Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENERAPAN SISTEM MERIT DI INDONESIA DAN PEMERINTAH


PROVINSI RIAU

Disusun untuk memenuhi tugas agenda III

Latsar CPNS Angkatan XVII Kelompok II PPSDM Regional


Bandung

Disusun Oleh :

dr. Tuko Gustari Lisa

PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN XVII

PPSDM KEMENDAGRI REGIONAL

BANDUNG 2021
BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen Aparatur Sipil Negara menjadi salah satu fokus


pembangunan pemerintah pada tahun 2020. Melalui Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas telah disusun Rancangan Teknokratis
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RTRPJMN) 2020 - 2024.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020 - 2024 diarahkan
untuk pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik, melalui sektor
publik maupun pemberdayaan dari sektor nonpublik untuk mencapai SDM yang
berdaya saing global. Manajemen ASN ini juga untuk mencapai pemerintahan
yang good governance. Pencapaian good governancemembutuhkan reformasi
administrasi publik dalam peningkatan kinerja aparat pelayanan publik yang
sesuai kompetensi (Wahjusaputri & Fitriani, 2018).

Pencapaian good governance yang profesional, kinerja berkualitas,


transparan, akuntabel serta mampu menegakkan etika dan moral dalam
melayani publik tentu tidak terlepas dari manajemen sumber daya manusia
yang baik (Destianingrum, Hananto, & Sa’adah, 2017)Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah dasar hukum yang
dengan tegas mengamanatkan bahwa instansi pemerintah harus menerapkan
sistem merit dalam manajemen ASN. Sistem merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
secara adil dan wajar dengan tanpa memberdakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan. Sistem ini bermaksud untuk pembinaan karier pegawai dan
juga untuk mengahargai prestasi para pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
Namun, pada kenyataannya, penerapan sistem merit di Indonesia masih
menghadapi berbagai tantangan yang harus dibenahi oleh pemerintah,
khususnya dalam menerapkan strategi manajemen sumber daya manusia.

Pemerintah Daerah (Pemda) memiliki peran penting dalam


pembangunan
negara, oleh karenanya perlu upaya serta terobosan untuk melahirkan
penyelenggara negara yang mampu membawa perubahan. Salah satunya
dengan melaksanakan reformasi birokrasi di daerah, dengan fokus perbaikan
seperti akuntabilitas kinerja, zona integritas, perbaikan SDM, penguatan
kelembagaan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Setiap Pemda harus
fokus terhadap hasil yang dapat memberi manfaat pada masyarakat, tidak
sekedar menjalankan program semata. Pemda tidak lagi boleh hanya
memikirkan serapan anggaran, namun yang harus dipikirkan adalah
pelaksanaan program sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau
belum. Saat ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi tengah melakukan perbaikan sistem perencanaan dan pengadaan
CPNS berdasarkan pada kebutuhan, bukan sekedar keinginan. Selain dari itu
SDM berkualitas dapat dihasilkan melalui penerapan sistem promosi jabatan
secara terbuka. Dengan demikian hanya SDM yang berkompeten, yang dapat
mengisi suatu jabatan di pemerintahan daerah.
1.2 Rumusan Masalah

a) Apa pengertian dari sistem merit?


b) Apa fungsi dari sistem merit?
c) Bagaimanakah penyelenggaraan manajemen ASN berdasarkan
sistem merit di Indonesia?
d) Bagaimanakah kebijakan manajemen ASN berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Aparatur Sipil Negara?
e) Bagaimana pelaksanaan sistem merit di Pemerintahan Provinsi
Riau?

1.3 Tujuan

Penulisan Tujuan dari penulisan ialah untuk mengetahui kebijakan


manajemen ASN berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang
ASN serta untuk mengetahui penyelenggaraan manajemen ASN berdasarkan
sistem merit di Indonesia pada umumnya dan khususnya di Pemerintah
Provinsi Riau.
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Pengertian Sistem Merit (Merit System)

Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya


manusia. Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja.
Dalam proses tadi, pertimbangan utamanya adalah kompetensi dan kinerja.
Oleh karena itu, hal lain seperti koneksi atau hubungan politik tidak
diperhitungkan.Sehingga, kekuatan “orang dalam” tidak akan terpengaruh
disini. Sejatinya, penerapan sistem merit berbeda-beda bergantung pada
budaya perusahaan. Beberapa negara juga punya aturan terkait mengenai
sistem ini.Di Indonesia sendiri, sistem merit hanya diatur untuk sektor
publik. Aturannya tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Sebagai tambahan regulasi, ada juga
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil. Merit systemadalah hal yang banyak dipakai di sektor
swasta. Salah satunya dalam perusahaan start up. Akan tetapi, di
Indonesia, ia mulai diadopsi ke pelayanan publik hingga politik. Itulah
yang membuat munculnya berbagai regulasi merit system untuk Aparatur
Sipil Negara.

2.2 Sejarah Sistem Merit

Sistem merit memang kerap ditemukan di sektor swasta. Akan


tetapi, tempat merit systemlahir adalah sektor publik. Tepatnya, di Amerika
Serikat.Pada mulanya, dalam sektor publik, berlaku spoil system atau
patronage system. Ini adalah kebalikan dari merit system. Dalam sistem itu,
pekerjaan didapat lewat dukungan partai politik. Hal ini dituliskan oleh
American Historical Association.Dalam sistem ini, ada tuntutan untuk
mendukung sebuah partai. Jika partai itu menang, kamu akan diberi
pekerjaan bersektor publik.Orang yang direkrut oleh penguasa sebelumnya
akan kamu gantikan. Tidak ada pertimbangan apa pun selain hal ini. Ini terjadi
pada tahun 1800-an. Sayangnya, sistem ini menurunkan kualitas
pekerjaan. Pelayanan publik pun menjadi kacau balau.Akhirnya, Kongres AS
mengesahkan 3 Undang-undang Dinas Sipil tahun 1882. Aturan ini bisa
mencegah berlakunya patronage systemdan pada akhirnya, keadilan pun bisa
lebih mudah didapatkan.

2.3 Manfaat dan Prinsip Sistem Merit

Manfaat sistem merit untuk pekerja diantaranya adalah:

1. proses seleksi dan promosi hanya dinilai lewat kemampuan;


2. informasi lowongan posisi dan promosi diberitahukan pada semua orang;
3. adanya pilihan untuk mengajukan banding ke HRD jika ada masalah
dalam seleksi dan promosi, dll.Merit systemtidak mempunyaistandar
tertentu. Semuanya bergantung pada perusahaan dan aturan masing-
masing.Namun, merit system memiliki enam poin penting, disampaikan
oleh Setiawan Wangsaatmaja, Deputi Bidang SDM Aparatur di
Kementerian PANRB. Enam poin penting tersebut antara lain:
4. perencanaan tenaga kerja berdasarkan analisis jabatan dan beban kerja;
5. tujuan perekrutan adalah mencari talenta terbaik;
6. pengembangan kapasitas dan kemampuan tenaga kerja;
7. penilaian kerja berkelanjutan;
8. promosi yang dinamis; dan
9. apresiasi layak melalui sistem pensiun dan sistem kompensasi.Fungsi merit
system adalah mencegah ketidakadilan dalam sistem perekrutan.

2.4 Reformasi Birokrasi di Indonesia

Reformasi birokrasi adalah perubahan besar dalam paradigma dan


tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang
profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku
korupsi kolusi dan nepotisme,mampu melayani publik secara akuntabel,
serta memegang teguh nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku
aparatur negara. Reformasi birokrasi didasari atas Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Desain Reformasi
Birokrasi 2010-2025.
Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi
pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas,
berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral,
sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode
etik aparatur negara.Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi, pihak-pihak
yang terlibat adalah:

1) Agen Perubahan,

2) Instansi Pemerintah,

3) Pimpinan dan/atau pegawai instansi pemerintah,

4)Kelompok kumpulan dari individu-individu dalam suatu instansi


pemerintah yang memiliki tujuan yang sama,

5) Unit Kerja di lingkungan Instansi Pemerintah,

6) Forum Agen Perubahan,

7) Tim Reformasi Birokrasi Internal (Tim RBI).

Agen perubahan berperan sebagai penggerak perubahan pada


lingkungan kerja sekaligus berperan sebagai teladan (role model) bagi
setiap individu organisasi yang lain dalam berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut organisasi.Agen perubahan juga bertanggung jawab
untuk selalu mempromosikan dan menjalankan keteladanan mengenai
peran tertentu yang berhubungan dengan program yang menjadi
tanggung jawabnya. Agen perubahan ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri
Perhubungan RI Nomor KP 532 Tahun 2016 tentang Penunjukan Agen
Perubahan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019 dan Permenpan RB Republik Indonesia No. 27 Tahun
2014 tentang Pedoman Membangun Agen Perubahan di Instansi
Pemerintah.
2.5 Penerapan Sistem Merit Untuk ASN di Pemerintah Provinsi Riau

Berdasarkan pemetaan melalui penilaian mandiri dalam kaitan dengan


penerapan sistem merit, Provinsi Riau sebagai salah satu daerah percontohan
yang dinilai oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) pada tahun 2018
memperoleh Kategori II dengan skor 216,5 dari empat kategori dengan skor
100-400. Salah satu satu kriteria pengukuran tersebut adalah Pembinaan Karir
dan Pengembangan Kompetensi yang tentunya menjadi peran BPSDM Provinsi
Riau. Hal tersebut diatas secara garis besar menggambarkan tantangan dan
peluang yang dihadapi BPSDM Provinsi Riau.

Penerapan sistem merit dalam manajemen ASN berdasarkan penilaian


Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Provinsi Riau pada tahun 2018 masuk
pada Kategori II dengan beberapa perbaikan dimana BPSDM Provinsi Riau
juga sangat berperan, yaitu :

1. Menyusun dan menetapkan kebijakan terkait peningkatan kompetensi;

2. Meningkatkan kompetensi pegawai berdasarkan analisis kesenjangan


kompetensi dan kinerja serta pengelolaan kinerja secara obyektif, terukur dan
berkala.

Hal tersebut di atas pada akhirnya diarahkan pada pencapaian visi dan
misi RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019-2024 terutama misi ke-5 untuk
“Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang
prima berbasis teknologi informasi” sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan
fungsinya sekaligus memberi kontribusi bagi pencapaian sasaran RPJMD
Provinsi Riau.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Yan Prana Jaya


mengungkapkan bahwa dalam penerapan Sistem Merit Instansi Pemerintah di
wilayah Provinsi Riau menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
Profesional dan Berintegritas. "Selain itu dapat memperoleh jabatan sesuai
dengan kualifikasi dan kompetensinya," terangnya saat menghadiri Penilaian
Penerapan Sistem Merit Instansi Pemerintah di wilayah Provinsi Riau. Ia
menjelaskan, dengan meningkatkan integritas dan profesionalitas perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan baik potensi dan
kompetensinya sehingga terciptanya SDM yang unggul. Sehingga dapat
mengembangkan potensi tersebut secara terus-menerus dan dapat
meningkatkan kinerja menjadi lebih baik sehingga menjadi maksimal.

Meski pada kenyataannya hasil yang diperoleh belum optimal, akan


tetapi pihaknya bertekad dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan
peningkatan manajemen PNS berdasarkan sistem Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Riau."Pemprov Riau sudah tiga kali melakukan penilaian sistem
merit oleh KASN yaitu pada tahun 2018, 2019 dan 2020," ucapnya. Ia juga
berharap dengan adanya bimbingan yang saat ini dilakukan tim KASN Riau
akan mampu membawa perubahan sistem merit di Pemprov Riau menjadi lebih
baik lagi di masa yang akan datang."Saat ini Pemprov Riau akan terus
berbenah, mulai dari penerimaan dan segala macam orang yang duduk dan
menempati posisi tertentu adalah orang yang mumpuni di bidangnya,"
pungkasnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Merit system adalah salah satu sistem manajemen sumber daya manusia.
Sistem ini berkaitan dengan proses seleksi dan promosi pekerja.

2) Merit systemtidak mempunyai standar tertentu. Semuanya bergantung


pada perusahaan dan aturan masing-masing. Fungsi merit system adalah
mencegah ketidakadilan dalam sistem perekrutan.

3 )Sistem Merit bertujuan untuk membangunbidang Sumber Daya Manusia


(SDM) Aparatur dan mewujudkan pegawai ASN yang professional,
berintegritas, netral dan berkinerja tinggi. Untuk Pemerintah Provinsi Riau
sedang memfokuskan pada peningkatan sistem akuntabilitas, yaitu
SAKIP. Dipaparkan oleh Sekda Pemerintah Provinsi Riau, Bapak Yan Prana
Jaya, telah dilakukan evaluasi pada Rancangan Pembangunan Jangka
Menengah Panjang (RPJMD).

Anda mungkin juga menyukai