya akan
seni.

Dalam bidang agama, bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an. Seluruh perintah
dan larangan Allah SWT, janji dan ancaman, sejarah dan kisah umat terdahulu terdapat
dalam Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup umat muslim. Maka, untuk memahami
dan mendalami Al-Qur’an seorang muslim sangat membutuhkan pengetahuan bahasa
Arab.

Kemahiran berbica adalah salah satu dari 4 kemahiran yaitu kemahiran


mendengar (Maharoh Istima’), kemahiran berbicara (Maharoh Kalam), kemahiran
membaca (Maharatul Qiro’ah), kemahiran menulis (Maharotul Kitabah) yang harus
dikuasai seseorang ketika mempelajari bahasa Arab.3

Karena bahasa diucapkan dan diekspresikan secara lisan untuk berkomunikasi.


Kesuksesan dalam mempelajari bahasa Arab tidak luput dari peran seorang guru dalam
merencanakan pembelajaran, mengatur tahap-tahap kegiatan pembelajaran, pemilihan
penggunaan metode pembelakaran bahasa Arab dan strategi yang tepat. Ketepatan
tahap pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran akan mempengaruhi hasil
pembelajaran peserta didik.

Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian dan


komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Ketrampilah
atau kemahiran berbicara ( Maharotul Kalam ) bahasa Arab merupakan salah satu jenis
kemampuan berbahasa yang harus dicapai dalam proses pembelajaran bahasa Arab.
Dalam kegiatannya pembelajaran Maharatul kalam di kelas memiliki aspek komunikasi
dua arah, yakni pembicara dan pendengarnya. Anak didik harus diberi motivasi agar
berani menyampaikan dan tidak takut salah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah tujuan mempelajari Maharatul Kalam?
2. Bagaimana kopetensi Maharatul Kalam di setiap jenjang pendidikan?
3
،‫تدريس فنون اللغة العربية‬، )2002 ‫ على أمحد مدكور ( دار الفكر العريب‬hal. 90
3. Bagaimana tolak ukur penguasaan Maharatul Kalam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Mempelajari Maharatul Kalam

Dalam pembelajran Maharah Kalam bahasa Arab terdapat konsep yang


harus difahami terlebih dahulu. Ketrampilan ini didasari pada kepercayaan diri
untuk berbicara sampai batas tertentu. Karena ketrampilan berbicara berarti
ketrampilan yang mentransmisikan lisan kepada orang lain. Penyampaian secara
lisan adalah cara penyampaian paling efektif dalam berkomunikasi.4

Berbicara adalah bagian penting dari kurikulum bahasa asing, dan


merupakan salah satu tujuan paling penting dalam pembelajaran bahasa asing.
Berbicara dapat dianggap sebagai bentuk utama komunikasi linguistik bagi
manusia. Oleh karena itu, berbicara adalah bagian terpenting dari praktek berbahasa
dan penggunaannya.

Adapun tujuan umum dari pembelajaran Maharatul Kalam sebagai berikut:5

1. Peserta didik mampu mengucapkan suara-suara dalam bahasa Arab dan berbicara
ataupun bernyanyi dengan cara yang dapat diterima dan difahami oleh orang Arab.
2. Memahami perbedaan pengucapan suara, persamaan atau panjang pendeknya
3. Untuk mengekspresikan ide berdasarkan rumus tata bahasa yang sesuai.
4. Untuk mengekspresikan ide menggunakan sistem yang benar untuk menginstal kata
dalam bahasa Arab dalam berbicara.
5. Mampu menggunakan karakteristik bahasa tertentu dalam berbicara, seperti kalimat
perintah, membedakan gender, jumlah, sistem, zaman atau waktu dll.
6. Untuk memperoleh kekayaan verbal yang cocok untuk usianya, dan menggunakan
kekayaan itu untuk menyelesaikan proses komunikasi modern.

4
،‫تدريس فنون اللغة العربية‬، )2002 ‫ على أمحد مدكور ( دار الفكر العريب‬hal. 87
5
https://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-metode-pembelajaran
di akses pada tanggal 3 Maret 2021
7. Agar mampu menggunakan beberapa bentuk budaya arab dan memperoleh
beberapa informasi dasar tentang warisan Arab dan Islam.
8. Untuk mengekspresikan dirinya dengan jelas dan dapat dimengerti dalam dunia
modern
9. Mengatasi beberapa cacat psikologis
10. Memotivasi pelajar untuk melatih imajinasi dan motivasi.

Dalam mempelajari ketrampilan berbicara dibutuhkan tahapan-tahapan dan


metode dalam pembelajarannya. Disesuaikan dengan ketrampilan berbahasa yang
dimiliki siswa, karena tingkat kesulitan tiap tahapnya berbeda. 6 Maka guru harus
mengetahui tahap kemampuan berbicara dan menentukan materi yang sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Adapun tahapannya sebagai berikut:7

1. Tahap Dasar

Yakni guru menyampaikan pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa, yang
sesuai dengan mata pelajarannya sehingga siswa akan berusaha menjawab dengan
mengucapkan kata kata, menyusun kalimat dan menyampaikan gagasan dengan
tepat.

2. Tahap Menengah

Dalam tahap ini, guru dapat mengembangkan metode penyesuaian dengan


kondisi. Seperti menggunakan permainan peran, menyampaikan atau bercerita
tentang suatu peristiwa yang berkesan, mengungkapkan kembali apa yang telah
didengar dari video ataupun radio dan sebagainya.

3. Tahap Lanjutan

Dalam tahap ini, guru meminta siswa untuk bercerita tentang suatu hal
kemudian mengekspresikan gagasan pikirannya. Demi mencapai ketrampilan

6
‫م) أساليب تدريس العلوم في المرحلة األساسي‬2010 ،‫ دار الكتاب اجلامعي‬: ‫زيد اهلويدي ( دولة اإلمارات العربية املتحدة‬
hal 209
‫ حممود كامل الناقة‬،‫ تعليم اللغة العربية الناطقين بلغات أخرى‬، )‫ (اململكة العربية السعودية جامعة أم القرى‬Hal. 1517
berkomunikasi memang harus melakukan praktek yang memadai dan khusus.
Kemudian guru berusaha menciptakan lingkungan bahasa agar siswa selalu
menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya.

Kemudian, dalam proses berbicara bukanlah gerakan sederhana yang terjadi secara
tiba-tiba. Tetapi suatu proses yang melalui proses berfikir sebagai berikut:

1. Berfikir
2. Penyusunan
3. Pengucapan

B. Kompetensi Maharatul kalam Dalam 3 Jenjang Pembelajaran


Dalam pembelajaran Maharatul Kalam sudah tentu terdapat banyak tahapan
atau langkah yang harus dilakukan sesuai dengan tingkat penguasaan dan
pemahaman peserta didik. Berikut ini beberapa tahapan atau jenjang yang harus
dilalui setiap peserta didik dalam pembelajaran Maharatul kalam:8
1. Tingkat Mubtadi’ (pemula)
a. Guru memulai dengan melatih peserta didik berbicara, dengan cara
memberi pertanyaan sederhana yang akan dijawab lisan oleh peserta
didik
b. Kemudian guru berusaha meminta murid untuk berlatih
mengucapkan kata berulang-ulang, kemudian menyusun kalimat dari
kata tersebut dan mengungkapkan pikiran
c. Guru menyusun jawaban yang telah disampaikan oleh murid,
kemudian disusun menjadi sebuah tema yang sempurna.
d. Guru meminta murid untuk menjawab latihan atau evaluasi
pembelajaran secara lisan (Syafahiah) menghafal beberapa
percakapan sederhana, atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan teks yang telah dibaca.
8
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), 286-287.
2. Tingkat Mutawasit (menengah)
a. Belajar berbicara dengan beberapa permainan peran atau sejenis
drama ringan
b. Membicarakan suatu tema tertentu, individu atau berkelompok
c. Bercerita tentang informasi yang telah didengar dari televisi, video,
radio dan sebagainya.
3. Tingkat Mutaqoddim ( lanjutan)
a. Guru memilihkan tema khusus untuk latihan berbicara
b. Guru harus memilih tema yang menarik untuk disampaikan oleh
murid
c. Tema harus jelas dan berbatas atau fokus pada suatu hal.
d. Mempersilahkan murid memilih tema yang telah ditentukan

Diharapkan pada setiap guru pemateri pembelajaran Maharatul Kalam


memiliki semangat untuk selalu mengembangkan teknik dan model pembelajaran
maharatul Kalam agar lebih menarik dan inovatif. Sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan minat dan motivasi belajar murid baik di dalam atau di luar kelas.

C. Tolak Ukur Penguasaan Maharatul Kalam

Karena tujuan utama dari pembelajaran Kemahiran berbicara adalah peserta


didik harus dapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicara sampai mereka
mampu mengembangkan ketrampilan berbicara secara lancar dan menyenangkan baik
individu atau kelompok, mampu berbicara dengan tepat dan jelas, baik dalam segi
artikulasi maupun diksi kalimat, mampu berbicara secara cepat, memiliki pendengaran
yang kritis, mampu mengevaluasi kata – kata yang diucapkan, terbiasa berbahasa Arab
secara terus menerus atau komitmen.

Hal-hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh pengajar kemahiran
berbicara adalah:

1. Bahwa dalam melatih percakapan


2. Pengajar harus memberi contoh terlenih dahulu dengan intonasi serta
ekspresi yang benar
3. Hendaknya pengajar memberi perhatian khusus kepada siswa atau murid
yang pemalu, dan memberi motivasi agar berani tampil berbicara
4. Pengajar harus sabar dan tidak tergesa-gesa memberi penbenaran bagi murid
yang salah ketika berbicara, agar tidak mengurangi mental keberanian murid
5. Mengkondisikan kelas agar konduktif

Setelah guru benar-benar memahami tujuan dan aspek-aspek penting dalam


pembelajaran kemahiran berbicara ini, maka pengajar harus mempersiapkan
evaluasi pembelajaran untuk mengetahui tolak ukur penguasaan Maharatul Kalam.9

Definisi dari evaluasi pembelajaran disini adalah bahwa penilaian dibuat


berdasarkan keberhasilan proses pendidiikan di semua elemen. Proses penilaiannya
berdasarkan kriteria tertentu yang dapat menerangkan tentang ide, sikap atau
perilaku. Adapun tolak ukur dari evaluasi pembelajaran Maharatul Kalam
diantaranya:10

1. Kemampuan peserta didik dalam pelafalan atau pengucapan.


Yakni tolak ukur awal yang mendasari ciri ciri kesuksesan
pembelajaran Maharah kalam. Maka dari itu, dalam pembelajaran
maharatul Kalam murid memang hrus benar –benar dikawal dan
dibimbing agar berani berbicara. Dan sebaiknya guru tidak memberikan
koreksi yang terlalu ketat.
2. Kelancaran dalam berbicara

Kelancaran dalam berbicara juga menjadi tolak ukur penting


dalam penguasaan Kemahiran Berbicara. Ditandai dengan kemampuan
murid berbicara tanpa terputus-putus dan lancar.

9
)‫م‬1997 ،‫ دار اليازوري العملية‬: ‫ الدكتور عبد القادر كراجة ( عمان‬،‫ القياس والتقويم‬Hal. 108
10
Sa’ad Jahrab, ( ‫ التقويم اللغوي طرقه ومعاييره )جامعة قاصدي مرباح ورقلة‬hal .. 4
3. Penambahan perbendaharaan kosa kata

Penguasaan kosakata merupakan tolok ukur penguasaan


maharatul kalam. Tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah
adanya kemajuan yang dalam perkembangan kebahasaan seseorang
sebenarnya akan dapat dideteksi sedini mungkin melalui penguasaannya
didalam mengungkapkan hal-hal yang tersirat dalam benaknya.

4. Tata Bahasa

Setelah terlihat perkembangan dari ketiga aspek di atas, maka hal


terakhir adalah kemampuan murid menyusun kalimat dengn struktur tata
bahasa yang baik dan benar.
BAB IV

KESIMPULAN

Dalam pembelajran Maharah Kalam bahasa Arab terdapat konsep yang harus
difahami terlebih dahulu. Ketrampilan ini didasari pada kepercayaan diri untuk berbicara
sampai batas tertentu. Karena ketrampilan berbicara berarti ketrampilan yang
mentransmisikan lisan kepada orang lain. Penyampaian secara lisan adalah cara
penyampaian paling efektif dalam berkomunikasi.

Berikut ini beberapa tahapan atau jenjang yang harus dilalui setiap peserta didik
dalam pembelajaran Maharatul kalam:

1. Tingkat Mubtadi’ (pemula)


2. Tingkat Mutawasit (menengah)
3. Tingkat Mutaqoddim ( lanjutan)

Tolak ukur kemahiran berbicara dapat dilihat dengan evaluasi pembelajaran, yaitu
penilaian dibuat berdasarkan keberhasilan proses pendidiikan di semua elemen. Adapun
tolak ukur dari evaluasi pembelajaran Maharatul Kalam diantaranya:

1. Kemampuan peserta didik dalam pelafalan atau pengucapan.


2. Kelancaran dalam berbicara
3. Penambahan perbendaharaan kosa kata
4. Tata Bahasa
‫‪DAFTAR PUSTAKA‬‬

‫)‪Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab : Media dan Metode – Metodenya,‬‬
‫‪Yogyakarta: Teras, 2009).‬‬

‫‪https://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-metode-pembelajar‬‬
‫‪di akses pada tanggal 3 Maret 2021‬‬

‫‪Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Jakarta: PT Bumi‬‬


‫)‪Aksara, 2011‬‬

‫ورقلة)‪.‬‬ ‫سعاد جحراب‪ ,‬التقويم اللغوي طرقه ومعاييره ( جامعة قاصدي مرباح‬

‫رشدي أمحد طعمية ‪ ،‬المرجع في تعليم اللغة العربية للماطقين بلغات أخرى‪ ،‬جامعة أم القر‪.‬‬

‫على أمحد مدكور‪،‬تدريس فنون اللغة العربية ( دار الفكر العريب ‪)2002‬‬

‫زيد اهلويدي أساليب تدريس العلوم في المرحلة األساسي (اململكة العربية السعودية(‬

‫حممود كامل الناقة‪ ،‬تعليم اللغة العربية الناطقين بلغات أخرى‪ ( ،‬دولة اإلمارات العربية املتحدة ‪:‬‬

‫دار الكتاب اجلامعي‪2010 ،‬م جامعة أم القرى)‪H‬‬

‫‪1997‬م)‬ ‫الدكتور عبد القادر كراجة القياس والتقويم ( عمان ‪ :‬دار اليازوري العملية‪،‬‬

Anda mungkin juga menyukai