Anda di halaman 1dari 3

1. A.

Prosedur kewaspadaan terhadap droplet


- Menggunakan masker medis pada saat bekerja dengan jarak 1 meter dari pasien
- Mengelompokan pasien dengan etiologi sama
- Bila etiologi pasien tidak memungkinkan untuk diketahui, pasien dapat
dikelompokan berdasarkan kondisi klinis dan pertimbangan faktor risiko
- Menggunakan APD berupa face mask dan google jika melakukan tindakan jarak
dekat
- Membatasi gerakan pasien dan memastikan pasien menggunakan masker

b. Prosedur kewaspadaan terhadap kontak


- Menggunakan APD saat memasuki ruangan dan melepaskan saat keluar ruangan
- Menggunakan peralatan pemeriksaan disposable
- Tidak menyentuh mukosa / kulit pasien
- Hindari mencemari permukaan lingkungan di sekitar pasien
- Hindari pergerakan pasien yang tidak diperlukan
- Hand hygiene

c. Prosedur kewaspadaan aerosol generating procedure


- Tenaga kesehatan yang melakukan AGP menggunakan APD dengan masker N95
- Melakukan tindakan di ruangan sendiri / ruangan bertekanan negative
- Hindari kehadiran individu yang tidak diperlukan
- Perawatan pasien dengan ventilator di ruangan bertekanan negative.

APD level 1: penutup kepala, masker bedah, sarung tangan, alas kaki, dan baju kerja

2a. Semua pasien dilakukan skrining berdasarkan WHO case definition (batuk, demam,
dan sesak) lalu dibagi menjadi pasien suspek covid dan non suspek covid.

b. Anamnesis dan PF berdasarkan basic emergency care: kesulitan bernapas, syok, dan
perubahan status mental.
Dilakukan pemeriksaan kegawatdaruratan berupa airway, breathing, circulation,
disability, dan exposure.
Tanda vital
Riwayat SAMPLE (sign & symptoms, allergies, medications, last oral intake, events)

Pada pasien sulit bernapas: diperiksa adanya kondisi tersedak, stridor, pembengkakan
wajah, drooling, kecurigaan trauma dinding dada, wheezing

Pada pasien syok: diperiksa adanya kondisi reaksi alergi, pneumothorax tension,
cardiomyopathy, tamponade pericardial, dan dehidrasi

Pada pasien dengan perubahan status mental: tachypnea, wheezing, gangguan perfusi,
tachycardia, ukuran pupil yang mengecil, epilepsy, riwayat diabetes, dan hipoglikemia.

c. Pasien sesak: darah lengkap, ureum, kreatinin, AGD, chest x ray, dan EKG
Pasien pasca diare: darah perifer lengkap, elektrolit, GD, ur, cr, dan feses lengkap
Pasien trauma: darah perifer lengkap, x ray chest, x ray humerus sinistra, dan x ray
kruris sinistra
Pasien demam + sakit kepala berat + autoimun: darah perifer lengkap dan CRP
kuantitatif
Pasien gangguan kesadaran: darah perifer lengkap, ur, cr, GD, GDS, elektrolit, dan CT
scan kepala

d. Berdasarkan interagency integrated triage tools:


1. pasien penurunan kesadaran (merah)
2. pasien sesak napas (merah)
3. pasien trauma (merah)
4. pasien demam + sakit kepala + autoimun (merah)
5. pasien diare (kuning)

3.Tindakan swab nasofaring sebelum jenazah dijemput


Jenazah ditutup cavitas hidung dan mulutnya hingga dipastikan tidak ada cairan yang keluar
Luka pasca tindakan medis ditutup dengan plester kedap air
Petugas kamar jenazah yang menjemput membawa APD, kantong jenazah, dan brankar yang
dapat dikunci.
Setelah memastikan cavitas dan luka jenazah tertutup, jenazah dimasukan ke dalam kantung
jenazah yang ditutup sempurna.
Dipindahkan ke brankar dan ditutup rapat.
Semua APD dibuka di ruang perawatan.
Jenazah dipindahkan ke kamar jenazah selama perjalanan petugas tetap menggunakan masker
surgikal.
Surat keterangan kematian / sertifikat medis dibuat oleh dokter yang merawat dengan
melingkari penyebab kematian sebagai penyakit mneular.
Jenazah hanya dipindahkan dari brankar ke meja pemulasaraan jenazah di kamar jenazah oleh
petugas yang ber APD lengkap

Anda mungkin juga menyukai