Anda di halaman 1dari 2

1. Mengapa segmentasi diperlukan oleh Humas?

Pendekatan segmentasi diperlukan untuk lebih menajamkan sasaran dan membuat program lebih
terarah. Dalam pemasaran (Kotler & Andreasen dalam grunig, 1992) menyebut bahwa
segmentasi dapat digambarkan sebagai niche atau ceruk dalam konsep  pemasaran. Kotler &
Andreasen dan Lovelock & Weinberg dalam grunig (1992) mengatakan bahwa dalam
segmentasi harus bisa didefinisikan, diukur, mudah dijangkau, tepat sesuai dengan misi
organisasi. Gruning menyebutkan bahwa dalam segmentasi perlu dibuat jala jala segmentasi
dengan menyusun map atau pemetaan bagaimana posisi masing masing unsur organisasi. Urutan
jala adalah sebagai berikut :

1. Perilaku dan efek komuinikasi perorangan. Sebagai pusat jala, mereka adalah
yang terlibat secara langsung dalam proses komunikasi. Menurut grunig ada tiga
buah variabel yakni : pengenalan masalah, pengenalan kendala dan tingkat
keterlibatan.
2. Publik. Kita menentukan segmen mana dari stakeholder yang dikategorikan
sebagai segmen aktif dan pasif. Gruning mengatakan bahwa organisasi akan lebih
mudah berkomunikasi dengan publik aktif dibandingkan dengan publik pasif.
3. Komunitas. Komunitas merupakan pengelompokan publik yang bisa didasarkan
pada tempat tinggal yang sama atau bisa juga oleh hobi yang sama.
4. Psikografis, gaya hidup, budaya dan hubungan sosial. Psikografis adalah latar
belakang sosial ekonomi yang berupa tingkat sosial ekonomi dan gaya hidup.
Faktor psikografis dapat diukur dengan metode VALS yakni values, life style.
5. Geodemografis. Lapisan di sebelah luar yang digunakan untuk melihat kelompok
masyarakat menurut tempat tinggalnya. Konsep ini dari Jonathan Robin bahwa
manusia cenderung tinggal berkelompok dalam kelas yang sama seperti mereka.
6. Demografi dan kategori sosial. Kategori yang bersifat umum dan dipakai untuk
membaca ciri ciri masyarakat seperti penghasilan, pengeluaran, pendidikan, usia,
pekerjaan dll.
7. Massa Audiens. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah para audiens media
seperti pembaca surat kabar, pendengan radio, dan penonton televisi.

Public relations memerlukan segmentasi karena hal ini ditujukan untuk membantu peran PR
dalam bidang perusahaan. Hal ini mendukung peran public relations dalam sebuah organisasi
atau perusahaan, di mana public relations melakukan komunikasi yang berhubungan dengan hal-
hal yang berkaitan dengan strategi, yakni mengamankan arah dan tujuan perusahaan atau
organisasi menuju sasarannya. Untuk menjalankan tugasnya, public relations perlu
mengidentifikasi siapa publiknya, apa bentuk dan segmentasi publiknya. Public relatios
mengarahnya kegiatan komunikasinya.
Dalam proses marketing communication misalnya, dilakukan pemilihan atau menentukan
target pemasaran yang di dalamnya terdapat penentuan segmentasi pasar. Segmentasi pasar
adalah kegiatan untuk membagi-bagi atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak
yang lebih homogen. Konsep ini memberi pegangan yang sangat penting dalam pemasaran yaitu
sebagai arahan untuk memilih bagian tertentu saja dari konsumen yang sangat luas, agar dapat
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Dengan adanya segmentasi ini, praktisi humas
dalam pemasaran dapat menentukan penyeleksian pasar dan melihat pula konsumen itu sendiri.
Sehubungan dengan pemakaian konsep segmentasi, J, Grunig (1992) mengembangkan
model jala-jala segmentasi yang ditujukan untuk membantu peran PR dalam perusahaan. Dalam
modelnya, Grunig membedakan jala-jala yang menjadi jala-jala yang berada di pusat jala
(microsegments) dan di lapisan luar yang disebut macro-segment. Lapisan jala-jala ini yaitu:
1. Lapisan 1 adalah pusat jala-jala meliputi perilaku para individu yang terlibat dalam proses
komunikasi melalui pengenalan masalah, kendala dan tingkat keterlibatan masing-masing.
2. Lapisan Publik; dilakukan setelah pengamatan terhadap stakeholders.
Publik dibedakan menjadi 3 (tiga), antara lain:
a. All issue publics yaitu publik yang aktif pada seluruh permasalahan
b. Apathetic publics yaitu publik yang apatis/tidak tertarik
c. Single issue publis yaitu publik yang aktif pada bagian tertentu masalah, sesuai
kepentingan masing-masing.
d. Hot issue publics yaitu publik yang aktif pada satu itu yang menyangkut kepentingan
umum.
3. Lapisan Komunitas
4. Lapisan Psikogratif, Gaya hidup, Budaya dan Hubungan sosial
5. Lapisan Geodemografis
6. Lapisan demografis dan Kategori sosial
7. Lapisan Masyarakat

2. Jelaskan secara komperhensif apa perbedaan kategori psikografi dan geodemografis


dalam segmentasi Humas? Kemudian berikan contoh pada kedua unsur tersebut!

a. Segmentasi Psikografis
Segmentasi ini mnegelompokkan konsumen berdasarkan gaya hidup dan kepribadian
individu. Pada dasarnya, gaya hidup memengaruhi perilaku seseorang dalam menentukan
pilihan-pilihan konsumsi. Gaya hidup juga mencerminkan bagaiman seseorang
menghabiskan waktu dan uang dalam bentuk aktivitas-aktivitas, minat dan lainnnya.
Contohnya, orang-orang yang kerap berlibur di luar negeri memiliki gaya hidup yang
berbeda dengan orang-orang yang hanya berlibur di negerinya sendiri dalam hal
bagaimana memilih destinasi wisata.
b. Segmentasi Geodemografis
Segmentasi ini merupakan gabungan dari segmentasi geografis (segmentasi berdasarkan
jangkauan geografis) dengan segmentasi demografis (segmentasi bersadarkan
demografi/kependudukan). Di dalam konsep ini, individu yang ada di dalam geografis
yang sama cenderung memilki karakter-karakter demografis yang sama pula. Namun,
wilayah jangkauan geografinsya harus sekecil mungkin.
Contohnya, orang-orang yang tinggal di RT 01 kelurahan klender memiliki selera yang
berbeda dalam membelanjakan anggaran kelurahannya dengan RT 02 di kelurahan yang
sama.

DAFTAR PUSTAKA

M.A, Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana


Prenada.

Anda mungkin juga menyukai