Anda di halaman 1dari 8

Terapi diet

6 Aturan Diet Bagi Penderita Leukemia


1. Meningkatkan asupan protein

Protein menjadi sumber nutrisi yang penting bagi penderita leukimia. Mengapa
demikian? Sebab protein mengandung asam amino yang bekerja dalam
meningkatkan fungsi kerja sistem imun, sebagai anti bakteri, sekaligus melakukan
perbaikan terhadap sel-sel dan jaringan  yang rusak, termasuk menghambat sel
kanker.

Di samping itu, protein juga mengoptimalkan produksi enzim dan hormon dalam
tubuh. Dengan demikian, proses penyembuhan bisa berlangsung lebih cepat. Untuk
sumber protein sendiri, bisa kamu temukan pada makanan hewani ataupun nabati.
Misalnya saja ikan, daging, telur, olahan susu, kedelai ataupun kacang-kacangan.

2. Memperbanyak konsumsi makanan penambah energi

Selain membutuhkan protein, penderita leukimia juga membutuhkan asupan energi


lebih besar dibandingkan kebutuhan normal. Hal ini dikarenakan sel-sel kanker yang
berkembang pesat dapat menyedot nutrisi dalam tubuh, sehingga si penderita
berisiko mengalami kekurangan gizi yang menyebabkan penurunan berat badan
drastis.

Maka itu, untuk mengatasi kondisi tersebut, penderita kanker disarankan


memperbanyak asupan makanan berenergi. Ini bisa kamu dapatkan dari beragam
sumber makanan. Yang utama adalah karbohidrat kompleks, seperti beras merah,
roti gandum, oatmeal, nasi, kentang, atau ubi.

Kamu juga bisa menambah energi dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran.
Pilihlah buah yang mengandung lemak tak jenuh, misalnya alpukat. Sedangkan untuk
sayuran, usahakan yang mengandung serat tinggi agar bisa melancarkan
pencernaan sehingga toksin dalam tubuh dapat dikeluarkan dengan mudah

3. Batasi konsumsi sumber asam folat

Asam folat atau vitamin B9 memiliki peranan penting bagi ibu hamil, dimana
fungsinya untuk mencegah cacat pada janin. Selain itu, asam folat juga diyakni
dapat mencegah kanker serviks, kanker kolon dan pankreas. Namun baru-baru ini,
penelitian yang dilakukan oleh Dr.Shumin Zhang, seorang profesor dari Harvard
medical School    di Boston, menyatakan bahwa asam folat tidak terbukti dapat
mencegah kanker. Penelitian lain oleh Young In Kim di tahun 2008 juga
menyebutkan bahwa asam folat dapat mencegah timbulnya sel kanker pada jaringan
normal. Namun saat sel berkembang abnormal, asupan asam folat justru memicu
proliferasi lesi kanker. Maka itu, mengonsumsi asam folat harus dibatasi untuk
terapi penyembuhan leukimia.

Sebagai info, sederet makanan yang mengandung tinggi asam folat seperti bayam,
brokoli, asparagus dan kacang-kacangan. Untuk mengurangi kadar asam folat, kamu
bisa memanaskan makanan (misal ditumis, dikukus atau lainnya) terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi.

4. Lakukan diet rendah purin

Untuk pengidap leukimia, biasanya dokter memberikan obat alupurinol yang


bertujuan untuk mencegah peningkatan kadar asam urat. Ya, meski gak semua,
namun penderita kanker darah berisiko mengalami gout  atau asam urat. Maka itu
sangat disarankan untuk membatasi konsumsi makanan tinggi putin, seperti jeroan,
daging merah berlemak, makanan yang diawetkan, sarden dan sejenisnya.

Dengan melakukan diet rendah purin, hal ini terbukti dapat mencegah pembentukan
endapan kristal asam urat pada sendi. Dengan begitu, risiko penyakit gout bisa
terhindarkan.

5. Buah-buahan wajib ada setiap hari

Satu hal lagi yang perlu kamu sediakan untuk terapi leukimia adalah buah-buahan.
Makanan ini wajib banget dikonsumsi setiap hari. Buah mengandung beragam
vitamin, mineral dan antioksidan yang berguna untuk memerangi sel-sel kanker.

Adapun jenis buah-buahan berkadar antioksidan tinggi, seperti kismis, kurma,


blueberry, anggur, stroberi, pulm, manggis dan jeruk. Sebuah penelitian di University
of  Western Ontario,  Kanada memaparkan bahwa mengonsumsi jeruk dapat bekerja
hingga 50 persen dalam menghambat perkembangan sel kanker.

6. Stop alkohol, rokok dan minuman bersoda

Alkohol, rokok dan minuman bersoda (softdrink)  merupakan sederet makanan yang


bisa menimbulkan efek buruk bagi tubuh. Selain bersifat karsinogenik atau dapat
memicu kanker, juga dapat mengganggu sirkulasi darah dan mengurangi asupan
oksigen dalam tubuh.

Oleh karenanya, rokok, alkohol dan softdrink dianjurkan untuk dibatasi. Termasuk
bagi  penderita leukimia juga sangat tidak dianjurkan.

Nah, jadi itulah sederet aturan diet sehat bagi penderita leukimia. Ada baiknya kamu
juga berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat
dan tepat. Semoga bermanfaat.
https://www.idntimes.com/food/diet/amp/amaniya/aturan-diet-sehat-bagi-penderita-leukemia-
exp-c1c2

https://id.scribd.com/document/393249926/Terapi-Diet-Leukemia

Terapi farmakologi
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah cara utama untuk mengatasi dan mengobati leukemia. Terapi leukemia
ini menggunakan obat-obatan yang diberikan dalam bentuk pil, melalui infus ke dalam vena
atau kateter, atau suntikan di bawah kulit, untuk menghentikan pertumbuhan atau
membunuh sel kanker.

Obat kemoterapi untuk leukemia umumnya diberikan dalam bentuk kombinasi. Pemberian
obatnya pun bisa dilakukan dalam beberapa siklus dan bisa berlangsung selama enam bulan
atau lebih, tergantung variasi obat dan proses pemulihan dari kemoterapi

Pengobatan ini umumnya diberikan bagi pasien dengan jenis leukemia limfoblastik akut
(ALL) dan leukemia mieloid akut (AML). Bagi pasien jenis leukemia lain, seperti leukemia
limfositik kronis (CLL), leukemia mieloid kronis (CML), dan hairy cell leukemia, kemoterapi
juga bisa diberikan, terutama bagi yang sudah berkembang atau mengalami gejala.

Dilansir dari Leukemia & Lymphoma Society, pemberian kemoterapi untuk leukemia
ALL dan AML dilaksanakan dalam dua fase, yaitu induksi dan pascaremisi. Induksi adalah fase
awal pasien dalam menjalani kemoterapi.

Terapi dalam fase ini bertujuan membunuh sel kanker sebanyak mungkin untuk mencapai
remisi, yaitu ketika tidak ada sel kanker yang tersisa di darah dan sumsum tulang serta
pasien sudah merasa lebih baik

Setelah mencapai remisi, pasien jenis leukemia tersebut pun tetap perlu menjalani
kemoterapi untuk mencegah kembalinya sel kanker. Fase ini disebut juga dengan
pascaremisi. Di fase pascaremisi, selain kemoterapi, pasien juga terkadang melakukan
transplantasi sel induk atau stem cell

2. Terapi radiasi atau radioterapi


Radioterapi atau terapi radiasi menggunakan sinar-X atau sinar berenergi tinggi untuk
merusak sel-sel leukemia dan menghentikan pertumbuhannya. Terapi radiasi ini biasanya
dilakukan untuk mempersiapkan transplantasi sel induk atau stem cell.

Saat prosedur dijalankan, Anda diminta untuk berbaring di atas meja. Kemudian, sebuah
mesin bergerak di sekitar Anda, mengarahkan radiasi ke titik di mana sel kanker berada atau
ke seluruh tubuh Anda.

Pengobatan terapi radiasi biasanya diberikan untuk hampir seluruh jenis leukemia. Berikut
penjelasannya:

Jenis leukemia ALL, radioterapi bisa diberikan untuk mencegah atau mengobati
penyebaran sel kanker ke sistem saraf pusat, persiapan untuk transplantasi sel induk, dan
menghilangkan rasa sakit akibat penyebaran sel leukemia ke tulang, terutama jika
kemoterapi belum membantu.

Jenis leukemia AML, radioterapi biasanya diberikan untuk persiapan transplantasi sel
induk dan bila leukemia telah menyebar ke luar sumsum tulang, termasuk ke tulang atau
sistem saraf pusat.

Jenis leukemia CLL, radioterapi biasanya diberikan bila sel leukemia telah berkembang di
sumsum tulang dan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri, menyusutkan limpa yang
membesar jika kemoterapi tidak berhasil, atau menyusutkan pembesaran kelenjar getah
bening di satu area tubuh.

Jenis leukemia CML, radioterapi biasanya diberikan bila sel leukemia telah berkembang di
sumsum tulang dan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri, sel kanker telah menyebar ke
luar sumsum tulang, menyusutkan limpa yang membesar jika kemoterapi tidak berhasil,
serta persiapan sebelum transplantasi sel induk.

3. Imunoterapi
Imunoterapi atau terapi biologis adalah jenis pengobatan yang menggunakan obat-obatan
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan leukemia. Jenis terapi
biologis yang biasa digunakan untuk leukemia, yaitu interferon, interleukin, dan terapi sel
CAR-T.

Beberapa jenis leukemia yang biasanya menggunakan jenis penanganan ini, yaitu CML dan
hairy cell leukemia. Pada pasien CML, terapi biologis dengan interferon alfa umumnya
diberikan sebagai terapi lini pertama, terutama bagi pasien yang tidak dapat mengatasi efek
samping dari terapi target atau resisten terhadap obat-obatan terapi target.

Interferon juga diberikan bagi pasien hairy cell leukemia, terutama bila Anda tidak dapat
menjalani kemoterapi atau kemoterapi tidak lagi berpengaruh. Wanita hamil atau yang
memiliki tingkat sel darah neutrofil sangat rendah pun tidak direkomendasikan untuk
menjalani terapi biologis ini.

Selain jenis leukemia tersebut, pasien ALL pun mungkin bisa mendapat jenis pengobatan ini.
Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis pengobatan dan obat yang tepat untuk Anda.

4. Terapi target
Terapi target merupakan cara mengatasi leukemia dengan menggunakan obat-
obatan yang fokus dan spesifik menyerang sel kanker. Terapi target ini bekerja
dengan menghalangi kemampuan sel leukemia untuk berkembang biak dan
membelah diri, memotong pasokan darah yang dibutuhkan sel kanker untuk hidup,
atau membunuh sel kanker secara langsung.

Meski tampak sama dengan kemoterapi, terapi target lebih kecil kemungkinannya
memengaruhi dan membahayakan sel-sel yang sehat. Beberapa obat yang umumnya
dipakai dalam terapi target untuk leukemia, yaitu:

Antibodi monoklonal, seperti inotuzumab, gemtuzumab, rituximab, ofatumumab,


obinatuzumab, atau alemtuzumab.

Tyrosin kinase inhibitors, seperti imatinib, dasatinib, nilotinib, ponatinib, ruxolitinib,


fedratinib, gilteritinib, midostaurin, ivositinib, ibrutinib, atau venetoclax.

Pengobatan terapi target umumnya diberikan bagi pasien dengan jenis leukemia
ALL, CLL, CML, dan hairy cell leukemia. Pada pasien ALL, obat terapi target tyrosin
kinase inhibitors biasanya diberikan bersamaan dengan kemoterapi, sedangkan
pasien CML bisa sebagai pengobatan lini pertama.

Sementara pada pasien CLL, terapi target biasanya diberikan pada pasien dengan
leukemia yang sudah berkembang dan bila sel kanker kembali datang (rekurensi),
dan bisa diberikan bersamaan dengan kemoterapi. Namun, jenis pengobatan ini pun
bisa diberikan ketika pasien tidak lagi merespon pengobatan kemoterapi.
Adapun pada pasien hairy cell leukemia, obat terapi target yang umumnya
diberikan, yaitu rituximab. Obat ini bisa diberikan ketika kemoterapi tidak dapat
mengendalikan leukemia atau leukemia kembali lagi setelah kemoterapi dilakukan.

5. Transplantasi stem cell atau sumsum tulang

Cara mengatasi dan mengobati leukemia lainnya, yaitu transplantasi stem cell atau
sel induk atau sumsum tulang. Jenis pengobatan ini umumnya dilakukan setelah
kemoterapi atau radioterapi.

Prosedur transplantasi dilakukan dengan mengganti sel induk pembentuk kanker


darah (yang telah dibunuh dengan kemoterapi/radioterapi) dengan sel baru yang
sehat. Sel-sel sehat ini bisa diambil dari tubuh Anda sebelum kemoterapi dan radiasi
dilakukan atau dari darah atau sumsum tulang donor. Sel yang sehat ini kemudian
bisa berkembang menjadi sumsum tulang dan sel darah baru yang dibutuhkan
tubuh.

Transplantasi sel induk sumsum tulang mungkin dilakukan pada pasien leukemia ALL
dan AML pada fase pascaremisi. Adapun untuk pasien leukemia CML, pengobatan ini
jarang diberikan.

6. Pengobatan lainnya

Selain jenis pengobatan yang umum di atas, penanganan medis lainnya mungkin
dilakukan untuk pasien leukemia. Salah satunya yang sering dilakukan, yaitu operasi
pengangkatan limpa.

Hal ini umumnya dilakukan bila limpa membesar akibat sel kanker leukemia dan
menimbulkan rasa nyeri, serta kemoterapi atau radioterapi tidak bisa
menyusutkannya. Meski demikian, tidak semua pasien akan menjalani hal ini.
Konsultasikan selalu dengan dokter untuk jenis pengobatan yang tepat untuk Anda .

https://hellosehat.com/kanker/kanker-darah/pengobatan-leukemia/?amp=1

https://hellosehat.com/kanker/kanker-darah/pengobatan-leukemia/?amp=1

https://www.halodoc.com/artikel/jenis-terapi-untuk-mengobati-kanker-darah
https://m.klikdokter.com/amp/3594950/kenali-jenis-terapi-yang-tepat-untuk-
penderita-leukemia

Terapi medis dan non medis


Transplantasi Sel Punca Hematopoietik Allogenik

Menggunakan sel punca dari:

• Pendonor dari keluarga

• Pendonor non-keluarga

• Darah tali pusat

• Pendonor separuh identik (biasanya orang tua pasien)

Kami menggunakan protokol perawatan canggih, yang disesuaikan dengan kondisi


medis setiap pasien untuk meminimalkan toksisitas. Sebagai bagian dari rencana
pengobatan, pasien akan memiliki akses untuk kemoterapi dan imunoterapi baru
sebelum dan sesudah transplantasi untuk memaksimalkan keberhasilan transplantasi.

Untuk memberikan perawatan yang lengkap dan terkoordinasi, para dokter spesialis
transplantasi kami didukung sepenuhnya oleh tim perawatan pasien yang
berdedikasi, termasuk perawat yang terlatih dalam bidang transplantasi, konselor,
penata diet dan tenaga profesional lainnya.

Apa itu transplantasi sel punca?

Transplantasi sel punca hematopoietik (atau transplantasi sumsum tulang


sebagaimana prosedur ini biasa diistilahkan) mengacu pada prosedur yang sangat
khusus dimana sel punca ditransplantasikan ke tubuh seseorang untuk pengobatan
terhadap kanker dan kelainan darah. Berjuta transplantasi telah dilakukan sejak
prosedur ini disahkan di awal tahun 1950-an dan berbagai penelitian masih terus
berlangsung hingga saat ini untuk terus meningkatkan efektivitas pengobatan.

Apa itu sel punca?

Sel punca adalah sel yang memiliki dua sifat unik dan spesifik, yaitu kemampuan
untuk memperbaharui dirinya sendiri dengan cara membelah diri dan menciptakan
sel punca baru yang lebih banyak; dan kemampuan untuk tumbuh menjadi sel-sel
khusus yang mampu melaksanakan fungsi tertentu. Karena sel punca hematopoietik
dapat tumbuh menjadi sel apapun yang dapat ditemukan di aliran darah, maka
mereka dapat membuat sel yang dibutuhkan oleh tubuh dan sistem kekebalan tubuh
agar dapat berfungsi. Kemampuan ini menjadikan transplantasi sel punca sebagai
sebuah kemajuan medis yang menggembirakan.
https://www.google.com/search?
sxsrf=ALeKk021IfbRQH1OiSgBh0pQo6NJF2uD2g:1629788749106&q=kanker+darah
+transplantasi+sel+punca+hematopoietik&stick=H4sIAAAAAAAAAOMQFeLQz9U3M
CkoTlPiBLGMigqMC3YxMRosYjXKTszLTi1SSEksSsxQKClKzCsuyEnMK0kszlQoTs1RKCjN
S05UyEjNTSzJL8jPTC3JzAYAu7ONKFAAAAA&sa=X&sqi=2&pjf=1&ved=2ahUKEwickc
qbjMnyAhWXyDgGHTxXAmQQ0EAwAXoECAMQAw&biw=360&bih=512&dpr=1.5

https://www.google.com/search?
q=terapi+medis+dari+penyakit+leukemia#wptab=s:H4sIAAAAAAAAAONgVuLQz9U
3MCkoTnvEaMwt8PLHPWEprUlrTl5jVOHiCs7IL3fNK8ksqRQS42KDsnikuLjgmnh2MYl5
pCbmlGT4pqZkJifmBBTlJ6emlBalLmIVB7KLQWyFXKBcsYJPaml2am5mIgDahM8OdQA
AAA

Anda mungkin juga menyukai