• LATAR BELAKANG
Penataan bunyi pada bagunan mempunyai dua tujuan, yaitu untuk kesehatan
(mutlak) dan untuk kenikmatan (diusahakan). Penataan bunyi melibatkan empat elemen
yang harus dipahami oleh para arsitek, yaitu sumber bunyi (sound source), penerima
bunyi (receiver), media dan gelombang bunyi (soundwave). Sumber bunyi dapat berupa
benda yang bergetar, misalnya tali bunyi manusia, senar gitar, loudspeaker, dan tepuk
tangan. Penerima bunyi dapat berupa telinga manusia maupun microphone. Media
adalah sarana bagi bunyi untuk merambat, dapat berupa zat gas, cair, maupun padat.
Tanpa media maka gelombang bunyi tidak akan dapat merambat dari sumber ke
penerima bunyi.
Sumber :
https://www.itb.ac.id/program-studi-sarjana-teknik-sipil
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/714/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
• PEMBAHASAN
A. Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang terjadi karna adanya sumber getaran.
Pada perambatannya gelombang merambatkan energi gelombang, sedangkan perantaranya tidak ikut
merambat.
• Macam-macam gelombang
1. Gelombang transversal : gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah
getarannya. Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang dan lembah
gelombang yang merambat. Contoh, gelombang pada tali, permukaan air, dan gelombang
cahaya.
https://images.app.goo.gl/3gpRXyLSB4Twgcqy9
https://asset.kompas.com/data/photo/2021/01/28/6012a4adecd9f.jpg
Sumber : https://youtu.be/QY15H04p6iI
• Sifat-sifat gelombang
2.Pemantulan Gelombang :Ketika gelombang menabrak penghalang atau berada pada ujung
dari medium rambatnya, sebagian gelombang akan dipantulkan. Sudut yang dibentuk gelombang
datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut yang dibuat oleh gelombang
pantulnya, sesuai dengan hukum pemantulan. Sudut datang dijelaskan sebagai sudut yang dibuat
oleh gelombang datang terhadap garis tegak lurus permukaan pantul. Sementara itu, sudut pantul
adalah sudut yang dibentuk gelombang yang telah dipantulkan. Hukum pemantulan ini berlaku untuk
semua jenis gelombang.
3. Pembiasan Gelombang : Gelombang yang melewati dua medium yang berbeda, sebagian
akan dipantulkan sementara sebagian lainnya akan diteruskan. Pembelokan berkas gelombang
yang diteruskan dikenal dengan istilah pembiasan atau refraksi. Salah satu contohnya adalah
ketika kita memasukkan pensil ke dalam gelas berisi air dan pensil tersebut terlihat seakan-akan
patah.
5. Polarisasi Gelombang : Polarisasi merujuk pada arah getaran gelombang yang dapat diserap.
Polarisasi gelombang terdiri dari polarisasi vertikal dan horizontal. Polarisasi vertikal dapat kita
lihat dengan menggerakkan tali dari atas ke bawah. Sementara itu, polarisasi horizontal bisa kita
amati dengan menggerakkan tali ke kanan dan kiri
6. Efek Doppler : Jika suatu sumber gelombang dan penerimanya bergerak relatif satu sama lain,
frekuensi yang dideteksi penerima tidak sama dengan frekuensi sumber. Ketika keduanya
bergerak saling mendekati, frekuensi yang terdeteksi akan lebih besar daripada frekuensi
sumber. Peristiwa ini disebut dengan efek Doppler. Efek Doppler salah satunya dimanfaatkan
radar polisi untuk mengukur kelajuan mobil.
Sumber : https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-saja-sifat-sifat-gelombang-2613/
B. Bunyi
Bunyi ini pada dasarnya adalah hasil dari getaran yang mengganggu atau yang menggetarkan
udara di sekitarnya. Gangguan tersebut merambat hingga menggetarkan gendang telinga dan hasilnya
adalah bunyi yang kita dengar. Memang, bagian telinga yang berfungsi menangkap gelombang bunyi
adalah gendang telinga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bunyi adalah getaran yang merambat.
Secara umum gelombang bunyi adalah gelombang yang merambat melalui medium tertentu.
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang digolongkan sebagai gelombang longitudinal.
• Klasifikasi Gelombang Bunyi
Suatu bunyi dapat didengar oleh manusia karena memiliki 3 hal, yaitu adanya sumber bunyi,
adanya medium rambat bunyi, dan frekuensinya yang berada antara 20 Hz – 20.000 Hz (audiosonik).
Tidak hanya manusia, semua makhluk hidup juga dapat mendengar bunyi. Berdasarkan
frekuensinya, gelombang bunyi diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Infrasonik : bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh hewan
seperti jangkrik, laba-laba, gajah, anjing, dan lumba-lumba.
2. Audiosonik : bunyi yang memiliki frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar
oleh manusia.
3. Ultrasonik : bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh
hewan seperti kelelawar dan lumba-lumba.
1. Pemantulan (Refleksi)
Pemantulan adalah keadaan ketika gelombang bunyi yang datang mengenai permukaan suatu
medium yang keras dan kembali ke medium asalnya dengan sudut yang sama. Bunyi dalam ruangan
tertutup terdengar lebih keras karena dinding ruangan terlalu dekat dengan sumber bunyi. Alhasil,
bunyi pantul tidak memiliki waktu yang cukup untuk merambat dan menyebabkan bunyi datang dan
bunyi pantul terdengar bersamaan. Berbeda dengan gema atau suara pantulan yang terjadi jika kita
berteriak di sekitar tebing. Jarak antara tebing dan sumber bunyi cukup jauh sehingga bunyi
pantul memerlukan waktu yang cukup lama untuk merambat sampai pendengaran. Akibatnya, bunyi
pantul akan terdengar setelah bunyi asli.
2. Pembiasan (Refleksi)
Jika gelombang bunyi merambat dan memasuki medium yang berbeda, gelombang bunyi
tersebut akan dibelokkan. Itulah yang disebut dengan pembiasan (refleksi) gelombang bunyi.
Refraksi terjadi jika gelombang bunyi dari suatu medium memasuki medium lain dengan sudut
tertentu. Hal inilah yang menyebabkan suara petir pada malam hari terdengar lebih keras
dibandingkan pada siang hari. Pada malam hari, lapisan udara bagian bawah lebih rapat daripada
bagian atas sehingga suara petir dari lapisan udara akan dibiaskan mendekati permukaan tanah di
bawahnya.
3. Pelenturan (Difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati celah yang ukurannya
seorde dengan panjang gelombangnya. Contohnya yaitu ketika seseorang dapat mendengar suara
dari ruangan di sebelahnya.
4. Interferensi
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang berbeda yang saling berinteraksi pada medium
yang sama. Interferensi terbagi menjadi dua macam, yaitu interferensi k onstruktif dan
interferensi destruktif.
Interferensi konstruktif adalah keadaan saat kedua gelombang yang berinterferensi sefase,
sehingga saling memperkuat. Sebaliknya, interferensi destruktif terjadi ketika kedua gelombang yang
berinterferensi berbeda fase 180° sehingga saling melemahkan.
5. Pelayangan
Pelayangan bunyi adalah dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang terjadi secara
berurutan. Jika kedua gelombang bunyi merambat bersamaan, bunyi paling kuat akan
dihasilkan saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan fase, maka akan
menghasilkan bunyi paling lemah.
Nilai kecepatan dari gelombang bunyi bervariasi. Hal ini tergantung dari medium
rambatnya. Secara umum, cara menghitung cepat rambat bunyi adalah sebagai berikut:
Keterangan :
s = jarak (m)
t = waktu (s)
Gelombang bunyi dapat merambat melalui zat padat. Contoh medium rambat zat padat
yaitu alumunium, baja, kaca, dan lain-lain. Rumus menghitung cepat rambat bunyi yang merambat
melalui zat padat adalah sebagai berikut:

Modulus young (E) merupakan ukuran kekakuan suatu bahan zat padat. Nilai modulus young
zat padat berbeda-beda.
Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat cair. Medium zat cair dapat berupa air, raksa,
helium cair, dan lainnya. Rumus untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam zat cair adalah
sebagai berikut:

Modulus Bulk (B) merupakan kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala
arah ketika diberi suatu tegangan ke segala arah.
Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui medium udara atau gas. Rumus untuk
menghitung cepat rambat bunyi dalam gas adalah sebagai berikut:
Konstanta laplace adalah perbandingan antara kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dengan
kapasitas kalor pada volume tetap. Konstanta laplace dapat dipakai untuk gas monoatomik atau
diatomik. Konstanta laplace untuk gas monoatomik adalah:
Sumber : https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/gelombang-bunyi-klasifikasi-sifat-gelombang-bunyi-
dan-penerapannya
1. Pemantulan Bunyi
Pemantulan bunyi ini hampir serupa dengan pemantulan cahaya, karena sinar bunyi datang
dan pantul terletak dalam bidang datar sama dan sudut gelombang bunyi datang sama dengan
sudut gelombang bunyi pantul (huukum pemantulan). Namun yang perlu di ingat adalah
panjang gelombang bunyi jauh lebih panjang dari panjang gelombang sinar cahaya, dan hukum
pemantulan bunyi hanya berlaku jika panjang gelombang bunyi adalah kecil dibandingkan ukuran
permukaan pemantul.
Sumber-sumber pemantulan bunyi Permukaan yang keras, tegar dan rata, seperti beton,
bata, batu, plester atau gelas dan lain-lain.
https://images.app.goo.gl/ixE3Kw1T3gG9cFXb8
2. Penyerapan Bunyi
Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas,
ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah energi panas yang
dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedang kecepatan perambatan gelombang
bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan.
https://images.app.goo.gl/ixE3Kw1T3gG9cFXb8
2. Isi ruangan seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak dan karpet.
a. Bahan berpori-pori Karakter akustik bahan berpori seperti papan serat (fiber board),
plesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi adalah jaringan selular dengan
pori-pori yang saling berhubungan. Penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi
dibandingkan pada frekuensi rendah. Efisiensi akustiknya membaik pada jangkauan frekuensi rendah
dengan bertambahnya tebal lapisan penahan yang padat dan dengan bertambahnya jarak dari
lapisan penahan ini. Bahan berpori komersial dapat dibagi dalam tiga kategori :
b. Penyerap panel atau penyerap selaput Penyerap panel pada konstruksi auditorium yang
berperan pada penyerapan frekuensi rendah antara lain :
• Gypsum boards
• Plesteran berbulu
• Jendela
• Kaca
• Pintu
https://images.app.goo.gl/oqWNwCXSd1Ss6j3B9
Pengertian
Sumber-sumber getaran pada bangunan Bising yang berhubungan dengan system mekanik
dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Bising peralatan mekanis yang disebabkan oleh tiap unit ventilasi dan pengkondisian
udara dan oleh kipas angin, motor, kompresor, pompa dll.
2. Bising sendiri (self-noise) yang disebabkan oleh aliran udara berkecepatan tinggi.
3. Pembicaraan silang (cros talk) dari satu tempat ke tempat lain, misalnya bunyi
pembicaraan yang masuk ke kisi pengadaan udara atau udara balik dalam satu ruang
merambat lewat saluran atau plenum dan muncul dalam ruang di dekatnya lewat kisi lain.
4. Bising yang ditransmisi dari sumber eksterior lewat bagian saluran yang tak
terlindung ke dalam bangunan.
https://images.app.goo.gl/FPP7avXwy47ezBmr6
1) Merusak bangunan
2) Mengganggu penghuni
3) Berinterferensi dengan kerja dan merusak instrument presisi 4) Bising bila laju getaran
berada dalam jangkauan frekuensi audio.
Penanggulangan gangguan getaran bunyi Transmisi getaran dari satu struktur ke struktur
lain dapat dihindari dengan meletakan elemen penenang (resilient), yang disebut juga isolator
getaran diantara kedua struktur. Isolator getaran dapat merupakan salah satu di bawah ini :
1. Pasangan lantai elastic (pegas baja, pegas udara, karet, gabus, laken, neoprene,
elastomer, fiber glas dll).
4. Pipa air/hose fleksibel (baja tahan karat, karet yang diperkuat, telpon yang dicetak, butyl
yang pleksibel/luwes).
Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/195001231978031-
SIDIK_HANANTO/HANDOUT_PERKULIAHAN_FISBANG_S1.pdf