Anda di halaman 1dari 4

KD 3.

13 MENGANALISIS PRODUKSI VIDEO, ANIMASI DAN MUSIK DIGITAL

PRODUKSI MEDIA AUDIO


1. Peralatan produksi media audio
Produksi sebuah media audio profesional ( proses rekaman) dilakukan di sebuah studio rekaman. Studio
rekaman merupakan sebuah ruangan yang digunakan sebagai fasilitas proses rekaman. Sebuah studio rekaman
paling tidak memiliki dua ruangan, yaitu ruang rekam dan ruang kontrol. Idealnya merekam suara dilakukan
diruang rekam. Ruang rekam harus kedap suara , artinya dapat menyerap suara sehingga tidak ada suara yang
terpantulkan dan tidak bocor dari suara liar dari luar ruang rekam. Sedangkan ruang kontrol, digunakan sebagai
tempat dimana pemegang kendali jalannyarekaman berada dan melakukan rekaman terhadap suara-suara dari
ruang rekaman.

     Peralatan yang umum ada dalam studio rekaman adalah:


1)   Miikrofon
Mikrofon merupakan barisan terdepan dalam sebuah proses rekaman. Karena alat ini merupakan
tranducer yang dapat mengubah gelombang suara di udara menjadi variasi tegangan yang nantinya akan diubah
menjadi data digital oleh sebuah converter. Berdasarkan tipe sensifitasnya, mikrofon dibedakan menjadi dua,
yaitu omni directional dan uni directional.

2)   Mixer console
Istilah lain untuk mixer console, yaitu audio mixeratau soundboard. Seiring perkembangan teknologi kini ada
juga mixer console digital.
Secara umum bagianaudio mixer terdiri dari:
a ) Beberapa chanel input, jumlah tergantung tipe audio mixer.
Setiap channel input, biasanya terdiri dari: terminal masukan, dapat berupa jenis input jack, XLR, RCA
b) Kontrol Equalisasi, untuk mengatur frekuensi jangkauan, misalnya bass, treble, midle.
c)Fader Gain, menagtur kuat lemahnya volume masukkan.
d)Kontrol keluaran utama
e)Tampilan Meter
Tampilan meter ini biasanya berupa vu meter atau led display, yang berupa menunjukkan level setiap
channel input maupun master output.
3)   Speaker monitor
Speaker dalam sebuah studio rekaman memang dirancang khusus untuk kebutuhan mixing/mastering.
4)   Open reel
Open reel adalah alat produksi media audio yang berguna untuk perekaman analog. Selain itu, open reel
digunakan juga sebagai alat untuk editing.Seiring perkembangan teknologi di dunia audio recording, yang
mengarah pada produksi audio digital alat ini sudah ajarang diggunnakan.
5)   Digital audio work station
Digital Audio Workkstation adalah perangkat yan digunakan khusus untuk proses rekaman audio digital.
Perangkat ini pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dapat melakukan fungsi perekam, sinthesizier, tigital
to analog converter, mixing, sound effect. Untuk memenuhi fungsi-fungsinya, komputer
ini harus memiliki perangkat keras tambahan yaitu:
a)Audio converter
Pada prinsipnya audio converter mempunyai fungsi utama sama dengan sebuah sound card, meskipun
demikian audio converter yang dimaksud berbeda pada sound card pada komputer-komputer biasa. Fungsi-
fungsi audio converter ini, diantaranya:
 Sintheszier
 MIDI interface
 Pengkonversi data analog ke digital, misalnya merekam suara darimikrofon
 Pengonversi data dari digital ke analog.
b)Multi Track audio software
Perekam lunak yang digunakan untuk aplikasi perekaman. Selain itu, perangkat lunak ini juga mempunyai
fasilitas untuk mixing dan editing suara.
Ada pun beberapa perangkat lunak ini misalnya:
 Digidesaign Pro Tools
 Adobe audition
 Cakewalk sonar
 Steinberg nuendo dan Cubase, dll
6)   Tape Recorder
Alat ini menggunakan bahan baku kaset. Hasil rekaman yang diperoleh berupa data analog. Selain dapat
merekam tape recorder juga dapat memutar kaset audio.
7)   Digital Portable Recorder
  Alat ini dapat merekam suara dan menyimpannya dalam bentuk data digital.
1. Proses pembuatan media audio
Secara umum proses pembuatan media audio melalui tiga tahap, yaitu: pra produksi, produksi, dan pasca
produksi. Pada setiap tahapnya terdiri dari beberapa kegiatan.
1)   Tahap Pra Produksi
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap pra produksi, meliputi:
a) Telaah Materi
Dalam mengembangkan media untuk pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum yang berlaku
dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan dibuat medianya. Kurikulum dijadikan acuan utama, agar
media pembelajaran yang dibuat sesuai tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum meliputi telaah tujuan (kompetensi dasar) yang ingin dicapai, anlisis karakteristik
materi ajar dan analisis karakteristik siswa. Media audio yang akan dibuat harus sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan dari peserta didik. Bila media yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka media
tersebut tidak akan banyak membantu peserta didik.

b) Pencarian Ide
Setelah analisis kurikulum, akan diperoleh gambaran tentang materi-materiyang membutuhkan media
audio. Selanjutnya, tinggal memilih materi mana yang lebih dulu akan dibuat medianya dan menetapkan format
sajian media audio yang akan diproduksi. Bermacam-macam bentuk sajian yang dapat dipilih misalnya dialog,
drama, narasi, pantun dan lain-lain.
Telaah kurikulum sebaiknya dilakukan oleh guru atau pengembang media, dan dikaji oleh ahli materi
dan ahli media. Peranan guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang
tercantum dalam silabus dan RPP. Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan
sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Disamping itu ahli materi juga harus menginformasikan
perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam
media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat
dibuat kedalam media audio secara menarik.

c)Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah program. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu
untuk menulis naskah audio. Naskah yangditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan
mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan
mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karateristik media audio, misalnya pemain,
perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dan lain-lain. Tahapanpenulisan naskah yaitu
persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
Format naskah audio yang umum digunakan adalah menggunakan format dua kolom
1)   Tahap produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan
langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembuk naskah, pemilihan pemain, latihan kering,
rekaman, editing dan mixing, preview, pembuatan master.
a) Membentuk Tim Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja kolaboratif (team work), yaitu beberapa orang dengan
keahlian atau keterampilan berbeda bekerja secara bersama-sama dalam menyelesaikan media. Di sini,
diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif.
Anggota tim tersebut yaitu:
 Sutradara, yaitu: orang yang bertanggung jawab atas semua aspek
manajemen dan artistik dari sebuah produksi.
 Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
 Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
 Penata musik, menyiapkan musik dan sound effectsesuai dengan naskah.
 Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing tutur (dialog/drama) dengan musik
dan sound effect yang diperlukan sesuai naskah.

b) Rembuk naskah (script conference)


Setelah sutradara mempelajari naskah program media, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan
penulis naskah, ahli materi dan ahli media dan pihak- pihak terkait.rembuk naskah dilakukan untuk
menyamakan persepsi dan pemahaman terhadap isi naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan
yang fatal. Setelah penyamaan persepsi selesai, maka sutradara segera mengubah naskah menjadi
bahasa audio(skenario) yang menarik minat, enak didengar, mudah dipahami, menyenagkan dan bermanfaat.

c) Menyusun Storyboard/skenario
Skenario adalah naskah panduan operasional dalam kegiatan produksi (perekaman), oleh karena itu perlu
disusun secara jelas dengan bahasa yang mudah dipahami dan mearik minat pendengar. Pada skenario sudah
tergambar dengan jelas dan secara rinci mengenai siapa pemerannya, dimana lokasinya, berapa lama durasinya,
jenis musik dan lain-lain.

d) Penyusunan anggaran
Anggaran adalah total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan media tersebut, mulai dari perencanaan
hingga kegiatan pasca produksi.Penyusunan anggaran harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti:
lamanya  syuting, jumlah tim produksi, lokasi, biaya editing baik didalam studio maupun diluar studio, jauh
dekatnya dan berapa tempat, pemain: bintang atau bukan dan jumlahnya, peralatan yang dipakai, setting dan
properti yang diperlukan, faktor kesulitan (stuntman, animasi), musik (buat sendiri atau beli hak cipta) dan lain
sebagainya
e) Pemilihan pemain
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya adalah pemilihan pemain. Pemain disini adalah
orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh
yang dituntut dalam naskah sehingga akan membuat media audio bagus dan menarik.
f) Latihan kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih
sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam
naskah tersebut. Hal untuk menghindari bnayak kesalahan pada saat rekaman.
g) Rekaman (recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara  adalah pengendali
sepenuhnya jalanya rekaman. Sutradarabertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
1. Tahap Pasca Produksi
Setelah produksi selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi.
Kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan, yaitu:
1)   Editing dan Mixing
Editing maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga
menambah efek, misalnya echo. Mixing mksudnya mencampur atau menambah music dan soundeffect sehingga
media audio terkesan menarik.
a) Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview inidilakukan oleh tim yang
melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi
terhadap hasil produksi ini di tinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan
pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (soundeffect), kualitas suara
(ada tidaknya noise), ksetabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan
perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
2)   Pembuatan Master Audio Pembelajaran
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaseet, CD, atau media
penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika
diperlukan penggandaan.
 
MENGEVALUASI PASCA PRODUKSI VIDEO ANIMASI DAN MUSIK DIGITAL
Jika tahap produksi sudah berhasil dilewati, kali ini menuju ke tahap Pasca Produksi sebagai akhir dari
keseluruhan proses dasar pembuatan animasi 2D. Tahap pasca produksi merupakan proses finishing, tahap ini
menugaskan kita untuk dapat menambahkan modifikasi akhir yang dapat membuat animasi terlihat lebih bagus.
Tetapi jangan terlalu banyak menambahkan modifikasi atau hiasan akhir, dan usahakan agar hasil akhir tetap
didalam jalur atau tidak terlalu rumit untuk ditonton. Terdapat beberapa proses didalamnya seperti
Compositing, Color Correcting, Dubbing / Musik / Sound Effects, dan Final Output.

1. Compositing
Compositing atau bisa juga disebut dengan proses penggabungan hasil render dari tahap produksi
sebelumnya, proses ini sangatlah membutuhkan keterampilan dalam video editing. Kalian harus memotong
cuplikan yang tidakdibutuhkan dan menggabungkan scene-scene yang terdapat didalam animasi yang sedang
dibuat. Biasanya dalam proses ini, penambahan transisi video selalu diaplikasikan. Compositing sangat
mempengaruhi durasi film beserta scene didalam nya.
2. Color Correcting
Bagaimanapun, warna adalah unsur penting dalam suatu gambar tetap ataupun gerak. Warna dapat
menghidupkan bahkan menghasilkan aura tertentu. Maka dari itu, Color Correcting sangatlah penting dalam
tahap Paksa Produksi. Proses ini dapat mengubah panorama film sesuai mood, kita bias gunakan beberapa efek
warna untuk diaplikasikan ke film animasi yang sedang kita buat. Diantaranya Color Corrector, Color Channel,
RGB Settings, Hue/Saturation, dan lainnya.
4. Dubbing / Musik / Sound Effects
Beberapa produser, filmmaker, editor, ataupun animator memiliki cara tersendiri dalam melakukan
proses dubbing atau penambahan suara pada film mereka. Ada yang terbiasa dengan merekam atau
menambahkan audio pada tahap Pra-Produksi, Produksi, bahkan Paska Produksi. Hal ini bebas dilakukan jika
film yang kita kerjakan adalah film animasi.
Poin pertama, misalkan kita mempersiapkan audio pada saat Pra-Produksi, maka proses animasi (misal:
animasi mulut) pada tahap Produksi akan mencontoh hasil dubbing dari tahap Pra-Produksi. Jika merekam atau
menambahkan audio pada saat Produksi, proses pengaplikasian audio akan bersamaan dengan proses animasi.
Dan pada saat Paska Produksi, ini adalah waktu yang tepat bagi saya untuk merekam dan menambahkan
audio. Saya selalu membuat animasi mulut,kedipan mata, dan objek lainnya terlebih dahulu pada tahap
Produksi dan menggunakan imajinasi seakan-akan suara sudah terekam. Lalu, saya hafalkan suara yang sudah
saya pikirkan pada saat proses animasi tersebut. Setelah itu, pada tahap Pasca Produksi, saya mulai merekam
dubbing atau audio lainnya dengan mencontoh animasi yang belum diisi suara. Apabila dialog tidak begitu
panjang, kita tidak perlu mencontoh pergerakkan animasi tersebut. Jika proses rekaman sudah selesai, usahakan
tambahkan audio setelah proses Compositing dan Color Correcting. Sesuaikan dengan animasi. Jangan lupa
tambahkan musik atau sound effect nya juga. Alasan saya mengutamakan animasi lalu audio yaitu karena dapat
memudahkan proses penyuntingan, jika animasi yang menyesuaikan audio, proses penyuntingan animasi akan
lebih lama (apalagi dengan komputer seadanya). Berbeda dengan / jika audio yang menyesuaikan animasi,
proses rekaman lebih ringan dan praktis daripada proses animasi itu sendiri.
3. Final Output
Untuk proses akhir, yaitu Final Output. Proses ini adalah puncak dari keseluruhan produktivitas pembuatan film
Animasi 2D maupun 3D. Final Output bisa dilakukan dengan proses exporting atau rendering. Pada proses ini,
kalian akan mengatur atau menentukan opsi akhir secara detail untuk format film sesuai dengan kebutuhan.
Sama seperti proses Rendering pada tahap Produksi, namun Final Output adalah proses akhir dan setelah itu
tidak akan ada lagi proses penyuntingan yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai