DI SUSUN:
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaium Wr. Wb.
Alhamdulilllah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan karena keterbatasan data dan pengetahuan penulis serta waktu yang ada saat
ini, dengan rendah hati penulis makalah ini mengharap kritik dan saran yang membangun dari
kalangan pembimbing untuk kesempurnaan makalah yang kami kerjakan ini.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua
pihak yang telah membantu tersellesaikanya kegiatan fortofolio untuk mata kuliah KONSEP
DASAR KEPERAWATAN, terutama kepada dosen pembimbing. Terlepas dari semua
kekurangan penulisan maklah ini, baik dalam susunan dan penulisanya yang salah, penulis
memohon maaf dan berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat khususnya kepada kami
selaku penulis dan umumnya kepada pembaca yang budiman.
Akhirnya, semoga Allah senantiasa meberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada siapa
saja yang mencintai pendidikan. Amin Ya Robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………………1
Kata pengantar …………………………………………………………………………2
Daftar isi …………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………4-5
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………6-15
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………………………..17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas
berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu,
kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Konsep
merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi
simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori keperawatan itu sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menejlaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah
diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti langsung. Teori-teori yang terbentuk dari
penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin (Fawcet, 1992). Teori mempunyai kontribusi pada pembentukan
dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacob, 1995). Suatu metode untuk menghasilkan dasar
pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan memanfaatan teori
keperawatan. Definisi teori keperawatan dapat membantu mahasiswa keperawatana dalam
memahami bagaimana peran dan tindakan keperawatan yang sesuai dengan peran keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang , rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu :
1. Bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau?
2. Bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach?
3. Bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine?
4
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Hildegard E.Pelpau.
2. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Ernestine Wiedenbach.
3. Untuk mengetahui bagaimana model konsep keperawatan Myra Estrin Levine.
4. Agar mahasiswa mampu memahami, mengaplikasi, dan menerapkan model-model konsep dan
teori keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan diberbagai situasi.
D. Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Keperawatan
6
2. Karakteristik Teori
Meskipun banyak penulis yang membahas teori keperawatan, tulisan Tores (1985) dan
Chinn dan Jacob (1983), secara jelas menegaskan karakteristik dasar teori keperawatan. Menurut
mereka, ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan yaitu :
a. Teori keperawatan mengidentifikasi dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari
konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan
dan konsep lingkungan.
b. Teori keperawatan harus bersifat ilmiah. Artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan
atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berfikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya teori keperawatan dapat digunakan
pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi
praktik keperawatan.
d. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang
dilakukan melalui penelitian.
e. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktik
keperawatan.
Ada tiga pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu :
a. Meminjam teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan keperawatan dan
mengintegrasikannya ke dalam ilmu keperawatan.
b. Menganalisis situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan
praktik keperawatan.
c. Menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan.
7
4. Nilai-Keyakinan Teori Keperawaatan
8
perawat di bawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan
sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat
dengan dokter bukan di bawah pengawasan langsung. Akan tetapi sebagai mitra kerja yang
sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
c. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan.
Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang
jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikan yang terarah sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan
orientasi pada pelayanan keperawatan.
Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading, Pennsylvania. Peplau
lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, Penssyilvania pada tahun 1931. Gelar B.A.
dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington Univercity, Vermont pada
Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s
College, Columbia, New York pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan
kurikulum pada tahun 1953.
Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan psikiatri, sangat
banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul Interpersonal Relations in Nursing.
9
Peplau membuat model keperawatan dengan istilah keperawatan psikodinamik.
Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan kemampuan seorang perawat untuk
memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain, mengindetifikasi kesulitan yang
dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul
di semua level pengalaman.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antar manusia.
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986; Marriner-
Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah proses interpersonal dan terapeutik.
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn & Jacobs, 1995). Oleh sebab itu
perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien di mana perawat bertugas
sebagai narasumber, konselor dan wali. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat
mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya
hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien bersama-sama mendefiniskan masalah dan
kemungkinan penyelesaian masalahnya.
Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori Peplau ini merupakan teori
yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu “kekuatan
mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu memenuhi
kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills 1990). Ketika kebutuhan dasar telah diatasi
kebutuhan baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan dalam
empat fase diantaranya :
a. Fase Orientasi. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase Identifikasi. Pada tahap ini membahas peran perawat apakah sudah melakukan atau
bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan
asuhan keperawatan.
10
c. Fase Eksplorasi. Pada tahap ini perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran
kondisi klien.
d. Fase Resolusi. Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan membantu klien agar bisa
mandiri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan
dan menggunaka kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik psikiatri.
Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen perilaku dan instrument untuk
mengevaluasi respons verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau (Marinner, Tomey, 1994).
Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada
hubungan interpersonal atau psikoterapi.
Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan antara lain :
1) Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan, bersifat
terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif, kekuatan yang
mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif,
produktif, personal, dan kehidupan komunitas.
2) Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk berusaha
mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
3) Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara tidak
langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan yang terus menerus
mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun
komunitas.
4) Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan kebudayaan da
adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas rumah sakit.
11
2. Model Konsep Keperawatan Ernestine Wiedenbach.
Tujuan Keperawatan yaitu untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang
2berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu
kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).13 Kerangka Kerja Prakti yaitu praktik
keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku.
Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan
Jacobs, 1995).
Teori Ernestine Wiedenbach :
a. The agent midwife.
Empat elemen dalam “Clinical Nursing” yaitu filosofi, tujuan, praktik dan seni.
Dikemukakan juga 3 poin dasar dalam filosofi keperawatan / kebidanan, yaitu :
1) Menghargai atas kehidupan yang diberikan
2) Menghargai kehormatan, otonomi dan individualisme pada setiap orang
3) Resolusi dalam menerapkan dinamisasi terhadap orang lain
4) Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera, untuk
mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.
b. The Recipient.
Penerima asupan adalah wanita dalam masa reproduksi, keluarganya dan masyarakat
yang karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Sehingga bidan perlu melakukan
tindakan atau intervensi bila terdapat kendala yang menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi
secara memuaskan.
d. The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan
12
3. Model Konsep Keperawatan Myra Estrin Levine.
Teori keperawatan Myra Estrin Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan
tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi
dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi keperawatan
merupakan aktivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai pertimbangan utama (Fawcett,
1989). Sehat dipandang dari sudut konservasi energi dalam lingkup area sebagai berikut, Levine
menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :
a. Konservasi energi klien.
Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara konstan
untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi energi dapat digunakan dalam praktek
keperawatan.
b. Konservasi struktur integritas.
Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur. Seorang perawat
harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan
intervensi keperawatan.
c. Konservasi integritas personal.
Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap
menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang menyediakan privasi
selama prosedur.
d. Konservasi integritas sosial.
Kehidupan berarti komunitas social dan kesehatan merupakan keadaan social yang telah
ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga,
membantu kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi
integritas social.
Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang ditujukan
pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.
13
4. Ringkasan Teori-teori Keperawatan Hildegard E.Peplau, Ernestine, dan Myra Estrin
Levine
14
AKUNTABILITAS
Akuntabilitas (tanggung gugat) dapat menjawab segala hal yang berhubungan dengan tindakan
seseorang. Perawat jawab terhadap dirinya sendiri, klien, profesi, sesama karyawan, dan
masyarakat.
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik keperawatan. Akuntabilitas
mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan, dan dapat
menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, Erb, 1991). Fry (1990) menyatakan bahwa
akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini
berarti bahwa tindakan yang dilakukan dapat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan
undang-undang dapat dibenarkan atau absah. Akuntabilitas dapat dipandang dalam suatu
kerangka sistem hierarki, dimulai dari tingkat induvidu, tingkat institusi, dan tingkat sosial
(Sullivan,Decker,1988).
Contoh : Injeksi ditentukan berdasarkan insturksi dan kolaborasi dengan dokter, perawat
membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan ke
pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat terhadap klien,
dokter, RS dan profesinya.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus mengembangkan
interaksi antara perawat dan klien untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang
berkaitan dengan kemampuan sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi
kebutuhan yang dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan
untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang
dimiliki klien secara optimal.
B. SARAN
Diharapkan kita sebagai seorang perawat mampu menerapkan model konsep keperawatan dan
marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat.
Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman
pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa dalam
merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita tidak
menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita
mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
16
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik.
Suzanne C.smeltzer dan Brenda G. Bare.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Brunner
M. Gaie Rubenfeld dan Barbara K. Scheffer.2010.Berpikir kritis untuk perawat ,Strategi berbasis
R. Siti Maryam, S.Kp, Ns. Santu Setiawati, S.Kep, Ns. Mia Fatma Ekasari, S. Kep, 2008.
17