Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA

PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)

MASALAH UTAMA = Harga Diri Rendah

PROSES TERJADINYA MASALAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan dirinya
lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal negatif diri sendiri
sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi (Keliat, 2010).
Fitria (2009) juga menyebutkan, harga diri rendah merupakan kondisi seseorang
dimana ia merasa bahwa dirinya tidak diterima dilingkungan dan gambaran-
gambaran negatif tentang dirinya.
Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua yaitu, harga diri rendah situasional
dan harga diri rendah kronik. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana
individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri
rendah situasional tidak ditangani segera, maka lama kelamaan dapat menjadi harga
diri rendah kronik.
Semakin rendah harga diri seseorang akan lebih berisiko terkena gangguan
kepribadian. Pada beberapa penelitian mengaitkan rendahnya harga diri dengan
adanya kecemasan sosial. Sebuah penelitian menyatakan jika orang yang memiliki
harga diri yang rendah akan memiliki perasaan takut gagal ketika terlibat dalam
hubungan sosial ( Fitria, 2013). Penelitian yang dilakukan Simbar, Ruindungan dan
Solang (2015) menyebutkan bahwa 26,7% anak memiliki harga diri rendah
situasional pasca mendapat perlakuan bullying yaitu menarik diri dari lingkungan
sekitar untuk memperoleh rasa aman. Jika ini terus berlanjut pada anak-anak maka
akan muncul ide bunuh diri hingga percobaan bunuh diri karena perasaan malu
(Espelage, 2012).

Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
dan objek, tujuan serta keinginannya. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu
pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah
kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengan
ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain.
Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan
resiko terjadi harga diri rendah dan skizofrenia. Gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya
percaya diri dan harga diri .

B. Rumusan Masalah
1. Perawatan apa yang dapat diberikan pada klien dengan kasus konsep diri : harga
diri rendah?
2. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan klien dengan kasus konsep diri : harga
diri rendah?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
a Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah
b Klien akan meningkat harga dirinya
2. Tujuan Khusus
a Kliendapat membina hubungan saling percaya
b Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspekpositif yang dimiliki

D. Manfaat

1. Bagi penulis
2. Penulis mampu memperdalam penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri: harga diri
rendah
3. Bagi mahasiswa
Sebagai pengembangan kemampuan mahasiswa dalam hal
pemberian asuhan keperawatan jiwa di komunitas dan menambah
pengalaman mahasiswa dalam merawat klien dengan resiko harga
diri rendah
4. Bagi institusi pendidikan
a Memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan,khususnya ilmu keperawatan jiwa komunitas
mengenai perawatan komprehensjf pada klien dengan
masalah resiko harga diri rendah
b Hasil laporan ilmiah akhir ini dapat menjadi bahan
referensi bagi mahasiswa yang ingin meneliti penerapan
asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan masalah
resiko harga diri rendah
5. Bagi rumah sakit jiwa
a Asuhan keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman
dalam tindakan
b Asuhan keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman
dalam meningkatkan mutu pelayanan
6. Bagi pembaca dan pasien
Menambah ilmu pengetahuan terkait tentang kasus harga diri
rendah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep
a. Pengertian
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan
dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal
negatif diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak
berprestasi (Keliat, 2010). Fitria (2009) juga menyebutkan, harga diri
rendah merupakan kondisi seseorang dimana ia merasa bahwa dirinya tidak
diterima dilingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya.
Keliat B.A mendefinisikan harga diri rendah adalah penilaian tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan
ideal diri. Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Fajariyah,2012).
Harga diri seseorang di peroleh diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi jika kehilanngan kasih sayang, perilaku orang
lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat
harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu
yang memiliki harga rendah tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan
mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa
aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara negatif dan menganggap sebagai ancaman ( Keliat, 2011 )
b. Penyebab
Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :

a) Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas


keberhasilannya.
b) Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
c) Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau
pergaulan
d) Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan
dan menuntut lebih dari kemampuannya.

(Yosep, 2009)

c. Rentang respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga diri Keracunan Depersonalisasi


Diri diri positif rendah identitas

Sumber : ( Fajariyah 2012 )

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep


dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan
maladaptif (Fajariyah, 2012).
• Respon adaptif terhadap konsep diri meliputi:
a. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif
tentang latar belakang pengalaman nyata yang
sukses diterima.
b. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri.
• Respon maladaptif dari konsep diri meliputi :
a Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri
adaptif dengan konsep diri maladaptif.
b Keracunan identitas adalah kegagalan individu
dalam kemalangan aspek psikososial dan
kepribadian dewasa yang harmonis.
c Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
(Fajariyah, 2012)

d. Faktor predisposisi dan predisposisi


1. Faktor predisposisi harga diri rendah
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Menurut kemenkes RI ( 2012 ) faktor predisposisi ini
dapat di bagi sebagai berikut :
a Faktor biologis
Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit, atau
trauma kepala
b Faktor psikologis
Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan
adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,seperti
penolakan dan harapan orang tua tidak realitis , kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realitis, dan
pengaruh penilian internal individu
c Faktor sosial budaya
Pengaruh sosial budaya meliputi penilian negatif dari lingkungan
terhadap pasien yang mempengaruhi penilaian paseien, sosial
ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh
kembang anak dan tingkat pendidikan rendah.
2. Faktor presitipasi harga diri rendah
Faktor presitipasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/ bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas yang menurun. Secara umum gangguan
konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau
kronik. Secara situasional misalnya karena trauma yang muncul tiba-
tiba, sedangkan yang kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit
atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan
meningkat saat dirawat. ( Yosep, 2009 )
Menurut Kemenkes RI ( 2012 ) faktor presipitasi harga diri rendah
adalah :
a Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan
b Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau berhubungan
dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu
mengalaminya sebagai frustasi
• Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan
• Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian
• Transisi peran sehat-sakit: sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat
dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh; perubahan ukuran,
bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur
medis dan keperawatan.

e. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil
wawancara dan observasi (Kemenkes, RI)
a Data subjektif
Pasien mengungkapkan tentang:
1. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
b Data objektif
1. Penurunan produktifitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara rendah

Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan harga diri
rendah menurut Fitria (2009) adalah:

1) Mengkritik diri sendiri

2) Perasaan tidak mampu

3) Pandangan hidup yang pesimistis

4) Tidak menerima pujian

5) Penurunan produktivitas

6) Penolakan terhadap kemampuan diri

7) Kurang memperhatikan perawatan diri


8) Berpakaian tidak rapi

9) selera makan kurang

10) Tidak berani menatap lawan bicara

11) Lebih banyak menunduk

12) Bicara lambat dengan nada suara lemah

f. Proses terjadinya penyakit (patofisiologi)


Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi
karena individu tidak pernah mendapat feedback dari lingkungan tentang
perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan
yang selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri
rendah.
Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),
individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul
pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan
peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan
menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional,
jika lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan
individu dan terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah kronis (Direja, 2011).

g. Pohon masalah /patways

Faktor predisposisi Faktor presitipasi


Faktor biologis Faktor psikologis
Faktor sosial
1. Faktor 1. Penolakan dan budaya
herediter harapan orang tua
1. Penilaian negatif
2. Riwayat tidak realitis
dari lingkungan
penyakit / 2. Kegagalan yang
truma berulang 2. Sosial ekonomi
kepala 3. Kurang rendah
mempunyai
3.Tekanan dari
tanggung jawab
kelompok/ teman
personal
sebaya
4. Ketergantungan
pada orang lain. 4. Perubahan
struktur sosial

1. Trauma : penganiayaan seksual dan


psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam
kehidupan.
2. Ketegangan peran : transisi peran
perkembangan, transisi peran
situasi, transisi peram sehat sakit

Koping individu tidak efektif

Harga diri rendah Defisit perawatan diri

Menarik diri : isolasi sosial

Halusinasi

Resiko perilaku kekerasan Resiko mencederai diri

h. Penatalaksanaan
1) Medis
Menurut NANDA 2015 terapi yang dapat diberikan pada penderita
Harga Diri Rendah yaitu :
1. Psikoterapi
Terapi ini digunakan untuk mendorong klien bersosialisasi lagi
dengan orang lain. Tujuannya agar klien tidak menyendiri lagi
karena jika klien menarik diri,klien dapat membentuk kebiasaan
yang buruk lagi
2. Therapy aktivitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok sangat relevan untuk dilakukan pada
klien harga diri rendah. Terapi aktivitas kelompok ini dilakukan
dengan menggunakan stimulasi atau diskusi atau mengetahui
pengalaman atau perasaan yang dirasakan saat ini dan untuk
membentuk kesepakatan persepsi atau penyelesaian masalah
2) Keperawatan
Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan
suatu metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan
yang berdasarkan kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan
mengimplementasikan komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga
diri rendah tindakan keperawatan pada pasien menurut Suhron (2017)
diantaranya:
1. Tujuan keperawatan:
pasien mampu:
a Membina hubungan saling percaya
b Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai
kemampuan
e Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
2. Tindakan keperawatan
a Membina hubungan saling percaya dengan cara:
1. Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien
2. Perkenalkan diri dengan pasien
3. Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini
4. Buat kontrak asuhan
5. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan
informasi yang diperoleh untuk kepentingan
terapi
6. Tunjukkan sikap empati terhadap klien Penuhi
kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
masih dimiliki pasien:
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan
aspek positif pasien (buat daftar kegiatan)
2. Beri pujian yang realistik dan hindarkan
memberikan penilaian yang negatif setiap kali
bertemu dengan pasien
c Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan
1. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan) :
buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
2. Bantu pasien menyebutkan dan memberi
penguatan terhadap kemampuan diri yang
diungkapkan pasien
d Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan
berdasarkan kegiatan yang dilakukan
1. Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat
pertemuan.
2. Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia
tetapkan.
e Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
1. Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara
melakukannnya).
2. Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan dua kali perhari.
3. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap
kemajuan yang diperlihatkan pasien.
4. Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya menyusun rencana kegiatan.
5. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan
yang telah dilatihkan.

2. Tinjauan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan
(Direja,2011). Data data tersebut dikelompokkan menjadi faktor predisposisi,
presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemapuan koping yang
dimiliki klien. Data data yang diperoleh selama pengkajian juga dapat
dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :

a. Keluhan utama atau alasan masuk


Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang atau dirawat dirumah sakit,
apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga
untuk mengatasi masalah ini
b. Faktorpresdisposisi
Faktorpresdisposisiterjadinyahargadirirendahkronikadalahpenolakan orang tua
yang tidakrealistis,kegagalanberulangkali,kurangmempunyaitanggungjawab
personal
c. Faktorpresipitasi
Faktorpresipitasiterjadinyahargadirirendahkronisadalahhilangnyasebagiananggot
atubuh,berubahnyapenampilanataubentuktubuh,
mengalamikegagalansertamenurunnyaproduktivitas
d. Konsepdiri
1. Gambarandiri
Persepsiklienterhadaptubuhnya, bagian yang disukai,
reaksiklienterhadapbagiantubuh yang tidakdisukai
2. Ideal diri
Persepsiindividutentangbagaimanadiaseharusnyaberperilakuberdasarkanstan
dar, aspirasi, tujuan, ataunilai personal tertentu
3. Hargadiri
Penilaiindividutentangnilai personal yang
diperolehdenganmenganalisissebagaiseberapaperilakudirinyadengan ideal
diri
4. Identitas
Prinsippengorganisasiankepribadian yang
bertanggungjawabterhadapkesatuan, kesinambungan,
konsentrasidankeunikanindividu
5. Peran
Serangkaianpolaperilaku yang
diharapkanolehlingkungansosialberhubungandenganfungsiindividu di
berbagaikelompoksosial

b. Diagnosa
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
b. Isolasi sosial : Menarik diri
c. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
c. Intervensi Keperawatan (Individu dan keluarga → gunakan tabel)
No Pasien Keluarga
Dx 1: Gangguan Konsep Diri : SP1k
Harga Diri Rendah
SP1p
1. Bina hubungan saling percaya Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Mengidentifikasi kemampuan Menjelaskan pengertian harga
dan aspek positif yang dimiliki diri rendah, tanda dan gejala,serta
pasien proses terjadinya harga diri rendah
3. Membantu pasien menilai Menjelaskan cara merawat
kemampuan pasien yang masih pasien denga harga diri rendah
dapat digunakan
4. Membantu pasien memilih
kegiatan yang akan dilatih
sesuai dengan kemampuan
pasien
5. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
6. Memberikan pujian yang wajar
tehadap keberhasilan pasien
7. Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal

No Pasien Keluarga
Dx 2 : Isolasi sosial : Menarik diri SP2k
SP2p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktekan cara
pasien merawat pasien dengan harga diri rendah
2. Melatih pasien melakukan kegiatan
yang sesuai dengan kemampuan klien
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

No Pasien Keluarga
Dx 3 : Perubahan Persepsi Sensori SP3k
: Halusinasi
SP3p
1. Diskusikan dengan pasien situasi Melatih keluarga melakukan
yang menimbulkan halusinasi cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah
2. Identifikasi bersama pasien cara Membantu keluarga membuat jadwal
tindakan yang dilakukan jika terjadi aktivitas dirumah termasuk minum obat
halusinasi (discharge planning)
3. Bantu pasien melatih cara memutus Menjelaskan follow up pasien setelah
halusinasi pulang
4. Beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dilatih
5. Cara merawat halusinasi dirumah,
beri kegiatan dan jangan biarkan
sendiri
STRATEGI PELAKSANAAN

Strategi pelaksanaan komunikasi pada klien dengan harga diri rendah:

1. Sesi 1:

a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

b. Membantu klien menilai kemampuan positif yang masih bisa digunakan

c. Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

d. Melatih kemampuan yang sudah dilatih

e. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

2. Sesi 2:

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

b. Melatih klien melakukan kemampuan positif kedua yang dimiliki

c. Memasukkan kemampuan kedua dalam jadwal kegiatan harian

3. Sesi 3:

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

b. Melatih klien melakukan kemampuan positif ketiga yang dimiliki

c. Memasukkan kemampuan ketiga dalam jadwal kegiatan harian

4. Sesi 4:

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

b. Melatih klien melakukan kemampuan positif keempat

c. Memasukkan kemampuan keempat dalam jadwal kegiatan harian.


DAFTAR PUSTAKA

Capermito LJ. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: EGC.
Kelliat, BA. 2004. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.edisi 1. Jakarta: EGC.
Direja. A. H. S. (2011) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi 1. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Kusumawati, F. & Hartono, Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Yosep, I, (2009), Keperawatan Jiwa. Bandung: Revika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai