Anda di halaman 1dari 29

BAB XIV.

MESIN PENDINGIN (REFRIGERATING MACHINE)

A. GARIS BESAR MESIN PENDINGIN (OUT LINE OF REFRIGERATING MACHINE).

1. OBYEK DARI PENDINGIN (PRINCIPLE OF REFRIGERATING)

Sebelum perang dunia II, pendinginan ada, hanya untuk pendingin dan pemeliharaan
daging/makanan dari pada suhu yang rendah diatas kapal untuk melayani dalam
pelayaran sesudah perang, sebagai tambahan pula untuk mendinginkan dan
menyimpan makanan, benda/barang pengangkutan tertutup, dari muatan dingin dan
pengaturan udara dalam kapal. Saat ini sebagian kapal-kapal dagang dan kapal ikan
yang berlayar pada pelayaran samudra dan pelayaran pantai sebagian besar dilengkapi
dengan mesin pendingin.

2. PRINSIP MESIN PENDINGIN (PRINCIPLE OF REFRIGERATION)

Pendingin adalah suatu proses untuk mencapai suhu terenaah dari pada udara luar
yang diatur oleh penyerapan panas dari beberapa benda seperti makanan dan sayuran,
atau suatu cara untuk mencapai/memelihara temperatur rendah. Untuk mencapai
temperatur rendah, menurut cara-cara.
1. Memakai es alam ........... Berdasarkan pada panas dan pada
campuran.
2. Memakai es kering ......... Berdasarkan pada panas dari pada
penguapan.
3. Pengembunan cairan .......Berdasarkan pada penguapan, yang
diperoleh dengan mudah dari suatu
gas.

Dalam kapal, suhu rendah biasanya tercapai menurut cara dari pada point tiga oleh
penggunaan tenaga mekanik.
Kita akan merasa dingin apabila penguapan cairan dari pada alkohol diletakkan pada
kulit kita, sebab alkohol menerima panas dari pada penguapan yang dihasilkan oleh
kulit Berdasarkan atas cara yang sama pada no. 3 adalah efektif untuk mendinginkan
sesuatu benda dimana terjadi pengisapan panas yang besar sehingga terjadi
penguapan, dengan demikian cairan mudah menguap. Pada pelayaran sedang
membawa panas seperti alkohol pada contoh diatas, disebut media pendingin
(refrigerant), dan pemasangan alat-alat dari prinsip ini disebut gas kompresi jenis mesin
pendinginan.

3. KONSTRUKSI GAS KOMPRESI JENIS MESIN PENDINGIN (CONSTRUCTION OF GAS


COMPRESSION TYPE REFRIGERATING MACHINE)

Pada gas kompresi jenis mesin pendingin, media pendingin tanpa kompresi dapat
dengan mudah menguap, dan penguapan media pendingin tertampung menekan,
mendingin, mencair dan kemudian menguap lagi mengikuti putaran (sirkulasi). Yaitu
karena obat pendingin tak dapat dialirkan secara terbatas, ini dipakai berulang 2 oleh
mekanis diatas. Gambar.12.1 dilukiskan sedemikian rupa sirkulasi, dimana disebut
sirkulasi media pendingin. Gambar. 12.2. diperlihatkan secara skhematik praktis mesin
pendingin dimana terlihat sirkulasi ini. Mesin menunjukkan sebagian besar suatu dasar
disebut tingkat tunggal gas kompresi jenis mesin pendingin.
Dalam gambar. 12.2, dasar dari pada alat-alat kompresor, kondensor, katup ekspansi
dan penguap (evaporator), masing-masing akan diuraikan selanjutnya.
a. Kompresor (Compressor).
Untuk pencairan gas-gas media pendingin diuapkan, menyerap panas dari benda
disebut tekanan rendah dari pada media pendingin gas yang ditekan kedalam
dengar putaran dan temperatur tinggi, gas tekanan tinggi dan apabila dinginnya
hilang. Cara penekanan gas dengan mesin, inilah yang disebut compressor.
b. Kondensor (Condenser).
Mesin menghilangkan dingin dan cairan bersuhu tinggi, gas tekanan tinggi ditekan
oleh kompressor. Udara, air tawar atau air laut dipakai untuk pendinginan.

c. Katup ekspansi (Expansion valve).


Katup untuk mengurangi atau mengatur tekanan gas freon yang bertekanan tinggi
dicairkan oleh kondensor ke tekanan rendah, penguapan dapat terjadi melalui
gerakan katup pemadam. Katup ini adalah semacam katup penutun tekanan.
d. Penguap (Evaporator).
Cairan gas freon tanpa tekanan mencapai suhu rendah langsung pada katup
ekspansi sehingga penguapan dapat tercapai karena penyerapan panas yang
terjadi didalam sistem. Gas Freon tercapai kemudian bergerak lagi ke dalam
kompresor.
Bahan makanan yang akan didinginkan atau distabilkan agar tetap dingin
ditempatkan dinding pemisah yang dalam penguap ini dibentuk juga pemisah
disebut ruangan pendingin. Gambar. 9.3. menunjukkan contoh dari beberapa mesin
pendingin makanan yang terdapat pada kapal muatan, dengan jalan ini praktis
mesin dibangun dengan sistim penerima, pemisah minyak, pengering pembeku
dan seterusnya mencapai pendinginan.

1. Panas (Heat)
2. Penguapan (Evaporation)
3. Kompressi (Compression)
4. Kondensasi (Condensation)
5. Dekompresi (Decompression)

GAMBAR. 12.1. SIRKULASl PENDINGiNAN – 1

GAMBAR.12.2. SIRKULASl PENDINGiNAN - 2

1. Katup ekspansi (Expansion valve).


2. Cairan tekanan rendah (Low-pressure liquid).
3. Penguap (Evaporator).
4. Cairan kondensat (Condensed liquid}.
5. Gas kompresi (Compressed gas).
6. Penguapan gas (Evaporated gas).
7. Kompresor (Compressor).
8. Kondensor (Condenser).
9. Air pendingin (Cooling water).
1. Kompresor (Compressor).
2. Kondensor (Condenser).
3. Penerima cairan (Liquid receiver).
4. Pendingin dalam (Intercooler).
5. Katup solenoid (solenoid valve}.
6. Katup ekspansi otomatis (Automatic
expansion valve).
7. Katup ekspansi manual (Manual
expansion valve).
8. Penyaluran header (Supply header).
9. Ruang (Chamber).
10. Pemanas (Thermostat).
11. Motor listrik (Electric motor).
12. Pemisah minyak (Oil separator}.
13. Garis cairan tekanan tinggi (Higt
pressure liquid line).
14. Pengering (Dryer).
15. Saringan (Filter).
16. Tabung pendingin (Vessel of
refrigerant).
17. Pompa air pendingin (Cooling water
pump).
18. Garis air pendingin (Cooling
water line).
19. Katup pembeku (Defrost valve).
20. Garis cairan tekanan rendah (Low
pressure liquid line).

GAMBAR 12.3. MESIN PENDINGIN MAKANAN CREW.


. (CREW FOOD REFRIGERATING MACHINE).

21. Garis saluran gas (Gas suction line).


(DPS). Tombol tekanan tinggi dan rendah (High & low pressure switch).
(WPS). Tombol tekanan untuk pendingin air (Pressure switch for cooling water).

4. SISTEM EKSPANSI LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG (DIRECT EXPANSION


SYSTEM AND INDIRECT EXPANSION SYSTEM)

Sistim untuk, mendinginkan sesuatu dalam ruangan pendingin yang diproses mesin
pendinginan digolongkan dalam ekspansi langsung dan tak langsung. Ekspansi
langsung dilengkapi dengan penguap. Sudah diuraikan seperti pada kamar pendingin,
selanjutnya memudahkan gas freon menyerap panas langsung dari benda. Pada sistim
tidak langsung seperti pada gambar. 12.4. pemasukan cairan inti (brine) vang
didinginkan dalam penguap dan kemudian dialirkan kedalam ruang pendingin oleh
pompa sirkulasi untuk pendingin. Perbandingan dari pada dua sistim ini adalah menurut
:
GAMBAR. 12.4. Sistim Expansi GAMBAR. 12.5. Sistim Expansi Tak
Langsung (Direct Expansion System). Langsung (Indirect Expansion
System).

1. Kompresor (Compressor) 4. Penguap (Evaporator).


2. Kondensor (Condenser). 5. Pompa brine (Brine pump).
3. Katup expansi (Expansion valve).6. Koil pendingin (Cooling coil).

a. Sistim Expansi Langsung (Direct Expansion System) Jasa-Jasa (Metris).


Keuntungan-keuntungan.
1) Karena penukar panas dibentuk langsung dengan benda yang akan
didinginkan, maka suhu penguapan dapat menjadi tinggi terhadap keadaan suhu
pendingin, setelah itu tercapailah hasil panas yang tinggi.
2) Susunannya sederhana, dan tidak membutuhkan alat sirkulasi brine atau
udara.
3) Harga murah.

Kerugian-kerugiannya :
1) Oleh karena pembuatannya terdiri dari pada pipa-pipa yang panjang
pada alat pendingin, sehingga tekanan berhenti terjadi pada kapasitas yang
rendah.
2) Alat pendingin mudah bocor sebab dentuman dan putaran dari pada
kapal.
3) Karena media pendingin mengalir langsung pada ruang pendingin, jika
terjadi kebocoran pendinginan dapat mengurangi/merugikan pendinginan
terhadap benda yang disimpan.
4) Besarnya jumlah media pendingin yang dibutuhkan.

b. Sistim Tak Langsung (Indirect Expansion System).


Keuntungan-keuntungannya :
1) Tidak memerlukan pipa media pendingin yang panjang,sesuai dengan
jumlah kecil dari pada media pendingin yang dikehendaki. Ini mengurangi
kerugian tekanan dan suhu dari media pendingin (refrigerant) dalam pipa.
2) Mesin pendingin dapat dipasang pada jarak yang lebih luas dari benda
kependingin (refrigerated), dan kebocoran dari media pendingin (refrigerant)
sebab tidak merugikan benda-benda.
3) Disini tidak dibutuhkan pengontrolan katup-katup expansi, setelah itu
mesin pendingin dapat bekerja pada kondisi yang optimal.
4) Melalui pemilihan dari kelayakan brine mempunyai kapasitas panas yang
besar, bermacam-macam beban dapat dikompensasi pada derajat yang pasti.
Kerugain-kerugiannya :
1) Konstruksi mesin agak sulit dan biayanya mahal.
2) Oleh karena media pendingin (refrigerant) mempunyai suhu penguapan
adalah lebih rendah dari pada sistim expansi langsung, secara efisien
kecepatan kompresor berakhir dengan penurunan dalam kenaikan dari pada
kelangsungan nilai-nilainya.

Pada tambahan dua sistim diatas, yaitu sistim pendinginan udara disesuaikan
dengan ruangan muatan yang banyak. Dalam sistim ini, pendingin udara dipasang
dibaagian luar ruangan, dan pendinginan udara dialirkan pada sirkulasi langsung
dengan sambungan saluran pipa pendingin dan ruangan. Untuk pendinginan udara,
tidak dengan sistim langsung atau tak langsung,

B. MEDIA PENDINGIN (REFRIGERANT)

Dalam mesin pendingin benda-benda yang menyerap panas disebut media pendingin,
dimana digolongkan menurut model penyerapan panas langsung oleh media pendingin
(refrigerant) (amonia atau freon) dasar dari pada pemanas laten dari penguapan dan media
pendingin tak langsung (seperti brine) dasar dari pada panas sensibel. Mesin pendingin
dan media pendingin langsung memakai sistim expansi langsung sedangkan untuk sistim
expansi tak langsung dapat memakai kedua-duanya dengan mempergunakan media
pendingin.

1. PERALATAN YANG DIPERLUKAN DARI MEDIA PENDINGIN (REFRIGERANT)


a. Peralatan yang Dibutuhkan dari Pada Media Pendingin Langsung.
1) Peralatan yang dibutuhkan dari pada media pendingin langsung.
Media pendingin mempunyai suhu kritis yang sangat rendah mungkin gagal
menjadi cair sama dengan dibawah, sangat tinggi tekanannya tanpa mempunyai
suhu air pendingin yang dipakai sebagai contoh didalam gas asam karbonit,
mempunyai suhu kritis adalah 31.5° C, tak mudah dicairkan jika temperatur air
laut melampaui 30° C apabila kapal sedang berlayar daerah tropis.
2) Kondensasi tekanan rendah (Low condensation pressure).
Untuk kondensasi atmosfir pada temperatur normal dan temperatur air laut
normal, hanya tekanan mencair rendah untuk mencairkan media pendingin
(refrigerant) jika, tekanan kondensasi rendah. Walaupun kecilnya hasil
kompresor adalah cukup untuk kondensasi selanjutnya juga mengurangi
kebocoran dari media pendingin (refrigerant)
3) Suhu penguapan rendah dibawah tekanan atmosfir.
Jika temperatur penguapan tinggi, penguapan tidak terjadi karena kurangnya
tekanan pemasukan dari pada penguap, adalah mengurangi pendekatan
terhadap vakum (hampa). Hal ini makin memburuk efisiensinya dan sesuai
pengaliran udara yang keluar mudah membawah beberapa macam kekurangan-
kekurangan. Jadi Tekanan penguapan normal dan tidak diinginkan lebih tinggi
dari pada tekanan atmosfir.
4) Jumlah yang besar dari pada panas penguapan latent.
Dalam penguapan dari media pendingin (refrigerant), lebih banyak dari pada
jumlah penyerapan panas, akibat terbesar dari pada pendingin.
5) Isi menurut jenis kecil (small specific volume).
Isi yang paling kecil dari pada media pendingin gas (refrigerant),membutuhkan
susunan kompressor yang kecil.
6) Rendahnya temperatur kondensasi.
7) Kestabilan kimia tinggi, dan tidak terjadi pengkaratan pada logam dan
paking.
8) Pada pelumasan minyak, pelarutan rendah.
Tetapi apabila media pendingin (refrigerant) bercampur dengan minyak, tidak
merugikan benda yang akan dimasukkan dalam pendinginan (refrigeration).
9) Tidak berbau yang merangsang dan tidak beracun.
10) Tidak berbahaya terhadap pembakaran atau ledakan.
11) Harga murah dan pencairan dalam jumlah yang besar.
12) Kebocoran-kebocoran mudah dikontrol.

b. Peralatan Yang Diperlukan Untuk Media Pendingin Tak Langsung.


1) Titik beku rendah.
2) Luas panas menurut jenisnya.
3) Tidak ada karat pada logam, terutama besi baja.
4) Mudah untuk pemeliharaannya, mutunya tidak mudah rusak dan
harganya murah.

2. JENIS DAN SIFAT-SIFAT MEDIA PENDINGIN (REFRIGERANT).


a. Jenis dan sifat dari pada obat pendingin langsung.
1). Gas asam karbon (CO2).
Oleh karena kebaikan serta keselamatannya yang cukup, maka kita dapat
mengambil dasar seperti, tidak mudah terbakar dan tidak merugikan
peralatannya pada kapal-kapal saat ini relatif banyak mempergunakan gas ini.
Tetapi seperti telah disinggung, suhu kritisnya rendah pada 31. 5 ° C, dan
tekanan kompresi yang dikehendaki pada temperatur itu mencapai 7,6 bar.
Apabila tekanan air laut terlalu tinggi maka terjadi kesulitan dalam pencairan
gas ini, Dengan alasan ini, saat sekarang tidak dipakai lagi.

2). Amonia (NH3).


Amoniak sudah terlalu tua diantara semua, tentang media pendingin
(refrigerant), juga saat ini sistim pendinginan dipakai secara luas. Peralatan ini
mengandung temperature kritis, tekanan penguapan dan tekanan
kondensasinya mudah dipakai untuk media pendingin, terutama penguapan
panas latent lebih besar dari semua media pendingin yang dipakai saat ini.
Pengontrolan harus cukup, sebab karena mudah menyala, meledak dan
beracun. Bahwa ini banyak dipakai pada kapal-kapal ikan dan perusahaan kapal
penangkap ikan paus.

3). Methyl chloride (CH3CL)


Media pendingin ini tidak berwarna dan harum, dihasilkan oleh reaksi kimia
antara asam hydrochloric dan methyl alkohol. Walupun media pendingin ini tidak
dalam bentuk cair dibawah tekanan atmosfir dan temperatur normal, dengan
mudah mencair oleh kompresi dan pendinginan. Ini mudah terbakar dan sukar
menyala. Campuran dari pada methyl chloride 10 sampai 15% dan udara 85
sampai 90% akan meledak setelah terjadi hubungan dengan bunga api atau
lewat panas.

4). Freon (F-12, CCl 2 F 2 )


Diantara bermacam-macam Freon, F-12 umumnya digunakan untuk pemakaian
dikapal. Karena peralatan dari pada Freon tertutup lebih ideal dari pada media
pendingin yang diuraikan diatas, lebih besar dari pada penggunaan media
pendingin dikapal yang saat ini dipakai. Perbandingan dari pada media
pendingin diatas adalah seperti dibawah ini.

PERBANDINGAN DARI PADA PERLENGKAPAN OBAT PENDINGIN.


(COMPARISON OF PROPERTIES OF REFRIGERANTS).
Gas asam Methyl
Obat pendingin Amoniak Freon
Karbon Chloride
Simbol kimia CO 2 NH 3 CH 3 CI CCI 2 F 2
Titik didih dibawah
- 78.0 - 33.3 - 24.0 - 29.8
tekanan atmosfir
Suhu kritis (°C) 31 133 143 111.7
Tekanan kondensasi
6,559 1,023 0,580 0,664
(bar. abs pada 25 ˚ C)
Titik beku (°C) - 78.5 - 77.7 - 98 - 150
Panas penguapan
261,729 1296,463 415.810 159,482
(panas latent) (Kj / Kg)
Isi spesifik dari pada
4.17 0.13 0.07 0.02
gas jenuh
sangat
Bau (smell) tidak berbau harum harum
bau
Racun Rendah Ada Rendah Tak ada
Berkarat
Berkarat
pada tem Berkarat
Perkarakan Tidak ada pada
baga dan pada karet
karet
seng
Meledak Tidak Ada Ada Tidak

b. Jenis dan sifat-sifat dari pada Media pendingin tidak langsung.


Media pendingin langsung yang dipakai saat ini adalah :
Kalsium chlorida (Ca Cl 2 )
Garam encer (Na CL)
Magnesium chlorida (Mg Cl 2 )
Pada tiga media pendingin ini, umumnya sebagian besar adalah kalsium chlorida
encer dan perlengkapannya yang akan diuraikan dibawah ini.
Dengan melihat pengenceran yang dicapai oleh pemisahan kalsium chlorida dalam
air, titik bekunya jatuh pada pusat penambahan. Tetapi apabila pusat melampaui
batas, diatas berlawanan dengan kenaikan titik beku. Titik ini disebut titik
autentik/asli. Banyak brine terpusat dimana lebih rendah dari pada titik nyata untuk
membekukan es, dan banyak brine terpusat apabila lebih tinggi membuat hablur
dengan kalsium chlorida bila membeku, Karena kalsium chlorida sangat pahit dan
keras, harus diperhatikan dari hubungan langsung dengan bahan makanan. Lebih-
lebih karena penyerapan air dalam udara selama pemakaian, secara perlahan-lahan
berbalik. Pada pencegahan akibat kenaikan dari titik beku, biasanya diukur pada
gaya berat spesifik secara bertahap dijaga obat pendinginnya pada kesesuaiannya.
Apabila pembekuan bahan makanan berlangsung dengan brine, pengenceran garam
dipakai seperti pada titik autentik -21,2° C, ini tidak sesuai untuk temperatur yang
sangat rendah.

C. KONSTRUKSI GAS KOMPRESI MESIN PENDINGIN.


1. KOMPRESOR (Compressor).
Kompresor-kompresor dari pada jenis gas kompresi mesin pendingin digolongkan
menurut :
a. Jenis pertukaran (Reciprocating type).
b. Jenis putar/berputar (Rotary type).
c. Jenis Turbo (Turbo type).
d. Jenis penyerapan (Absorption type).

Jenis yang umumnya dipakai adalah jenis pertukaran, yang dikategorikar menurut
jumlah silinder, persiapan silinder-silinder, sistim pengendali dan seterusnya Sebagian
besar memakai satu motor pengendali dengan gerakan tunggal dari kompresor yang
berputar dengan putaran menengah (500 - 900 rpm) dengan 2 sampai 4 slinder dan
menghasilkan 10 sampai 75 ps. Gambar. 12.6, ditunjukkan konstruksi dari panas jenis.
Komponen yang tersusun sama dengan mesin kompresor pembakaran dalam atau
kompresor udara. Sekarang uraiannya akan diberikan pada tomponen dari kompresor
mesin pendingin dengan perencanaan yang khusus.
Gambar 12.6 Kompresor Mendatar Gerakan Tunggal (Vertical Single Acting Compressor)
1. Kepala silinder (Cylinder head)
2. Dudukan katup pemakai (Delivery valve seat)
3. Silinder (Cylinder)
4. Dudukan katup saluran (Sunction valve seat)
5. Torak (piston)
6. Pena torak (Piston pin)
7. Batang penghubung (Connecting rod)
8. Karter (Crank case)
9. Bagian tutup karter (Crank case side cover)
10. Poros engkong (Crank shaft)
11. Pompa roda gigi (Gear pump)
12. Saringan minyak (Oil filter)
13. Bagian penutup karter (Crank case side cover)
14. Dudukan poros (Shaft seal)
15. Katrol (Pulley)
16. Saringan saluran (Suction filter).

a. Silinder (Cylinder).
Silinder dan karter dibentuk pada kompressor kecil dalam struktur tunggal, atau
terpisah pada ukuran yang besar. Secara normal silinder tidak memakai liners, dan
apabila sudah usang (tua) diperbaiki dengan member. Menurut aslinya, silinder
mempunyai permukaan yang keras meliputi sisinya untuk pemboran.

b. Torak (Piston).
Apabila tekanan dalam silinder berbalik pada saluran tekanan oleh langkah torak,
media pendingin memasuki dua atau empat pintu-pintu dari pusat torak langsung
kebagian dalam dari atas permukaan batang torak dan mengalir kedalam silinder,
membuka katup saluran pada permukaan bagian atas dari torak. Gambar. 12.7.
menunjukkan hal yang demikian disebut batang torak saluran ganda. Ada 3 cincin
torak pada bagian atas torak dan 2 dibagian bawah torak.
GAMBAR. 9.7. Torak (Piston).

1. Pintu saluran masuk (Suction inlet port)


2. Puncak batang torak (Upper trunk)
3. Gas (Gas)
4. Bagian bawah batang torak (Lower trunk)

c. Pengaman Kepala Silinder (Safety Head).

Alat yang disebut pengaman kepala silinder terletak diatas puncak tiap tiap silinder,
dan per yang kuat ditempatkan diantara silinder dan pengaman kepala ditekan
keatas secara kuat terhadap puncak silinder. Pengaman puncak dibangun dengan
katup pemakaian, dimana berfungsi sendiri selama bekerja normal. Tetapi tekanan
tinggi tidak normal terjadi dalam silinder karena katup saluran semua terhenti
dimana & saluran minyak lumas, cairan media pendingin atau air didalam silinder,
katup pemakaian tidak mudah menutup pada saat bekerja keseluruhan. Kemudian,
pengaman kepala terangkat keatas mengeluarkan tekanan, selanjutnya untuk
mencegah kerusakan silinder.
GAMBAR. 12.8. PENGAMAN KEPALA SILINDER (SAFETY HEAD)

1. Katup pemakaian (Delivery valve)


2. Silinder (Cylinder)
3. Torak (Piston)
4. Saluran pintu keluar (Delivery outlet port)
5. Pengaman kepala (Safety head)
6. Saluran pintu masuk (Suction inlet port).

d. Katup Tekan dan Katup Isap (Suction Valve And Delivery Valve)

Katup-katup yang dipakai adalah seperti :


1. Katup poppet (Gambar. 12.9. A)
2. Katup cincin plat ( 6 )
3. Katup bulu (C)
4. Katup bulu ayam (D).

Gambar.12.9 (A) Katup Poppet Gambar.12.9 (A) Cincin Katup

1. Katup isap (Suction Valve)


2. Dudukan katup saluran (Suction valve seat)
3. Cincin torak (Piston ring)
4. Bantalan katup isap (Suction valve cushion)
5. Katup plat/piringan (Plate valve)
6. Sangkar katup (Valve cage)
7. Spring (Spring)
8. Stelan baut (Set bolt)
9. Pengantar katup tekan (Delivery valve guide)
10. Katup-katup tekan (Delivery valve)
11. Katup-katup tekan (Delivery Valve)
12. Dudukan katup tekan (Delivery valve seat)
13. Pegangan dudukan katup (Valve seat holder)
14. Mur (Nut)
15. Dudukan katup (Valve seat)
16. Pembersih (Washer)
17. Spiring (Spring)
18. Badan katup (Valve body)

GAMBAR. 12.9. (C) KATUP BULU (REED VALVE)

1. Terangkat jika diblokir dengan barang cair (Lifted when blocked with liquid)
2. Katup plat (Tebal 0.2 mm) (Valve plate/0.2 mm Thick).

1. Selubung katup (Valve cover)


2. Dudukan katup (Valve seat)
3. Katup plat (Valve plate)

GAMBAR. 12.9. (B) CINCIN KATUP PLAT. (RING PLATE VALVE),


GAMBAR. 12.9. (D) KATUP BULU AYAM. (FEATHER VALVE)

e. Seal Poros (Shaft Seal).


Seperti ditunjukkan dalam gambar. 12.6, tali ban kerek digerakkan oleh roda gila
(flywheel) pada bagian ujung yang lain dari poros engkol (crank shaft), tali ban - V
(V-Belt) diikat dengan kerek pada pengendali poros engkol dari motor listrik. Jadi
walaupun ujung yang lain dari poros engkol dapat disegel (sealed) ujung kereknya
tak dapat disegel (sealed) sebab menembus langsung kekarter (crank case). Untuk
alasan ini, gas itu memenuhi karter menyebabkan kebocoran dari bagian-bagian ini.
Untuk mencegah kebocoran, dipakai poros seal (shaft seal) untuk menghindari
kedap udara karter. Gambar. 12.10. adalah contoh dari pemakaian poros seal (shaft
seal).

1. Penempatan karet (Rubber


seat)
2. Penempatan cincin (Seat ring)
3. Cincin seal (Seal ring)
4. Embusan (Bellows)
5. Spring (Spring)
6. Paking (Packing)
7. Kancing (Clasp)
8. Bagian selubung (Side cover)
9. Paking bagian luar (Outer
packing)

GAMBAR. 12. 10. JENIS POROS SEAL EMBUSAN (BELLOWS TYPE SHAFT SEAL)

Perluasan embusan pusaran, dimana penempatan-penempatan 1 dan 2 dipres


terhadap bagian datar dari poros engkol oleh spring. Harus terletak tengah tengah
pada bagian datar dari poros engkal, datar dari poros, dudukan dan cincin seat
(Ring seal) 3 pada ujung kiri dari pada embusan, gas tidak akan bocor/lolos keluar.

f. Pelicin dan Penyemiran Minyak (Lubrication and Lubricating Oil)


Mesin pendingin yang kecil dilengkapi dengan.penyemiran celup, dan mesin sedang
atau besar memakai tenaga penyemiran. Sifat-sifat minyak lumas yang dipakai pada
mesin pendingin adalah .
1. Tanpa kesucian/bersih
2. Titik nyalanya tinggi
3. Titik beku rendah
4. Kepekatan layak tidak mudah terpengaruh dengan temperatur.
2. KONDENSOR (CONDENSER).

Tempat pengisian ini dapat dingin dan mencair pada temperatur tinggi, tekanan tinggi
dari pada gas-gas media pendingin diserap dari kompressor. Sistim pendinginan
digolongkan kedalann pendinginan air, pendinginan udara dan sistim penguapan.
Penggunaan sistim air pendingin, terbatas hanya pada condensor kecil. Sistim
penguapan (Evaporation) dimana tujuannya menghemat pendinginan air, dipakai
didarat. Sebagian besar saat ini dikapal memakai pendinginan air laut, jenis tabung
kulit (shell tub) dengan kondensor secara horisontal. Seperti pada gambar. 12.11,
bermacam-macam penggunaan tabung-tabung pendingin disusun dalam bentuk
silinder-silinder drum horisontal dari plat baja atau sejenis baja, untuk menyelubungi
pada kedua ujung dari pada silinder drum.
Lantai dinding penyekat dibangun didalam selubung dan terbagi pada tabung plat,
setelah itu pendingin mengalir keluar kemudian dialirkan/kembali kedalam tabung-
tabung selanjutnya dalam beberapa kali. Gas media pendingin (gas refrigerant) masuk
dari bagian atas dari silinder drum, terkondensasi diatas permukaan tabung-tabung
pendingin dan kemudian bersama-sama menetes kebagian bawah. Tabung-tabung, plat
tabung yang dipakai terbuat dari tembaga.

GAMBAR.9. 11. KONDENSOR TABUNG KULIT (SHELL TUBE CONDENSER).


1. Air pendingin masuk (Cooling water inlet)
2. Obat pendingin masuk (Refrigerant inlet}
3. Obat pendingin keluar (Refrigerant outlet)
4. Air pendingin keluar (Cooling water outlet)
5. Katup ventilasi udara (Air vent valve)
6. Katup keamanan (Safety valve)
7. Katup keseimbangan (Balance valve)
8. Tabung air pendingin (Coolingwatertube)
9. Tabung plat (Tube plate).
3. KATUP EXPANSI (EXPANSION VALVE).

Katup expansi adalah jenis katup pembalik ditempatkan pada pemasukan dari penguap
dan melayani untuk mengurangi tekanan yang tinggi dari pencairan media pendingin
(refrigerant) dalam kondensor setelah itu dengan mudah penguapan dicapai.
Pembalikan tekanan diakibatkan oleh dasar perluasan panas pada gerakan katup
pemadam.
Selanjutnya katup ini melayani pengontrolan jumlah media pendingin yang disalurkan
kepenguap (evaporator) katup-katup expansi dikategorikan menurut : Katup expansi
manual (Manual expansion valve) Katup expansi otomat (Automatic expansion valve)
Katup expansi tekanan tetap (Constant-pressure expansion valve) Katup expansi
sensor panas (Heat-sensing expansion valve).
a. Katup expansi manual (Manual expansion valve).
Katup ini mengatur jumlah penyaluran media pendingin (refrigerant) disesuaikan
dengan macam-macam beban oleh penggantian pembukaan katup stop dan terus
biasa (conical valve), selanjutnya untuk mengontrol tekanan penguapan. Menurut
pengaturannya harus dikontrol setiap waktu oleh orang yang mengoperasikannya.
Lebih dari itu, karena pengaturan yang baik tak dapat dicapai pengembalian secara
efisien.

1. Tutup mur (Cap nut)


2. Dudukan paking (Seat
packing)
3. Tangkai katup (Valve
spindle)
4. Handel (Handle)
5. Paking (Packing)
6. Tutup cerobong (Bonnet)
7. Badan katup (Valve body)
8. Jarum (Needle)
9. Bagian sambungan (Joint
piece).

GAMBAR. 12.12. KATUP EXPANSl MANUAL (MANUAL EXPANSION VALVE)

b. Katup Expansi Tekanan Tetap (Constant pressure expansion Valve)

Fungsi dari katup expansi menjaga tekanan penguapan supaya nilainya tetap
sementara kompresor bekerja dan tertutup jika compresor stop, Gambar. 12.13,
Melukiskan gerakan dari pada katup ini.
Perkiraan sekarang yaitu pengaturan skrup 1 adalah dengan penunjukan pada
pembacaan pengukur tekanan kondensor dan penguap (evaporator), tenaga elastis
spring 4 dibagian bawah 2 berganti, dan katup 3 stop pada tujuan dimana tenaga
spring adalah seimbang dengan pemakaian tekanan pendorong kebagian bawah
melalui katup 3. Apabila ruangan pendingin cukup dingin dan expansi dari obat
pendingin stop, tekanan penguap bertambah setelah itu tekanan gas berubah dari
pada gaya spring dan mendorong kebawah, selanjutnya menggerakkan katup pada
arah penutup. Apabila ruang pendingin panas dan media pendingin sedang
menguap dan meluas dalam penguap, tekanannya rendah dan tenaga spring lebih
besar dari pada tekanan gas, setelah itu katup 3 terbuka penuh menyalurkan media
pendingin. Kekurangan dari pada katup ini menghindar dari titik itu, apabila terjadi
bahan yang berlainan, katup kontrol jatuh menutupi kelainan-kelainannya dan
menyebabkan masalah. Apabila beban bertambah, cairan media pendingin
keseluruhannya menguap didalam penguap, setelah itu gas-gas media pendingin
segera mengering apabila dialirankan kedalam kompresor. Perbedaannya, apabila
beban menurun, cairan media pendingin terisap kedalam kompresor sebelum
penguapan secara keseluruhan.
1

1. Skrup pengatur (Adjusting serew),


2 4 2. Embusan (Bellows).
3. Katup (Valve).
4. Spring tengah (center spring)
5. Obat pendingin masuk (Refrigerant inlet),
6 6. Obat pendingin keluar (Refrigerant outlet).
3

GAMBAR. 12.13. KATUP EXPANSI UDARA (AIR EXPANSION VALVE)


c. Katup Expansi Sensor Panas (Heat Sensing Expansion Valve).

Ini untuk memperbaiki pengaliran dari katup expansi tekanan tetap, dengan mudah
mengontrol jumlah pengaliran media pendingin, walaupun beban berbeda-beda,
media pendingin selalu melengkapi penguapan pada pintu keluar dari penguap.
Katup ini sebagian besar dipergunakan sekarang. Katup expansi sensor panas
adalah katup jenis embusan dan katup jenis diafragma, keduanya hampir sama
kecuali konstruksi bentuk pemakaian, seperti pada pengoperasian katup embusan
belakangan ini memakai diafragma.
Gambar. 12,14 (A) Bagian dari jenis katup embusan expansi sensor panas, dan (B)
prinsip kerjanya. Pada (B), pembukaan katup expansi 1 yang diatur o!eh
keseimbangan menurut 3 faktor, yaitu tekanan rendah dimana obat pendingin yang
dipakai pada bagian bawah/dasar dari embusan-embusan, per sensor 4, dan
embusan 3. Embusan-embusan dihubungkan dengan bola pemanas 5 melalui
tabung tipis, dimana gas-gas dari media pendingin atau gas khusus yang diisi.
Dalam keadaan panas katup bertambah dekat dengan pintu keluar penguap, bila
temperatur naik, tekanan gas bertambah luas pada embusan 3, oleh luasnya
pembukaan katup 1. Perbedaannya bila temperaturnya menurun, tekanan gas
menurun dan berpusat pada embusan, selaniutnya katup 1 mulai menutup. Jenis ini
dirancang untuk mengontrol terbukanya katup dengan bermacam-macam beban
oleh perlengkapan bola panas 5 dan embusan 3 tambahan embusan 2 dan per 4
terdapat dalam katup expansi tekanan tetap.
(A)
1. Pegangan paking (Pasking holder)
2. Skrup pengatur (Adjusting serew)
3. Mur peci (Cap nut)
4. Embusan bagian atas (Upper bellows)
5. Per (Spring)
6. Tangkai katup (Valve spindle)
7. Embusan bagian bawah (Lower bellows)

(B)
8. Dudukan katup (Valve seat)
9. Saringan (Strainer)
10. Jarum katup (Needle valve)
11. Sekrup selubung (Serew cover)
12. Pegangan saringan (Strainer holder)
13. Tabung kapiler (Capillary tube)
14. Bola perasa panas (Heat-sensing bulb)

GAMBAR. 12.14. KATUP EXPANSI SENSOR PANAS JENIS EMBUSAN (BELLOWS TYPE HEAT-
SENSING EXPANSION VALVE

Uap panas laten yang timbul dari benda yang akan didinginkan, untuk mencapai
pendinginan secara langsung. Yang penting pada titik penguapan yang diperoleh
dengan pemindahan panas maximum. Untuk tujuan ini maka pemakaian macam
obat pendingin harus disesuaikan dengan susunan peralatan penguap harus
berhati-hati atas terjadinya karat dan selain dari pada itu hati-hati untuk
pencegahan pelimpahan minyak dan pelimpahan diminyak karat, Penguap bila
ditinjau menurut pengontrolan pengeluaran media pendingin terbagi atas sistim
kering dan sistim basah.

1). Sistim Kering.


Dalam sistim ini, media pendingin disalurkan dari katup expansi, segera
memulai penguapan dalam penguap, setelah beberapa waktu terjadilah
penguapan secara lengkap dari penguap (evaporator) media pendingin dikontrol
melalui katup expansi sensor panas karena diperlukan keseimbangan
pengaturan pada beban.

2). Sistim Basah.


Dalam sistim ini media pendingin tidak secara lengkap masuk kedalam penguap
(evaporator), seperti pada gambar. 12.15. karena cairan media pendingin dan
titik-titik gas media pendingin disalurkan secara terpisah, yang mana dipisahkan
oleh penguap cairan disebut kamar gelombang, setelah itu hanya titik-titik gas
media pendingin (gas refrigerant) yang dimasukkan kedalam kompresor.
Demikian pula cairan media pendingin yang terpisah disalurkan lagi kependingin
(evaporator), Dibandingkan dengan sistim kering dan basah, bentuknya
disesuaikan dengan udara dingin, hal ini tidak menjadi masalah bila
berhubungan dengan panas, beberapa saat kemudian pendekatan pada air
dingin atau brine ini disebabkan karena hubungan panas yang dicapainya.
4. PERALATAN LAIN SEBAGAI PELENGKAP (OTHER ACCESSORY DEVICES)

a. Pemisah Minyak (Oil Separator).

Jika minyak diisap dari karter dan ditekan kedalam cylinder bersama dengan media
pendingin, dapat mengurangi hubungan akibat panas dan pengisapan selanjutnya
tidak dilakukan lagi karena dihalangi oleh katup dan lain-lain. Untuk mencegah
kesulitan pernisahan minyak lumas, gambar. 9.17 adalah kelengkapannya

1. Gas masuk (Gas inlet)


2. Ujung plat (End plate)
3. Gas keluar (Gas outlet).
4. Drum (Drum).
5. Ujung plat (End plate).
6. Pemeras minyak lumas (Oil extractor),

GAMBAR. 9.17. PEMISAH MINYAK


(OIL SEPARATOR).

b. Kamar gelombang (Surge chamber).


Ini juga disebut pemisah aliran, konstruksinya sama dengan pemisah minyak lumas
(Oil separator).
c. Penerima (Receiver).
Dalam mesin pendingin, kondensor dibuat sendiri-sendiri tanpa penerima (receiver)
atau dengan penerima seperti pada gambar- 9.2.Perlengkapan pemisah, dari pada
penerima dapat memperbaiki hasil kondensor dan untuk memudahkan pembersihan
dan perbaikan receiver adalah silinder tegak dimana katup pengaman dan pengukur
per-mukaan terletak puncak.
d. Pengering (Dryer).
Jenis ini adalah dibentuk dengan satu silinder kecil yang ditempatkan tersembunyi
antara katup expansi dari kondensor atau pintu keluar penerima (receiver) dan
berisi media pengering (desiccant) seperti : almina atau silicon. Menghapuskan/
menghilangkan air dari media pendingin. Jika air tercampur dalam media pendingin
dan membeku, menyebabkan kerugian dan menghalangi penguapan atau rintangan
terhadap gerakan dari pada katup expansi. Tetapi air akan mengalir secara lengkap.
Ada beberapa macam pengering (desiccant), tiap menit dapat menyerap air melalui
lobang-lobang saluran.

D. PENANGANAN MESIN PENDINGIN JENIS GAS KOMPRESI (HANDLING OF GAS


COMPRESSION TYPE REFRIGERATING MACHINE)

1. PENJALAN (STARTING).
a. Persiapan Untuk Menjalankan (Preparations for starting).
Mesin pendingin adalah suatu pesawat yang bergerak dengan cara yang sama bila
memperhatikan prinsipnya, perbedaannya tergantung pada susunan dan pemakaian
media pendinginnya. Karena keadaah dan kerusakan yang terjadi sebagian besar
disebabkan oleh kotoran atau campuran air dalam sirkulasi obat pendingin,
biasanya diperiksa pada saringan dan pengering dengan hati-hati, cukup dengan
memperhatikan aliran yang masuk dari kotoran atau air dari luar. Laksanakan
pemeriksaah secara normal pada tiap-tiap bagian dengan hati-hati, cara
menjalankan menurut, persiapan untuk menjalankannya adalah menurut :
1). Periksa kedudukan katup yang normal ialah terbuka atau tertutup yang baik.
2). Jalankan pompa air pendingin dan pengontrol sirkulasi air pendingin keadaan
normal.
3). Periksa banyaknya penyimiran minyak dalam karter.
4). Periksa jika jumlah media pendingin apakah cukupl/baik.
5). Periksa hubungan-nubungan listrik dan sambungan-sambungan.

b. Menjalankan (Starting)
Tujuan pertama yang harus diperhatikan pada waktu menjalankan yaitu tenaga yang
besar yang dihasilkan oleh compressor, tetapi alat-alat yang tidak lengkapi dapat
menyebabkan kompressor tidak jalan pada waktunya tanpa ada gerakan pemasukan
atau penyaluran. Demikian pula pada alat-alat pengembalian beban waktu
menjalankan, umumnya menurut dua sistim yang diakui.

1) Sistim manifold (Manifold system).

Sistim ini sebagian besar dipakai pada kompressor tegak dan alatnya dibangun
dibagian luar dari pada silinder. Sekarang perkiraannya yaitu katup pemakaian
stop, katup saluran stop, dan katup bypass-yang diiuraikan dalam gambar. 9.18,
yaitu pembukaan dan penutupannya secara manual. Pada waktu menjalankan
katup bypass 3 terbuka, dan setelah katup saluran stop 4 segera terbuka
mengembalikan tekanan gas yang tinggi pada pipa saluran, katup saluran stop 4
tertutup. Apabila kontak berada pada posisi on untuk menjalankan kompressor,
apabila putaran kompressor telah normal, maka katup bypass 3 tertutup dan
katup penyaluran stop terbuka. Bila kompressor tetap dalam keadaan jalan
maka katup penyaluran tetap terbuka.
Proses diatas disebut penjalan bypass dan susunan tunggal, dimana dibentuk
oleh katup-katup dari sistim ini dengan pompa, katup keluar pada kamar tangki
disebut manifold. Demikianlah sistim penjalan ini disebut sistim manifold
(manifold system)

GAMBAR. 9.18. (A). PENJALAN DENGAN GAMBAR.9.18.(B).PENJALAN


SISTIM MANIFOLD.(STARTING BY MANIFOLD- MANIFOLD (MANIFOLD STARTER)
SYSTEM).

1. Katup keamanan (Safety valve) 1. Pintu keluar (Outlet port)


2. Katup pemakaian stop (Delivery 2. Katup keamanan (Safety
stop valve) valve)
3. Katup bypass (Bypass valve) 3. Katup Tekan stop (Delivery stop
4. Katup saluran stop (Suction valve)
stop valve) 4. Pintu masuk (Inlet port)
5. Katup bypass (Bypass valve)
6. Pompa katup ketuar (Pump-out valve)
7. Katup saluran stop (Suction stop valve)
8. Saluran saringan (Suction filter).

2) Sistim Tanpa Beban (Unloader system)

Sistim manifold tidak rumit, apabila tanpa beban (bila dalam keadaan jalan
tanpa beban maka alat otomatis menurunkan/mengatur beban), beban pada
waktu menjalankan, saat ini dipakai untuk mesin pendingin yang besar dengan
putaran tinggi. Pada sistim manifold katup pemakaian stop (delivery stop valve)
pada pengaturan penggunaan beban, maka katup stop dapat dibuka bila
kompressor sudah tidak bergerak. Pada sistim tanpa beban (unloader system),
beban secara otomatis digunakan kebijaksanaan. Gambar. 9.19. adalah lukisan
cara kerja dari pada sistim ini. Apabila kompressor jalan, karena kecepatan
putaran pertama adalah rendah, maka tekanan minyak lumas dari pompa-pun
rendah, yaitu torak tanpa beban ditekan kebawah melalui per (spring). Dalam
hal ini katup saluran hampir terbuka yang diatur oleh batang torak tanpa beban,
setelah itu gas terisap kedalam silinder mendorong kembali kebagian saluran
dan kompressor berputar mendekati putaran tanpa beban. Apabila tanpa beban,
maka putaran kompressor secara cepat bertambah mencapai kecepatan normal,
tekanan minyak naik untuk menggerakkan torak tanpa beban, kemudian batang
torak menempatkan katup saluran pada keadaan bebas dari penggunaan beban
pada kompressor. Katup magnik digabungkan dengan penjalan otomatik,
dimana akan diuraikan nanti. Katup terbuka oleh aliran arus pada waktu
menjalankan tertutup apabila kompressor mencapai ke cepatan putaran normal
setelah pengaliran arus. Apabila katup magnik terbuka pada waktu menjalankan,
pengantar torak terdorong kekanan oleh gas yang bertekanan tinggi pada waktu
minyak ditekan oleh pompa, kemudian torak tanpa beban ditekan kebawah oleh
per. Katup minyak akan tertutup apabila kompressor mencapai kecepatan
putaran normal, kemudian gas bertekanan tinggi tersalur, kemudian per
pengatur mendorong pengatur torak kekiri dan kekanan minyak harus
disesuaikan untuk mendorong torak tanpa beban. Katup magnit dibuat untuk
menjamin gerakan dari pada torak tanpa beban.
1. Dengan muatan (With load)
2. Tanpa muatan (Without load)
3. Katup magnit (MV; Magnetic valve)
4. Bagian tekanan tinggi (High-pressure valve)
5. Pengantar torak (Pilot piston)
6. Per luncur (Slide ring)
7. Langkah torak 35mm (35 mm stroke)
8. Torak tanpa beban (Unloader piston)
9. Lobang minyak (Vent oil)
10. Kotak seal poros (tekanan minyak; Shaft
seal box/oil pressure).

GAMBAR. 9.19. TANPA BEBAN


(UNLOADER).
2. PETUNJUK PENGOPERASIAN (INSTRUCTIONS DURING OPERATION)

a) Apabila mesin dalam keadaan jalan, harus dikontrol pada bagian-bagian pokok,
bila terdapat bagian yang tidak normal jika diselidiki tidak normal, segera hentikan
mesin pendingin.
b) Periksa jumlah air pendingin, perbedaan temperatur pemasukan dan
pengeluaran tetap pada 5° C.
c) Periksa jumlah dan tekanan minyak lumas yang berada dalam karter.
d) Periksa tekanan pada saluran pemakaian, yang diatur oleh katup expansi,
karena sering terjadi pembekuan pada jalur depan katup saluran stop.
e) Jumlah pemakaian media pendingin selama beroperasi yaitu pada penunjukan
1/2 sampai 1/3 dari persediaan.
f) Harus diperhatikan jangan terjadi getaran pada bagian-bagian tertentu.

3. MENGHENTIKAN (STOP).
Persiapan mesin pendingin sebelum dimatikan menurut urutan sebagai berikut :
a) Katup keluar dari tangki persediaan ditutup dan periksa media pendingin pada
jalurnya
b) Matikan kompressor apabila tekanan pada saluran telah mencapai 0.1 Kg/Cm 2 .
c) Putuskan sambungan (listrik), kemudian katup tekanan stop pada kompressor
dan katup keluar pada kondensor kedua-duanya ditutup.
d) Matikan air pendingin.

Jika mesin mempunyai tombol (switch) tekanan tinggi dan rendah (ini akan diuraikan
nanti), untuk uraian/prosedur diatas, katup-katup tidak dibutuhkan. Tetapi, satu hal jika
mesin dikiri tidak dipakai dalam waktu yang lama, harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a) Tarik kembali media pendingin (refrigerant) dari jalurnya sampai derajat vakum
mencapai 600 mmHg, dan teliti media pendingin dalam tangki persediaan atau
kondensor.
b) Bebaskan semua air pendingin.
c) Buka katup magnit.

4. PENAMBAHAN ISI DAN PENARIKAN MEDIA PENDINGIN.

a. Replenishment and withdrawal of refrigerant.


1). Pemasalahan alat pendingin
Jika mesin pendingin, berkurang obat pendinginnya, hat ini terjadi pada :
a). Pembacaan pengukur tekanan jatuh.
b). Tangki persediaan dasar, dan cairan media pendingin, jalurnya (saluran)
menjadi panas dari suhu tertentu.
c). Permukaan cairan dalam tangki persediaan menurun dibawah 1 /3.
d). Katup expansi mengeluarkan suara bising (hissing).
e). Dapat mengakibatkan keburukan pada semua media pendingin. Untuk
mengatasi hal-hal diatas dapat diisi kembali media pendingin dengan
memperhatikan pekerjaan dari mesin pendingin.

2). Miringkan silinder penyimpanan media pendingin (refrigerant) sampai pintu


keluar dari silinder sejajar dengan katup tekan mesin pendingin, dan disambung
dengan pipa. Katup tekan antara katup tangki persediaan dan katup expansi.
3). Buka katup stop dari pada silinder media pendingin kemudian buka katup
penyalur dan mulai mengisi. (mungkin lebih baik melepaskan sambungan tabung
pada bagian katup penyaluran menghilangkan udara dari tabung).
4). Tutup katup keluar dari pada tangki persediaan dan atur pembukaan katup tekan
setelah itu pengukur tekanan pada bagian tekanan rendah menunjukkan 1
sampai 5 Kg/Cm 2
5). Apabila silinder media pendingin menjadi kosong, silinder membeku berarti
penyaluran dari pada media pendingin cukup. Dan bagian tekanan rendah dibuat
vacuum.
6). Pengisian cukup jika setengah tangki persediaan terisi dengan media pendingin.
Pada beberapa hal tapi hanya bagian-bagian yang terisi dari pada silinder
dibutuhkan penyaluran. Dianjurkan pertimbangkan sebelum pemakaiannya.

b. Penarikan Kembali Media Pendingin (Withdrawal of refrigerant).


Dalam hal perbaikan lokal dari mesin pendingin, perbaikan kondensor karena
kesalahan pengisian media pendingin, media pendingin tertarik kembali atau masuk
ke tabung lain menurut prosedur sebagal bertkut :
1). Teliti media pendingin pada jalur ketangki persediaan (atau kondensor) menurut
prosedur apabila mesin pendingin berhenti dalam waktu yang lama, maka perlu
ditarik kembali media pendingin. hubungkan silinder media pendingin kekatup
pada tangki persediaan. Apabila ada dua tangki mesin pendingin, media
pendingin mungkin akan berpindah dari satu tangki ketangki yang lain. Dalam
penarikan kembali, diharuskan untuk menutup semua yang tidak menyangkut
dengan katup-katup.
2). Apabila penarikan keluar media pendingin melewati katup penyaluran,
disesuaikan pada prosedur no. 1 diatas.
3). Penarikan kembali media pendingin tidak secara lengkap menurut prosedur
diatas. Untuk melengkapi penarikan kembali harus dilengkapi dengan pemisah.
Karena prosedur uraian diatas mengisi dan menarik kembali media pendingin
dikerjakan secara berulang-ulang perlu terus dipelajari.

GAMBAR. 9.20. PENYALURAN MASUK OBAT PENDINGIN (REFRIGERANT SUPPLY INLET).


Gambar. 9.20 Menunjukkan Bukti Diagramnya
1. Penerima cairan (Liquid receiver)
2. Katup penerima keluar (tutup ; Receiver outlet valve/close).
3. Katup pemasukan pengering (buka ; Dryer inlet valve/open).
4. Katup penyaluran media pendingin (Refrigerant charging valve).
5. Pengering (Dryer).
6. Katup pengeluaran pengering (buka ; Dryer outlet valve/open).
7. Katup bypass (tutup; By-pass valve/close)
8. Ke katup expansi (To expansion valve)
9. Dari long (tabung) obat pendingin. (From refrigerant vessel).
5. PEMERIKSAAN (TEST) KEBOCORAN MEDIA PENDINGIN (REFRIGERANT
LEAKAGE TEST).

Cara untuk mencari kebocoran obat pendingin adalah berdasarkan pada pemakaian
bahan kimia media pendingin (refrigerant) dibedakan dengan perbedaan-perbedaan
media pendingin.

a. Amoniak (Ammonia).
1) Baunya yang aneh menusuk/merangsang.
2) Apabila membakar belirang ditutup pada kebocoran, asap putih akan keluar.
3) Phenolphtalein yang mengencer dirobah oleh amoniak menjadi merah.
4) Kertas test merah (agak biru) dicampur dengan air berubah menjadi biru.
5) Apabila kebocoran amoniak kedalam brine, brine berobah menjadi putih
susu.

b. Methyl chloride.
1) Air sabun dialirkan diatas yang dianggap bocor. Jika terjadi kebocoran, akan
terjadi gelembung-gelembung.
2) Kebocoran dapat terjadi pada sambungan-sambungan pipa.
3) Lingkaran busur api detektor dipakai. Jika ada kebocoran gas, warna api
berobah menjadi biru.

GAMBAR.9.21. LINGKARAN BUSUR API JENIS GAS DETEKTOR.


(HALIDE TOCH TYPE GAS DETECTOR).
(A).
1. Selubung api (Flame cover)
2. Cincin api (Flame ring)
3. Pencampur (Mixture)
4. Penyemprot (Nozzle)
5. Ruang pemanas (Heating case)
6. Pegangan toang (Holding barrel)
7. Pipa bahan bakar (Fuel pipe)
8. Sumbu (Wick)
9. Tabung flexible (Flexible tube}
10. Tabung karet (Rubber tube)
11. Tangkai katup (Valve spindle)
12. Pegangan/handel (Handle).
13. Tutup bagian bawah/dasar (Bottom cap)
14. Plat dasar (Bottom plate)
15. Sekerup plat dasar (Bottom plate screw}
16. Gagang pintu api (Setting fire port)
17. Alkohol (Alcohol).

(B).
1. Selubung api (Flame cover)
2. Plat tembaga (copper plate)
3. Gagang pintu api. (Setting fire port)
4. Pintu pembakar (Firing port)
5. Pegangan/genggaman. (Holder).
6. Penyemprot (Nozzle)
7. Pipa saluran (Suction pipe)
8. Katup (Valve)
9. L.P. gas (L.P. gas)
10. Saringan (Strainer),

c. Freon.
Jenis media pendingin ini, prinsipnya dapat mempergunakan lingkaran busur api,
yang dapat terjadi penyimpangan namun dapat disesuaikan dengan
mempergunakan cara dari methyl-chloride.
Suhu penguapan tertentu untuk bahan-bahan makanan lokal adalah sebagai bertkut :

Subu Pendingin
Makanan (Food)
(Refrigeration
temperature)
Daging (Meat) 0 ºC – (– 1 ºC)
Ikan (Fish) – 1 ºC – (– 2 ºC)
Tetur (Eggs) – 0,5 ºC – (– 1 ºC)
Apel (Apples) 0 ºC – 4 ºC
Tanger (Tangerines) 2 ºC – 4 ºC
Daging (beku) (Meat) frozen) – 8 ºC – (– 10 ºC)
Ikan (beku) (Fish) frozen) – 10 ºC – (– 3 ºC)
Telur (beku) (Eggs) frozen) – 12 ºC – (– 15 ºC)

Anda mungkin juga menyukai