Nomer : /KONTRAK/BHA-SMP/INFRAS/V/2018
Antara
Dengan
Tentang
PERJANJIAN PEMBORONGAN
Pada hari ini, Rabu tanggal Tiga Puluh bulan Mei tahun Dua Ribu Delapan Belas ( 30-
05-2018) bertempat di Kendari, Sulawesi Tenggara, PIHAK-PIHAK yang bertanda tangan di
bawah ini :
2. PT. SIDO MUKTI PRATAMA, adalah perseroan yang didirikan berdasarkan Akta
Pendirian Nomor; 129, tanggal 25 Februari 2009 dan Surat Kuasa Direktur tanggal
Nomor; 07 tanggal 23 April 2018 dalam Jabatannya selaku Kuasa Direktur dari
dank arena itu berhak serta sah bertindak untuk dan atas nama PT. SIDO MUKTI
PRATAMA untuk selanjutnya disebut “Pihak Kedua’’.
Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para Pihak’’
dan masing-masing disebut “Pihak’’
PASAL 1
DASAR PELAKSANAAN PROYEK
Sebagai dasar pelaksanaan Proyek maka Pihak Kedua dapat Memulai pekerjaan proyek
setelah menerima beberapa dokumen penting dari pihak pertama yaitu berupa :
1. Dokumen Kontrak.
2. Dokumen Legalitas Perusahaan.
3. Surat Penunjukan Langsung (SPL)
4. Surat Perintah Kerja (SPK)
5. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk setiap tahapan paket pekerjaan.
6. Surat Penyerahan Lapangan (SPL)
7. Detail Enginering and Drawing (DED)
8. Rencana Kerja dan Syarat-syarat teknis (RKS)
9. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
10. Time Schedule Pekerjaan.
11. Salinan Dokumen Perijinan yang terkait
12. Salinan Surat Penugasan Pengawas Proyek
PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Jenis Paket Pekerjaan dalam perjanjian ini secara keseluruhan adalah Pekerjaan
Infrastruktur berupa 3 (tiga) tahapan paket, antara lain :
1) Pekerjaan Persiapan Konstruksi
2) Pekerjaan Tanah
3) Pekerjaan Tapak (Luar Bangunan)
Dengan perincian pekerjaan sebagaimana yang telah dituangkan dalam Lampiran
Perjanjian ini (Lampiran RAB)
2. Untuk Setiap tahapan paket tersebut diatas, Pihak pertama akan menerbitkan Surat
Perintah Kerja (SPK) tersendiri kepada Pihak Kedua, dengan Ketentuan perincian
disesuaikan dengan situasi lapangan yang disepakati Para Pihak.
1. Pihak Pertama memberikan Pembayaran Uang muka kepada Pihak Kedua sebesar
20% (dua puluh) persen dari nilai perjanjian ini paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja terhitung sejak Perjanjian ini ditandatangani, dan Pihak Kedua berkewajiban
melampirkan Jaminan Uang Muka yang dikeluarkan oleh Bank.
2. Pembayaran Progres atau Bobot pekerjaan dari nilai Kontrak Perjanjian ini, dihitung
dan dibayarkan dengan cara sebagai berikut :
Pembayaran Progres = (Progres per tiap Bulan (%) X Nilai Kontrak) – (Progres
Bulanan (%) X Uang Muka)
Penagihan pembayaran harus disertai dengan berita acara laju kemajuan Pekerjaan
yang ditandatangani oleh semua Pejabat Proyek terkait adalah sebagai berikut :
3. Hak Retensi (jaminan Pemeliharaan) 5% dari Nilai Perjanjian ini dibayarkan kepada
Pihak Kedua, Setelah seluruh perbaikan perkerjaan dilaksanakan oleh Pihak Kedua,
dan setelah rentang waktu 6 (enam) bulan atau rentang waktu yang ditetapkan
dalam SPK sitap tahapan, semenjak Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Kesatu,
dibuktikan dengan dibuatnya dan ditandatangani Berita Acara Serah Terima Kedua
oleh semua Pejabat Proyek terkait serta diakui oleh Pihak Pertama.
6. Pada setiap tahap pembayaran, Pihak Kedua Wajib menyerahkan berkas tagihan
kepada Pihak Pertama, yang terdiri dari :
a. Kwitansi, rangkap 2 (dua) Asli dan 1 (satu) copy.
b. Faktur Pajak.
c. Berita Acara Pembayaran, yang ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak
Kedua (Penandatanganan Perjanjian), rangkap 2 (dua) dan rangkap 1 (satu)
Copy.
d. Berita Acara Laju Kemajuan Pekerjaan dan Lampiran Pendukungnya, yang
ditandatangani oleh Project Manager masing-masing Pihak.
e. Foto Copy Surat Perjanjian Pemborongan (Lengkap) 1 (satu) set.
8. Pembayaran dari Pihak Pertama dibayarkan melalui nomor rekening Bank Pihak
Kedua, yaitu :
9. Bukti SPP, PPn harus diberikan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua Maksimal 60
(enam puluh) hari setelah faktur pajak diterbitkan, dengan catatan berkas tagihan
masuk kebagian keuangan Pihak Pertama Paling lambat tanggal 25 (dua puluh lima)
tiap bulannya.
Jika berkas tagihan diserahkan melewati batas waktu tersebut, denda yang timbul
akan dibebankan kepada Pihak Kedua.
PASAL 5
JANGKA WAKTU DAN MASA PEMELIHARAAN
2. Masa Pemeliharaan minimal adalah 1 (satu) bulan kalender, atau sesuai dengan
ketentuan masa pemeliharaan yang disesuaikan dengan tahapan Paket Pekerjaan
yang dituangkan dalam SPK.
3. Analisis tepat atau tidaknya jadwal pelaksanaan akan dilakukan 3 (tiga) bulan
menjelang selesainya pelaksaan sesuai perjanjian, paling lambat 1 (satu) bulan
menjelang selesainya Jangka Waktu Pelaksanaan sesuai perjanjian.
4. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan tersebut dalam ayat (1) Pasal ini tidak dapat
diubah oleh Pihak Kedua, Kecuali :
a. Apabila ada persetujuan tertulis dari project manager sebagai wakil dari pihak
Pertama
b. Adanya “Keadaan memaksa’’, sesuai Pasal 11 dalam perjanjian ini
6. Dalam hal adanya perbaikan yang terjadi (akibat adanya koreksi dilapangan yang
tidak sesuai denganspesifikasi dan gambar), maka biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua
PASAL 7
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA
1. Dalam melaksanakan pekerjaan Pihak Kedua wajib dan bersedia menjalankan Program
SMK3 & L (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja & Lingkungan) yang
dilaksanakan Pihak Pertama di lingkungan Proyek, antara lain dan tidak terbatas
pada :
a. Para pekerja dari Pihak Kedua harus meyerahkan identitas dir dan menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri; Helmet, Sepatu, Masker, Safety Belt/ Body Harness dll)
pada saat memasuki area lokasi proyek
b. Mengikuti seluruh syarat-syarat kerja, prosedur, standard an kegiatan sesuai
dengan persyaratan K3L yang ditetapkan petugas K3L di Proyek.
2. Dalam hal menggunakan peralatan berat, maka alat-alat tersebut harus memiliki
sertifikasi alat dari Depnaker, yang menyatakan bahwa alat tersebut masih layak pakai
sedangkan operatornya harus memiliki SIO dan masih berlaku.
3. Pihak Kedua diwajibkan menjalakan progras sistemmutu dan K3L (Keselamatan &
Kesehatan Kerja dan Lingkungan) sesuai dengan lingkup pekerjaanya, termasuk
penyediaan peralatan dari sumber dayapelaksanaanya. Apabila Pihak Kedua
mempunyai program system mutu dan K3L sendiri, maka harus diajukan kepada Pihak
Pertama untuk mendapatkan persetujuan implementasinya di lapangan.
4. Pihak Kedua harus peduli atas keselamatan setiap orang yang berada dilingkungan
kerja, dan bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja serta kebersihan
lingkungan kerja para tenga kerja Pihak Kedua, termasuk tanggung jawab secara
hukum dan biaya apabila terjadi kecelakaan kerja yang diakibatkan kelalaian Pihak
Kedua dalam Pelaksanaan dan Pengawasan K3L dilingkungan kerjanya.
5. Pihak Kedua wajib dan bertanggung jawab untuk mengasuransikan dan wajib
menbuktikan bahwa seluruh tenaga kerjanya yang terlibat langsung dalam
PASAL 9
DENDA DAN SANKSI
1. Apabila karena kelalaian Pihak Kedua, penyelesaian pelaksanaan pekerjaan mengalami
keterlambatan dari progress yang telah ditetapkan sesuai jadwal pelaksanaan yang
telah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam perjanjian ini, maka untuk setiap hari
keterlambatan kerja, Pihak Kedua akan dikenakan denda sebesar 0,1% (satu permil)
dari harga borongan, dengan denda maksimum sebesar 5% (Lima persen) dari nilai
borongan.
2. Khusus untuk kondisi dimana dari sisa waktu pelaksanaan yang tersedia, Pihak kedua
tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dan untuk kepentingan penyelesaian proyek
secara keseluruhan, setelah pihak kedua tidak memenuhi peringatan tertulis sebanyak
3 (tiga) kali berturut-turut dari pihak pertama, maka Pihak Pertama berhak mengambil
keputusan secara sepihak tanpa menunggu keputusan/persetujuan Pihak Kedua, untuk
mengambil alih sebagian atau seluruh sisa pekerjaan dengan seluruh biaya yang
timbul dibebankan kepada Pihak Kedua, atau dipotong/ diperhitungkan pada
pembayaran kepada Pihak Kedua.
3. Denda keterlambatan pada pasal ini akan diperhitungkan pada pembayaran Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua.
PASAL 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Pihak Pertama dapat membatalkan secara sepihak perjanjian ini tanpa menggunakan
pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, setelah Pihak Pertama
memberi teguran/peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut, tetapi Pihak Kedua tidak
mengindahkannya dalam hal sbb :
c.