Dari perspektif barat, objektivitas mengacu pada serangkaian konstruksi yang mencakup keadilan,
keseimbangan, dan imparsialitas di antara yang lainnya. Konstruksi ini adalah cerminan dari
lingkungan yang stabil di mana media merupakan cermin dari realitas sosial; sebuah lingkungan yang
mengundang media yang adil dan tidak memihak, dan mengarah ke hubungan damai antara
lembaga-lembaga masyarakat. Tetapi di tempat-tempat di mana hubungan antara lembaga-lembaga
sosial tegang dan tidak seimbang, lembaga-lembaga dengan kekuasaan merampas lembaga-lembaga
lain dan anggota masyarakat pada umumnya, dari setiap sumber kekuatan dan kekuatan. Dalam
situasi seperti itu, lembaga-lembaga kekuatan sosial harus berdiri untuk tugas mereka
memberdayakan yang tak berdaya dan menyegarkan yang lemah. Di tempat-tempat di mana
kesenjangan dalam tatanan sosial dan politik bertentangan dengan massa, media harus bertindak
sebagai sumber kekuatan bagi masyarakat; mereka seharusnya tidak tetap netral, tetapi harus
memihak aspirasi sipil rakyat luas. Nilai-nilai Islam menentukan semua orang, individu dan institusi,
untuk berdiri teguh dalam menghadapi ketidakadilan dan tirani. Kebebasan adalah inti dari Islam,
karena semua orang dilahirkan bebas. Advokasi kebebasan dan ucapan kebenaran di hadapan
penguasa tirani adalah inti dari Islam.
Bagi seseorang yang memiliki konteks sosial-keagamaan yang sama, pendirian Al-Jazeera selama
Musim Semi Arab tampaknya lebih merupakan komitmen terhadap prinsip-prinsip agama dan
budaya; dan karenanya dapat dijelaskan sebagai janji aspirasi nasional rakyat. Objektivitas dalam arti
skolastik mungkin tidak cukup untuk merasionalisasi posisi saluran; faktor-faktor kontekstual
mungkin.