Oleh: Marjono
Memasuki tahun-tahun akhir dari Apabila kita sim^ tamp^ jelas bahwa
pembangunan jangka panjang 25 tahun industri Aasional pada tahun 1991. sudah
pertama ini, pericembangan industri nasional mampu memenuhi amanat GBHN, yaitu:
b^ge^ semaldn cepat, dan kian meluas
keterkaitannya dengan sektor ekonomi 1. Terwujudnya~struktur ekonomi yang
lainnya yaitu dengan sektor pertanian, seimbang yaitu industri yang maju
kehutanan, pertambangan migas/non migas didukung oleh pertanian yang tangguh.
serta aspdc kehidupan nasional balk dtonomi, Hal ini tercermin pada laju p^umbuhan
politik, sosial budaya, maupun hankam. industridan sumbangannya iKida PDB.
35
UNISIA. NO. 15TAHUNXIIITR!WULANIV-1992
36
Marjono, Beberapa Kebijaksanaan dalam Industiialisasi
(3) Ekspor hasil industri lelah mampu sebesar US$ 9,377 milyar atau naik
membiayai keperluan impor bahan 10,69% dibanding impor tahun 1990
baku/penolong sendiri bahkan sudah sebesar US$ 8,472 milyar.
suiplus. Prestasi ini dapat dijelaskan pada Perbandingan impor dan ekspor
posisi ekspor tahun 1991. membaik dari 7 : 10 pada 1990
a) Ekspor Hasil Industri tahun 1991 menjadi 6,1:10 pada tahun 1991.
US$ 15,386 milyar (naik 27,06%) Demikian juga nilai impor sebesar
(1) Industri Primer : US$ 2,250 US$ 15,386 milyar dengan surplus
milyar (naik 10,69%) US$ 6,01 milyar.
(2) Industri Pengolahan (Manufaktur)
: US$ 13.127 milyar (naik Masalah-masalah yang dihadapi.
30,25%) Dalam upaya peningkatan pengembangan
b) Impor Bahan Baku/Penolong Sektor industri nasional dalam tahun 1991 dan
Industri Tahun 1991 : US$ 9,377 tahun-tahun mendatang, pengembangan
milyar (naik 10,69%) industri masih menghadapi berbagai masalah
Catalan: baik masalah di dalam negeri maupun
Sebagian besdr diimpor untuk masalah-masalah dari luar negeri. Masalah-
industri pengolahan. Dengan masalah tersebut yang pokok adalah:
demikian dapat disampaikan bahwa 1) Dari dalam negeri
peningkatan ekspor hasil industri a) Pertumbuhan industri yang semakin
pengolahan masih di atas impor cepat masih harus diiringi dengan
bahan bakulpenolong dengan surplus pemerataan pembangunan industri
US$ 6,61% milyar. yang meluas.
c) Neraca ekspor hasil industri dan 1 Perkembangan industri dasar dan
impor bahan baku industri tahun aneka industri bergerak cepat
1991, surplus US$ 6,01 milyar. Pada belum dapat diikuti secara
tahun 1991 sektor industri secara serempak dengan perkembangan
keseluruhan berkembang dengan industri kecil yang mempunyai
mantap; sebagian bahan baku dan missi pemerataan. Perkembangan
penolong belum diproduksi di dalam pembangunan industri yang
negeri, maka realisasi impomya pada masih belum seimbangan ini
tahun 1991 juga meningkat, yaitu dapat menimbulkan kesenjangan.
37
UNtSIA, NO. 15 TAHUN XIIITBIWULANIV • 1992
38
Marjono, Beberapa Kebijaksanaan dalam Industriaiisasi
39
UNISIA, NO. 15TAHUN XIIITRIWULANIV-1992
40
Mafjono, Beberapa Kebijaksanaan dalam Industrialisasi
(juta unit)
(US$ juta )
41
UNISIA, NO. 15 TAHUN XIIITRIWULANIV • 1992
42
Marjono, Beberapa Kebijaksanaa'n dalam Industrialisasi
43
UNISIA, NO. 15 TAHUN XIIITRIWULANIV -1992
44
Marjono, Beberapa Kebijaksanaan dalam Industrialisasi
(2) Evaluasi AMDAL kegiatan industri PDB telah melewati 15%, maka
melalui Komisi AMDAL. perkembangan industri akan cepat, asaikan
(3) Pemantauan dan pengawasan kegiatan ikiim yang menunjang kondusif.
industri yang mempunyai potensi Perkembangan ini sesuai dengan apa yang
dialami oleh Indoesia tahun-tahun terakhir
ancaman dampak lingkungan negatif.
ini.
(4) Pemecahan masalah/kasus, pencemaran
- Apabila peranan sektorindustri padaPDB
dan kerusakan lingkungan hidup yang mencapai sekitaar 19-20%, maka akan
skalanya memerlukan pemecahan mendorong pertumbuhan industri jasa
bersama. (tersier), dimana peluang tersebul
(5) Kampanye dan pemasyarakatan budaya memerlukan penanganan oleh tenaga
lingkungan hidup. akademis dan perguruan tinggii. Peranan
Kajian-kajian masalah pencemaran dan sektor industri Indonesia pada PDB lahun
lingkungan hidup. 1991 mencapai 22,22%, karena itu
(7) Studi-studi pembangunan unit-unit diperkirakan industri jasa (tertier) akan
pengolahan limbah B3 yang terpusat dan tumbuh dengan cepat. Peluang tersebul
konsepsi operasionlist^inya. perlu dimanfaatkan oleh tenaga profesi
(8) Peningkatan kemampuan aparatur yang pada umumnyaberpendidikan tinggi
pemerintah baik kelembagaan, sarana dan dunia perguruan tinggi.
maupun personalia.
Industri jasa (tersier) yang berkembang itu
antara Iain adalah:
Upaya untuk mengembangkan industri
yang berwawasan lingkuangan ini terus
1) Jasa keteknikan/perekayasaan.
ditingkatkan baik secara preventif maupun
Telah berkembang industri jasa di bidang
represif sesuai ketentuan yang telah tercantum
keteknikan, utamanya dalam
dalam UU No. 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian.
(1) Jasa engineering dalam rancang
bangun dan perekayasaan, untuk
Industri Jasa Tersier peralatan pabrik, peralatan canggih.
lainnya serta pabrik secara utuh.
Perkembangan industri nasional sudah (2) Jasa pemeliharaan/repair and
mulai mampu merubah struktur ekonomi maintenance mesin-mesin dan
yang seimbang antara industri dan pertanian. peralatan pabrik lainnya, termasuk
Intensitas perubahan struktur tersebul inspeksi teknis.
memberikan dampak luas pada kegiatan (3) Jasa pengembangan teknologi
ekonomi lainnya, utamanya dalam melalui berbagai kegiatan litbang
menumbuhkembangkan kegitan jasa, terapan guna mendukung daya saing
kegiatan jasa yang lus, merupakan lapangan produksi.
berusaha bagi masyarakat luas. Apabila kita (4) Jasa konstruksi pabrik secara utuh.
amati perkembangan proses industrialisasi di (5) Jasa inspeksi peralatan canggih.
negra-negara maju, maka dapat diamati proses (6) Jasa survey, pengujian mutu dan Iain-
perkembangan yang fundamental sebagai lain.
berikut: (7) Jasa penyiapan AMDAL
- Apabila pernanan sektor industri pada (8) Jasa-jasa keteknikan lainnya.
.45
UNISIA.no. ISTAHUNXIIITRlWULANIV-1992
46
Marjono, Bdberapa Kebijaksanaan dalam Industrialisasi
47