Anda di halaman 1dari 49

POLITIK BISNIS INTERNASIONAL

INVESTASI ASING
DAN PERUSAHAAN
MULTINASIONAL
INVESTASI ASING DAN
PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Sejak berakhirnya PD II, fenomena


ekonomi politik internasional
mencatat perkembangan baru yang
ditandai dengan munculnya aktor
non-negara yang ikut memainkan
peran penting didalam hubungan
ekonomi lintas batas negara. Salah
satu aktor non-negara yang paling
menonjol adalah MNCs atau
Perusahaan Multinasional (PMN).
Dengan kekuatan modal,
teknologi dansistem manajemen
yang baik, PMN mengontrol
aliran modal, teknologi dan
bahkan distribusi barang
melintasi batas-batas negara.
Amerika Serikat termasuk
negara yang cukup terkemuka
dalam memproduksi PMN.
Pada pertengahan dekade 1960-an, misalnya, tidak kurang
dari 40% dari total investasi asing diseluruh dunia dilakukan
oleh PMN yang berasal dari AS. Pada saat yang sama,
PMN AS menguasai tidak kurang dari 60% dari total
produksi barang manufaktur seluruh dunia yang
terkonsentrasi pada empat bidang, yakni:
Bahan-bahan kimia dan obat-obatan;
Mesin-mesin dan Alat-alat elektronik;
Alat tranportasi (kendaraan bermotor, kapal, pesawat
terbang dll);
Telekomunikasi (satelit, sistem sambungan telephon dll).
 Kehadiran PMN ternyata sanggup mengubah
secara signifikan struktur perekonomian
global dimana setiap negara, termasuk
negara berkembang, makin terlibat dalam
transaksi bisnis internasional.
Dinamika Struktur Perekonomian Global
Negara Pangsa Output Barang Kedudukan di Produsen
di Dlm Produksi manufaktur Dalam rangking manufaktur
Dunia (%) Dunia

1960 1980 1960 1980

AS 40,3 29,4 1 1
Jerman Barat 9,7 12,4 2 3
Inggris 6,5 3,8 3 6
Perancis 6,3 7,0 4 4
Jepang 5,5 15,7 5 2
Italia 3,4 4,5 6 5
Kanada 3,0 2,4 7 8
Pangsa Total 7,7 75,2
Negara Pangsa Output Barang Kedudukan di Produsen
di Dlm Produksi manufaktur Dalam rangking manufaktur
Dunia (%) Dunia
1960 1980 1960 1980

Hongkong 0.08 0,27 - 10,1

Singapura 0,05 0,16 13,0 9,7

Korsel 0,11 0,66 17,6 15,6

Taiwan 0,11 0,46 15,5 11,5

Brazil 1,57 3,01 - 8,7

Mexico 1,04 1,95 9,4 7,1

Spain 0,88 2,24 - 6,0

Portugal 0,23 0,40 8,9 4,5

Yunani 0,19 0,31 10,2 5,5

Yugoslavia 1,14 0,89 5,7 7,1

Total 10 NIB 5,40 10,54 - -


 Meski masih menguasai pangsa pasar tetapi
volumen produksi manufaktur AS menurun
tajam dari 40,3 menjadi 29,4 %
 Antar negara-negara maju terjadi persaingan
dalam produksi manufaktur
Kawasan/Negara Pangsa Ekspor Produk
Manufaktur ke Negara
Berkembang (%)
1960 1970

Kelompok 33 Negara 40 25
Berkembang
Kawasan Asia 44 21

Kawasan Eropa Selatan 33 24

Kawasan Amerika Selatan 36 51

Kawasan Afrika 33 26

Kelompok NIC’s 41 25
Siapa aktor dibalik perubahan struktur
perekonomian global tersebut ?

PMN/MNC’s
Pengertian PMN
Colman dan Nixson
(1994:344) mendefinisikan
PMN sebagai unit-unit
usaha yang memiliki atau
mengontrol aset-aset seperti
pabrik, pertambangan,
perkebunan, outlet (pusat
penjualan) dan perkantoran
yang terdapat di dua atau
lebih negara.
Karakter utama yang membuat PMN memiliki ciri
spesifik, antara lain adalah:
1. Lingkup kegiatan income generating (perolehan
pendapatan) PMN dilakukan melampaui batas-batas
negara;
2. Perdagangan PMN kebanyakan terjadi didalam
lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antar
negara;
3. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dan modal
sangat diutamakan mengingat kedua faktor tersebut
merupakan keuntungan kompetitif PMN;
4. Pengembangan sistem manajemen dan distribusi
yang melintasi batas-batas negara, terutama sistem
modal ventura, lisensi, dan franchise (waralaba).
Pengertian MNCs/PMN
 A multinational corporation (MNC) or
transnational corporation (TNC) is a
corporation that manages production
establishments or delivers services in at least
two countries (perusahaan multinasional
atau perusahaan transnasional adalah
perusahaan yang memenej pembangunan
produksi atau meyampaikan layanan di
paling tidak dua negara)
 Very large multinationals have budgets that
exceed those of many countries. Of the 100
largest economies in the world, 51 are
multinational corporations (perusahaan
multinasional yang sangat besar memiliki
anggaran yang melebihi anggaran banyak
negara. Dari seratus kekuatan ekonomi
terbesar di dunia, 51 di antaranya perushaan
multinasional).
 They can have a powerful influence in international
relations, given their large economic influence in
politicians' representative districts, as well as their
extensive financial resources available for public
relations and political lobbying (Mereka mampu
memiliki pengaruh kuat dalam hubungan
internasional, memiliki pengaruh ekonomi besar di
distrik perwakilan para politisi, maupun sumber daya
keuangan luas yang tersedia untuk hubungan
masyarakat dan lobi politik).
 Sebuah perusahaan yang berbasis di satu
negara (disebut negara induk) dan memiliki
kegiatan produksi dan pemasaran di satu
atau lebih negara asing (negara tuan rumah)
-- W.F. Schoell et.al. (1993)
 Perusahaan multinasional menurut S.C.
Certo (1997) adalah sebuah perusahaan
yang memiliki operasi yang signifikan pada
lebih dari satu negara
KARAKTERISTIK MNCs
 Membentuk afiliasi di luar negeri
 Visi dan strategi mendunia (global)
 Kecenderungan memilih jenis kegiatan bisnis
tertentu,umumnya manufakturing
 Menempatkan afiliasi di negara-negara maju
PERUSAHAAN MULTINASIONAL

 Sebagai pendatang baru dalam bisnis internasional,


PMN memainkan peran yang tidak kecil. Menurut data
ILO, pada dfekade 1970-an PMN di seluruh dunia
mempekerjakan tidak kurang dari 45 juta pekerja.

 Sementara itu dalam hal produksi, PMN memproduksi


tidak kurang dari 25 persen dari total produksi barang
manufaktur dunia. Pengamat ekonomi Benson dan
Lloyd bahkan mengatakan bahwa pada pertengahan
dekade 1980-an dari 100 perusahaan dengan total
aset terbesar di dunia, lebih dari setengahnya adalah
PMN.
 Pada akhir 1990-an, PBB memperkirakan
bahwa diseluruh dunia terdapat tidak kurang
dari 35.000 PMN bergerak di pelbagai
bidang yang membangun jaringan kerjasama
dengan tidak kurang dari 150.000
perusahaan-perusahaan domestik di
pelbagai negara.
 Karena kemampuannya untuk mengontrol kegiatan
produksi, yang meliputi penanaman modal dan transfer
teknologi dibanyak negara, maka PMN memiliki
kapasitas untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi
suatu negara.
 Dengan demikian, sejalan dengan makin meningkatnya
kebutuhan setiap negara akan investasi asing untuk
kepentingan ekspansi industri maupun penyediaan
lapangan kerja, maka PMN tidak dapat lagi disebut
sebagai aktor skunder didalam bisnis internasional,
melainkan sebagai aktor baru yang secara perlahan
tetapi pasti dapat menggerogoti kedaulatan negara.
Faktor Yang Mendorong Expansi PMN

 Pertama, Eksplanasi Profit (keuntungan) yang menekankan pada


karakter PMN sebagai profit-maximizer (pengejar keuntungan
maksimal);
 Kedua, Eksplanasi daur hidup produk (product life cycle) yang
menyatakan bahwa PMN terpaksa harus melakukan ekspansi ke
mancanegara karena untuk tetap mempertahankan produk-produknya
yang memasuki tahap kadaluarsa –dimana hampir semua produsen
menguasai teknologi segmen produk tertentu- mereka harus
menakan biaya produksi serendah-rendahnya dengan merambah
negara-negara yang menawarkan upah buruh rendah;
 Ketiga, eksplanasi teknologi yang melihat PMN sebagai unit ekonomi
paling berhasil dalam menarik keuntungan dari terobosan-terobosan
teknologi yang dilakukan negara-negara maju sejak beberapa dekade
terakhir.
Eksplanasi Profit

Beberapa Cara dapat ditempuh perusahaan untuk


meningkatkan perolehan keuntungannya.

 Dengan cara menaikkan harga sehingga marjin keuntungan


dapat diperbesar;
 Keuntungan juga dapat ditingkatkan melalui peningkatan
pangsa pasar;
 Keuntungan suatu perusahaan dapat juga ditingkatkan melalui
proses konglomerasi, yakni diversifikasi perusahaan melalui
pembentukan divisi-divisi baru yang menangani pelbagai jenis
usaha: produksi, perdagangan, investasi dan bahkan
perbankan.
Eksplanasi daur hidup produk (product
life cycle)

 Kedua, Eksplanasi daur hidup produk


(product life cycle) yang menyatakan bahwa
PMN terpaksa harus melakukan ekspansi ke
mancanegara karena untuk tetap
mempertahankan produk-produknya yang
memasuki tahap kadaluarsa –dimana hampir
semua produsen menguasai teknologi
segmen produk tertentu- mereka harus
menakan biaya produksi serendah-
rendahnya dengan merambah negara-
negara yang menawarkan upah buruh
rendah;
 Konsep daur hidup produk pada dasarnya
mengasumsikan bahwa strategi yang ditempuh
setiap perusahaan harus mempertimbangkan
fakta bahwa setiap produk memiliki setidaknya
empata tahap atau fase:

 Early development (pengembangan awal);


 Growth (pertumbuhan);
 Maturity (dewasa), dan
 Obsolescence (kedaluarsa).
 Ketika produk baru diperkenalkan dalam tahap Early development,
permintaan biasanya besar karena orang beramai-ramai ingin
mencoba produk baru tersebut; Pada tahap Growth, dengan promosi
maupun informasi sesama konsumen dari mulut ke mulut, maka orang
semakin mengenal dan terdorong untuk membeli produk tersebut
sehingga permintaan semakin meningkat.

 Permintaan mulai menurun setelah suatu produk mencapai tahap


maturity, karena makin banyak produsen lain yang menguasai teknik
pembuatan lalu ikut memproduksi barang sejenis sehingga
menimbulkan kompetisi di pasar. Pada tahap Obsolescence,
persaingan pasar berlangsung sangat ketat karena makin banyak
produk yang membanjiri pasar, akibatnya permintaan semakin
menyusut.
 Kebanyakan PMN memindahkan pabrik-pabrik mereka ke negara
berkembang di pelbagai kawasan terutama di sektor-sektor labour
intensive (padat tenaga kerja), yaitu tekstil, pakaian jadi, alat olah
raga, sepatu, elektronik dan lain-lain, atas pertimbangan bahwa jenis
produk tersebut telah memasuki tahap kadaluarsa di negara maju.
 Dengan membuka situs produksi ditempat baru yang lebih murah,
maka PMN bermaksud untuk bersaing dengan pendatang-pendatang
baru di sektor-sektor tersebut dengan cara membanting harga
serandah-rendahnya.
 Dengan merelokasi produksinya ke manca negara, PMN dapat
menikmati keuntungan ekstra, yakni memperpendek jarak antara
lokasi produksi dengan supplier (pemasok) dan pasar yang memiliki
konsekuensi pengurangan biaya tranfer dan transfortasi.
EKSPLANASI TEKNOLOGI

 Ketiga, eksplanasi teknologi yang melihat PMN


sebagai unit ekonomi paling berhasil dalam menarik
keuntungan dari terobosan-terobosan teknologi yang
dilakukan negara-negara maju sejak beberapa
dekade terakhir.
 Dengan makin menyempitnya jarak antar negara,
maka operasi pada skala global menjadi lebih
dimungkinkan. Dengan menguasai teknologi, PMN
menjadi bebas menentukan negara-negara mana
saja yang dapat dijadikan sasaran dalam proyek
relokasi industri yang mereka canangkan.
Ada beberapa faktor yang menjadi dasar
pertimbangan PMN dalam memilih negara tujuan
investasi mereka:

1. Negara tersebut harus memiliki pendapatan


perkapita yang cukup tinggi agar penduduknya
memiliki daya beli yang memadai;
2. Negara tersebut harus memiliki seperangkat
kebijakan yang kondusif bagi perkembangan
investasi asing;
3. Negara tersebut harus memiliki iklim politik yang
stabil untuk menjamin kepastian berusaha;
4. Berkaitan dengan upaya menekan biaya produksi,
PMN cenderung memilih negara-negara yang tidak
terlalu ketat memberlakukan standar perlindungan
lingkungan.
 Dengan demikian, PMN tampak lebih
memiliki prospek untuk berkembang ke
manca negara karena dengan kekuatan
modal, ilmu pengetahuan dan penguasaan
teknologi, mereka dapat mengkombinasikan
pelbagai aspek bagi kepentingan efisiensi,
komplikasi, nilai tambah, variasi, peningkatan
pangsa pasar dan peningkatan usia daur
hidup produk.
Keuntungan MNC’s

 Basis pajak yang lebih besar


 Meningkatnya jumlah tempat
(kesempatan) kerja
 Alih teknologi
 Ekspansi modal
 Diperkenalkannya jenis
industri khusus
 Pengembangan sumber daya
lokal
Dampak positif aktivitas PMN di negara
berkembang

 Pertama, PMN memberikan kontribusi pada pertumbuhan


perekonomian suatu negara melalui proses linkage creation
(penciptaan keterkaitan) yang meliputi: satu, keterkaitan
kedepan (forward linkage) dimana PMN memproduksi barang-
barang yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan lokal untuk
kebutuhan mereka; dua, keterkaitan ke belakang (backward
linkage) yang berkaitan dengan upaya PMN untuk membeli
bahan baku dari perusahaan-perusahaan lokal.
 Kedua, kehadiran PMN menciptakan lapangan kerja baru, baik
didalam maupun diluar lingkungan PMN.
 Ketiga, sejumlah pengamat bahkan menyatakan bahwa modal
yang dibawa PMN dapat memperbaiki neraca pembayaran
negara berkembang.
Keluhan atas MNC’s

 Mencari laba yang berlebihan


 Mendominasi perekonomian
setempat
 Hanya mempekerjakan tenaga
lokal yang sangat berbakat
 Gagal melakukan alih teknologi
yang maju
 Melakukan intervensi terhadap
pemerintah
 Kurang membantu
perkembangan
perusahaan domestik
 Kurang menghormati
adat, hukum dan
kebutuhan setempat
Keluhan MNC’s terhadap
Tuan Rumah

- Pembatasan laba
- Harga sumber daya lebih
mahal
- Pembatasan devisa
- Peraturan yang bersifat
eksploitatif
- Kegagalan memenuhi
kewajiban kontrak
Keuntungan Umum
MNC’s

- Pertumbuhan
- Penghasilan
- Pembelajaran
- Pembangunan
Jenis Tenaga Kerja PMN

Ekspatriat
(Tenaga Asing)
Tenaga Lokal
Warga negara ketiga
KEUNTUNGAN MEMPEKERJAKAN STAF LOKAL DAN
EKSPATRIAT UNTUK ANAK
PERUSAHAAN DI LUAR NEGERI

staf lokal ekspatriat

 Biaya tenaga kerja lebih rendah  Kesamaan budaya dengan


perusahaan induk menjamin
 Kepercayaan pada warga negara
pengalihan praktik
lokal
bisnis/manajemen
 Meningkatkan penerimaan
 Meningkatkan pengendalian dan
masyarakat lokal terhadap
koordinasi dari anak-anak
perusahaan
perusahaan internasional
 Memaksimalkan jumlah opsi yang
 Memberikan orientasi
tersedia di lingkungan lokal
multinasional melalui pengalaman
 Pengakuan perusahaan sbg di perusahaan induk kepada
peserta yang sah dalam karyawan
perekonomian lokal
 Menghimpun kelompok eksekutif
 Secara efektif mencerminkan berpengalaman internasional
pertimbangan dan kendala lokal
 Bakat lokal belum bisa
dalam proses pembuatan
memberikan nilai sebanyak
keputusan
ekspatriat
KERUGIAN MEMPEKERJAKAN STAF LOKAL DAN
EKSPATRIAT UNTUK ANAK
PERUSAHAAN DI LUAR NEGERI
staf lokal ekspatriat

 Kesulitan dalam
 Menciptakan masalah penyesuaian
menyeimbangkan permintaan terhadap lingkungan dan budaya
lokal dan prioritas global asing
 Tertundanya keputusan lokal  Meningkatkan keasingan dari anak
yang sulit (misalnya perusahaan
pemberhentian kerja) hingga  Melibatkan biaya pindahan, gaji dan
saat dimana kondisi tidak bisa biaya lain yang tinggi
dihindarkan lagi.  Dapat menimbulkan masalah pribadi
 Kesulitan dalam merekrut staf dan keluarga
yang berkualifikasi  Berdampak insentif negatif pada
moral dan motivasi manajemen lokal
 Dapat mengurangi tingkat
 Bisa terkena restriksi oleh
pengendalian lokal oleh kantor
pemerintah lokal
pusat
Kompleksitas Manajemen MNC’s

 Kedaulatan nasional
 Kondisi ekonomi nasional
 Nilai dan kelembagaan nasional
 Revolusi industri nasional
 Jarak geografis
 Wilayah dan penduduk
Kenapa Membentuk MNC’s

 Menurunkan atau menghilangkan biaya


transportasi yang tinggi
 Berpartisipasi dalam ekspansi pasar yang
pesat di luar negeri
 Memberikan ketrampilan teknis, desain dan
pemasaran di luar negeri
 Untuk meraih keuntungan yang lebih besar
Keuntungan Perusahaan
Berskala Besar

 Memungkinkan menerapkan spesialisasi


divisi dan personalia
 Semakin murah biaya produksi
 Memiliki akses untuk dana investasi yang
lebih besar dengan bunga yang rendah
 Cenderung lebih permanen
Kerugian Perusahaan Berskala
Besar

 Terciptanya konsentrasi ekonomi yang


berlebihan yang rawan untuk
disalahgunakan
 Kondisi kerja yang kurang manusiawi
 Akibat besarnya organisasi, keputusan yang
diambil cenderung lebih lambat dalam
menyesuaikan diri terhadap perubahan
Dukungan dan Kritik Terhadap PMN
 Diskusi mengenai PMN sebagai wacana baru didalam politik-
ekonomi internasional telah melahirkan sejumlah karya besar
yang argumennya saling berbeda bahkan saling bertentangan
satu dengan yang lain.
 Pengamat sering kali dihadapkan pada kesulitan untuk
mengidentifikasi argumen-argumen yang ada karena konteks
dan latar belakang (sosial, politik, ideologi) penulisan yang
berbeda-beda.
 Adalah Rhys Jenkins (1987) yang mencoba untuk
mengklasifikasikan pelbagai perspektif mengenai PMN
kedalam beberapa kategori, yakni: perspektif neo-klasik;
perspektif global reach (jangkauan global); perspektif neo-
imperialisme, dan perspektif neo-fundamentalisme.
Perspektif neo-klasik
 Para pemikir neo-klasik atau neo-liberal berpendapat bahwa PMN
muncul sebagai suatu reaksi terhadap “distorsi” mekanisme pasar.
Bagi mereka, perusahaan tidak perlu melakukan investasi sampai ke
mancanegara apabila sistem pasar didalam negeri bekerja secara
sempurna.
 Distorsi mekanisme pasar pada dasarnya mengacu pada situasi
dimana mekanisme pasar tidak mampu menyediakan barang-barang
sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan harga yang masuk akal.
 Secara umum perspektif neo-klasik menganggap bahwa kehadiran
PMN di negara berkembang sangat positif untuk membuat mekanisme
pasar berfungsi secara lebih efisien. Karena perekonomian negara-
negara berkembang sangat rentan terhadap campur tangan
pemerintah dan ketidaklancaran sistem distribusi, maka kehadiran
PMN yang memiliki motivasi serta kapabilitas untuk memaksimalkan
fungsi pasar akan sangat menguntungkan negara berkembang.
Perspektif Global Reach
 Pendekatan Global Reach memandang PMN dalam konteks
perekonomian yang tidak seimbang dimana produksi dan distribusi
barang maupun jasa didominasi oleh satu atau beberapa pelaku.
 Bagi para pendukung perspektif ini, PMN memiliki kecenderungan
besar untuyk melakukan monopoli dan oligopoli didalam maupun luar
negeri karena konglomerasi merupakan strategi utama mereka. Nama
Global Reach itu sendiri diberikan oleh para pengamat PMN dengan
merujuk pada judul buka karya Richard Barnet dan Ronald Muller
(1974).
 Global Reach menganggap bahwa kecenderungan PMN untuk
melakukan monopoli dan oligopoli membuat mereka lebih tepat untuk
dianggap sebagai “penyebab” daripada “penyelamat” perekonomian
suatu negara dari jeratan distorsi pasar.
Perspektif neo-imperialisme

 Argumen utama yang mereka kembangkan adalah bahwa


monopolisasi industri –yang diwarnai dengan ekspor kapital
dari negara maju ke negara berkembang- dapat mengakibatkan
konsentrasi keuntungan di negara maju dan pada saat yang
sama menyebabkan terjadinya pembatasan akumulasi modal
di negara berkembang akibat beroperasinya sistem kartel dan
trust yang dibawa oleh PMN.
 Bagi perspektif neo-imperialisme, ekspansi PMN ke
mancanegara merupakan konsekuensi logis dari proses
monopoli keuntungan dan kebutuhan untuk mengurangi
kemungkinan menggelembungnya perusahaan yang hanya
dapat diselesaikan dengan cara ekspansi internasional.
Perspektif neo-imperialisme
 Persoalan timbul bagi negara tuan rumah karena proses ekspansi
internasional PMN ternyata mengakibatkan pertumbuhan negatif.
Karena itu, beberapa tokoh mencoba mengaitkan ekspansi modal
asing yang dibawa PMN dengan fenomena “blokade pembangunan”
(istilah Samir Amin) dan “Keterbelakangan” (istilah Andre Gunder
Frank).
 Walaupun secara sekilas pendapat kaum neo-imperialisme sejalan
dengan perspektif global reach yang juga bersikap kritis terhadap
ekspansi PMN, tetapi rekomendasinya berbeda. Rekomendasi neo-
imperialisme “agar masyarakat negara berkembang melakukan
revolusi sosial untuk menentang beroperasinya perusahaan-
perusahaan asing di wilayah masing-masing. Karena hanya dengan
cara itulah nasib negara-negara yang mengalami keterbelakangan dan
blokade pembangunan dapat berubah”.
Perspektif neo-fundamentalisme
 Tidak semua pemikir Marxis bersikap antipati terhadap keberadaan PMN. Sejak awal
1980-an sekelompok teoritisi Marxis yang tergabung kedalam aliran neo-fundamentalisme
mengembangkan sikap yang mendukung eksistensi PMN.

 Walaupun kerangka analisis yang dipakai neo-fundamentalisme tetap mengacu pada


struktur kelas, tetapi argumen yang dikembangkannya sejalan dengan pendapat kaum
neo-klasik tentang investasi asing. Kesamaan tersebut dapat dilihat pada:
1. Modal asing tidak dilihat sebagai antitesis bagi modal dalam negeri, tetapi sebagai faktor
komplementer atau pelengkap yang secara simultan mengembangkan perekonomian
nasional;
2. Meningkatnya kompetisi antar PMN dalam upaya mereka untuk menanamkan modal diluar
negeri secara tidak langsung telah menaikkan posisi tawar negara-negara berkembang vis-
a-vis PMN. Dalam situasi semacam ini negara berkembang dapat mengurangi monopoli
PMN dan meningkatkan pangsa profit sharing (pembagian keuntungan) dalam kegiatan
investasi asing;
3. PMN tidak saja melengkapi sumber-sumber (bahan mentah, tenaga kerja, teknologi dll) di
dalam negeri dengan sumber-sumber yang dibawanya dari negara maju, tetapi juga
membantu proses penemuan sumber-sumber baru dan optimalisasi penggunaan sumber-
sumber yang tadinya tidak banyak terpakai.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai