Anda di halaman 1dari 17

Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada Era

Disrupsi Sektor Perdagangan Barang dan Jasa

Oleh:

Ricko Nurmansyah H14160071

Dosen:
Dosen UTS: Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M. Si
Dosen UAS: Dr. Ir. Nunung Nuryartono, M. Si

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAGEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1


ABSTRAK .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 5
2.2 Teori Pertumbuhan Klasik................................................................................... 5
2.1 Teori Disrupsi ...................................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................. 7
3.1 Disrupsi pada perekonomian di Indonesia ........................................................ 7
3.2 Perusahaan dalam era disrupsi ............................................................................ 9
3.3 Pengaruh Disrupsi ............................................................................................. 12
3.4 Solusi Menghadapi Disrupsi di Era Global ....................................................... 13
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 15
4.2 Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

1
ABSTRAK

Disrupsi adalah inovasi. Perkembangan zaman saat ini berdampak besar terhadap
keberlangsungan perekonomian negara. Pada era ini, perubahan terjadi dengan cepat
dan memberikan dampak yang luas. Sebuah usaha yang sudah puluhan tahun berjaya
dapat dikalahkan oleh usaha yang masih muda dengan modal yang jauh lebih sedikit.
Disrupsi memiliki ciri 1. Real time dan exponensial; 2. Sharing economy (ekonomi
berbagi, akses); 3. On demand economy (ketika diingiinkan, saat itu juga tersedia); 4.
Supply-demand dengan jejaring; 5. Lawan – lawannya tak terlihat. Pada era ini,
pembaruan berupa inovasi terhadap produk barang dan jasa yang ditawarkan dituntut
untuk berkembang cepat dan akurat.

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sedang memasuki era teknologi dalam kegiatan perdagangan lokal maupun
internasional. Pada era ini, hampir segala hal dalam perdagangan baik barang maupun
jasa bertransformasi menyesuaikan kebutuhan konsumen. Peristiwa ini terjadi hampir
di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia.
Sama seperti negara lainnya, indonesia juga membuka jalur perdagangan
internasional untuk memcukupi permintaan pasar. Dalam mencukupi permintaan pasar
di era teknologi yang berkembang pesat, produsen maupun penyedia jasa atau barang
didorong untuk terus melakukan inovasi dan upaya memudahkan konsumen untuk
mendapatkan barang atau jasa. Hal ini menyebabkan teralihnya permintaan pasar
menuju pengusaha yang menyesuaikan diri dengan era teknologi. Peristiwa itu disebut
disruption (disrupsi).
Peristiwa disrupsi yang saat ini terjadi berdampak baik bagi perekonomian
Indonesia. Namun, ada hal yang harus diwaspadai, yaitu tergesernya perusahaan –
perusahaan besar yang disebabkan inovasi – inovasi yang terus bermunculan. Disisi
lain, era teknologi atau era dirupsi ini memiliki dampak baiknya dan potensi besar
untuk menaikkan perekonomian Indonesia jika berhasil dikuasai oleh pengusaha lokal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh fenomena disrupsi terhadap Gross Domestic Product
(GDP)?
2. Bagaimana pengaruh disrupsi terhadap perusahaan – perusahaan yang juga
berperan dalam menaikkan GDP?
3. Apakah disrupsi baik untuk Indonesia?
4. Bagaimana nasib pekerja lokal terhadap hadirnya era disrupsi?
5. Bagaimana peran pengusaha dalam menghadapi disrupsi?
6. Bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi disrupsi?
7. Bagaimana strategi untuk menghadapi disrupsi?

3
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi disrupsi dan dampak terhadap perekonomian Indonesia
2. Mengidentifikasi pengaruh disrupsi terhadap perusahaan – perusahaan di
Indonesia
3. Mengidentifikasi efek negatif disrupsi
4. Mengidentifikasi dampak disrupsi terhadap pekerja lokal

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.2 Teori Pertumbuhan Klasik


Menurut pandangan para ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang
mempengaruhi ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang barang
modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan.
Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak
faktor. Ahli ahli ekonomi klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada
pengaruh pertumbuhan penduduk pertumbuhan ekonomi. Menurut pandangan
ahli ekonomi juga, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak
akan terus menerus berlangsung.

2.1 Teori Disrupsi


Teori disrupsi (disruptive innovation) diperkenalkan oleh profesor Harvard
Clayton M. Christensen dalam penelitiannya tentang industri disk drive dan
kemudian dipopulerkan dengan bukunya The Innovator’s Dilemma, yang
diterbitkan pada tahun 1997. Teori Disruptive Innovation (teori disrupsi)
menjelaskan fenomena dimana sebuah inovasi mengubah pasar atau sektor yang
ada dengan memperkenalkan kesederhanaan, kenyamanan, aksesibilitas, dan
keterjangkauan (simplicity, convenience, accessibility, and affordability) di mana
komplikasi (keruwetan) dan biaya tinggi di posisi status quo. Awalnya, inovasi
yang mengganggu terbentuk di pasar terbatas ( niche market ) yang tampak tidak
menarik atau tidak penting ( inconsequential ) bagi industri yg sudah eksis
(industry incumbents) , namun akhirnya produk atau ide baru sepenuhnya me-
redifinisi industri..
Disrupsi (Disruptive Innovation) adalah kekuatan positif. Disrupsi (Disruptive
innovations) bukanlah teknologi terobosan yang membuat produk menjadi lebih
baik, melainkan inovasi yang membuat produk dan layanan lebih mudah diakses

5
dan terjangkau sehingga membuat mereka tersedia untuk populasi yang jauh lebih
besar. Dalam teori Christensen, para pelaku ( incumbent ) sering meremehkan pendatang
baru yang hadir sebagai alternatif kualitas lebih murah dan lebih rendah.

Dalam Kapitalisme, Sosialisme dan Demokrasi (1942), Joseph Schumpeter


mengembangkan konsep Creative Destruction setelah mempelajari pemikiran
Marx. Menurut Schumpeter, Creative destruction menggambarkan proses mutasi
industri yang terus-menerus merevolusi struktur ekonomi dari dalam, terus-
menerus menghancurkan yang lama, terus-menerus menciptakan yang baru. Istilah
ini kemudian mendapatkan popularitas dalam ekonomi neoliberal atau ekonomi
pasar bebas sebagai deskripsi proses seperti perampingan untuk meningkatkan
efisiensi dan dinamisme sebuah perusahaan.

Disruptive innovation dari Christensen mengadaptasi prinsip Schumpeter, yang


dipercepat oleh inovasi teknologi terkini. Dalam konteks ini, makna teknologi
diartikan secara luas untuk merujuk pada transformasi diberbagai ranah keahlian
dari digital hingga nanoteknologi hingga genomik hingga bahan bakar.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Disrupsi pada perekonomian di Indonesia


Disrupsi adalah inovasi. Perkembangan zaman saat ini berdampak besar terhadap
keberlangsungan perekonomian negara. Pada era ini, perubahan terjadi dengan cepat
dan memberikan dampak yang luas. Sebuah usaha yang sudah puluhan tahun berjaya
dapat dikalahkan oleh usaha yang masih muda dengan modal yang jauh lebih sedikit.
Berikut ini adalah ciri – ciri disrupsi dan perbandingannya dengan usaha
konvensional (dunia lama)
Dunia lama (konvensional) Dunia Baru (Disrupsi)
1. Time series dan linear 1. Real time dan exponensial
2. Owning economy (ekonomi memiliki, 2. Sharing economy (ekonomi berbagi,
menguasai, integrasi) akses)
3. On the lane economy (menunggu pada 3. On demand economy (ketika
antrean) diingiinkan, saat itu juga tersedia)
4. Supply-demand tunggal 4. Supply-demand dengan jejaring
5. Lawannya jelas 5. Lawan – lawannya tak terlihat

Semua ini terjadi karena kemajuan teknologi. Pertama, teknologi mengubah


manusia dari peradaban time series menjadi real time. Dengan time series atau deret
berkala, dunia lama menginterpolasi data – data masa lalu untuk memprediksi masa
depan. Saat ini, semua hal menjadi serba real time. Data – data yang ada pada hari ini
akan diketik saat itu juga dan langsung terolah dalam big data sehingga data dapat
langsung diolah dan ditindaklanjuti. Pada era ini, data time series hanya akan
menunjukkan data historis meskipun data – data yang diinput benar. Yang dibutuhkan
saat ini adalah data real time yang dapat menghasilkan indikator – indikator terkini
sehingga lebih mudah dalam mengambil keputusan dan langsung diolah dengan
analisis big data.

7
Kedua, model bisnis terdahulu, yaitu berbasis kepemilikan akan kalah dengan
bisnis yang mengandalkan kolaorasi dan akses. Pengusaha baru akan berbagi aset dan
sumber dayanya untuk memenuhi permintaan pasar. Contohnya, jika jasa transportasi
dahulu memerlukan izin dan birokrasi yang panjang, pada era ini inovasi jasa
transportasi tidak perlu mengurus perizinan birokrasi yang panjang serta seluruh
kendaraan yang tersedia semua berasal dari pegawai.
Ketiga, kebutuhan konsumen dapat terpenuhi tanpa harus antre dan menunggu (on
demand). Produk berupa barang dan jasa disediakan dekat dengan lokasi konsumen.
Keempat, pada era disrupsi, penawaran dan permintaan dapat dilakukan dalam sebuah
aplikasi sehingga setiap penawaran dan permintaan menyangkut jaringan ribuan pihak.
Kelima, lawan dalam berbisni tidak terlihat. Saat ini, lawan – lawan baru langsung
menawarkan produknya ke konsumen tanpa terlihat merk dagangnya dari luar seperti
perusahaan – perusahaan besar lainnya.
Dari kelima ciri tersebut, perusahaan baru dan perusahaan lama yang mengalami
disrupsi akan menyebabkan peningkatan GDP. Sedangkan perusahaan – perusahaan
yang tetap menggunakan cara lama perlahan akan mengalami penurunan produksi dan
keuntungan.

Gambar 3.1: GDP Indonesia tahun 1967 – 2016

8
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa GDP Indonesia mengalami peningakatan
yang signifikan sejak memasuki fase berkembangnya teknologi di Indonesia. Hal ini
dapat dilihat pada tahun 1998 setelah mengalami krisis moneter, perekonomian
Indonesia bangkit dengan gagasan ekonomi yang mengandalkan UMKM. Sejak
memasuki tahun 2000, pertumbuhan ekonomi semakin pesat. Pada sekitar tahun 2000
juga teknologi penunjang usaha sudah mulai banyak yang masuk ke Indonesia dan
membuat perusahaan – perusahaan di Indonesia mulai berbasis teknologi. Beberapa
tahun sebelum tahun 2016 ini, GDP terus meningkat kecuali pada tahun 2015. Dari
data tersebut, dapat terlihat pengaruh disrupsi di Indonesia terhadap GDP Indonesia
pada awal masuknya jasa – jasa berbasis online yang dampaknya mulai terasa pada
tahun 2017.

3.2 Perusahaan dalam era disrupsi


Inovasi pada era global selalu bermunculan dan berpotensi menggeser pemain
lama. Sebagai contoh, Gelombang disrupsi pertama adalah teknologi encoding MP3
yang membuat lagu-lagu pada album bisa dipisah dan didistribusikan secara elektronik
dengan sangat mudah. Model bisnis yang menjual satu album jadi tidak relevan lagi.
Konsumen bisa memilih, membayar, dan men-download lagu yang mereka suka saja.
Harganya jauh lebih murah.
Disrupsi pertama ini membuat toko kaset dan produsen pita kaset tidak memiliki
konsumen lagi. Hal ini menyebabkan kuantitas produk yang dijual jadi terkikis. Di sisi
lain, lahir layanan penyedia MP3. Yang paling fenomenal adalah Napster yang
membagikan musik MP3 secara gratis, namun akhirnya ditutup. Black market
bermunculan dan kegiatan utamanya adalah pembajakan dan distribusi musik MP3
gratis. Black market ini melahirkan model bisnis online baru yang unik, yaitu menjadi
tempat beriklan mitra agen iklan online atau afiliasi lain seperti Google Adsense.
Dengan tingginya trafik atau kunjungan ke situs tersebut, pemilik situs bisa
menghasilkan penghasilan besar dengan dilihat atau dikliknya iklan yang terpasang.
Salah satu situs populer dengan model bisnis ini adalah Stafaband. Kemudian,
Gelombang disrupsi kedua adalah kemunculan music streaming on-demand. Beberapa

9
yang populer adalah Spotify, Joox, dan iTunes. Bisnis ini secara revolusioner
mengubah sifat kepemilikan dalam pasar musik.
Selain pada bisnis rekaman musik, disrupsi juga terjadi pada angkutan umum. Jika
sebelumnya angkutan kota (angkot) yang menguasai jasa transportasi, maka pada era
teknologi angkot semakin berkurang peminatnya. Selain disebabkan waktu tempuh dan
keamanan, pengguna jasa juga akan memilih transportasi yang nyaman, tidak
menunggu lama, dan dapat mengantarnya sampai depan rumah atau kantor tanpa biaya
tambahan yang signifikan.
Kemudian hal serupa juga terjadi pada taksi. Perusahaan taksi ternama di Indonesia,
Blue Bird, mengalami penurunan yang signifikan. Hanya dalam kurun waktu satu
tahun, perusahaan taksi ini sudah mulai ditinggalkan konsumennya.

Gambar1: grafik pendapatan blue bird segmen taksi


Berdasarkan grafik di atas, keuntungan taksi Blue Bird menurun drastis pada
quartal pertama tahun 2016. Penyebab turunnya keuntungan adalah munculnya lawan

10
baru di bidang penyedia jasa transportasi. Lawan – lawan baru ini tidak dapat diprediksi
karena tidak memiliki iklan seperti halnya Blue Bird.
Munculnya taksi online sebagai penyedia jasa transportasi yang baru seketika
membuat konsumen beralih dari jasa transportasi lamanya. Taksi online memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki pesaingnya, yaitu akses yang mudah, kendaraan nyaman,
dan konsumen dapat mengetahui harga taksi sebelum memesan.
Hal serupa juga terjadi pada jasa angkutan laut. Sebanyak 11 perusahaan
perkapalan besar di dunia telah mengumumkan kerugian besar. Sebaliknya, perusahaan
perkapalan, Djakarta Lloyd yang sebelumnya terancam bangkrut dengan kerugian
mencapai 554 miliar rupiah pada tahun 2008 – 2013, kini kembali mendapat
keuntungan sebesar 40 miliar rupiah pada tahun 2016.
Kemudian pada bisnis ritel, beberapa mall besar di Indonesia mengumumkan
menutup gerai karena hasil penjualan yang terus menurun. Lawan – lawan baru yang
melakukan disrupsi terhadap bisnis ritel yang saat ini dikenal sebagai online shop
berhasil menguasai pasar. Online shop menawarkan produk yang terkadang memiliki
harga lebih murah, mudah diakses, memberi diskon dan promosi tersendiri, dan
konsumen dapat memesan kapanpun tanpa perlu menyediakan waktunya untuk pergi
ke mall ataupun pasar.

Grafik3.2: perbandingan SSSG Matahari Departemen Store

11
Grafik3.3: potensi pertumbuhan penjualan online di Indonesia
Pada kedua grafik diatas menjelaskan alasan perekonomian Indonesia meningkat,
akan tetapi pendapatan bisnis konvensional, misalnya seperti bisnis ritel, mengalami
penurunan keuntungan.

3.3 Pengaruh Disrupsi


Disrupsi memiliki dampak positif bagi pengusaha dan konsumen, yaitu bisnis yang
telah terdisrupsi memiliki cakupan pasar yang lebih luas, mendapat keuntungan yang
lebih dari sebelumnya, mengangkat perekonomian negara, mempermudah pengusaha
lain untuk berbisnis dengan cara berkolaborasi, dan kemudahan akses bagi konsumen.
Selain memiliki dampak positif, disrupsi juga memiliki dampak negatif, yaitu dapat
meningkatkan pengangguran, mematikan perusahaan lokal dan pengusaha lokal, dan
berpeluang menurunkan tingkat kesejahteraan sebagian masyarakat.
Dampak negatif disrupsi yang pertama adalah meningkatnya pengangguran. Akibat
suatu perusahaan melakukan disrupsi dengan adanya teknologi adalah tergantikannya
tenaga kerja manusia dengan teknologi terbarukan. Selain itu, perusahaan – perusahaan
yang terancam bangkrut karena gagal menginovasikan produknya juga akan
melakukan PHK terhadap karyawannya. Dampaknya, sumber daya manusia yang gagal
melakukan disrupsi terhadap dirinya sendiri akan melakukan berbagai cara agar

12
kembali mendapatkan pekerjaannya. Hal ini menyebabkan pengusaha yang berhasil
melakukan disrupsi terhambat. Sebagai contoh beberapa bulan yang lalu terjadi bentrok
antara ojek online dengan supir angkot di Bogor. Peristiwa ini juga terbilang sering
terjadi di beberapa daerah karena konsumen yang mulai memilih jasa transportasi
online.
Kedua, disrupsi juga mematikan perusahaan di Indonesia dan pengusaha lokal.
Sebagai contoh adalah perusahaan ritel yang mulai tergantikan dengan online shop.
Kemudian pengusaha lokal dalam lingkup UMKM yang belum terdisrupsi dan masih
melakukan usaha tanpa kolaborasi atau membuat koperasi perlahan akan tergantikan
oleh online shop.
Ketiga, berpeluang menurunkan tingkat kesejahteraan. Hal ini diakibatkan bisnis
maupun sumber pendapatan masyarakat terkalahkan oleh online shop, ojek online, dan
sejenisnya. Sulitnya mendapat pekerjaan juga menjadi salah satu penyebab
menurunnya tingkat kesejahteraan.

3.4 Solusi Menghadapi Disrupsi di Era Global


Era globalisasi dan teknologi menjadikan perubahan yang terjadi pada dunia cepat
merambat ke penjuru dunia. Dalam perdagangan, Indonesia dikenal sebagai negara
importir. Indonesia sebagai negara kaya melakukan impor bahan pangan, minyak
hingga kendaraan. Keadaan Indonesia sebelum dibukanya MEA pada tahun 2020 nanti
masih belum mandiri dan berkemungkinan menjadi pesuruh hingga penganggura di
negeri sendiri. Ditambah bonus demografi yang didapat Indonesia sekitar tahun 2020
– 2030 nanti.
Perdagangan Internasional, MEA, dan bonus demografi adalah hal yang patut
dipertimbangkan dalam menghadapi disrupsi. Disrupsi akan membuat persaingan
dalam perdagangan menjadi ketat dan lawan – lawannya tidak terprediksi. Untuk
menghadapi hal itu, Indonesia perlu menyiapkan rencana pengalokasian tenaga kerja
dan perombakan pada usaha – usaha yang ada di Indonesia terutama perusahaan lokal
untuk melakukan disrupsi.

13
Solusinya adalah seluruh elemen masyarakat terutama dalam perdagangan harus
memahami konsep disrupsi. Pengenalan konsep disrupsi kepada incumbent dan
pengusaha muda harus digencarkan. Yang menjadi target utama dalam mengenalan
konsep adalah pengusaha muda karena pengusaha muda lebih mudah untuk menerima
konsep yang baru dan beradaptasi dibandingkan incumbent.
Kemudian, pengusaha lokal harus memiliki jaringan yang luas serta akses yang
mudah karena kedepannya pengusaha lokal akan bersaing dengan alibaba, amazon, dan
berbagai disrupsi asing lainnya. Melakukan kolaborasi dan merekrut calon pengusaha
muda adalah solusinya. Pengusaha muda dapat melakukan kolaborasi dan membuat
bisnis start up lainnya dengan mengutamakan kemudahan akses, pelayanan yang cepat
dan jujur, menawarkan harga yang bersaing, dan berkolaborasi dengan banyak pihak.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Disrupsi yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia akan sangat mempengaruhi
GDP Indonesia. Disrupsi memiki dampak posistif, yaitu memiliki cakupan pasar yang
lebih luas, mendapat keuntungan yang lebih dari sebelumnya, mengangkat
perekonomian negara, mempermudah pengusaha lain untuk berbisnis dengan cara
berkolaborasi, dan kemudahan akses bagi konsumen. Selain itu, disrupsi juga memiliki
dampak negatif, yaitu dapat meningkatkan pengangguran, mematikan perusahaan lokal
dan pengusaha lokal, dan berpeluang menurunkan tingkat kesejahteraan sebagian
masyarakat.

4.2 Saran
Dalam melakukan disrupsi terhadap suatu bisnis, hendakna memperhatikan kondisi
pasar dan kebutuhan konsumen serta melihat peluang dengan data real time.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kasali, Rhenald. 2017. Disruption. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. Pembangunan Ekonomi 1. Penerjemah
Munandar, Haris. 2006. Erlangga. Jakarta.

Fajrian, Hilman. 2017. Dilema Inovasi dan Kekalahan Sebuah Bangsa. Selasar.com.

Anonim. Kanibalisasi saham matahari departemen store anjlok 8 persen dalam 3 hari.
www.bareksa.com.

Anonim. Teori disruptive innovation menurut prof. Clayton M. Christensen.


www.kumpulanstudi-aspirasi.com

16

Anda mungkin juga menyukai