Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGARUH APBN TERHADAP PEREKONOMIAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Ekonomi


Kelas XI – B

DISUSUN OLEH :

AIGA LUTHFIYAH

MADRASAH ALIYAH
MA - AISYIYAH KOTA BINJAI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobbil’alamin, Puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT,


yang telah memberikan hidayah dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis sampaikan terimakasih kepada guru mata pelajaran ekonomi yang
telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan semua yang turut
membantu pengerjaan makalah ini. Terutama kepada kedua orang tua tercinta
yang telah memberikan bantuan berupa moral dan spiritual.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun yang berguna untuk menyempurnakan makalah ini dan
semoga bermanfaat.

Binjai, 12 Juni 2019

Aiga Luthfiyah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan Masalah.............................................................................. 2
D. Manfaat Pembelajaran................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Pengaruh APBN bagi perekonomian Indonesia............................ 3
B. Dampak APBN terhadap perekonomian Indonesia....................... 5
BAB III PENUTUP.................................................................................... 8
A. Kesimpulan.................................................................................... 8
B. Saran.............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran bisa dibaratkan
sebagai anggaran rumah tangga ataupun anggaran perusahaan yang memiliki dua
sisi, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan alat utama
pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk
mengelola perekonomian negara. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya
menyangkut keputusan ekonomi, namun juga menyangkut keputusan politik.
Dalam konteks ini, DPR dengan hak legislasi, penganggaran, dan pengawasan
yang dimilikinya perlu lebih berperan dalam mengawal APBN. sehingga APBN
benar-benar dapat secara efektif menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat
dan mengelola perekonomian negara dengan baik.
Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi
Manajemen Keuangan Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan
hukum yang kuat dengan telah disahkannya UU No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara, dan UU
No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
Di dalam perjalanannya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih berada
pada tahap perkembangan.seiring dengan berjalannya pemerintahan, pengeluaran
pemerintah atas kegiatan-kegiatan pemerintahan yang mencakup pengeluaran di
bidang politik maupun di bidang ekonomi yang mana semuanya sudah di
rencanakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam
mengelola sumber pendapatan dan pengeluaran pemerintah, pemerintah dalam ini
melakukan kebijakan-kebijakan baik kebijakan di bidang moneter maupun

1
2

kebijakan fiskal.yang mana kebijakan ini akan memberikan dampak yang


berpengaruh besar terhadap pemerintah dalam menjalankan kegiatan di bidang
perekonomian di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapatlah kita merumuskan suatu masalah
yang akan dijelaskan pada penjelasan berikutnya, yaitu:
1. Bagaimana sebenarnya pengaruh APBN terhadap perekonomian Indonesia?
2. Bagaimana dampak APBN bagi perekonomian Indonesia?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengaruh APBN terhadap perekonomian indonesia.
2. Untuk memahami dan mengetahui dampak APBN bagi perekonomian
Indonesia.

D. Manfaat Pembelajaran
1. Mengetahui pengaruh APBN terhadap Perekonomian Indonesia.
2. Dapat memahami dan mengetahui dampak APBN bagi Perekonomian
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh APBN bagi perekonomian Indonesia


APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Alokasi dana yang terdapat di dalam APBN digunakan untuk
pembangunan. Dengan adanya pembangunan ekonomi akan tercipta pertumbuhan
ekonomi. APBN dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua indikator yang
penting dalam menentukan tingkat kemakmuran rakyat. Indikator-indikator yang
menjadi asumsi di dalam penyusunan APBN adalah indikator makro ekonomi
yang menjadi indikator dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Beberapa kebijakan dalam pengelolaan APBN senantiasa diarahkan kepada
terciptanya pertumbuhan ekonomi, walaupun pertumbuhan ekonomi itu sendiri
tidak bisa dipaksakan. Ada berapa contoh pandangan ekonom yang menganalisa
hubungan antara APBN dengan pertumbuhan ekonomi. Seperti yang ditulis oleh
M. Sadli dalam Kliping Berita Ekonomi dan Opini Ekonomi pada tahun 2007
yang berjudul : “Pertumbuhan Ekonomi Tidak Bisa Dipaksakan”
Ada beberapa alasan yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bergerak
lambat walaupaun stabilitas ekonomi makro sudah tercapai :
1. Masih tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
Pengangguran yang tinggi terkait kepada pertambahan penduduk dan kualitas
pendidikan dan skill sebagian terbesar SDM kita. Di lain fihak pasar tenaga kerja
juga kurang fleksibel, artinya, amat mahal bagi perusahaan untuk mengurangi
tenaga kerjanya kalau pasarnya menciut. Biaya pesangon untuk pemutusan
hubungan kerja amat tingginya. Karena hubungan industrial di Indonesia kurang
menguntungkan perusahaan maka banyak bakal investor internasional memilih
lokasi Cina dan Vietnam ketimbang Indonesia.
2. Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental
terkait.Lemahnya kegiatan investasi baru juga oleh karena bagi pengusaha
kepastian hukum sejak reformasi telah berkurang. Pelaksanaan otonomi daerah
menambah ketidak pastian. Indonesia sekarang terkenal sebagai high-cost
economy. Salah suatu sumber ekonomi biaya tinggi adalah kurang memadainya

3
4

infra-struktur, karena sejak 1998 praktis tidak ada investasi pemerintah di bidang
infra-struktur ini. Sebetulnya masih ada suatu rintangan fundamental, yakni
intermediasi sistim perbankan belum bisa bekerja secara normal, karena ketatnya
prudential rules yang baru dan masih ada trauma kredit macet.
Pemerintah sendiri harus memaksimalkan investasi lewat anggaran belanjanya,
misalnya untuk membangun infra-struktur yang tidak menguntungkan bagi
investor swasta. Tetapi, pengelolaan APBN ini masih mengandung permasalahan
sendiri, yang juga terkait dengan prinsip kehati-hatian (prudence).
3. Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.
Di level teknis sudah ada kesepakatan antara Pemerintah dan Bank Indonesia
untuk membawa tingkat inflasi jangka panjang ke kisaran 3% setahun. Untuk
tahun 2005 sasaran BI adalah 6% plus-minus 1%, untuk tahun 2006 5,5% plus-
minus 1% dan untuk tahun 2007 5% plus-minus 1%. Begitu juga untuk tahun
2008 dan 2009. Pengendalian inflasi masih menghadapi resiko intern dan ekstern
yang cukup besar.
Menkeu meramalkan pertumbuhan ekonomi hanya melorot 4,7 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi
di tahun 2009 akan kembali menurun dari 6 persen menjadi 4,7 persen. Namun,
besaran tersebut masih dalam kisaran proyeksi pemerintah yaitu 4,5 sampai 5,5
persen. “Pemerintah melihat perkembangan krisis dunia dan pengaruhnya bagi
kita, kami juga monitor terus bagaimana pengaruh kepada indikator-indikator
makro,” kata Menkeu.
Untuk saat ini pemerintah telah mengalokasikan dana stimulus fiskal pada
APBN 2009 sebesar Rp71,3 triliun. Jumlah itu setara 1,4 persen dari Produk
Domestik Bruto (PDB). Insentif itu digunakan untuk penghematan pajak sebesar
Rp43 triliun, subsidi pajak Rp13,3 triliun dan subsidi serta belanja negara untuk
dunia usaha sebesar Rp15 triliun. Dengan struktur pengalokasian dana seperti itu,
sekitar 80 persen dari total dana diperuntukkan dalam bentuk keringanan pajak.
Sisanya yang 20 persen dalam bentuk insentif non pajak termasuk di dalamnya
sektor infrastruktur.
“Dana untuk insentif keringanan pajak yang sekitar 80 persen sangat tidak
masuk akal karena akan mubazir dan tidak tepat sasaran. Begitu juga dengan tidak
5

adanya ketentuan yang mendorong pemakaian produk dalam negeri,” terangnya.


Oleh karena itu, kata Rizal, pemerintah seharusnya membalikkan porsi alokasi
dana stimulus. Untuk keringanan pajak sebesar 20 persen, sedangkan subsidi
nonpajak menjadi 80 persen, tambahnya.
Selain itu Rizal menilai pemerintah telah gagal mengoreksi manajemen fiskal.
Buktinya, kata dia, realisasi APBN tahun 2008 untuk pos belanja modal hingga
Oktober, baru terealisasi 56 persen. Bahkan, pada akhir tahun terdapat sisa
anggaran yang tidak bisa direalisasikan sekitar Rp50 triliun. “Pemerintah
mengklaim bahwa sisa anggaran 2008 adalah sebuah stimulus yang diberikan
pemerintah. Padahal, sisa anggaran itu diperoleh dari tidak terserapnya anggaran,”
katanya.
Di bidang lain, pada 2008 pertumbuhan ekspor dinilai cukup signifikan, yakni
sekitar 20 persen. Namun dengan adanya krisis global, pada 2009 ekspor
diperkirakan anjlok sehingga pertumbuhannya hanya sekitar 5 persen. Untuk
konsumsi swasta, diperkirakan pada 2009 hanya mencapai 3,5 persen, padahal
tahun lalu mencapai 5,1 persen. Menurunnya konsumsi swasta ini, jelas Rizal,
dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang menurun.
Dari sisi investasi juga tidak jauh berbeda. Rizal meprediksi, pada tahun
kerbau ini akan banyak modal asing yang ‟pulang kampung‟. “Jadi jangan
berharap akan banyak investasi portofolio di tahun ini selagi krisis global masih
membelit,”imbuhnya.

B. Dampak APBN terhadap perekonomian Indonesia

APBN mempunyai dampak (pengaruh) besar terhadap perekonomian.


Tanpa adanya APBN, negara tidak memiliki pedoman dalam melaksanakan
seluruh kegiatannya, termasuk dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, serta
tidak memiliki alat (sarana) yang tepat untuk memperbaiki perekonomian. Secara
rinci, dampak atau pengaruh APBN terhadap perekonomian adalah sebagai
berikut: 
1. APBN memberi pedoman bagi kegiatan pembangunan ekonomi. Misalnya,
pemerintah menganggap daerah tertentu membutuhkan dana yang lebih
banyak, maka dibuat Dana Alokasi Khusus untuk membangun daerah tertentu.
6

Contohnya saat program P3R. Misalnya lagi, bila saat ini pemerintah
menganggap faktor manusia dianggap sebagai sumber daya yang strategis,
maka alokasi anggaran untuk sumber daya manusia melalui pendidikan
diperbanyak. Sebanyak 20 persen dari belanja negara, saat ini dialokasikan
untuk pendidikan
2. APBN dapat digunakan sebagai alat perbaikan perekonomian. Contohnya,
Pemerintah dapat memberikan stimulus ekonomi untuk meningkatkan
kepulihan ekonomi. Contoh stimulus tersebut adalah adanya kenaikan nilai
Penghasilan Tidak Kena Pajak. Dengan begitu, ada sedikit ruang bagi pegawai
untuk membelanjakan barangnya di tengah adanya krisis.   Sebaliknya, pada
saat ekonomi terlalu over heating sehingga harga meningkat. Maka instrumen
fiskal dapat digunakan untuk mendinginkan ekonomi. Contohnya adalah
dengan memberikan bantuan alokasi dana pada pihak swasta.
3. APBN dapat memengaruhi perubahan harga secara keseluruhan. Jika dalam
penyusunan APBN pemerintah menurunkan atau menghilangkan subsidi pupuk
bagi petani miskin, berarti harga sembako akan naik. Kenaikan harga sembako
akan diikuti dengan kenaikan harga barang lain yang banyak dibutuhkan
masyarakat. Itu berarti, APBN dapat memengaruhi perubahan harga secara
keseluruhan.
4. APBN dapat memengaruhi tingkat produktivitas perusahaan. pengaruh APBN
terlihat dari penerapan kebijakan penerimaan pajak dan pengeluaran
pemerintah. Pemerintah yang menempuh kebijakan anggaran defisit (dalam arti
pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar daripada penerimaan
pemerintah), akan menambah pengeluaran pemerintah (antara lain dalam
bentuk subsidi). Kedua hal ini akan meningkatkan pendapatan dan daya beli
masyarakat. Akibatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa cenderung
meningkat. Peningkatan permintaan akan mendorong sektor dunia usaha untuk
meningkatkan kapasitas produksinya.
5. APBN dapat memengaruhi tingkat pemerataan distribusi pendapatan. Distribusi
pendapatan yang tidak merata dan tidak adil bisa menimbulkan kecemburuan
sosial. Kecemburuan sosial yang tinggi suatu saat bisa meledak dan
7

menimbulkan kerusuhan seperti perusakan dan pembakaran. Perusakan dan


pembakaran akan memengaruhi kinerja perekonomian nasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. APBN adalah daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. Tujuan
penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan
negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka
melaksanakan kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan
produksi, peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi serta pada akhirnya ditujukan untuk tercapainya masyarakat
adil dan makmur material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
2. Mulai tahun 2005, Pemerintah telah mengusulkan penyusunan RAPBN
dengan menggunakan format baru, yakni anggaran belanja terpadu
(unified budget). Sejalan dengan itu, format dan struktur APBN berubah
dari T-Account menjadi I-Account. Format dan struktur I-account yang
berlaku saat ini terdiri atas (i) pendapatan negara dan hibah, (ii) belanja
negara, dan (iii) pembiayaan.
3. APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
4. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan
ekonomi.

B. Saran
Bagi para penyelenggara negara sebagai pengelola anggaran negara
hendaknya menghindarkan diri dari praktek-praktek KKN karena KKN
secara materi akan sangat merugikan warga masyarakat.

8
9

DAFTAR PUSTAKA

1. http://bos.kemdiknas.go.id
2. http://id.wikipedia.org/
3. JAKARTA POS NATIONAL NETWORK.COM
4. Purnastuti, Losina, 2003. Ekonomi untuk kelas XI SMA/MA. Jakarta :
Idah Mustikawati

Anda mungkin juga menyukai