Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah.

: Keperawatan Anak
Dosen Pembimbing : Sartika S.kep., M.Kes., M.kes

PERSPEKTIF KEPERAWATAN MATERNITAS

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Kelompok 1

Alfira Endang Junaedhy (220001)


Wilda (220011)

AKADEMI KEPERAWATAN SYEKH YUSUF GOWA


Semester III/IX/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan, kami berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi para pembaca agar dapat
mengetahui tentang teknik pengumpulan data, klasifikasi dokumentasi dan analisa data serta
informasi asuhan keperawatan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam
pembuatan makalah lainnya menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin Ya Rabbal Alamin.

Sungguminasa, 07 September 2021

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................1

C. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................2

A. ISU DAN TREN KEPERAWATAN MATERNITAS..............................................................2

B. FALSAFAH KEPERAWATAN MATERNITAS.....................................................................4

C. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT....................................................................................6

D. PROSES KEPERAWATAN MATERNITAS.........................................................................7

BAB III : PENUTUP....................................................................................................................11

A. KESIMPULAN................................................................................................................11

B. SARAN..........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan,
masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai
berusia 40 han beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan
dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993).

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan
perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi
dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah
kehamilan persalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-
penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan
masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan,
pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan
normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju
kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui isu dan tren keperawatan maternitas

2. Menjelaskan falsafah keperawatan maternitas


3. Menjelaskan peran dan fungsi perawat
4. Mengetahui proses keperawatan maternitas
C. Tujuan Penulisan

Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa/i mampu :


1. Memahami isu dan tren keperawatan maternitas
2. Mengetahui falsafah keperawatan maternitas
3. Memahami peran dan fungsi perawat

4. Memahami proses keperawatan maternitas


BAB II
PEMBAHASAN

A. Isu dan Tren Keperawatan Maternitas


a. Isu Keperawatan Maternitas
1. Penyebab angka kematian bayi masih tinggi

Kematian pada bayi disebabkan oleh penyakit menular seperti radang paru-paru,
diare dan malaria. Penyakit yang merenggut paling banyak korban jiwa adalah radang
paru-paru 18 persen, atau sebanyak 1.58 juta anak diare (15 persen, 1,34 juta) dan
malaria 8 persen, 0.73 juta anak.
2. Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi
Penyebab angka kelahiran bayi masih tinggi adalah pelayanan kesehatan yang
semakin meningkat, kurangnya pengetahuan masyarakat program KB.
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun atau dua ibu tiap jam meninggal oleh sebab yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas (Depkes RI. Dirjen Binkesmas,
2004). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat digolongkan atas faktor- faktor
reproduksi, komplikasi obstetri, pelayanan kesehatan dan sosio-ekonomi. Penyebab
komplikasi obstetrik langsung telah banyak diketahui dan dapat ditangani, meskipun
pencegahannya terbukti sulit. Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu terdiri atas
perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum
merupakan kasus gawat darurat yang kejadiannya masih banyak dari semua
persalinan. penyebabnya antara lain plasenta previa, solusio plasenta, dan
perdarahan yang belum jelas sumbernya (Chalik TMA, 1997). Secara sempit, risiko
obstetrik diartikan sebagai probabilitas kematian dari seorang perem atau ibu apabila
ia hamil. Indikator yang lebih kompleks adalah adalah risiko seumur hidup (lifetime
risk) yang mengukur probabilitas kematian perempuan atau ibu sebagai akibat
kehamilan dan persalinan yang dialaminya selama hidup. Bila istilah pertama hanya
mencantumkan kehamilan maka yang kedua mempunyai dimensi yang lebih lebar
yaitu kemampuan dan jumlah fertilitas.
Tingginya kematian ibu sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit persalinan
yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
Keterlambatan merujuk disebabkan berbagai faktor seperti masalah keuangan,
transportasi dsb. (Depkes RI. Dirjen Yanmedik, 2005).
4. Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari
satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual... Kelompok remaja dan dewasa
muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk
tertular PMS, 3 juta kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini. Hampir seluruh
PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah
menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes,
AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, tidak
dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan,
sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes,
hepatitis. dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab
kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit
Radang Panggul (PRP). kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga,
pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk
dilakukan.

b. Tren keperawatan maternitas


1. Alat Kontrasepsi Implan Terbaru
UGM berhasil menemukan alat kontrasepsi implant atau susuk KB generasi ke tiga
yang dinamakan Gestplan. Kelebihan alat kontresepsi ini bias bertahan hingga 7 tahun
di badingkan implant saat ini yang berumur 5 tahun. Penemuan ini hasil dari penelitian
dari jurusan Farmakologi dan Toksikologi UGM.
2. Kelahiran Air

Proses persalinan atau proses melahirkan yang dilakukan di dalam air. manfaatnya ibu
akan merasakan lebih relaks karena semua otot yang berkaitan dengan proses
persalinan menjadi lebih elastis. Metode ini juga akan mempermudah proses
mengejar sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan, di dalam air
proses pembukaan jalan lahir akan lebih cepat.
3. USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D
Alat USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D adalah alat USG yang berkemampuan
menampilkan gambar 3 dan 4 dimensi di teknologi ini janin dapat terlihat utuh dan
jelas seperti layaknya bayi yang sesungguhnya (Dr. Judi Januadi Endjun S.pog). Alat
USG ini bahkan dapat memperlihatkan seluruh tubuh bayi berikut gerak- geriknya
teknologi 3 dan 4 dimensi menjadi pelengkap bila di duga janin dalam keadaan tidak
normal dan perlu di cari kelainan bawaannya seperti bibir sumbing, kelainan pada
jantung dan sebagainya. Secara lebih detail kelebihan USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D
ini pada janin dapat terbaca secara lebih akurat, karena teknologi ini dikembangkan
untuk meningkatkan ketepatan diagnosa.
4. Pil KB Terbaru
Pil KB dengan dorspirenone merupakan pil KB terbaru yang memberikan perlindungan
kontrasepsi yang dapat diandalkan, dengan berbagai manfaat tambahan dalam suatu
kombinasi yang unik Pil Kb dengan dorspirenone adalah pil yang membuat seseorang
merasa lebih nyaman. Mengandung progestin baru dorspirenone yaitu hormon yang
sangat menyerupai progesteron salah satu hormon dalam tubuh. Dorspirenone
mempunyai profil farmakologis yang sangat mirip dengan progesteron alami dengan
karakteristik memiliki efek antimineralokortoid dan antiandrogenik tidak memiliki
aktifitas ekstrogenik, androgenik, glukortikoid dengan sifat antineralokortikoid Pil KB
dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan yaitu tidak menaikkan
berat badan, mengurangi gejala kembung, Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri
haid, dan mengatur keluarnya darah haid, tidak menaikkan tekanan darah dengan
androgennya. Pil KB dengan dorspirenone dapat memberikan manfaat tambahan
yaitu mengurangi jerawat, dan mempercantik rambut dan kulit.
5. Robot akan digunakan untuk mengobati orang sakit

Diagnostik in robot akan menggunakan penelitian global untuk memberikan pendapat


ahli, beberapa dokter yang akan berani untuk diabaik Pelatihan medis akan beralih
dari apa yang orang tahu, untuk mendapatkan data yang akurat yang robot bisa
membuat keputusan, dan menyediakan "high touch" dukungan emosional. Ahli bedah
akan selalu berada pada premium. bersama-sama dengan tangan-on wali yang akan
semakin berbasis masyarakat. dengan kualifikasi yang sangat khusus. Operasi remote
akan menjadi bagian rutin setiap pusat spesialis rutin. Batas antara dokter dan
perawat akan terus kabur sebagai perawat berwenang untuk membuat lebih banyak
keputusan. Akibatnya pelatihan perawat akan semakin panjang dan perawat kelas
atas akan lebih mahal.

B. Falsafah Keperawatan Maternitas

1. Keperawatan maternitas dipusatkan pada:


a. Keluarga dan masyarakat askep yang holistik
b. Menghargai klien dan keluarga
c. Klien, keluarga, masyarakat berhak keperawatan yang sesuai
2. Setiap individu berhak lahir schat-optimal
a. seorang Wanita hamil dan bayi yang di kandungnya
b. Wanita pasca persalinan beserta bayinya
3. Pengalaman: kehamilan, persalinan, gangguan kesehatan merupakan tugas
perkembangan keluarga dan dapat menjadi krisis situasi
4. Yakin bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang normal, alamiah,
partisipasi aktif keluarga dibutuhkan untuk kepentingan kesehatan ibu dan bayi. Awal
kehamilan awal bentuk interaksi keluarga
5. Sikap, nilai, dan perilaku sehat setiap individu dipengaruhi latar belakang, agama dan
kepercayaan
6. Keperawatan maternitas berfungsi sebagai advocat/ pembela untuk melindungi hak
klien
7. Mempromosikan kesehatan merupakan tugas penting bagi keperawatan maternitas
generasi
8. penerus
9. Keperawatan maternitas memberi tantangan bagi peran perawat dan merupakan
masyarakat.
10. yakin bahwa penelitian keperawatan dapat menambah pengetahuan dalam
meningkatkan mutu pelayanan maternitas.

Menurut Asosiasi Perawat Amerika


Standar praktek Maternal-Child Health Nursing, sebagai berikut:
Standar 1 Perawat membantu anak dan ortu untuk peningkatan Kesehatan yang
optimal

Standar 2 Perawat membantu keluarga untuk mencapai dan mempertahankan


keseimbangan antara kebutuhan personal dari anggota keluarga dan fungsi keluarga
dengan optimal
Standar 3 Perawat memberikan pelayanan kepada klien yang membutuhkan serta
keluarga yang mempunyai resiko untuk mencegah masalah actual dan potensial dalam
Kesehatan
Standart 4 Perawat meningkatkan lingkungan yang tidak membahayakan tumbang
system reproduksi

Standar 5 Perawat mampu mendeteksi perubahan status Kesehatan


Standart 6 Perawat memberikan intervensi yang tepat dan pengobatan untuk
meningkatkan Kesehatan dan memulihkan dari penyakit
Standar 7 Perawat membantu keluarga dan klien untuk mengerti dan memakai koping
yang baik selama sakit dalam masa tumbang anak
Standar 8 Perawat mempunyai strategi yang aktif dan positif untuk menggunakan
sumber dalam memberikan pelayanan Kesehatan yang adekuat.
Standart 9 Perawat meningkatkan praktek kep ibu dan anak melalui evaluasi praktek
pendidikan, penelitian.
C. Peran dan Fungsi Perawat
Peran Perawat
Peran perawat ialah tingkah laku yg diharapkan oleh orang lain pada seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana bisa dipengaruhi oleh kondisi sosial baik dari
profesi perawat ataupun dari luar profesi keperawatan yg bersifat konstan.
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 :
1. Pemberi asuhan keperawatan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yg dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan, dari yg sederhana s/d kompleks
2. Advokat pasien / klien menginterpretasikan berbagai info dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yg diberikan pada pasien- mempertahankan & melindungi hak-hak
pasien.
3. Pendidik / Edukator, membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yg diberikan, maka terjadi perubahan
perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
4. Koordinator mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan bisa
terarah serta tepat dengan kebutuhan klien
5. Kolaborator Peran ini dilakukan lantaran perawat bekerja melalui tim kesehatan
yg terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi & lain-lain berusaha mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yg diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yg
sesuai untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi mengenai tujuan pelayanan keperawatan yg diberikan
7. Peneliti, mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yg sistematis &
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

Fungsi Perawat

Fungsi yaitu sebuah pekerjaan yg dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut akan
berubah disesuaikan dengan kondisi yg ada. Fungsi tersebut dibagi menjadi tiga :
1. Fungsi Independen
Dalam fungsi ini, tindakan perawat tak memerlukan perintah dokter.
Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap akibat yg timbul dari tindakan yg diambil
Contoh : melakukan pengkajian
2. Fungsi Dependen
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan & tindakan khusus
yg menjadi wewenang dokter & seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan
infus, pemberian obat, & melaksanakan suntikan. Oleh sebab itu, setiap kegagalan
tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter.
3. Fungsi Interdependen, Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim
perawatan atau tim kesehatan.
Contoh : untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat bersama
tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana buat menentukan kebutuhan makanan
yg diperlukan bagi ibu & perkembangan janin.

D. Proses Keperawatan Maternitas

Asuhan maternitas memiliki arti asuhan yang lebih luas pada ibu, bayi baru lahir dan
anggota keluarga yang lain serta menekankan pentingnya hubungan interpersonal yang
bermakna pada keluarga dengan mempertimbangkan faktor yang kritis dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga besar secara keseluruhan.

Seiring pengetahuan dan teknologi terus berkembang, sebuah upaya dilakukan untuk
membentuk payung konseptual yang menaungi layanan kesehatan ibu dan janin sebagai
satu unit. Pada Rumah Sakit yang hanya menangani klien maternal dan neonatus tidak
dengan penyulit, harus memberikan layanan preventif yang maksimal dan upaya deteksi
dini, sehingga bila ada penyulit dapat segera dirujuk. Ibu dan bayi baru lahir beresiko tinggi
akan ditangani di Rumah Sakit yang memiliki sumber daya manusia dan tenaga ahli untuk
menangani berbagai komplikasi kehamilan atau komplikasi yang mungkin dialami oleh
bayi baru lahir.

Asuhan keperawatan maternitas merupakan filosofi perawatan ibu, proses fisiologis


normal yang membuat seseorang menemukan reaksi individual dalam konteks normal.
Bagi ibu dan pasangan reaksi menjadi orang tua didasari oleh berbagai peristiwa dari masa
kanak–kanak, remaja atau dewasa, tentunya reaksi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
rumah kedua berasal. Selain itu tingkat kepuasaan calon orang tua dan tingkat
kesenangan ibu nifas dan bayi baru lahir dimodifikasi oleh hubungan interpersonal
dengan orang terdekat yang paling penting bagi mereka di lingkungan layanan kesehatan.

1. Asumsi yang mendasari asuhan keperawatan maternitas adalah sebagai berikut:

• Semua individu berhak lahir sehat, oleh karena itu setiap ibu hamil dan janin
berhak mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas
• Sikap masyarakat terhadap seksualitas, hubungan peran, masa kehamilan dan
persalinan, seiring dengan kemajuan teknologi dalam mengendalikan fertilisasi
menjadikan kedudukan sebagai orang tua sebuah pilihan.
• Reproduksi melibatkan satu atau lebih individu lain dan merupakan proses
psikofisiologis normal, dimana orang–orang yang terlibat dapat merasakan
kepuasaan fisik dan emosi.
• Pengalaman kehamilan, melahirkan anak dan gangguan kesehatan anak
merupakan tugas perkembangan keluarga yang dapat mencegah krisis situasi.
• Perubahan fisiologis dan penyesuaian yang dialami ibu serta anaknya selama
proses melahirkan dapat berjalan dengan baik.
• Setiap hasil reproduksi dan pengalaman melahirkan setiap individu akan
dipengaruhi oleh warisan budayanya.

2. Berpikir kritis

Saat ini praktik keperawatan membutuhkan pemikiran yang terorganisasi, bertujuan dan disiplin.
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terus menerus berhadapan dengan perkembangan
teknologi dan perubahan situasi yang cepat. Perawat maternitas dan perinatal harus berfikir dalam
semua aspek praktik keperawatan untuk mendapat hasil yang terbaik.Pengetahuan,sikap dan
keterampilan yang didapat saat menjadi pelajar, aplikasi hasil penelitian dan standar asuhan
keperawatan.

Berpikir kritis adalah metoda analisis masalah. Berpikir kritis meliputi penilaian asumsi, kepercayaan,
prospektif dan kemaknaan serta penggunaan kata, pernyataan dan argumen yang berhubungan
dengan masalah (Bandman, et al., 1994).

3. Pendekatan Masalah

Adanya pengembangan wawasan dan perubahan pengertian kesehatan reproduksi secara global,
ternyata segera direspons oleh pemerintah, dengan dikeluarkannya Kebijakan dan Strategi Nasional
Program Kesehatan Reproduksi.

Dengan adanya pergeseran paradigma serta mengingat situasi kesehatan reproduksi

saat ini, maka pemerintah mengambil empat kebijakan.

a. Mengutamakan kepentingan klien dengan memperhatikan hak reproduksi, kesetaraan

dan keadilan gender.

b. Menggunakan pendekatan siklus kehidupan dalam menangani masalah kesehatan

reproduksi.

c. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan reproduksi secara proaktif.

d. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan reproduksi

berkualitas.

4. Penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

Penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir di sektor pemerintah. Bidan
dan perawat di desa yang umumnya bertugas di Polindes, memberikan pelayanan
kesehatan ibu selama kehamilan, persalinan,nifas dan bayi baru lahir, serta
pertolongan pertama pada kasus kegawatdaruratan. Puskesmas Pembantu sebagai
satelit dari Puskesmas memiliki beberapa petugas kesehatan, sebagian Puskesmas
Pembantu yang memiliki tenaga bidan mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir seperti halnya bidan dan perawat di desa.
Di tingkat Puskesmas yang mempunyai Dokter Umum, Bidan dan perawat khususnya
Puskesmas dengan tempat tidur, mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) sedangkan Puskesmas tanpa tempat tidur hanya
memberikan beberapa elemen dari (PONED). PONED meliputi pemberian oksitosin
par enteral, antibiotika, sedativa serta meliputi pula pelayanan
postpartum,pengeluaran plasenta manual,ekstraksi forseps atau vakum,
pencegahan hipotermi dan resusitasi pada bayi baru lahir. Semua Rumah Sakit
Kabupaten/kota dan Provinsi yang mempunyai dokter spesialis kebidanan dan
kandungan mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK). PONEK meliputi PONED ditambah dengan Seksio Sesarea dan
tranfusi darah. Untuk menjamin pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang
berkualitas telah dikembangkan sistem jaminan mutu dan secara rutin dilakukan
melalui kegiatan supervisi. Quality Assurance dan Audit Maternal Perinatal di tingkat
kabupaten/kota.

Penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir oleh masyarakat dan swasta
Posyandu yang dikelola oleh Kader kesehatan memberi pelayanan antenatal dengan
bantuan Bidan di Desa. Di tingkat masyarakat dukun bayi masih berperan dalam
memberikan pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas.Fasilitas bidan praktek swasta
terdapat di pelbagai desa dan kota yang juga memberikan pertolongan persalinan di
rumah pasien. Sedangkan Rumah bersalin atau Rumah Sakit Bersalin swasta
menyediakan pelayanan ibu dan bayi baru lahir dasar maupun pelayanan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. Semua unit kesehatan swasta wajib
melakukan pencacatan data dan menyampaikan laporan kepada Puskesmas atau
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

5. Faktor yang berperan dalam penurunan angka kematian ibu antara lain:

• Penatalaksanaan medis telah membaik. Penggunaan produk intravena secara


luas, pemantauan keseimbangan dan cairan, antibiotik dan kemajuan
penatalaksanaan anestesi telah berkontribusi terhadap penurunan tersebut.
Akses legal terhadap aborsi juga membantu mengurangi jumlah kematian ibu
yang disebabkan oleh aborsi ilegal.
• Perkembangan program pendidikan dan pelatihan yang tersebar luas dalam
bidang obstetri dan asuhan maternitas, perawat profesional dapat memberikan
asuhan keperawatan yang berkualitas.
• Fasilitas dan pembangunan Rumah Sakit yang lebih baik sebagai altrnatif untuk
memenuhi permintaan konsumen akan lingkungan yang lebih menyerupai rumah
untuk melahirkan sangat bermanfaat dan memberikan kenyamanan.
• Perubahan nyata pada sikap dokter, perawat dan orang tua telah berkontribusi
terhadap penurunan AKI. Orientasi telah bergeser dari mengatasi masalah dan
sikap tak berdaya menjadi berupaya semampu kita menjadi pencegahan dan
peningkatan status siaga
• Perawatan prenatal menjadi prestasi penting dalam perawatan maternitas, ibu
yang memeriksakan kehamilan dengan rutin dapat terpantau kondisinya
sehingga dapat dilakukan pencegahan dini bila ada penyimpangan.
• Pengembangan program kesehatan ibu dan anak sangat membantu .Perawat
mengunjungi ibu untuk memberikan yang sangat dibutuhkan selama kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Layanan ini memenuhi kebutuhan yang besar di
daerah pedesaan dan perkotaan.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien dan
keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik
WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilan persalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-
kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

B. Saran
Untuk memenuhi kebutuhan keamanan dan kenyamanan di perlukan pengetahuan tentang
konsep dan prinsip kebutuhan rasa aman dan nyaman agar kebutuhan tersebut dapat
terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

http://dinnyanggraini.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/11/18/keperawatan-
maternitas/#:~:text=Falsafah%20Keperawatan%20Maternitas&text=Yakin%20bahwa%20
kehamilan%20dan%20persalinan,kehamilan%20awal%20bentuk%20interaksi%20keluarga
.&text=Keperawatan%20maternitas%20memberi%20tantangan%20bagi%20peran%20per
awat%20dan%20merupakan%20masyarakat.

http://ulyaemyu.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/19/peran-tugas-dan-fungsi-
perawat/#:~:text=Perawat%20membantu%20dokter%20memberikan%20pelayanan,pem
berian%20obat%2C%20%26%20melaksanakan%20suntikan.&text=Tindakan%20perawat%
20berdasar%20pada%20kerja%20sama%20dengan%20tim%20perawatan%20atau%20tim
%20kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai