Ekonomi Islam Ajaran islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat islam saja akan tetapi juga untuk semua umat manusia, baik umat islam maupun umat agama lain. Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk menjaga dan melindungi alam sekitarnya. Ekonomi islam yaitu ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia dan akhirat). Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam 1. Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah 2. Menjalankan usaha-usaha yang halal 3. Implementasi Zakat 4. Penghapusan/pelarangan Riba 5. Pelarangan Judi Hukum Ekonomi Islam
Beberapa Dasar Hukum Islam :
1. Sumber Pokok - Al-Qur’an - As- Sunnah 2. Sumber Sekunder - Ijma’ - Qiyas Riba dan Jenis-Jenis Riba Riba merupakan pengambilan tambahan dari harta pokok. Jenis-Jenis Riba : 1. Riba dari Utang Piutang - Riba Qardh -Riba Jahiliyah 2. Riba dari Transaksi Jual Beli atau Pertukaran barang - Riba Fadhl - Riba Nasi’ah KONSEP DASAR PERBANKAN SYARIAH Pengertian Bank Syariah Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional 1. Investasi 2. Return 3. Perjanjian 4. Orientasi pembiayaan 5. Hubungan 6. Dewan pengawas 7. Penyelesaian Sengketa Fungsi Bank Syariah
1. Fungsi utama bank syariah
- Penghimpunan dana masyarakat - Penyaluran dana kepada masyarakat - Pelayanan jasa bank 2. Fungsi bank syariah dalam memperoleh keuntungan 3. Fungsi bank syariah sebagai lembaga perantara keuangan Akad Bank Syariah Akad ( ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai syariah. Akad yang digunakan bank syariah dalam operasinya terutama diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan dan sebagian dari kegiatan tolong menolong. KEGIATAN PERBANKAN SYARIAH Pelakasanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana 1. Giro dan tabungan Wadiah - Wadiah yad al-amanah - Wadiah yad ad-dhamanah 2. Tabungan, dan Deposito mudharabah - Mudharabah al-muthlaqah - Mudharabah al-muqayyadah Pelakasanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penyaluran Dana 1. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil a. Mudharabah b.Musyarakah 2. Pembiayaan dengan Prinsip Jual Beli a. Murabahah b.Salam c. Istishna 3. Pembiayaan dengan Prinsip Sewa a. Ijarah b. Ijarah Muntahiya Bittamlik 4. Pembiayaaan Atas Dasar Pinjam Meminjam (Akad Tabarru’) Pelakasanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Pelayanan Jasa 1. Al-Wakalah pelimpahan kekuasaan seseorang kepada orang lain dalam menjalankan amanat tertentu. 2. Al-Kafalah penjaminan yang diberikan oleh bank syariah kepada pihak lain, bila pihak terjamin tidak mampu melaksanakan kewajibannya. 3. Al-Hawalah (Transfer Service) pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. 4. Ar-Rahn menahan salah satu harta pemilik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. 5. As- Sharf pelayanan jasa bank syariah dalam pertukaran mata uang. PENGHIMPUNAN DANA Wadiah Wadiah merupakan prinsip simpanan murni dari pihak yang menyimpan atau menitipkan kepada pihak yang menerima titipan untuk dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan Wadiah terbagi dua : 1. Wadiah yad al-amanah 2. Wadiah yad ad-dhamanah Giro Wadiah Giro wadiah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya. Alasan nasabah menyimpan dana dalam bentuk simpanan giro wadiah : 1. Faktor keamanan dalam penyimpanan dana 2. Kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran. 3. Berjaga-jaga apabila ada kebutuhan dana yang sifatnya mendadak Sarana penarikan giro wadiah yang terdapat dibank syariah pada umumnya terdiri dari : 1. Cek - cek atas nama - cek atas unjuk -cek kosong - cek silang -cek mundur 2.Bilyet Giro Tabungan Wadiah Tabungan wadiah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan untuk keamanan dan kemudahan pemakainnya. Sarana penarikan tabungan wadiah : 1. Slip penarikan 2. ATM 3. Buku Tabungan 4. Sarana lainnya Mudharabah Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya sebagai pengelola. Jenis-jenis mudharabah : 1. Mudharabah al-muthlaqah (tidak terikat) 2. Mudharabah al-muqayyadah (terikat) Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah merupakan produk penghimpunan dana oleh bank syariah yang menggunakan akad mudharabah. Deposito Mudharabah Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Jangka waktu deposito : 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan 24 bulan Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah dan Musyarakah) Mudharabah Pembiayaan mudharabah merupakan akad pembiayaan antara bank syariah sebagai shahibul mal dan nasabah sebagai mudharib untuk melaksanakan kegiatan usaha, dimana bank syariah memberikan modal 100% dan nasabah menjalankan usahanya. Syarat mudharabah : 1. Pihak yang melakukan akad harus cakap hukum 2. Modal harus jelas jumlahnya, berupa alat tukar dan harus tunai, dan diserahkan seluruhnya kepada mudharib. 3. Persentase keuntungan dan periode pembagian keuntungan harus dinyatakan secara jelas berdasarkan kesepakatan bersama 4. Mudharib berhak sepenuhnya atas pengelolaan modal tanpa campur tangan pihak shahibul mal. 5. Kerugian atas modal ditanggung sepenuhnya oleh pihak pemodal. Bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah : 1. Revenue sharing nisbah dikalikan dengan pendapatan sebelum dikurangi biaya. contoh : disepakati nisbah bagi hasil untuk bank syariah 5% dan untuk nasabah sebesar 95%. Pendapatan kotor yang diperoleh pada januari Rp 1.000.000.000. maka nasabah harus membayar bagi hasil kepada bank syariah 5% x Rp 1.000.000.000 = 50.000.000 2. Profit sharing nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum dikurangi pajak penghasilan. contoh : nisbah yang disepakati untuk bank 40% dan 60% untuk nasabah. Informasi keuangan nasabah antara lain ; pendapatan Rp 1.000.000.000, hpp Rp 700.000.000, biaya administrasi dan umum Rp 100.000.000, biaya pemasaran Rp 50.000.000, dan biaya lain-lain Rp 50.000.000 dari informasi tersebut, maka bagi hasil yang harus dibayar kepada bank syariah adalah : Pendapatan Rp 1.000.000.000 HPP (Rp 700.000.000) Laba Kotor Rp 300.000.000 Biaya administrasi dan umum (Rp 100.000.000) Biaya Pemasaran (Rp 50.000.000) Biaya lain-lain (Rp 50.000.000) Laba usaha sebelum pajak Rp 100.000.000
Bagi hasil yang diberikan oleh nasabah kepada bank
syariah adalah sebesar (40% X Rp 100.000.000 = Rp 40.000.000) Musyarakah Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan dana dengan kesepakatan bahwa bagi hasil atas usaha diberikan sesuai dengan kontribusi dana atau sesuai kesepakatan bersama. Syarat Musyarakah : 1. Pihak yang melakukan akad harus cakap hukum. 2. Sistem pembagian keuntungan harus ditetapkan secara jelas persentase dan periodenya 3. Sebelum melakukan pembagian, seluruh keuntungan merupakan keuntungan bersama. Sedangkan untuk syarat modal: a. harus diserahkan dan berbentuk tunai, tidak boleh berupa piutang atau jaminan b. Harus berupa alat tukar Pembagian hasil keuntungan pada musyarakah bisa dihitung sesuai dengan porsi modal yang ditempatkan dan bisa juga tidak, semua itu tergantung kepada kesepakatan bersama. Namun dalam hal kerugian ditanggung bersama yaitu sebesar modal yang ditempatkan. PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP JUAL BELI (MURABAHAH, SALAM,ISTISHNA) MURABAHAH Murabahah adalah suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan. Rukun dari akad murabahah : 1. Pelaku akad 2. Objek akad 3. Shighah yaitu ijab dan qabul
Syarat pokok murabahah :
1. Murabahah merupakan bentuk jual beli dimana penjual harus menyatakan biaya perolehaan barang dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan 2. Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu dari biaya. 3. Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang dimasukkan kedalam biaya perolehan. 4. Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat ditentukan secara pasti. Salam Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran dimuka dan penyerahan barang dikemudian hari dengan harga, spesifikasi, jumlah kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakati sebelumnya dalam perajanjian Rukun akad salam : 1. Pelaku akad 2. Objed akad 3. Shighah Syarat : 1. Pembeli harus membayar penuh barang yang dipesan pada saat akad salam ditandatangani. 2. Salam hanya boleh digunakan untuk jualbeli komoditas yang kualitas dan kuantitasnya dapat ditentukan dengan tepat. 3. Kualitas dari komoditasa yang akan dijual dengan akad salam perlu mempunyai spesifikasi yang jelas tanpa keraguan yang dapat menimbulkan perselisihan. 4. Ukuran kuantitas dari komoditas perlu disepakati dengan tegas. 5. Tanggal dan tempat penyerahan barang yang pasti harus ditetapkan dalam kontrak. 6. Salam tidak dapat dilakukan untuk barang-barang yang harus diserahkan langsung. Istishna Istishna adalah memesan kepada perusahaan untuk memproduksi barang atau komoditas tertentu untuk pembeli/pemesan. Rukun : 1. Pelaku akad 2. Objek akad 3. shigahah Syarat istishna : 1. Objek istishna selalu barang yang harus diproduksi. 2. Harga dalam akad istishna tidak harus dibayae penuh dimuka, melainkan dapat juga dicicil atau dibayar dibelakang. 3. Akad istishna dapat diputuskan sebelum perusahaan mulai memproduksi 4. Waktu penyerahan tertentu dalam akad istishna tidak PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP SEWA Akad Pola Sewa Ijarah artinya memberikan sesuatu untuk disewakan. Jadi hakikat ijarah adalah penjualan manfaat. Bentuk akad Ijarah terdiri dari : 1. Ijarah 2. Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) Ijarah Ijarah adalah transaksi sewa menyewa dalam waktu tertentu tanpa diikuti pemindahan kepemilikan objek. Rukun dari akad ijarah : 1. Pelaku akad 2. Objek akad 3. shighah Syarat-syarat ijarah : 1. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus tertentu dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak 2. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggungjawab atas pemeliharaannya sehingga aset tersebut terus dapat memberikan manfaat kepada penyewa 3. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa. 4. Aset tidak boleh dijual kepadap peyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)
IMBT adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk
menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan alih kepemilikan objek sewa. Berbagai bentuk alih kepemilikan IMBT antara lain : 1. Hibah di akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dihibahkan kepada penyewa 2. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa aset dibeli oleh penyewa dengan harga yang berlaku pada saat itu. 3. Harga ekuivalen dalam periode sewa, yaitu ketika penyewa membeli aset dalam periode sewa sebelum kontrak sewa berakhir denga harga yang ekuivalen 4. Bertahap selama periode sewa, yaitu ketika alih kepemilikan dilakukan bertahap dengan pembayaran cicilan selama periode sewa. Syarat IMBT : 1. Kerelaan dari pihak yang melaksanakan akd 2. Ma’jur memiliki manfaat dan manfaatnya dibenarkan dalam islam, dapat dinilai dan diperhitungkan. PEMBIAYAAN ATAS DASAR PINJAM MEMINJAM (AKAD TABARRU’) AL QARDH Bank syariah dalam menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan dikenal ada 2 (dua) jenis akad, yaitu akad tabarru’ dan tijarah. ’ Akad tabarru’ adalah akad pemilikan sesuatu tanpa ‘iwadl/penukaran, seperti : hibah, shadaqah, wasiat dan wakaf. Tabarru’ merupakan sikap atau perbuatan mencari berkah dari suatu perbuatan. Akad tijarah/mu’awadah adalah segala macam perjanjian yang menyangkut for profit transaction Akad Tabarru’ Akad tabarru’ adalah segala macam perjanjian yang menyangkut not-for profit (transaksi nirlaba).Transaksi ini pada hakikatnya bukan transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil.Akad tabarru’ dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka berbuat kebaikan (tabarru’ berasal dari kata birr dalam bahasa Arab, yang artinya kebaikan). Namun demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada counterpart-nya untuk sekedar menutupi biaya yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru’ tersebut.Namun ia tidak boleh sedikitpun mengambil laba dari akad tabarru’ itu. Syarat-Syarat Akad Tabarru’ Pemberi maupun penerima pinjaman haruslah berakal sehat, bisa berlaku dewasa artinya cukup umur dalam melakukan tindakan hukum, baligh dikenal dalam Islam, dan berkehendak tanpa ada paksaan Amir, Macchmud. 2010, Bank Syari’ah: Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia. Penerbit :Erlangga. Jakarta Ascarya. 2013. Akad dan Produk Bank Syariah. Edisi Pertama Cetakan ke empat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Budiman,Farid. 2013. Karakteristik Akad Pembiayaan Al Qardh Sebagai Akad Tabarru’. Jurnal Yuridika. Volume 28 No.3