Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di suatu negara harus semakin dikembangkan seiring
dengan kemajuan zaman, salah satunya adalah pembangunan di bidang industri,
terutama industri kimia. Dengan adanya pengembangan di dunia industri kimia,
diharapkan negara kita dapat menjadi negara yang mandiri karena tidak lagi
bergantung pada industri-industri di luar negeri. Salah satu industri yang perlu dan
telah dikembangan di Indonesia adalah industri garam (NaCl).
Garam merupakan istilah umum untuk senyawa kimia bernama Natrium
Chlorida (NaCl). Di alam, garam tidak bisa didapatkan dalam keadaan benar-benar
murni, walaupun beberapa analisa telah dilakukan menunjukkan kemurnian garam
(NaCl) mencapai 99,9%. Sedangkan menurut Kemetrian Perdagangan, garam adalah
senyawa yang komponen utamanya terdiri dari Natrium Chlorida (NaCl) dan
mengandung senyawa lain seperti air, magnesium, kaluim, sulfat dan bahan tambahan
iodium, anti-caking atau free-flowing maupun tidak.
Garam tidak hanya dimanfaatkan hanya sebatas bidang pangan saja, melainkan
juga menjadi kebutuhan berbagai macam industri baik sebagai bahan baku utama
seperti pembuatan caustic soda, maupun sebagai bahan baku penolong (tambahan)
seperti pada water treatment unit, pembutana monosodium glutamate (MSG), bahan-
bahan medis dan obat-obatan, produk susu dan turunannya, dan juga dapat digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit gondok dengan ditambahkan iodium serta
aplikasi-aplikasi lainnya.
Berdasarkan pemanfaatannya, garam dikelompokkan atas dua kelompok yaitu
garam konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi berdasarkan SNI memiliki
kandungan NaCl minimal 95%. Untuk garam industri, dibutuhkan kualitas garam
yang lebih baik, misalnya pada industri perminyakan, tekstil dan penyamakan kulit
memiliki kandungan NaCl diatas 97,5%, industri chlor alkaline plant dengan NaCl
diatas 98,5% dan industri pharmaceutical salt (garam farmasi) dengan kadar NaCl
diatas 99,5% dan impuritis mendekati 0.
Garam dapat diperoleh dengan tiga cara, yaitu melalui penguapan air laut
dengan sinar matahari, penambangan batuan garam (rock salt mining) dan dari sumur
air garam (brine). Proses produksi garam di Indonesia umumnya menggunakan
metode penguapan air laut dengan bantuan sinar matahari.
Kualitas garam yang dikelola secara tradisional umumnya harus diolah
kembali untuk dijadikan garam konsumsi, garam industri maupun untuk garam
farmasi. Pembuatan garam dapat dilakukan dengan beberapa kategori berdasarkan
perbedaan kandungan NaCl yang merupakan unsur utama dari garam.
Saat ini industri farmasi Indonesia masih sangat tergantung pada bahan baku
impor, dimana hampir 95% bahan baku obat (BBO) yang diperlukan masih harus
diimpor. Salah satu bahan yang masih diimpor adalah garam farmasi. Dalam industri
farmasi, garam farmasi merupakan bahan baku yang banyak digunakan antara lain
sebagai bahan baku sediaan infus, produksi tablet, pelarut vaksin, sirup, oralit, cairan
pencuci darah, minuman kesehatan dan lain-lain. Dalam bidang kosmetika, garam
farmasi dipakai sebagai salah satu bahan campuran dalam pembuatan sabun dan
shampoo.
Suplai kebutuhan garam farmasi di Indonesia hingga saat ini seluruhnya masih
dipenuhi oleh produk impor. Berdasarkan data dari Badan Informasi Geospasial
(BIG), Indonesia memiliki total panjang garis pantai sebesar 99.093 kilometer.
Dengan panjang garis pantai mencapai 99.000 kilometer, Indonesia memiliki potensi
besar sebagai negara penghasil garam, akan tetapi potensi ini tidak diimbangi dengan
peningkatan jumlah dan mutu produksi garam di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi masalah dalam penyusunan makalah ini akan penulis
rumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa garam itu dan dari mana sumber utama garam itu?
2. Apa saja karakteristik dari garam? Dan apa saja macam-macam garam ?
3. Bagaimana proses pengambilan garam dari sumbernya ?
4. Bagaimana proses pembuatan garam obat (farmasi)?
5. Apa saja manfaat dan efek garam bagi kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih jelas mengenai garam
2. Mengetahui karakteristik dan macam-macam garam
3. Mengetahui tahapan proses pembuatan garam dalam skala tradisional dan industri
4. Mengetahui manfaat dan efek garam bagi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Garam


Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. 
Larutan garam dalam air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung
larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah.
Garam adalah mineral yang terdiri dari natrium klorida. Hal ini penting bagi
kehidupan hewan dalam jumlah kecil, tetapi berbahaya bagi hewan dan tanaman
dalam skala yang berlebihan. Rasa Garam adalah salah satu bumbu makanan yang
paling tertua di mana-mana. Penggaraman merupakan metode penting dalam
pengawetan makanan.
Garam juga merupakan satu komposisi kimia yang berupaya untuk dijadikan
sebagai bahan dagangan. ini adalah karena garam pada masa kini merupakan satu
bahan yang amat diperlukan sama ada digunakan dalam bidang perobatan, pertanian
maupun dalam bidang pembuatan makanan.

2.2 Sejarah Garam


Garam memiliki sejarah yang panjang dan berwarna-warni. Orang Yunani
kuno berpikir itu begitu berharga bahwa mereka menggunakannya sebagai mata
uang. Garam produksi dan perdagangan adalah bisnis besar dan bahkan penyebab
dari beberapa perang. Sampai tahun 1800-an, pengasinan merupakan metode terbaik
untuk menjaga makanan. Garam terus digunakan dalam makanan untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, fermentasi menurun dan untuk mengubah tekstur makanan dan
rasa.
Metode awal produksi garam adalah penguapan air laut oleh panas
matahari. Metode ini sangat cocok untuk daerah panas, daerah kering dan di dekat
danau asin laut.  Dua ribu tahun yang lalu Cina mulai menggunakan sumur untuk
mencapai kolam bawah tanah air garam, beberapa di antaranya lebih dari 0,6 mil (1.0
km) dalam.
Di daerah di mana iklim tidak memungkinkan penguapan matahari, air garam
dituang pada pembakaran kayu atau batu dipanaskan sampai mendidih itu. Garam
tertinggal kemudian dikerok. Selama masa kekaisaran Romawi, panci dangkal timbal
digunakan untuk mendidihkan air garam di atas api terbuka. Pada abad ini diganti
dengan besi panci yang dipanaskan dengan batu bara. Pada 1860-an prosedur yang
dikenal sebagai proses Michigan atau proses grainer diciptakan, di mana air garam
dipanaskan oleh uap berjalan melalui pipa direndam dalam air. Proses ini masih
digunakan untuk menghasilkan beberapa jenis garam. Pada akhir 1880-an panci
terbuka digantikan oleh serangkaian panci tertutup, dalam sebuah perangkat yang
dikenal sebagai vacuum evaporator efek ganda, yang telah digunakan dalam industri
gula selama sekitar 50 tahun. Saat ini Amerika Serikat merupakan produsen terbesar
di dunia garam, diikuti oleh China, Rusia, Jerman, Inggris, India, dan Perancis.

2.3 Karakteristik Bahan dan Produk


Adapun karakteristik dari NaCl adalah
 Berat molekul : 58.45
 Specivic gravity : 2.165
 Titik leleh : 800oC
 Titik didih : 1113 oC
 Kelarutan : 35.7 gr/199 gr (0oC)
39.8 gr/100 gr (100oC)
 Garam dapur : mengandung 0.0016 % yodium
 Garam meja : bebas yodium, Mg, Ca

2.4 Sumber Garam


Garam diperoleh dari :
 Air laut
Garam yang berasal dari air laut dilakukan dengan penguapan matahari,
di mana air laut (air danau asin) dipompa menjadi serangkaian besar kolam
dangkal dan dibiarkan menguap secara alami. Proses ini sangat lambat karena
dapat mengambil tahun untuk matahari dan angin untuk mengubah air laut
menjadi kristal, tetapi memiliki manfaat lingkungan yang jelas karena
memerlukan masukan yang sangat sedikit untuk bahan bakar fosil. 
Garam hasil penguapan dengan matahari kemudian dicuci dan
disempurnakan dalam suatu proses yang dapat sebagai energi-intensif sebagai
pemurnian vacuum pan. Tapi kebanyakan garam laut gourmet yang dipanen
dari kolam penguapan kadang-kadang menggunakan perkakas tangan dan
kemudian diperlakukan dengan sangat minimal sebelum dikemas dan
dijual. Pada operasi yang lebih besar, garam dikumpulkan menggunakan
traktor khusus yang dilengkapi dengan pencakar di ujung depan. Jadi,
setidaknya dalam hal penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca, garam
yang bersumber dari air laut ini lebih ramah lingkungan dibandingkan varietas
umum.

 Batuan garam / garam Karang ( Rock Salt)

Gambar 1. Rock salt


Rock Salt adalah batuan sedimen kimia yang terbentuk dari penguapan
air garam danau atau laut. It is also known by the mineral name "halite". Hal
ini jarang ditemukan di permukaan bumi, kecuali di daerah-daerah iklim yang
sangat kering. It is often mined for use in the chemical industry or for use as a
winter highway treatment.Hal ini sering ditambang untuk digunakan dalam
industri kimia atau untuk digunakan sebagai pengobatan jalan raya musim
dingin. Beberapa garam karang diproses untuk digunakan sebagai bumbu
untuk makanan.

2.5 Garam di Industri Farmasi

 Seleksi Proses
Dalam perancangan pabrik garam farmasi perlu dilakukan seleksi proses.
Seleksi proses bertujuan untuk mendapatkan hasil maksimal dari segi ekonomi
maupun produk. Pembuatan garam farmasi dapat dipilih dari proses vacuum pan
(Multiple effect evaporator).

 Proses Produksi Garam Farmasi


Proses pembuatan garam farmasi pada pabrik ini menggunakan proses
vacuum pan yang biasanya digunakan saturated brine atau leburan garam kasar yang
berasal dari dalam tanah atau laut. Saturated brine dapat juga diperoleh dari hasil
samping produksi sodium carbonate (Na2CO3) dengan proses Solvay. Pembuatan pra
rencana pabrik garam farmasi dari garam rakyat ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan,
yaitu:
1. Unit Pemurnian Bahan Baku
2. Unit Penguapan dan Pengeringan
3. Unit Pengendalian Produk

Mekanisme pada proses vacuum pan biasanya digunakan saturated brine atau
leburan garam kasar yang berasal dari dalam tanah atau laut. Saturated brine dapat
juga diperoleh dari hasil samping produksi sodium carbonate (Na2CO3) dengan
proses Solvay.
Pertama-tama, saturated brine (leburan garam) dari air dalam tanah memiliki
kadar H2S yang terlarut dalam garam NaCl dengan kadar maksimum 0,015%.
Perlakuan pendahuluan dari bahan baku brine adalah dengan aerasi untuk
menghilangkan kandungan hidrogen sulfide. Penambahan sedikit chlorine
dimaksudkan untuk mempercepat penghilangan H2S dalam brine. Brine setelah
proses aerasi kemudian diumpankan dalam tangki pengendap untuk mengendapkan
lumpur atau solid yang tidak diinginkan.
Proses pengendapan dibantu dengan penambahan campuran caustic soda,
soda ash dan barium chloride sehingga didapatkan larutan garam. Setelah proses
pengendapan, kemudian larutan garam dipekatkan dengan evaporator multi efek
(multiple effect evaporator). Larutan garam pekat kemudian dicuci dengan brine
untuk memurnikan garam. Larutan garam kemudian difiltrasi pada filter untuk proses
pemisahan garam dan larutan brine. Garam yang terpisah kemudian ditambahkan
kalium yodat untuk penambahan kandungan yodium pada garam. Garam yang telah
dimurnikan kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring untuk
mendapatkan ukuran yang seragam. Garam (sodium chloride) kemudian siap dikemas
dan dipasarkan.
Gambar 2. Blok Diagram Proses Vacuum Pan (Multiple Effect Evaporator)

Pembuatan pra rencana pabrik garam farmasi dari garam rakyat ini dapat
dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:

1) Unit Pemurnian Bahan Baku


Garam rakyat dengan kadar NaCl sebesar 85,6% dilarutkan dalam Tangki
Pelarut (Mixer) (M-110) dengan penambahan air proses dari utilitas menjadi larutan
brine dan komponen-komponen pengotor juga terlarutkan. Pelarutan garam dilakukan
pada suhu 30oC dengan tekanan 1 atm. Setelah itum larutan brine dipompa ke dalam
reaktor (R-120) untuk direaksikan dengan caustic soda, bariun chloride dan soda
ash. Reaksi yang terjadi adalah:

Reaksi-1.
CaSO4(aq) + Na2CO3(aq) ⎯⎯→ Na2SO4(aq) + CaCO3(s) (1)
Reaksi-2.
MgCl2(aq) + 2NaOH(aq) ⎯⎯→ 2NaCl(aq) + Mg(OH)2(s) (2)
Reaksi-3.
MgSO4(aq) + 2NaOH(aq) ⎯⎯→ Na2SO4(aq) + Mg(OH)2(s) (3)
Reaksi-4.
Na2SO4(aq) + BaCl2(aq) ⎯⎯→ 2NaCl(aq) + BaSO4(s) (4)

Reaksi yang berlangsung selama 1 jam bersifat eksotermis namun tidak


digunakan air pendingin untuk menjaga kondisi operasi, karena diharapkan suhu
larutan naik sehingga mengurangi beban Evaporator (V-210). Produk yang keluar
dari reaktor (R-120) memiliki kadar air 88,29%. Produk reaktor kemudian dialirkan
ke dalam tangki flokulator (R-130). Suhu operasi di dalam tangki flokulator (R-130)
adalah 30oC dengan tekanan 1 atm. Dalam tangki flokulator (R-130) terjadi proses
penghilangan impuritis dengan penambahan flokulan. Fungsi dari flokulan adalah
untuk membentuk flok-flok dari impuritis dan tidak terlarut sehingga lebih mudah
untuk diendapkan. Flokulan yang ditambahkan ke dalam tangki sebanyak 3 ppm/jam
sehingga dibutuhkan 0,57 ton/tahun.
Keluaran dari flokulator (R-130) kemudian dialirkan ke dalam settler (H-140).
Suhu operasi di dalam settler (H-140) berkisar 30oC dengan tekanan 1 atm. Di dalam
settler (H-140) terjadi proses pemisahan sludge dan filtrat dengan proses sedimentasi.
Sludge berupa limbah padat yang terdiri dari CaCO3, Mg(OH)2, dan BaSO4
kemudian dialirkan ke unit waste water treatment, sedangkan filtrat berupa larutan
brine dipompa menuju tangki netralisasi (R-150) yang sebelumnya filtrat dialirkan
pada tangki penampung I (F-142).
Larutan brine yang masuk ke dalam tangki netralisasi (R-150) direaksikan
dengan HCl untuk menghilangkan kandungan NaOH dalam brine serta menghasilkan
NaCl yang lebih banyak. Reaksi yang terjadi adalah:
NaOH(Aq) + HCl(Aq) ⎯⎯→ NaCl(Aq) + H2O(S) (5)
Hasil dari proses netrasilasi berupa larutan brine bebas NaOH ditampung
terlebih dahulu di dalam tangki penampung II (F-153) sebelum menuju evaporator
(V-210) untuk proses selanjutnya. Selain sebagai penampung, tangki penampung (F-
153) juga berfungsi untuk mengatur rate masuk ke proses berikutnya.

Gambar 3 Unit Pemurnian Bahan Baku

2) Unit Penguapan dan Pengeringan


Larutan brine yang telah murni kemudian dipekatkan di dalam double effect
evaporator (V-210) hingga mencapai kondisi saturated brine. Di dalam double effect
evaporator (V-210) ini, larutan diuapkan kandungan airnya hingga mencapai
konsentrasi 35%. Kondisi operasi pada double effect evaporator (V-210) bertekanan
1 atm dengan suhu operasi 110oC. Suhu operasi tersebut disesuaikan dengan
kenaikan titik didih air menggunakan duhring-line.
Larutan brine yang telah mecapai kondisi jenuh akan dialirkan menuju
Vacuum Pan Crystallizer. Saturated brine tersebut dipekatkan kembali hingga
mencapai konsentrasi 50% agar terbentuk kristal-kristal garam. Vacuum Pan
Crystallizer (V-220) beroperasi pada kondisi vakum dengan tekanan 0,7 atm dengan
suhu 90oC. Slurry (campuran kristal garam dan mother liquor) kemudian di pompa
menuju ke centrifuge (H-230) untuk dipisahkan antara padatan kristal garam dengan
mother liquor.
Di dalam centrifuge (H-230), campuran kristal garam dengan mother liquor
dipisahkan satu sama lain dan filtrat yang dihasilkan (mother liquor) dikembalikan ke
dalam tangki penampung II (F-153). Produk keluar dari centrifuge memiliki
konsentrasi NaCl diatas 98%.
Kristal garam yang telah dipisahkan dari mother liquor kemudian disalurkan
melewati Belt Conveyor I (J-311) menuju Rotary Dryer (B-310) untuk dikeringkan.
Pada Rotary Dryer, terjadi proses pengeringan kristal garam pada suhu 100oC dan
tekanan 1 atm dengan bantuan panas secara berlawanan arah. Bahan yang keluar
Rotary Dryer (B-310) memiliki konsentrasi NaCl sebesar 99,93%.
Padatan yang terbawa udara panas dialirkan menuju Cyclone I (H-312)
sebesar 1% yang diumpankan secara bersamaan dengan produk bawah Rotary Dryer
(B-310) menuju ke Belt Conveyor II (J-321) untuk proses pendinginan sampai suhu
45oC dengan Rotary Cooler (B-320).
Pada Rotary Cooler (B-320) terjadi proses pengeringan kristal garam dengan udara
kering pada suhu 45oC dan tekanan 1 atm dengan arah alir udara kering berlawanan
arah. Bahan yang keluar dari Rotary Cooler (B-320) memiliki konsentrasi NaCl
sebesar 99,93%
Padatan yang terbawa udara panas dialirkan menuju Cyclone II (H-322)
sebesar 1% yang diumpankan secara bersamaan dengan produk bawah Rotary Cooler
(B-320) menuju ke Bucket Elevator (J-411) untuk proses berikutnya. Sementara udara
yang berasal dari Cyclone I (H-312) dan Cyclone II (H-322)dikeluarkan untuk
kemudian menjadi gas buang.
Gambar 4 Unit Penguapan dan Pengeringan

3) Unit Pengendalian Produk


Setelah melewati Bucket Elevator (J-411), suhu kristal garam turun menjadi
30oC dari suhu awal 40oC. Kemudian diumpankan menuju Crusher (C-410) pada
suhu 30oC dan tekanan operasi 1 atm untuk dihaluskan hingga mencapai ukuran 50
mesh. Kristal garam kemudian disaring pada Screener (H-420), dimana produk yang
tidak lolos pada Screener (H-420) direcycle kembali ke Crusher (H-410) dengan
Bucket Elevator (J-411). Kemudian produk kristal garam berukuran 50 mesh
ditampung pada Tangki Produk (silo sodium chloride) (F-430) sebagai produk akhir.

Gambar 5 Unit Pengendalian Produk

Spesifikasi produk
Dari proses pembuatan garam farmasi dengan proses vacuum pan dilakukan
perhitungan neraca massa pada setiap alat dan dihasilkan produk dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Spesifikasi Produk Komponen Massa (kg/jam) Fraksi (%)
NaCl 2553,568 99,937
H2O 1,597 0,063
Total 2555,165 100,000

2.6 Manfaat dan Efek Garam


2.6.1 Manfaat Garam
Garam ternyata bukan hanya untuk dikonsumsi dan menggarami ikan asin.
sejak beberapa ratus tahun yang lalu garam merupakan bahan yang dapat digunakan
untuk keperluan kesehatan dan penggunaannya semakin penting di era modern ini.
beberapa penggunaan garam bagi kesehatan adalah :

 Minuman
Produk minuman kesehatan terutama dirancang sebagai produk minuman
untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar
bersama keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang
berat. Umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan
zat aktif, juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium
(Na+), kalium (K+), magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), karbonat dan bikarbonat
(CO32-dan HCO32-), dan klorida (Cl-).
Sumber utama untuk ion natrium dan klorida selain kristal garam juga larutan
garam pekat. Laut mati di timur tengah merupakan sumber larutan garam pekat,
sedangkan di Indonesia akan mulai dikembangkan garam dengan bahan baku bittern
yaitu larutan sisa penguapan dalam produksi garam konsumsi dan garam high grade.

 Garam mandi
Garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan
mandi yang terdiri dari campuran garam NaCl dengan bahan kimia anorganik lain
yang mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan
mungkin juga senyawa enzim.
Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan
air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air.
Komponen utama garam mandi adalah garam NaCl yaitu sekitar 90% - 95%.
Berdasarkan definisi di atas, maka jenis garam mandi dapat dibagi berdasarkan
komposisi bahan penyusunnya yaitu hanya mengandung garam NaCl dan garam
anorganik, mengandung garam NaCl dan garam anorganik plus essentials oils,
mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oil dan pewarna, atau
mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oil, dan pewarna .
Kegunaan garam mandi secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya
adalah untuk membersihkan tubuh saat berendam, menumbuhkan suasana relaks,
menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana refreshing. Suasana relaks terutama akibat
adanya campuran pewangi yang dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana
hati secara signifikan. Sedangkan fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena
adanya garam NaCl adalah untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa
nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta
menyembuhkan infeksi.
Untuk fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat membantu
menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus
meremajakannya (rejuvenating).
Garam mandi sekarang banyak digunakan di spa dan pusat pengobatan
dengan sistem aromaterapi karena adanya kandungan essentials oils.

 Garam dapur
Garam dapur merupakan media yang telah lama digunakan untuk
pemberantasan gangguan akibat kekurangan iodium (gaki), yaitu dengan proses
fortifikasi (penambahan) garam menggunakan garam iodida atau iodat seperti KIO3,
KI, NaI, dan lainnya. Pemilihan garam sebagai media iodisasi didasarkan data, garam
merupakan bumbu dapur yang pasti digunakan di rumah tangga, serta banyak
digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan, sehingga diharapkan
keberhasilan program gaki akan tinggi. Selain itu, didukung sifat kelarutan garam
yang mudah larut dalam air, yaitu sekira 24 gram/100 ml.
Jenis garam lain yang kurang populer penggunaannya di indonesia dalah salt
low sodium (garam rendah natrium) merupakan garam dengan kandungan NaCl yang
lebih rendah daripada garam konsumsi biasa. Garam ini memunyai komposisi terdiri
dari campuran NaCl, MgCl2, dan KCl dengan perbandingan tertentu. penggunaan
garam rendah natrium terutama ditujukan untuk penderita tekanan darah tinggi yang
tidak diperbolehkan mengonsumsi garam dapur biasa.
 Oralit
Oralit merupakan produk kesehatan yang dikonsumsi saat mengalami diare.
kandungan oralit yang utama adalah campuran antara NaCl dengan gula (glukosa atau
sukrosa). Fungsi oralit yang utama adalah menjaga keseimbangan jumlah cairan dan
mineral dalam tubuh. oralit merupakan satu-satunya obat yang dianjurkan untuk
mengatasi diare yang menyebabkan banyak kehilangan cairan tubuh. oralit tidak
menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang hilang bersama tinja. dengan
mengganti cairan tubuh tersebut, terjadinya dehidrasi dapat dihindarkan.
Kombinasi gula dan garam dapat diserap baik oleh usus penderita diare,
karena ion natrium merupakan ion yang berfungsi allosterik (berhubungan dengan
penghambatan enzim karena bergabung dengan molekul lain). Selain itu, garam
mampu meningkatkan pengangkutan dan meninggikan daya absorbsi gula melalui
membran sel. gula dalam larutan NaCl (garam dapur) juga berkhasiat meningkatkan
penyerapan air pada dinding usus secara kuat (sekira 25 kali lebih banyak dari
biasanya), sehingga proses dehidrasi tubuh dapat dikurangi/diatasi.

 Cairan infuse
Dikenal beberapa jenis cairan infus yaitu cairan infus glukosa 5%, cairan infus
NaCl 0,9 % + KCl 0,3% atau KCl 0,6%, cairan infus natrium karbonat dan cairan
infus natrium laktat. Cairan infus NaCl adalah campuran aquabidest dan garam grade
farmasetis yang berguna untuk memasok nutrisi dan mineral bagi pasen yang dirawat
di rumah sakit.

 Cairan dialisat.
Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit
(antara lain garam NaCl) dan glukosa grade farmasi yang membantu dalam proses
cuci darah bagi penderita gagal ginjal. seperti diketahui pasen gagal ginjal diharuskan
mengganti darah atau proses cuci darah dalam periode tertentu.
Dalam proses pencucian darah tersebut darah yang akan 'dibersihkan' akan
dilewatkan pada suatu alat membran (hemodialisis) dalam media cairan dialisat.
dalam dialiser ini darah dibersihkan, 'sampah-sampah' metabolisme secara kontinyu
menembus membran dan menyeberang ke kompartemen dialisat.
2.6.2 Efek Garam
Jika tubuh mengandung garam dalam konsentrasi tinggi akan terkumpul di
dalam darah. Hal ini menyebabkan volume dan berat darah meningkat. Kadar garam
yang berlebihan di dalam tubuh akan dikeluarkan, hal ini juga mengakibatkan kalsium turut
keluar. Jika terus berlangsung akan menyebabkan osteopeni, yaitu kepadatan tulang
berkurang. Kondisi ini jika berlangsung terus-menerus akan menyebabkan osteoporosis.
Kandungan garam normal di dalam tubuh sebesar 500 gram. Bahkan, berisiko menyebabkan
patah tulang. asupan garam yang berlebihan di dalam tubuh akan menyebabkan stroke dan
serangan jantung, bahkan bisa berakibat lebih parah.
Tingginya kadar garam di dalam cairan tubuh akan mempengaruhi fungsi
organ tubuh yang lain atau otak. Kadar garam yang berlebihan menyebabkan
melebarnya pembuluh darah. Kondisi fatal adalah pecahnya pembuluh darah, dan
terjadilah stroke, ketika level sodium terlalu tinggi tubuh akan menahan terlalu
banyak volume cairan di dalam tubuh yang terus meningkat.
Dalam keadaan yang sama, tingginya kadar garam di dalam saluran tubuh juga akan
menekan jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung koroner. Untuk itu, sudah
saatnya bagi para ibu rumah tangga yang menyiapkan masakan di rumah agar lebih
memperhatikan penggunaan garam. Karena kandungan garam yang sama, belum tentu akan
diproses sama oleh masing-masing anggota keluarga. Pada orang dewasa, akan sangat
dimungkinkan untuk mengeluarkan garam di dalam tubuh melalui ginjal dan dikeluarkan
dalam bentuk urine.
Namun, bagi anak kecil akan terjadi kesulitan karena tidak mempunyai cukup
kapasitas dalam memproses garam dan mengeluarkannya kembali. Apalagi pada anak, organ-
organnya belum berkembang maksimal. Jika anak-anak tetap diberikan asupan makanan
untuk porsi orang dewasa, garam akan menumpuk dalam tubuh dan mampu merusakkan
jantung, hati, dan otak.
Bahkan, dalam keadaan terburuk menyebabkan kematian. Diet mengurangi garam
akan secara signifikan pula meminimalisasi risiko mengalami hipertensi, makanan serba
instan juga mempunyai kadar garam yang cukup tinggi karena menggunakan pengawet.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Garam merupakan bahan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Garam dapat digunakan di berbagai bidang seperti kesehatan, makanan, kedokteran,
kosmetik, dan lain-lain. Namun, garam memiliki efek samping apabila dikonsumsi
secara berlebihan. Konsumsi garam yang berlebihan di dalam tubuh berdampak pada
gangguan pembuluh darah seperti stroke dan jantung koroner.
Secara sederhana, pembuatan garam terbagi menjadi dua tahap yaitu
evaporasi dan kristalisasi. Evaporasi merupakan proses penghilangan kandungan air
di dalam larutan sedangkan kristalisasi merupakan proses pemisahan fasa padat dari
larutan yang mengandung kristal.
Dalam bidang industri proses, garam merupakan bahan baku berbagai zat
turunannya. Garam merupakan mahan baku pembuatan NaOH, PVC, HCl, dll

3.2 Saran
Garam merupakan bahan yang sangat sering digunakan. Para produsen
garam, terutama skala industri seharusnya mencantumkan kandungan–kandungan
nutrisi di dalam garam. Ini merupakan hal yang penting agar kita dapat menentukan
apakah garam tersebut baik untuk di konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

 Tim Penyusun, Proses Industri Kimia. POLBAN . 2001


 http://www.industry-animated.org/teachers%20notes/brine_evaporation_pdf.
 http://geology.com/rocks/sedimentary-rocks.shtml
 http://nzic.org.nz/ChemProcesses/production/1H.pdf
 http://en.wikipedia.org/wiki/Halite
 http://www.madehow.com/Volume-2/Salt.html

Anda mungkin juga menyukai