Anda di halaman 1dari 5

Masalah Kemitraan dalam Pembinaan

Industri Kecil
Oleh Ariel Ramelan Karseno

Arlef Ramelan Karseno, lahir di Yogyakarta 4 Juni 1952


Alumni Fakultas Ekonomi UGM (1979), sedangkan MA
diperoleh di University of the Philipines at Diliman, Quezon
City Phlliphines (1984). Adapun Gelar Phd diperoleh di Uni
versity of Colorado at Boulder, Colorado USA (1991). Saatini
sebagai dosen tetap pada Almamaternya. Selain itu ia juga
aktif melakukan Penelitian-peneiitian dan menulis Buku antara
lain "Mathematics for Ekonoroic"

Pendahuluan Pengembangan industrialisasi dengan.pola ini,


Pertumbuhan ekonomi di Indonesia di masa mengarahkan pertumbuhan industri dengan prioritas.
datang sangat lergantung pada pengembangan dan pada sektor-sektor yang mcmiliki keterkaitan industri
pertumbuhan sektor industri, khususnya industri yang besar.
manufaktur, mengingat bahwa dalam waktu yang rclatif Tabel 1
dekat Indonesia akan mcnjadi net-importer di sckior Perun Industri Menengah dan Kecil (SME) di negara*
minyak. Sedangkan pertumbuhan sektor industri di suatu negara APEC
negara, pada umumnya bcrkaitan erat dcngan peran
industri kecil di riegara itu. Pada umumnya, negara yang Negara %SME % Penyerapan % Sales

memiliki sektor industri manufaktur yang kuat, mcmiliki Tenaga Keija

industri kecil yang sangat berperan di dalam ncgeri. Australia 95% 39.6%
Besar atau kecilnya peran industri kecil di dalam struktur (thn.1991-1992) (thn.1991-1992)
Brunei >90% 69.4%
industri suatu negara, sangat ditentukan oleh pola Canada 99.8% 59.24%
kebijaksanaan industrialisasi yang diambil oleh ahn.1992) (thn.1991)
RRC 84.27%
pemerintah negeri itu. Sebagai ilustrasi, apgka yang Hong Kong 97.95% 63%
menggambarkan peran industri kecil pada berbagai (thn.1993) (thn.1993)
negara di wilayah Asia-Pacific, dapat dilihat pada Indonesia 97% 67%
. (thn.1993) (thn.I986)
label 1. Japan 99.1% 79.2%
(thn.1991) • (thn.1991)
Kebijaksanaan Industrialisasi Malaysia
Mexico 98.17% 50.77%
Secara teoritis ada tiga kelompok besar konsep (thn.1993) (thn.1993)
pembangunan ekonomi, dengan memanfaatkan sektor New Zealand
Philippine 9.22% 32%
industri motor utamanya. Yang pertama adalah konsep (thn.1991) (thn.1991)
comparatice advantage, dimana sektor industri yang Cina Taipeh 96.77% 68.63% 33.66%
diprioritaskan adalah sektor-sektor yang memiliki (thn.1991) (thn.1992) (thn.1992)
Thailand 98.63% 73.80%
keunggulan relatif (khususnya tenaga kerja) yang (thn.1991) (thn.1991) .
terbesar. Yang kedua adalah konsep pembangunan USA 99.72% ' 53.67%
(thn.1990) (thn.1990)
dengan loncatan teknologi ke depan. Dalam hal investasi
besar-besaran hams dilakukan untuk menemukan suatu Sumber; Tjakrawerdaya, S. 1994
pola produksi yang memiliki nilai tambah faktor
produksi yang tinggi. Konsep yang ketiga adalah konsep Masing-masing pola pengembangan
industri dengan memperhatikan masalah linkage. industrialisasi tersebut diatas, memiliki keunggulan dan
UNISIA No. 29 TAHUN XVITRIWULAN I -1996

kelemahannya sendiri-sendiri. Pola yang pertama mengembangkan sektor industri kecil dan rumah tangga.
memiliki kelemahan, yaitu bahwa sektor-sektor yang Program pengembangan industri kecil ini dilaksanakan
unggul adalah sektor-sektor peitanian saja, karena sebagai bagian dari program pemerataan hasil
pengalaman produksi di sektor ini sudah cukup lama. pembangunan, dan sekaligus merupakan program
Keunggulan comparative muncul sebagai akibat pengentasan kemiskinan di Indonesia.
tingginya efisiensi produksi suatu komodity. Oleh karena Dilihat dari definisi BPS, industri kecil adalah
itu sektor-sektor yang memiliki keunggulan comparative perusahaan yang memperkeijakan buruh antara 5 s/d 19
yang tinggi adalah sektor yang 'mature' di dalam tahapan orang, sedangkan industri rumah tangga adalah
produksinya. Sebagai akibatnya, sektor-sektor industri perusahaan dengan 4 orang tenaga keija atau kurang.
yang relative baru tidak mungkin tergolong sebagai Istilah industri kecil pada paper ini merujuk pada definisi
sektor yang memiliki comparative advantage. Hal ini industri kecil dan industri rumah tangga versi BPS.
akan merugikan peiicembangan industri di dalam jangka Dari Catalan sensus Industri 1986, diketahui bahwa
panjang. industri kecil dan industri rumah tangga merupakan
Model industrialisasi yang kedua adalah, dengan sektor-sektor diluar sektor perlanian yang paling banyak
loncatan teknologi, akan menguntungkan term of trade menyerap tenaga keija. Dari sejumlah 60 juta pekega di
sektor industri di dalam jangka panjang. Nilai tambah sektor manufakturing pada tahun 1986, sekitar.67 persen
sektor industri akan menjadi sangat tinggi, karena sektor lebih diserap oleh sektor industri kecil dan rumah tangga.
itu akan mampu mengembangkan jenis produksi yang Secara konseptual, pengembangan industri dengan
dibutuhkan dan relatif langka. Apabila hal ini mampu metoda keterkaitan dapat diharapkan untuk mengangkat
dilakukan, maka perekonomian nasional akan melaju industri kecil menjadi industri sedang atau besar dalam
dengan kecepatan yang cukup pesat. Salah satu waktu singkat. Salah satu syarat berhasilnya tujuan itu
kelemahannya adalah, tingginya angka ketidak pastian adalah apabila sektor industri kecil memiliki keterkaitan
untuk sukses, dan tingginya biaya yang hams dikeluarkan dengan usaha sektor industri besar baik secara langsung
di dalam jangka pendek. Defisit anggaran pada tahun- maupun tidak. Dengan cara ini nilai kandungan import
tahun pertama program akan menjadi kendala utama sctiap hasil produksi akhir dapat dikurangi semaksimal
pola industrialisasi ini. mungkin. Dan usaha menuju pada kemandirian industri
Yang ketiga adalah model industrialisasi dengan dapat diwujudkan. Dengan kata lain, melalui program
memperhalikan linkage atau slmktur keterkaitan. Model keterkaitan ini diharapkan juga adanya pengembangan
ini mengharuskan adanya prioritas pengembangan industri substitusi import untuk tujuan ikut mengurangi
industri yang memiliki keterkaitan yang paling besar, defisit neraca berjalan.
baik ke depan maupun ke belakang. Salah satu
keunggulan model ini adalah banyaknya pihak yang Bapak - Anak Angkat (BAA)
bisa terlibat dalam pengembangan. Model ini biasanya Dengan berpedoman pada konsep tersebut di atas,
dipilih apabila pengambil kepiitusan bemiaksud untuk pemerintah mengembangkan suatu kebijaksanaan yang
meningkatkan pemerataan hasil dari proses dimaksudkan untuk memajukan industri-industri di In
industrialisasi. Disamping itu, model linkage ini juga donesia. Kebijaksanaan untuk itu dituangkan pada pro
bermanfaat untuk pengembangan industri substitusi gram Bapak-Anak Angkat, yaitu dimulai sejakPeraluran
import. Dilain pihak, kelemahan model ini antara lain Pemerintah nomof 3 tahun 1983. Peraturan ini
adalah bahwa pengembangan industri kadang-kadang dimaksudkan untuk mendorongperusahaan-perusahaan
tidak memperhalikan masalah efisiensi. Industri Besar BUMN dan BUMS untuk berperan akiif ikut
dikembangkan dan dibina hanya atas dasar adanya mengembangkan industri kecil melalui program
keterkaitan dengan industri yang sudah ada. Dengan keterkaitan ini.
demikian, pengembangan' industri seringkali harus Berdasarkan PP nomor 3 tahun 1983 itu,
melibatkan proteksi dari pemerintah, yang secara Departemen Perindustrian menindak lanjuti dengan
langsung akan merugikan konsumen. Perilaku dan mengeluaikan Instruksi Menteri Perindustrian no. 301/
keh'endakprodusen, khususnya pada industri hulu, relatif M/SK/8/1984, yang pada pokoknya menyatakan bahwa
diabaikan, sehingga muncul berbagai masalah ditingkat Departemen Perindustrian ' bertugas untuk
implcmentasi. mempromosikan program keterkaitan antara pengusaha
Industri Kecil di Indonesia besar dan pengusaha kecil melalui: (1) hubungan sub
Pola pengembangan industri dengan metoda contracting, dan (2) hubungan Bapak-Anak Angkat.
keterkaitan adalah salah satu model pengembangan Hubungan subcontracting adalah hubungan antara
industri yang. dianut Departemen Perindustrian RI. BUMN atau perusahaan besar lainnya dengan
Metoda irii dipilih, antara lain untuk membantu perusahaan kecil dalam bentuk pemesanan suku cadang
Arief Rametan Karseno, Masalah Kemitraan dalam Pembinaan Industri Kecildi Indonesia.

alau komponen (part) produksi akhir. Sedangkan permasalahan yang dihadapi pengusaha kecil. Apabila
hubungan Bapak-Anak Angkat (BAA) adalah bentuk program BAA bisa dilaksanakan dengan baik, pengusaha
pengembangan pengusaha kecil oleh perusahaan besar kecil akan mendapatkan manfaat karena ia bisa
melalui hubungan mitra dagang, atau sebagai pemasok memperoleh quota produksi atau porsi kontrak yang
kebutuhan operasional pengusaha besar. Bentuk-bentuk pasti selama satu periode tertentu. Dengan demikian
bantuan pengusaha besar kepada pengusaha kecil tidak mereka tidak perlu khawatir mengenai kelangsungan
dibatasi dalam bentuk mitra dagang saja, tetapi bisa penjualan hasil produksinya.
juga di dalam bentuk pembinaan yang lain. Permasalahan lain yang bisa diselesaikan dengan
sistem linkage ini ialah masalah standardisasi. Pengusaha
Program keterkaitan antara Pengusaha Besar kecil selalii mengalami masalah didalam stadardisasi
dengan Pengusaha Kecil dan Menengah ini menjadi kualitas. Ada dua macam standard yang perlu
lebih penting setelah dikeluarkan Undang-undang R.I. diperhatikan didalam pengembangan industri, yaitu
No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian. Sejak standard dalam teknik produksinya dan standard dalam
dikeluaricannya UU ini, maka bcrarti pola keterkaitan hal ke-ajeg-an kualitasnya. Dua hal ini biasanya saling
sudah dinyatakan sebagai pola umum perindustrian di terkait satu sama lainnya. Peningkatan teknik produksi
Indonesia. akan meningkatkan kualitas hasil dan sekaligus
mengecilkan variasi qualitas. Dengan bantuan industri
Manfaat, Kerugian dan Permasalahan Program besar berupa training atau bantuan supervisi akan sangat
Keterkaitan membantu pengusaha kecil meningkatkan kapasitas dan
Seperti telah dibahas di atas, program keterkaitan qualitas produksinya.
memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan.
Keunggulannya adalah adanya pemerataan partisipasi Kerugian Program Keterkaitan (BAA) bagi Industri
kegiatan industri pada semua level masyarakat. Kecil
Kelemahan yang menonjol adalah munculnya Meskipun secara umum tcrdapat manfaat dari
proteksionisme pada industri yang tidak kompetitif. program Bapak-Anak Angkat, ada juga kerugian yang
Kelemahan ini dapat dianggap kecil atau bisa diabaikan hams diderita oleh industri kecil dari program ini.
apabila pola keterkaitan ini mampu menghasilkan
pemerataanpartisipasi berproduksi bagi industri-industri 1. Ketergantungan
kecil. Karena kita menyadari sepenuhnya bahwa Dengan membiasakan did tergantung pada satu
pemerataan pembangunan khususnya di sektor pembeli secara tcrus-menems, produsen memiliki
•perindustrian memerlukan usaha dan biaya yang tidak kecendcmngan menjadi manja dan tidak bisa bersaing.
kecil. Namun demikian pemiasalahan yang muncul di Mereka terpaksa mcninggalkan kebiasaan mcngambil
dalam program pemerintah ini terutama pada lingkat keputusan di dalam bidang pemasaran. Padahal di dalam
teknis pelaksanaan. jangka panjang, keputusan bidang pemasaran ini akan
menjadi ujung tombak pengembangan industri.
Manfaat Program Keterkaitan Bagi Pengusaha Kecil Disamping itu, apabila secara liba-tiba si Bapak Angkat
Pengusaha kecil memiliki tiga masalah utama, menghentikan pembeliannya karena faktor-faktor ex
yaitu: (I) modal, (2) ketidak pastian pasar dan (3) ternal, maka perusahaan kecil mengalami kesulitan untuk
standardisasi produksi. Ketiga masalah ini adalah terns hidup, karena tidak mampu lagi mencari pasamya
masalah klasik industri kecil yang secara teoritis akan sendiri.
mampu diatasi dengan adanya program Bapak-Anak 2. Exploitasi
Angkat. Dengan adanya bentuk integrasi vertikal yang
Dengan program BAA, ini masalah pennodalan disengaja ini, pasti ada korban yang muncul. Salah satu
pengusaha kecil dapat diselesaikan a.l. dengan korban adalah produsen di level bawah, yaitu pengusaha
memanfaatkan dana bantuan yang berasal dari 1 s/d 5 kecil.Pola pembagiankeuntunganpada vertikal integrasi
persen laba BUMN. Dengan adanya program Bapak- ini, ~ karena memiliki stmktur "single buyer" ~, maka
Anak Angkat persoalan permodal^ yang umumnya pada umumnya lebih menguntungkan produsen hilir
dihadapi oleh pengusaha kecil dapat diselesaikan dengan daripadahulu. Oleh karena itu pengusahakecil pemasok,
bantuan pengusaha besar. Misalnya, apabila pengusaha akan menderita, karena terjadi exploitasi oleh pengusaha
kecil mengalami kesulitan mendapatkan reference untuk besar yang mempakan Bapak Angkatnya melalui
memperoleh modal dari institusi formal seperti bank, mekahisme penetapan harga jual produk. Sistem harga
maka Bapak Angkat bisa membantunya. yang ditetapkan, dalam banyak kasus lebih rehdah
Ketidak pastian pasar juga merupakan salah satii daripada harga pasar, karena alasan kualitas dan
UNISIA No. 29 TAHUN XVITRIWULAN I -1996

kontinuitas hubungan prcxluksi. Liberalisasi Perdagangan Bagi Industri Kecil


Dengan disetujuinya peijanjian perdagangan
Permasalahan pada Program Linkage multilateral GAIT, putaran Uruguay pada akhir tahun
Selain manfaat dan kelemahannya, program 1993 lalu, tentu akan memiliki dampak kepada industri
Bapak-Anak Angkat ini memiliki banyak sekali di Indonesia, khususnya industri kecil.
permasalahan, khususnya apabila dilaksanakan di Perjanjian GATT adalah perjanjian antar
lapangan. Permasalahan atau hambatan itu pada pemerintah negara-negara di dunia. Kepentingan
umumnya berkaitandengan aspek kelembagaan. pemerintah antar negara ini adalah meningkatkan nilai
Konsep linkage atau BAA yang tidak didasarkan perdagangan antar negara yang mereka pimpin.
atas minat atau keinginan perusahaan besar untuk Sementara bisnis,.khususnya bisnis kecil tidak memiliki
membangun dasar industri domestik yang luas, tidak kepentingan langsung dengan peijanjian perdagang^
akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi antar negara ini. Sehingga secara organisational,
kedua belah pihak. Namun demikian kerugian biasanya sebenamya terdapat perbedaan kepentingan antar bisnis
jatuh pada pihak pengusaha kecil (AA). kecil dengan pemerintah.
Pemerintah berkepentingan dengan peningkatan
Perusahaan dengan skala ekonomi yang besar investasi, guna mencapai target pembangunan, berupa
akan cenderung memiliki teknik produksi dan pola pertumbuhan sebesar 6,2% setahun. Investasi domestik
hubungan dengan mitra bisnis yang lebih efisien maupun investasi asing, bagi pemerintah tidak tampak
dibanding dengan perusahaan dengan skala ekonomi ada perbedaan yang berarti. Perbedaan yang penting
kecil. Variabel keputusan yang menjadi perhatian bisnis bagi "decision maker" adalah besar atau kecilnya skala
besar biasanya lebih banyak mengabaikan faktor detail usaha dan investasi. Sehingga, apabila dihadapkan pada
yang bersifat variasi individual. Manajer pada pilihan us^a besar-asingldomestik atau usaha kecil-
perusahaan besar sering kali lebih memilih biaya mini domestik, pola pikir pembangunan yang dipakai oleh
mal jangka pendek dari pada pengembangan hubungan para pehgambil keputusan akan berpihak kepada usaha
industri jangka panjang, karena tuntutan pembayaran besar baik asing maupun domestik..Oleh karena itu,
hutang kapital yang besar. Pembinaan industri kecil di dimasa datang, deregulasi yang berkaitan dengan
dalam line of basisnya seringkali Justru dilihat sebagai pengembangan industri kecil diduga tidak akan terlalu
ancaman bagi perluasan pasamya sendlri, tcruiania berarti bagi kepentingan pengus^a kecil.
apabila industri kecil itu berada diluar kontrolnya. Dengan situasi tersebut, pengusaha kecil harus
Dalam beberapa hal, perusahaan dengan skala sadar sepenuhnya, bahwa dunia usaha kecil.tidak bisa
besar seringkali merasa lebih efisien membeli faktor terlalu banyak mengharapkan bantuan pembinaan dari
produksi dari luar negeri daripada membantu pemerintah. Dunia usaha kecil hanya bisa maju apabila
mengembangkan industri kecil pemasok komponen diantara mereka mampu menciptakan "net-work" yang
(part) domestik yang sebenamya mampu membuat mandiri. Keterkaitan yang menguntungkan dengan
komponen (part) sendiri. Hal ini sangal sering terjadi di pemsahaan besar harus selalu diiusahakan sendiri tanpa
bidang industri teknologi tinggi seperti komputer dan haiiis menunggu jatah atau arahan dari pemerintah.
elektronik,. Bantuan pemerintah akan selalu mengungtungkan, tetapi
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu hal itu tidak akan terlalu banyak.
perusahaan besar yang melakukan usaha di dalam negeri
dengan melewati proses mulai dari sejak industri itu Kesimpulan
masih kecil akan lebih mudah memberikan bantuan
kepada AnakAngkatnya daripada industri yang dibangun 1. Penciptaan linkage industri yang menguntungkan
langsung dengan modal raksasa dan tidak memiliki in industri kecil hanya dimungkinkan apabila industri
dustrial base di dalam negeri. Pola pengambilan besar memiliki interest ke arah pembinaan basis
keputusan kedua jeiiis industri ini akan berbeda. industri yang luas di dalam negeri. Apabila hal itu
Masalah lain yang muncul dari program BAA ini tidak menjadi bagian dari tujuan pengusaha besar,
ialah bahwa tidak semua industri kecil memiliki line maka akan sangat sulit untuk dilaksanakan. Membina
bisnis yang sama dengan industri besar. Oleh karena itu usaha kecil di dalam line of bisnis usaha besar, paling
keharusan mengambil Anak Angkat mengakibalkan tidak akan mengurangi pilihan pengembangan bagi
besamya angka kegagalan penciptaan linkage ini. Sering si pengusaha besar. Saihpai saat ini, salah satu alasan
juga terjadi penunjukan Bapak-Anak Angkat sccara utama bagi industri besar untuk mengembangkan
sembarangan, demi pemenuhan target pemeriniah sistem BAA adalah karena adanya peraturan
(lO.CXX) Anak Angkat di akhirPelita ke V). pemerintah.
Arief Ramelan Karsano, Masalah Kemiiraan dalam Pembinaan Industri Kecil di Indonesia.

2. Diperliikan sistem pembinaan usaha kecil yang lerus- Oleh karena itu secara umum kemandirian industri
menerus dan dalam waktu yang panjang untuk kecil menjadi lebih masuk akal.
meningkatkan kualitas produksi. Keterbatasan
kemampuan BUMN untuk menangani program ini
dapat diatasi dengan mendelegasikannya kepada Daftar Pustaka
pihak ketiga, yang dimotori secara ketat oleh pihak-
pihak yang berkepentingan. Hasil pembinaan itu Hoesel, Peter van. 1994; "County SME profiles" Pro
harus dievaluasi secara baik. ceedings The 21st International Small Business
3. Pembinaan industri kecil melalui sistem BAA Congress, Jakarta, September.
memerlukan sistem monitoring yang sangat baik. Hill, Hal. 1990: Indonesia's Industrial Transformation,
Sistem monitoring yang kurang efektif kemungkinan Part I, in; Bulletin of Indonesian Economic Stud
justru akan merugikan perkembangan industri kecil ies, Vol.26, no.2, August, pp. 79-120.
itu sendiri. Hal ini antara lain disebabkan karena , Hal, 1992 (1): Manufacturing Industry^ in; Booth
tidak semua pengusaha besar berminat (1992), pp.204-257.
mengembangkan industri kecil menjadi besar atau , Hal, 1992 (2): Indonesia's Foreign Investment Re
bcrkembang. gime Since 1986: Balancing Economic Impera
4. Dengan semakin banyak industri-induslri raksasa tives and Political Consraints, in: M. Arsyad
yang berorientasi export dan dengan menggunakan Anwar, et.al. (1992), pp.591-615.
Icbih banyak modal asing. maka peluang keberhasilan Thee, Kian Wie, and Pangestu, Mari, 1993: Techno
pengembangan industri kecil melalui program BAA logical Dynamism and R&D Indonesia's Manu
akan semakin menyusut. Globalisasi akan memaksa factured Exports-Report on Company Interviews.
industri-industri besar untuk mempertimbangkan Revised Report for the UNCTAD Project on
seiiap rupiah pengeluarannya secara lebih efisien. Technological Dynamism and R $ D in the Ex
Dan ini berarti bertolak belakang dengan arah ports of Manufactures from Developing Countries,
pengembangan industri kecil. Jakarta, April.
5. Tekanan perdagangan intemasional dan GATT/WTO Tjakrawerdaya, S. 1994; "The Role ofSMEs in Devel
akan mengalihkan perhatian pemerintah ke arah oping Countries", Proceedings The 21st Interna
industri-industri besar/raksasa, baik domestik maupun tional Small Business Congress, Jakarta, Sep
asing. Kepcntingan industri kecil, apabila tidak tcrkait tember.
secara baik dengan kepeniingan industri besar, tidak The World Bank Document (1993); Indonesia Indus
akan temiasuk di dalam domain perhatian pemerintah. trial Policy-Shifting into High Gear, September.

Anda mungkin juga menyukai