Sebelum perang dunia II, pendinginan ada, hanya untuk pendingin dan pemeliharaan
daging/makanan dari pada suhu yang rendah diatas kapal untuk melayani dalam
pelayaran sesudah perang, sebagai tambahan pula untuk mendinginkan dan
menyimpan makanan, benda/barang pengangkutan tertutup, dari muatan dingin dan
pengaturan udara dalam kapal. Saat ini sebagian kapal-kapal dagang dan kapal ikan
yang berlayar pada pelayaran samudra dan pelayaran pantai sebagian besar dilengkapi
dengan mesin pendingin.
Pendingin adalah suatu proses untuk mencapai suhu terenaah dari pada udara luar
yang diatur oleh penyerapan panas dari beberapa benda seperti makanan dan sayuran,
atau suatu cara untuk mencapai/memelihara temperatur rendah. Untuk mencapai
temperatur rendah, menurut cara-cara.
1. Memakai es alam ........... Berdasarkan pada panas dan pada
campuran.
2. Memakai es kering ......... Berdasarkan pada panas dari pada
penguapan.
3. Pengembunan cairan .......Berdasarkan pada penguapan, yang
diperoleh dengan mudah dari suatu
gas.
Dalam kapal, suhu rendah biasanya tercapai menurut cara dari pada point tiga oleh
penggunaan tenaga mekanik.
Kita akan merasa dingin apabila penguapan cairan dari pada alkohol diletakkan pada
kulit kita, sebab alkohol menerima panas dari pada penguapan yang dihasilkan oleh
kulit Berdasarkan atas cara yang sama pada no. 3 adalah efektif untuk mendinginkan
sesuatu benda dimana terjadi pengisapan panas yang besar sehingga terjadi
penguapan, dengan demikian cairan mudah menguap. Pada pelayaran sedang
membawa panas seperti alkohol pada contoh diatas, disebut media pendingin
(refrigerant), dan pemasangan alat-alat dari prinsip ini disebut gas kompresi jenis mesin
pendinginan.
Pada gas kompresi jenis mesin pendingin, media pendingin tanpa kompresi dapat
dengan mudah menguap, dan penguapan media pendingin tertampung menekan,
mendingin, mencair dan kemudian menguap lagi mengikuti putaran (sirkulasi). Yaitu
karena obat pendingin tak dapat dialirkan secara terbatas, ini dipakai berulang 2 oleh
mekanis diatas. Gambar.12.1 dilukiskan sedemikian rupa sirkulasi, dimana disebut
sirkulasi media pendingin. Gambar. 12.2. diperlihatkan secara skhematik praktis mesin
pendingin dimana terlihat sirkulasi ini. Mesin menunjukkan sebagian besar suatu dasar
disebut tingkat tunggal gas kompresi jenis mesin pendingin.
Dalam gambar. 12.2, dasar dari pada alat-alat kompresor, kondensor, katup ekspansi
dan penguap (evaporator), masing-masing akan diuraikan selanjutnya.
a. Kompresor (Compressor).
Untuk pencairan gas-gas media pendingin diuapkan, menyerap panas dari benda
disebut tekanan rendah dari pada media pendingin gas yang ditekan kedalam
dengar putaran dan temperatur tinggi, gas tekanan tinggi dan apabila dinginnya
hilang. Cara penekanan gas dengan mesin, inilah yang disebut compressor.
b. Kondensor (Condenser).
Mesin menghilangkan dingin dan cairan bersuhu tinggi, gas tekanan tinggi ditekan
oleh kompressor. Udara, air tawar atau air laut dipakai untuk pendinginan.
1. Panas (Heat)
2. Penguapan (Evaporation)
3. Kompressi (Compression)
4. Kondensasi (Condensation)
5. Dekompresi (Decompression)
Sistim untuk, mendinginkan sesuatu dalam ruangan pendingin yang diproses mesin
pendinginan digolongkan dalam ekspansi langsung dan tak langsung. Ekspansi
langsung dilengkapi dengan penguap. Sudah diuraikan seperti pada kamar pendingin,
selanjutnya memudahkan gas freon menyerap panas langsung dari benda. Pada sistim
tidak langsung seperti pada gambar. 12.4. pemasukan cairan inti (brine) vang
didinginkan dalam penguap dan kemudian dialirkan kedalam ruang pendingin oleh
pompa sirkulasi untuk pendingin. Perbandingan dari pada dua sistim ini adalah menurut
:
GAMBAR. 12.4. Sistim Expansi GAMBAR. 12.5. Sistim Expansi Tak
Langsung (Direct Expansion System). Langsung (Indirect Expansion
System).
Kerugian-kerugiannya :
1) Oleh karena pembuatannya terdiri dari pada pipa-pipa yang panjang
pada alat pendingin, sehingga tekanan berhenti terjadi pada kapasitas yang
rendah.
2) Alat pendingin mudah bocor sebab dentuman dan putaran dari pada
kapal.
3) Karena media pendingin mengalir langsung pada ruang pendingin, jika
terjadi kebocoran pendinginan dapat mengurangi/merugikan pendinginan
terhadap benda yang disimpan.
4) Besarnya jumlah media pendingin yang dibutuhkan.
Pada tambahan dua sistim diatas, yaitu sistim pendinginan udara disesuaikan
dengan ruangan muatan yang banyak. Dalam sistim ini, pendingin udara dipasang
dibaagian luar ruangan, dan pendinginan udara dialirkan pada sirkulasi langsung
dengan sambungan saluran pipa pendingin dan ruangan. Untuk pendinginan udara,
tidak dengan sistim langsung atau tak langsung,
Dalam mesin pendingin benda-benda yang menyerap panas disebut media pendingin,
dimana digolongkan menurut model penyerapan panas langsung oleh media pendingin
(refrigerant) (amonia atau freon) dasar dari pada pemanas laten dari penguapan dan media
pendingin tak langsung (seperti brine) dasar dari pada panas sensibel. Mesin pendingin
dan media pendingin langsung memakai sistim expansi langsung sedangkan untuk sistim
expansi tak langsung dapat memakai kedua-duanya dengan mempergunakan media
pendingin.
Jenis yang umumnya dipakai adalah jenis pertukaran, yang dikategorikar menurut
jumlah silinder, persiapan silinder-silinder, sistim pengendali dan seterusnya Sebagian
besar memakai satu motor pengendali dengan gerakan tunggal dari kompresor yang
berputar dengan putaran menengah (500 - 900 rpm) dengan 2 sampai 4 slinder dan
menghasilkan 10 sampai 75 ps. Gambar. 12.6, ditunjukkan konstruksi dari panas jenis.
Komponen yang tersusun sama dengan mesin kompresor pembakaran dalam atau
kompresor udara. Sekarang uraiannya akan diberikan pada tomponen dari kompresor
mesin pendingin dengan perencanaan yang khusus.
Gambar 12.6 Kompresor Mendatar Gerakan Tunggal (Vertical Single Acting Compressor)
1. Kepala silinder (Cylinder head)
2. Dudukan katup pemakai (Delivery valve seat)
3. Silinder (Cylinder)
4. Dudukan katup saluran (Sunction valve seat)
5. Torak (piston)
6. Pena torak (Piston pin)
7. Batang penghubung (Connecting rod)
8. Karter (Crank case)
9. Bagian tutup karter (Crank case side cover)
10. Poros engkong (Crank shaft)
11. Pompa roda gigi (Gear pump)
12. Saringan minyak (Oil filter)
13. Bagian penutup karter (Crank case side cover)
14. Dudukan poros (Shaft seal)
15. Katrol (Pulley)
16. Saringan saluran (Suction filter).
a. Silinder (Cylinder).
Silinder dan karter dibentuk pada kompressor kecil dalam struktur tunggal, atau
terpisah pada ukuran yang besar. Secara normal silinder tidak memakai liners, dan
apabila sudah usang (tua) diperbaiki dengan member. Menurut aslinya, silinder
mempunyai permukaan yang keras meliputi sisinya untuk pemboran.
b. Torak (Piston).
Apabila tekanan dalam silinder berbalik pada saluran tekanan oleh langkah torak,
media pendingin memasuki dua atau empat pintu-pintu dari pusat torak langsung
kebagian dalam dari atas permukaan batang torak dan mengalir kedalam silinder,
membuka katup saluran pada permukaan bagian atas dari torak. Gambar. 12.7.
menunjukkan hal yang demikian disebut batang torak saluran ganda. Ada 3 cincin
torak pada bagian atas torak dan 2 dibagian bawah torak.
GAMBAR. 9.7. Torak (Piston).
Alat yang disebut pengaman kepala silinder terletak diatas puncak tiap tiap silinder,
dan per yang kuat ditempatkan diantara silinder dan pengaman kepala ditekan
keatas secara kuat terhadap puncak silinder. Pengaman puncak dibangun dengan
katup pemakaian, dimana berfungsi sendiri selama bekerja normal. Tetapi tekanan
tinggi tidak normal terjadi dalam silinder karena katup saluran semua terhenti
dimana & saluran minyak lumas, cairan media pendingin atau air didalam silinder,
katup pemakaian tidak mudah menutup pada saat bekerja keseluruhan. Kemudian,
pengaman kepala terangkat keatas mengeluarkan tekanan, selanjutnya untuk
mencegah kerusakan silinder.
GAMBAR. 12.8. PENGAMAN KEPALA SILINDER (SAFETY HEAD)
d. Katup Tekan dan Katup Isap (Suction Valve And Delivery Valve)
1. Terangkat jika diblokir dengan barang cair (Lifted when blocked with liquid)
2. Katup plat (Tebal 0.2 mm) (Valve plate/0.2 mm Thick).
GAMBAR. 12. 10. JENIS POROS SEAL EMBUSAN (BELLOWS TYPE SHAFT SEAL)
Tempat pengisian ini dapat dingin dan mencair pada temperatur tinggi, tekanan tinggi
dari pada gas-gas media pendingin diserap dari kompressor. Sistim pendinginan
digolongkan kedalann pendinginan air, pendinginan udara dan sistim penguapan.
Penggunaan sistim air pendingin, terbatas hanya pada condensor kecil. Sistim
penguapan (Evaporation) dimana tujuannya menghemat pendinginan air, dipakai
didarat. Sebagian besar saat ini dikapal memakai pendinginan air laut, jenis tabung
kulit (shell tub) dengan kondensor secara horisontal. Seperti pada gambar. 12.11,
bermacam-macam penggunaan tabung-tabung pendingin disusun dalam bentuk
silinder-silinder drum horisontal dari plat baja atau sejenis baja, untuk menyelubungi
pada kedua ujung dari pada silinder drum.
Lantai dinding penyekat dibangun didalam selubung dan terbagi pada tabung plat,
setelah itu pendingin mengalir keluar kemudian dialirkan/kembali kedalam tabung-
tabung selanjutnya dalam beberapa kali. Gas media pendingin (gas refrigerant) masuk
dari bagian atas dari silinder drum, terkondensasi diatas permukaan tabung-tabung
pendingin dan kemudian bersama-sama menetes kebagian bawah. Tabung-tabung, plat
tabung yang dipakai terbuat dari tembaga.
Katup expansi adalah jenis katup pembalik ditempatkan pada pemasukan dari penguap
dan melayani untuk mengurangi tekanan yang tinggi dari pencairan media pendingin
(refrigerant) dalam kondensor setelah itu dengan mudah penguapan dicapai.
Pembalikan tekanan diakibatkan oleh dasar perluasan panas pada gerakan katup
pemadam.
Selanjutnya katup ini melayani pengontrolan jumlah media pendingin yang disalurkan
kepenguap (evaporator) katup-katup expansi dikategorikan menurut : Katup expansi
manual (Manual expansion valve) Katup expansi otomat (Automatic expansion valve)
Katup expansi tekanan tetap (Constant-pressure expansion valve) Katup expansi
sensor panas (Heat-sensing expansion valve).
a. Katup expansi manual (Manual expansion valve).
Katup ini mengatur jumlah penyaluran media pendingin (refrigerant) disesuaikan
dengan macam-macam beban oleh penggantian pembukaan katup stop dan terus
biasa (conical valve), selanjutnya untuk mengontrol tekanan penguapan. Menurut
pengaturannya harus dikontrol setiap waktu oleh orang yang mengoperasikannya.
Lebih dari itu, karena pengaturan yang baik tak dapat dicapai pengembalian secara
efisien.
Fungsi dari katup expansi menjaga tekanan penguapan supaya nilainya tetap
sementara kompresor bekerja dan tertutup jika compresor stop, Gambar. 12.13,
Melukiskan gerakan dari pada katup ini.
Perkiraan sekarang yaitu pengaturan skrup 1 adalah dengan penunjukan pada
pembacaan pengukur tekanan kondensor dan penguap (evaporator), tenaga elastis
spring 4 dibagian bawah 2 berganti, dan katup 3 stop pada tujuan dimana tenaga
spring adalah seimbang dengan pemakaian tekanan pendorong kebagian bawah
melalui katup 3. Apabila ruangan pendingin cukup dingin dan expansi dari obat
pendingin stop, tekanan penguap bertambah setelah itu tekanan gas berubah dari
pada gaya spring dan mendorong kebawah, selanjutnya menggerakkan katup pada
arah penutup. Apabila ruang pendingin panas dan media pendingin sedang
menguap dan meluas dalam penguap, tekanannya rendah dan tenaga spring lebih
besar dari pada tekanan gas, setelah itu katup 3 terbuka penuh menyalurkan media
pendingin. Kekurangan dari pada katup ini menghindar dari titik itu, apabila terjadi
bahan yang berlainan, katup kontrol jatuh menutupi kelainan-kelainannya dan
menyebabkan masalah. Apabila beban bertambah, cairan media pendingin
keseluruhannya menguap didalam penguap, setelah itu gas-gas media pendingin
segera mengering apabila dialirankan kedalam kompresor. Perbedaannya, apabila
beban menurun, cairan media pendingin terisap kedalam kompresor sebelum
penguapan secara keseluruhan.
1
Ini untuk memperbaiki pengaliran dari katup expansi tekanan tetap, dengan mudah
mengontrol jumlah pengaliran media pendingin, walaupun beban berbeda-beda,
media pendingin selalu melengkapi penguapan pada pintu keluar dari penguap.
Katup ini sebagian besar dipergunakan sekarang. Katup expansi sensor panas
adalah katup jenis embusan dan katup jenis diafragma, keduanya hampir sama
kecuali konstruksi bentuk pemakaian, seperti pada pengoperasian katup embusan
belakangan ini memakai diafragma.
Gambar. 12,14 (A) Bagian dari jenis katup embusan expansi sensor panas, dan (B)
prinsip kerjanya. Pada (B), pembukaan katup expansi 1 yang diatur o!eh
keseimbangan menurut 3 faktor, yaitu tekanan rendah dimana obat pendingin yang
dipakai pada bagian bawah/dasar dari embusan-embusan, per sensor 4, dan
embusan 3. Embusan-embusan dihubungkan dengan bola pemanas 5 melalui
tabung tipis, dimana gas-gas dari media pendingin atau gas khusus yang diisi.
Dalam keadaan panas katup bertambah dekat dengan pintu keluar penguap, bila
temperatur naik, tekanan gas bertambah luas pada embusan 3, oleh luasnya
pembukaan katup 1. Perbedaannya bila temperaturnya menurun, tekanan gas
menurun dan berpusat pada embusan, selaniutnya katup 1 mulai menutup. Jenis ini
dirancang untuk mengontrol terbukanya katup dengan bermacam-macam beban
oleh perlengkapan bola panas 5 dan embusan 3 tambahan embusan 2 dan per 4
terdapat dalam katup expansi tekanan tetap.
(A)
1. Pegangan paking (Pasking holder)
2. Skrup pengatur (Adjusting serew)
3. Mur peci (Cap nut)
4. Embusan bagian atas (Upper bellows)
5. Per (Spring)
6. Tangkai katup (Valve spindle)
7. Embusan bagian bawah (Lower bellows)
(B)
8. Dudukan katup (Valve seat)
9. Saringan (Strainer)
10. Jarum katup (Needle valve)
11. Sekrup selubung (Serew cover)
12. Pegangan saringan (Strainer holder)
13. Tabung kapiler (Capillary tube)
14. Bola perasa panas (Heat-sensing bulb)
GAMBAR. 12.14. KATUP EXPANSI SENSOR PANAS JENIS EMBUSAN (BELLOWS TYPE HEAT-
SENSING EXPANSION VALVE
Uap panas laten yang timbul dari benda yang akan didinginkan, untuk mencapai
pendinginan secara langsung. Yang penting pada titik penguapan yang diperoleh
dengan pemindahan panas maximum. Untuk tujuan ini maka pemakaian macam
obat pendingin harus disesuaikan dengan susunan peralatan penguap harus
berhati-hati atas terjadinya karat dan selain dari pada itu hati-hati untuk
pencegahan pelimpahan minyak dan pelimpahan diminyak karat, Penguap bila
ditinjau menurut pengontrolan pengeluaran media pendingin terbagi atas sistim
kering dan sistim basah.
Jika minyak diisap dari karter dan ditekan kedalam cylinder bersama dengan media
pendingin, dapat mengurangi hubungan akibat panas dan pengisapan selanjutnya
tidak dilakukan lagi karena dihalangi oleh katup dan lain-lain. Untuk mencegah
kesulitan pernisahan minyak lumas, gambar. 9.17 adalah kelengkapannya
1. PENJALAN (STARTING).
a. Persiapan Untuk Menjalankan (Preparations for starting).
Mesin pendingin adalah suatu pesawat yang bergerak dengan cara yang sama bila
memperhatikan prinsipnya, perbedaannya tergantung pada susunan dan pemakaian
media pendinginnya. Karena keadaah dan kerusakan yang terjadi sebagian besar
disebabkan oleh kotoran atau campuran air dalam sirkulasi obat pendingin,
biasanya diperiksa pada saringan dan pengering dengan hati-hati, cukup dengan
memperhatikan aliran yang masuk dari kotoran atau air dari luar. Laksanakan
pemeriksaah secara normal pada tiap-tiap bagian dengan hati-hati, cara
menjalankan menurut, persiapan untuk menjalankannya adalah menurut :
1). Periksa kedudukan katup yang normal ialah terbuka atau tertutup yang baik.
2). Jalankan pompa air pendingin dan pengontrol sirkulasi air pendingin keadaan
normal.
3). Periksa banyaknya penyimiran minyak dalam karter.
4). Periksa jika jumlah media pendingin apakah cukupl/baik.
5). Periksa hubungan-nubungan listrik dan sambungan-sambungan.
b. Menjalankan (Starting)
Tujuan pertama yang harus diperhatikan pada waktu menjalankan yaitu tenaga yang
besar yang dihasilkan oleh compressor, tetapi alat-alat yang tidak lengkapi dapat
menyebabkan kompressor tidak jalan pada waktunya tanpa ada gerakan pemasukan
atau penyaluran. Demikian pula pada alat-alat pengembalian beban waktu
menjalankan, umumnya menurut dua sistim yang diakui.
Sistim ini sebagian besar dipakai pada kompressor tegak dan alatnya dibangun
dibagian luar dari pada silinder. Sekarang perkiraannya yaitu katup pemakaian
stop, katup saluran stop, dan katup bypass-yang diiuraikan dalam gambar. 9.18,
yaitu pembukaan dan penutupannya secara manual. Pada waktu menjalankan
katup bypass 3 terbuka, dan setelah katup saluran stop 4 segera terbuka
mengembalikan tekanan gas yang tinggi pada pipa saluran, katup saluran stop 4
tertutup. Apabila kontak berada pada posisi on untuk menjalankan kompressor,
apabila putaran kompressor telah normal, maka katup bypass 3 tertutup dan
katup penyaluran stop terbuka. Bila kompressor tetap dalam keadaan jalan
maka katup penyaluran tetap terbuka.
Proses diatas disebut penjalan bypass dan susunan tunggal, dimana dibentuk
oleh katup-katup dari sistim ini dengan pompa, katup keluar pada kamar tangki
disebut manifold. Demikianlah sistim penjalan ini disebut sistim manifold
(manifold system)
Sistim manifold tidak rumit, apabila tanpa beban (bila dalam keadaan jalan
tanpa beban maka alat otomatis menurunkan/mengatur beban), beban pada
waktu menjalankan, saat ini dipakai untuk mesin pendingin yang besar dengan
putaran tinggi. Pada sistim manifold katup pemakaian stop (delivery stop valve)
pada pengaturan penggunaan beban, maka katup stop dapat dibuka bila
kompressor sudah tidak bergerak. Pada sistim tanpa beban (unloader system),
beban secara otomatis digunakan kebijaksanaan. Gambar. 9.19. adalah lukisan
cara kerja dari pada sistim ini. Apabila kompressor jalan, karena kecepatan
putaran pertama adalah rendah, maka tekanan minyak lumas dari pompa-pun
rendah, yaitu torak tanpa beban ditekan kebawah melalui per (spring). Dalam
hal ini katup saluran hampir terbuka yang diatur oleh batang torak tanpa beban,
setelah itu gas terisap kedalam silinder mendorong kembali kebagian saluran
dan kompressor berputar mendekati putaran tanpa beban. Apabila tanpa beban,
maka putaran kompressor secara cepat bertambah mencapai kecepatan normal,
tekanan minyak naik untuk menggerakkan torak tanpa beban, kemudian batang
torak menempatkan katup saluran pada keadaan bebas dari penggunaan beban
pada kompressor. Katup magnik digabungkan dengan penjalan otomatik,
dimana akan diuraikan nanti. Katup terbuka oleh aliran arus pada waktu
menjalankan tertutup apabila kompressor mencapai ke cepatan putaran normal
setelah pengaliran arus. Apabila katup magnik terbuka pada waktu menjalankan,
pengantar torak terdorong kekanan oleh gas yang bertekanan tinggi pada waktu
minyak ditekan oleh pompa, kemudian torak tanpa beban ditekan kebawah oleh
per. Katup minyak akan tertutup apabila kompressor mencapai kecepatan
putaran normal, kemudian gas bertekanan tinggi tersalur, kemudian per
pengatur mendorong pengatur torak kekiri dan kekanan minyak harus
disesuaikan untuk mendorong torak tanpa beban. Katup magnit dibuat untuk
menjamin gerakan dari pada torak tanpa beban.
1. Dengan muatan (With load)
2. Tanpa muatan (Without load)
3. Katup magnit (MV; Magnetic valve)
4. Bagian tekanan tinggi (High-pressure valve)
5. Pengantar torak (Pilot piston)
6. Per luncur (Slide ring)
7. Langkah torak 35mm (35 mm stroke)
8. Torak tanpa beban (Unloader piston)
9. Lobang minyak (Vent oil)
10. Kotak seal poros (tekanan minyak; Shaft
seal box/oil pressure).
a) Apabila mesin dalam keadaan jalan, harus dikontrol pada bagian-bagian pokok,
bila terdapat bagian yang tidak normal jika diselidiki tidak normal, segera hentikan
mesin pendingin.
b) Periksa jumlah air pendingin, perbedaan temperatur pemasukan dan
pengeluaran tetap pada 5° C.
c) Periksa jumlah dan tekanan minyak lumas yang berada dalam karter.
d) Periksa tekanan pada saluran pemakaian, yang diatur oleh katup expansi,
karena sering terjadi pembekuan pada jalur depan katup saluran stop.
e) Jumlah pemakaian media pendingin selama beroperasi yaitu pada penunjukan
1/2 sampai 1/3 dari persediaan.
f) Harus diperhatikan jangan terjadi getaran pada bagian-bagian tertentu.
3. MENGHENTIKAN (STOP).
Persiapan mesin pendingin sebelum dimatikan menurut urutan sebagai berikut :
a) Katup keluar dari tangki persediaan ditutup dan periksa media pendingin pada
jalurnya
b) Matikan kompressor apabila tekanan pada saluran telah mencapai 0.1 Kg/Cm 2 .
c) Putuskan sambungan (listrik), kemudian katup tekanan stop pada kompressor
dan katup keluar pada kondensor kedua-duanya ditutup.
d) Matikan air pendingin.
Jika mesin mempunyai tombol (switch) tekanan tinggi dan rendah (ini akan diuraikan
nanti), untuk uraian/prosedur diatas, katup-katup tidak dibutuhkan. Tetapi, satu hal jika
mesin dikiri tidak dipakai dalam waktu yang lama, harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a) Tarik kembali media pendingin (refrigerant) dari jalurnya sampai derajat vakum
mencapai 600 mmHg, dan teliti media pendingin dalam tangki persediaan atau
kondensor.
b) Bebaskan semua air pendingin.
c) Buka katup magnit.
Cara untuk mencari kebocoran obat pendingin adalah berdasarkan pada pemakaian
bahan kimia media pendingin (refrigerant) dibedakan dengan perbedaan-perbedaan
media pendingin.
a. Amoniak (Ammonia).
1) Baunya yang aneh menusuk/merangsang.
2) Apabila membakar belirang ditutup pada kebocoran, asap putih akan keluar.
3) Phenolphtalein yang mengencer dirobah oleh amoniak menjadi merah.
4) Kertas test merah (agak biru) dicampur dengan air berubah menjadi biru.
5) Apabila kebocoran amoniak kedalam brine, brine berobah menjadi putih
susu.
b. Methyl chloride.
1) Air sabun dialirkan diatas yang dianggap bocor. Jika terjadi kebocoran, akan
terjadi gelembung-gelembung.
2) Kebocoran dapat terjadi pada sambungan-sambungan pipa.
3) Lingkaran busur api detektor dipakai. Jika ada kebocoran gas, warna api
berobah menjadi biru.
(B).
1. Selubung api (Flame cover)
2. Plat tembaga (copper plate)
3. Gagang pintu api. (Setting fire port)
4. Pintu pembakar (Firing port)
5. Pegangan/genggaman. (Holder).
6. Penyemprot (Nozzle)
7. Pipa saluran (Suction pipe)
8. Katup (Valve)
9. L.P. gas (L.P. gas)
10. Saringan (Strainer),
c. Freon.
Jenis media pendingin ini, prinsipnya dapat mempergunakan lingkaran busur api,
yang dapat terjadi penyimpangan namun dapat disesuaikan dengan
mempergunakan cara dari methyl-chloride.
Suhu penguapan tertentu untuk bahan-bahan makanan lokal adalah sebagai bertkut :
Subu Pendingin
Makanan (Food)
(Refrigeration
temperature)
Daging (Meat) 0 ºC – (– 1 ºC)
Ikan (Fish) – 1 ºC – (– 2 ºC)
Tetur (Eggs) – 0,5 ºC – (– 1 ºC)
Apel (Apples) 0 ºC – 4 ºC
Tanger (Tangerines) 2 ºC – 4 ºC
Daging (beku) (Meat) frozen) – 8 ºC – (– 10 ºC)
Ikan (beku) (Fish) frozen) – 10 ºC – (– 3 ºC)
Telur (beku) (Eggs) frozen) – 12 ºC – (– 15 ºC)