Anda di halaman 1dari 10

• PENDAHULUAN

• LATAR BELAKANG

Teknik Sipil merupakan ilmu terapan yang mencakup teknologi merancang,


membangun, dan memelihara serta memperbaiki bangunan. Bangunan yang dimaksud di
sini sangat beragam, mulai dari bangunan rumah sederhana dan gedung-gedung
bertingkat, jembatan, bendungan, hingga bangunan sarana dan prasarana transportasi,
jembatan, bendungan, pengairan, prasarana produksi, hingga bangunan-bangunan lepas
pantai seperti pada fasilitas pengeboran minyak lepas pantai, serta berbagai fasilitas
pembangkit dan transmisi energi. Singkatnya, di setiap saat ketika kita melintas di jalan
raya, sewaktu berjalan-jalan di kawasan gedung pertokoan ataupun saat berkunjung ke
bandara, semua yang kita lihat dan manfaatkan merupakan hasil karya lulusan Teknik
Sipil. Dalam fisika kita mengenal yang namanya Bunyi dan Gelombang.

Penataan bunyi pada bagunan mempunyai dua tujuan, yaitu untuk kesehatan
(mutlak) dan untuk kenikmatan (diusahakan). Penataan bunyi melibatkan empat elemen
yang harus dipahami oleh para arsitek, yaitu sumber bunyi (sound source), penerima
bunyi (receiver), media dan gelombang bunyi (soundwave). Sumber bunyi dapat berupa
benda yang bergetar, misalnya tali bunyi manusia, senar gitar, loudspeaker, dan tepuk
tangan. Penerima bunyi dapat berupa telinga manusia maupun microphone. Media
adalah sarana bagi bunyi untuk merambat, dapat berupa zat gas, cair, maupun padat.
Tanpa media maka gelombang bunyi tidak akan dapat merambat dari sumber ke
penerima bunyi.

Gelombang bunyi dapat merambat langsung melalui udara dari sumbernya ke


telinga manusia. Selain itu, sebelum sampai ke telinga manusia, gelombang bunyi dapat
juaga terpantul-pantul dahulu oleh permukaan bangunan, menembus dinding, atau
merambat melalui struktur bangunan. Perjalanan bunyi dari sumber ke telinga akan
sangat menentukan karakter (kualitas dan kuantitas) bunyi tersebut. Oleh karena itu
pengolahan “jalan” bunyi tadi menjadi sangat penting untuk mendukung “pengolahan”
bunyi agar sesuai keinginan penerima bunyi.

Sumber :

https://www.itb.ac.id/program-studi-sarjana-teknik-sipil

http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/714/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
• PEMBAHASAN

A. Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang terjadi karna adanya sumber getaran.
Pada perambatannya gelombang merambatkan energi gelombang, sedangkan perantaranya tidak ikut
merambat.

• Macam-macam gelombang

> Menurut zat perantaranya :

1. Gelombang mekanik : gelombang yang perambatannya tidak memerlukan medium.

Contoh, gelombang air dan gelombang bunyi.

2. Gelombang elektrik : gelombang yang dalam perambatannya tidak memerlukan medium.


Contoh, gelombang radio dan gelombang cahaya.

> Menurut arah rambat dan arah getarannya :

1. Gelombang transversal : gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap arah
getarannya. Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang dan lembah
gelombang yang merambat. Contoh, gelombang pada tali, permukaan air, dan gelombang
cahaya.

https://images.app.goo.gl/3gpRXyLSB4Twgcqy9

2. Gelombang longitudinal : gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah


rambatnya. Gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan renggangan. Contohnya
gelombang bunyi.

https://asset.kompas.com/data/photo/2021/01/28/6012a4adecd9f.jpg

Sumber : https://youtu.be/QY15H04p6iI
• Sifat-sifat gelombang

1. Dispersi Gelombang :Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika


merambat melalui satu medium. Medium yang dilewati ketika gelombang tidak bergantung pada
panjang maupun frekuensi gelombang disebut medium dispersif.

2.Pemantulan Gelombang :Ketika gelombang menabrak penghalang atau berada pada ujung
dari medium rambatnya, sebagian gelombang akan dipantulkan. Sudut yang dibentuk gelombang
datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut yang dibuat oleh gelombang
pantulnya, sesuai dengan hukum pemantulan. Sudut datang dijelaskan sebagai sudut yang dibuat
oleh gelombang datang terhadap garis tegak lurus permukaan pantul. Sementara itu, sudut pantul
adalah sudut yang dibentuk gelombang yang telah dipantulkan. Hukum pemantulan ini berlaku untuk
semua jenis gelombang.

3. Pembiasan Gelombang : Gelombang yang melewati dua medium yang berbeda, sebagian
akan dipantulkan sementara sebagian lainnya akan diteruskan. Pembelokan berkas gelombang
yang diteruskan dikenal dengan istilah pembiasan atau refraksi. Salah satu contohnya adalah
ketika kita memasukkan pensil ke dalam gelas berisi air dan pensil tersebut terlihat seakan-akan
patah.

4. Interferensi Gelombang : Interferensi atau penggabungan gelombang terjadi ketika dua


gelombang koheren bertemu. Interferensi gelombang dapat dilihat pada riak air di permukaan.
Ketika terdapat dua sumber gelombang di permukaan air, muka gelombang tersebut akan
bertemu dan membentuk pola interferensi.

5. Polarisasi Gelombang : Polarisasi merujuk pada arah getaran gelombang yang dapat diserap.
Polarisasi gelombang terdiri dari polarisasi vertikal dan horizontal. Polarisasi vertikal dapat kita
lihat dengan menggerakkan tali dari atas ke bawah. Sementara itu, polarisasi horizontal bisa kita
amati dengan menggerakkan tali ke kanan dan kiri

6. Efek Doppler : Jika suatu sumber gelombang dan penerimanya bergerak relatif satu sama lain,
frekuensi yang dideteksi penerima tidak sama dengan frekuensi sumber. Ketika keduanya
bergerak saling mendekati, frekuensi yang terdeteksi akan lebih besar daripada frekuensi
sumber. Peristiwa ini disebut dengan efek Doppler. Efek Doppler salah satunya dimanfaatkan
radar polisi untuk mengukur kelajuan mobil.

Sumber : https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/apa-saja-sifat-sifat-gelombang-2613/

B. Bunyi

Bunyi ini pada dasarnya adalah hasil dari getaran yang mengganggu atau yang menggetarkan
udara di sekitarnya. Gangguan tersebut merambat hingga menggetarkan gendang telinga dan hasilnya
adalah bunyi yang kita dengar. Memang, bagian telinga yang berfungsi menangkap gelombang bunyi
adalah gendang telinga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bunyi adalah getaran yang merambat.
Secara umum gelombang bunyi adalah gelombang yang merambat melalui medium tertentu.
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang digolongkan sebagai gelombang longitudinal.
• Klasifikasi Gelombang Bunyi

Suatu bunyi dapat didengar oleh manusia karena memiliki 3 hal, yaitu adanya sumber bunyi,
adanya medium rambat bunyi, dan frekuensinya yang berada antara 20 Hz – 20.000 Hz (audiosonik).
Tidak hanya manusia, semua makhluk hidup juga dapat mendengar bunyi. Berdasarkan
frekuensinya, gelombang bunyi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Infrasonik : bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh hewan
seperti jangkrik, laba-laba, gajah, anjing, dan lumba-lumba.

2. Audiosonik : bunyi yang memiliki frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar
oleh manusia.

3. Ultrasonik : bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh
hewan seperti kelelawar dan lumba-lumba.

• Sifat-sifat Gelombang Bunyi

1. Pemantulan (Refleksi)

Pemantulan adalah keadaan ketika gelombang bunyi yang datang mengenai permukaan suatu
medium yang keras dan kembali ke medium asalnya dengan sudut yang sama. Bunyi dalam ruangan
tertutup terdengar lebih keras karena dinding ruangan terlalu dekat dengan sumber bunyi. Alhasil,
bunyi pantul tidak memiliki waktu yang cukup untuk merambat dan menyebabkan bunyi datang dan
bunyi pantul terdengar bersamaan. Berbeda dengan gema atau suara pantulan yang terjadi jika kita
berteriak di sekitar tebing. Jarak antara tebing dan sumber bunyi cukup jauh sehingga bunyi
pantul memerlukan waktu yang cukup lama untuk merambat sampai pendengaran. Akibatnya, bunyi
pantul akan terdengar setelah bunyi asli.

2. Pembiasan (Refleksi)

Jika gelombang bunyi merambat dan memasuki medium yang berbeda, gelombang bunyi
tersebut akan dibelokkan. Itulah yang disebut dengan pembiasan (refleksi) gelombang bunyi.
Refraksi terjadi jika gelombang bunyi dari suatu medium memasuki medium lain dengan sudut
tertentu. Hal inilah yang menyebabkan suara petir pada malam hari terdengar lebih keras
dibandingkan pada siang hari. Pada malam hari, lapisan udara bagian bawah lebih rapat daripada
bagian atas sehingga suara petir dari lapisan udara akan dibiaskan mendekati permukaan tanah di
bawahnya.

3. Pelenturan (Difraksi)

Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati celah yang ukurannya
seorde dengan panjang gelombangnya. Contohnya yaitu ketika seseorang dapat mendengar suara
dari ruangan di sebelahnya.

4. Interferensi

Interferensi adalah perpaduan dua gelombang berbeda yang saling berinteraksi pada medium
yang sama. Interferensi terbagi menjadi dua macam, yaitu interferensi k onstruktif dan
interferensi destruktif.
Interferensi konstruktif adalah keadaan saat kedua gelombang yang berinterferensi sefase,
sehingga saling memperkuat. Sebaliknya, interferensi destruktif terjadi ketika kedua gelombang yang
berinterferensi berbeda fase 180° sehingga saling melemahkan.

5. Pelayangan

Pelayangan bunyi adalah dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang terjadi secara
berurutan. Jika kedua gelombang bunyi merambat bersamaan, bunyi paling kuat akan
dihasilkan saat fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan fase, maka akan
menghasilkan bunyi paling lemah.

6. Cepat Rambat Gelombang Bunyi

Nilai kecepatan dari gelombang bunyi bervariasi. Hal ini tergantung dari medium
rambatnya. Secara umum, cara menghitung cepat rambat bunyi adalah sebagai berikut:

Keterangan :

v = cepat rambat gelombang (m/s)

s = jarak (m)

t = waktu (s)

7. Melalui Zat Padat

Gelombang bunyi dapat merambat melalui zat padat. Contoh medium rambat zat padat
yaitu alumunium, baja, kaca, dan lain-lain. Rumus menghitung cepat rambat bunyi yang merambat
melalui zat padat adalah sebagai berikut:



Modulus young (E) merupakan ukuran kekakuan suatu bahan zat padat. Nilai modulus young
zat padat berbeda-beda.

8. Melalui Zat Cair

Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat cair. Medium zat cair dapat berupa air, raksa,
helium cair, dan lainnya. Rumus untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam zat cair adalah
sebagai berikut:



Modulus Bulk (B) merupakan kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala
arah ketika diberi suatu tegangan ke segala arah.

9. Melalui Udara atau Gas

Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui medium udara atau gas. Rumus untuk
menghitung cepat rambat bunyi dalam gas adalah sebagai berikut:

Konstanta laplace adalah perbandingan antara kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dengan
kapasitas kalor pada volume tetap. Konstanta laplace dapat dipakai untuk gas monoatomik atau
diatomik. Konstanta laplace untuk gas monoatomik adalah:

Sumber : https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/gelombang-bunyi-klasifikasi-sifat-gelombang-bunyi-
dan-penerapannya

C. Rambatan bunyi pada konstruksi bangunan

1. Pemantulan Bunyi

 Pengertian pemantulan bunyi

Pemantulan bunyi ini hampir serupa dengan pemantulan cahaya, karena sinar bunyi datang
dan pantul terletak dalam bidang datar sama dan sudut gelombang bunyi datang sama dengan
sudut gelombang bunyi pantul (huukum pemantulan). Namun yang perlu di ingat adalah
panjang gelombang bunyi jauh lebih panjang dari panjang gelombang sinar cahaya, dan hukum
pemantulan bunyi hanya berlaku jika panjang gelombang bunyi adalah kecil dibandingkan ukuran
permukaan pemantul.

 Sumber-sumber pemantulan bunyi Permukaan yang keras, tegar dan rata, seperti beton,
bata, batu, plester atau gelas dan lain-lain.

https://images.app.goo.gl/ixE3Kw1T3gG9cFXb8

2. Penyerapan Bunyi

 Pengertian penyerapan bunyi

Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas,
ketika melewati suatu bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah energi panas yang
dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedang kecepatan perambatan gelombang
bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan.
https://images.app.goo.gl/ixE3Kw1T3gG9cFXb8

 Unsur-unsur penyerapan bunyi

1. Lapisan permukaan dinding, lantai dan atap.

2. Isi ruangan seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk dengan lapisan lunak dan karpet.

3. Udara dalam ruang.

3. Bahan dan konstruksi penyerap bunyi

a. Bahan berpori-pori Karakter akustik bahan berpori seperti papan serat (fiber board),
plesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi adalah jaringan selular dengan
pori-pori yang saling berhubungan. Penyerapan bunyi lebih efisien pada frekuensi tinggi
dibandingkan pada frekuensi rendah. Efisiensi akustiknya membaik pada jangkauan frekuensi rendah
dengan bertambahnya tebal lapisan penahan yang padat dan dengan bertambahnya jarak dari
lapisan penahan ini. Bahan berpori komersial dapat dibagi dalam tiga kategori :

 Unit akustik siap pakai.

 Plesteran akustik dan bahan yang disemprotkan.

 Selimut (isolasi akustik).

b. Penyerap panel atau penyerap selaput Penyerap panel pada konstruksi auditorium yang
berperan pada penyerapan frekuensi rendah antara lain :

• Panel kayu dan hardboard

• Gypsum boards

• Langit-langit plesteran yang digantung

• Plesteran berbulu

• Plastic board tegar

• Jendela

• Kaca

• Pintu

• Lantai kayu dan panggung

• Pelat-pelat logam (radiator)

c. Resonator rongga (atau Helmholtz)


Adalah sejumlah udara tertutup yang dibatasi oleh dinding-dinding tegar dan
dihubungkan oleh lubang/celah sempit (disebut leher) ke ruang sekitarnya, dimana
gelombang bunyi merambat. Resonator ini dapat digunakan :

 Sebagai unit individual

 Sebagai resonator panel berlubang

 Sebagai resonator celah.

https://images.app.goo.gl/oqWNwCXSd1Ss6j3B9

4. Getaran pada bangunan

 Pengertian

Walaupun peralatan mekanis dan mesin-mesin sekarang membuat kehidupan penghuni


bangunan-bangunan menjadi lebih nyaman, lebih menyenangkan dan lebih produktif, namun mesin-
mesin dan peralatan ini merupakan contributor dasar bagi bising dalam bangunan. Pengendalian
bising mekanis eliminasi sempurna adalah sulit, tidak ekonomis dan tidak perlu, yang perlu
adalah atenuasi bising mekanis menjadi suatu tingkat yang dapat diterima, tergantung pada
macam-macam keadaan, seperti kegiatan-kegiatan yang dapat diduga dalam ruang, tingkat
privasi yang dibutuhkan. Dll

 Sumber-sumber getaran pada bangunan Bising yang berhubungan dengan system mekanik
dapat dikelompokan sebagai berikut :

1. Bising peralatan mekanis yang disebabkan oleh tiap unit ventilasi dan pengkondisian
udara dan oleh kipas angin, motor, kompresor, pompa dll.

2. Bising sendiri (self-noise) yang disebabkan oleh aliran udara berkecepatan tinggi.

3. Pembicaraan silang (cros talk) dari satu tempat ke tempat lain, misalnya bunyi

pembicaraan yang masuk ke kisi pengadaan udara atau udara balik dalam satu ruang
merambat lewat saluran atau plenum dan muncul dalam ruang di dekatnya lewat kisi lain.

4. Bising yang ditransmisi dari sumber eksterior lewat bagian saluran yang tak
terlindung ke dalam bangunan.

https://images.app.goo.gl/FPP7avXwy47ezBmr6

 Akibat getaran pada bangunan Getaran dapat mempunyai pengaruh-pengaruh berikut :

1) Merusak bangunan
2) Mengganggu penghuni

3) Berinterferensi dengan kerja dan merusak instrument presisi 4) Bising bila laju getaran
berada dalam jangkauan frekuensi audio.

 Penanggulangan gangguan getaran bunyi Transmisi getaran dari satu struktur ke struktur
lain dapat dihindari dengan meletakan elemen penenang (resilient), yang disebut juga isolator
getaran diantara kedua struktur. Isolator getaran dapat merupakan salah satu di bawah ini :

1. Pasangan lantai elastic (pegas baja, pegas udara, karet, gabus, laken, neoprene,
elastomer, fiber glas dll).

2. Penggantung langit-langit elastic (pegas, neoprene, elastomer).

3. Isolator dinding elastic (jepitan isolasi, jepitan dinding kenyal).

4. Pipa air/hose fleksibel (baja tahan karat, karet yang diperkuat, telpon yang dicetak, butyl
yang pleksibel/luwes).

Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/195001231978031-
SIDIK_HANANTO/HANDOUT_PERKULIAHAN_FISBANG_S1.pdf

Anda mungkin juga menyukai