Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK 3

"Konsep dan prinsip bantuan hidup dasar pada orang dewasa"

MK: keperawatan Gawat Darurat

DMK: Ns. Usman Ohorella

DISUSUN OLEH:

1. Selvino Soumokil
2. Carmalia Huka
3. Abdul Haris putra H.I
4. Rizky fatiha Rahmawaty
5. Tiara Abidin
6. Nur Hasna Rumodar
7. Marchellino Parinussa
8. Mariska Mamuly
9. Jauria Samallo
10. Lilies Upate

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PRODI KEPERAWATAN MASOHI


TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana..

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................... …
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang……………………………………………………………………….........................
Rumusan masalah .............................................................................................
Tujuan ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Bantuan Hidup dasar pada orang dewasa……..……………………............................
B. Definisi ……………. ..
………………………………………….............................................
C. Tujuan………………………………………………….....................................................
D. Henti nafas dan Henti
jantung.........................................................................................
E. Pelaksanaan bantuan hidup dasar ................................. .............................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bantuan Hidup Dasar pada dewasa Bantuan Hidup Dasar pada dewasa adalah tindakan
per adalah tindakan pertolongan medis sederhana yang di tolongan medis sederhana
yang dilakukan lakukan pada penderita yang mengalami henti jantung sebelum
diberikan pertolongan medis lanjutan.
Memberikan bantuan sirkulasi dan pernafasan yang adekuat sampai keadaan henti
jantung teratasi atau sampai penderita teratasi atau sampai penderita dinyatakan
meninggal dinyatakan meninggal.

Rumusan Masalah

A. Bantuan Hidup dasar pada orang dewasa


B. Definisi bantuan hidup dasar
C. Tujuan
D. Pelaksanaan bantuan hidup dasar
Tujuan

Pada para pembaca khususnya mahasiswa dan mahasiswi diharapkan setelah


membaca makalah ini, mereka dapat mengetahui apa bantuan hidup dasar pada orang
dewasa dan pelaksanaan bantuan hidup dasar
BAB II

Pembahasan

Bantuan hidup dasar pada orang dewasa

A. Definisi
Bantuan Hidup Dasar pada dewasa Bantuan Hidup Dasar pada dewasa adalah tindakan
per adalah tindakan pertolongan medis sederhana yang di tolongan medis sederhana
yang dilakukan lakukan pada penderita yang mengalami henti jantung sebelum
diberikan pertolongan medis lanjutan.
B. Tujuan
Memberikan bantuan sirkulasi dan pernafasan yang adekuat sampai keadaan henti
jantung teratasi atau sampai penderita teratasi atau sampai penderita dinyatakan
meninggal dinyatakan meninggal.
C. Henti nafas dan henti jantung
Henti nafas adalah berhentinya pernafasan spontan disebabkan gangguan jalan nafas,
disebabkan gangguan jalan nafas, baik parsial baik parsial maupun total atau karena
gangguan dipusat pernafasan. Henti jantung adalah berhentinya sirkulasi peredaran
darah karena kegagalan jantung untuk melakukan kontraksi secara efektif. Keadaan
tersebut bisa disebabkan oleh penyakit primer dari jantung atau penyakit sekunder non-
jantung. Henti nafas dan  jantung. Henti nafas dan henti jantung merupakan d henti
jantung merupakan dua keadaan yang sering ua keadaan yang sering berkaitan,
sehingga berkaitan, sehingga penata laksanaanya tidak bisa terpisahkan.
a) Penyebab henti nafas
1. Sumbatan Jalan nafas
Sumbatan Jalan nafas dapat mengalami sumbatan total atau parsial.
Sumbatan jalan nafas total dapat menimbulkan henti jantung mendadak
karena berhentinya suplai oksigen baik ke otak maupun ke miokard.
Sumbatan jalan nafas parsial umumnya lebih lambat menimbulkan keadaan
henti jantung, namun usaha yang dilakukan tubuh untuk bernafas dapat
menyebabkan kelelahan.
Kondisi-kondisi yang menyebabkan sumbatan jalan nafas
a. Benda asing (termasuk darah)
b. Muntahan
c. Edema laring atau bronkus akibat trauma langsung pada wajah atau
tenggorokan.
d. Sparme laring atau bronkus akibat radang atau trauma.
e. Tumor
2. Gangguan paru
Kondisi-kondisi paru yang menebabkan gangguan oksigenasi dan ventilasi
enasi dan ventilasi antara lain : antara lain :
a. Infeksi
b. Aspirasi
c. Edema paru
d. Kontusio paru
e. Keadaan tertentu yang menyebabkan rongga paru tertekan oleh benda
asing, seperti pneumotoraks, hematotoraks, efusi pleura
3. Gangguan neuromuscular
Kondisi-kondisi yang menyebabkan penurunan kemampuan otot-otot utama
otot-otot utama pernafasan pernafasan (otot dinding dada, diafragma dan
otot interkostal) untuk mengembangkempiskan paru antara lain:
a. Miastenia gravis
b. Sindroma Guillian Barre
c. Sklerosis multipel
d. Poliomielitis
e. Kiposkoliosis
f. Distrofi muskular
g. Penyakit motor neuron
b) Penyebab henti jantung
Henti jantung dapat disebabkan karena primer Henti jantung dapat disebabkan
karena primer atau sekunder. Kondisi primer penyebab henti ekunder. Kondisi
primer penyebab henti  jantung :
a. Gagal jantung
b. Tamponade jantung
c. Miokarditis
d. Kardiomiopati hipertrofi
e. Fibrilasi ventrikel yang mungkin disebabkan oleh iskemia miokard, infark
miokard, tersengat listrik, gangguan elektrolit atau konsumsi obat-obatan
c) Indikasi bantua hidup dasar
a. Henti jantung
b. Henti nafas
c. Tidak sadarkan dir
D. Pelaksanaan bantuan hidup dasar
Urutan pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar yang benar akan memeperbaiki tingkat
keberhasilan. Berdasarkan panduan Bantuan Hidup Dasar yang dikeluarkan oleh
American  American Heart Association Association dan European Society of
Resuscitation, pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar dimulai dari penilaian kesadaran
penderita, aktivitas layanan gawat darurat dan dilanjutkan dengan tindakan pertolongan
yang diawali dengan CABD (Circulation-Airway-Breathing-Defibrillator).
E. Penilaian respons
Penilaian respons dilakukan setelah penolong yakin bahwa dirinya sudah am bahwa
dirinya sudah aman untuk melakukan an untuk melakukan pertolongan. Penilaian
respons dilakukan dengan cara menepuk-nepuk dan menggoyangkan penderita sambil
berteriak memanggil penderita. Hal yang perlu diperhatikan setelah me yang perlu
diperhatikan setelah melakukan lakukan penilaian respons penderita:
1) Bila penderita menjawab atau bergerak terhadap te Bila penderita menjawab
atau bergerak terhadap tespons yang diberikan, maka usahakan ons yang
diberikan, maka usahakan tetap kedalam posisi mantap, sambil terus melakukan
pemantauan tanda-tanda vital sampai bantuan datang.
2) Bila penderita tidak memberikan respon serta tidak bernafas atau bernafas tidak
normal (gasping), maka penderita dianggap mengalami kejadian henti jantung.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan aktivasi sistem
layanan gawat darurat

F. Pengaktifan sistem layanan gawat darurat


Setelah melakukan pemeriksaan kesadaran penderita dan tidak didapatkan respons dari
penderita, hendaknya penolong meminta bantuan orang terdekat untuk menelepon
sistem layanan gawat darurat (atau sistem kode biru bila dirumah sakit). Bila tidak ada
orang lain di dekat penolong untuk membantu, maka sebaiknya penolong menelepon
sistem layanan gawat darurat.4 Saat melaksanakan percakapan dengan petugas
layanan gawat darurat, hendaknya dijelaskan lokasi penderita, kondisi penderita, serta
bantuan yang sudah diberikan kepada penderita
G. Kompresi jantung (Circulation)
Sebelum melakukan kompresi dada pada penderita, penolong harus melakukan
pemeriksaan awal untuk memastikan bahwa penserita dalam keadaan tanpa nadi saat
akan dilakukan pertolongan. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan perabaan
denyutan arteri karotis dalam waktu maksimal 10 detik. Me waktu maksimal 10 detik.
Melakukan pemeriksaan deny lakukan pemeriksaan denyut nadi bukan hal yang muda
ut nadi bukan hal yang mudah dilakukan, h dilakukan, bakan tenaga kesehatan yang
menolong mungkin memerlukan waktu yang agak panjang untuk memeriksa denyut
nadi, sehingga :
1) Tindakan pemeriksaan denyut nadi bisa tidak dilakukan oleh penolong awam dan
langsung mengasumsikan terjadi henti jantung jika seorang dewasa mendadak tidak
sadarkan diri atau penderita tanpa respons yang bernafas tidak normal.
2) Pemeriksaan arteri karotis dilakukan dengan memegang leher penderita dan
mencati trakea dengan 2-3 hari. Selanjutnya dilakukan perabaan bergeser ke lateral
sampai menemukan batas trakea dengan otot samping leher (tempat lokasi arteri
karotis berada).

H. Pelaksanaan kompresi dada


Kompresi dada terdiri dari pemberian tekanan secara kuat dan berirama pada setengah
bawah dinding sternum. Penekanan ini menciptakan aliran darah yang akan melalui
meningkatkan tekanan intratorakal serta penekanan langsung pada dinding jantung.
Komponen yang perlu diperhatikan saat melakuakn kempresi dada :
1) Penderita dibaringkan ditempat yang datar dan keras
2) Tentukan lokasi kompresi didada dengan cara meletakkan telapak tangan yang
telah saling berkaitan dibagian setengah bawah sternum
3) Frekuensi minimal 100 kali per menit
4) Penolonga awam melakikan kmompresi minimal 100 kali permenit tanpa
interupsi. Penolong terlatih tanpa alat bantu nafas lanjutan melakukan kompresi
dan ventilasi dengan perbandingan 30 : 2 (setiap 30 kali kompresi efektif, efektif,
berikan 2 nafas bantuan).

I. Airway dan breathing (ventilasi)


Perubahan yang terjadi pada alur Perubahan yang terjadi pada alur Bantuan Hidup
Dasa Bantuan Hidup Dasar ini sesuai dengan panduan ini sesuai dengan
panduan American Heart  Association mengenai Bantuan Hidup Dasar, bahwa penderita
yang mengalami henti jantung umumnya memiliki penyebab primer gangguan jantng,
sehingga kompresi secepatnya harus dilakukan dari pada menghabiskan waktu untuk
mencari sumbatan benda asin pada jalan nafas. sumbatan benda asin pada jalan nafas.
Setelah melakuakn tndakan kompresi selama 30 kali maka dilanjutkan dengan
pemberian bantuan nafas sebanyak 2 kali yang diawali dengan membuka jalan nafas.
Posisi penderita saat diberikan bantuan nafas tetap terlentang. Jika mungkin dengan
dasar yang keras dan datar dengan posisi penolong tetap berada dengan posisi
penolong tetap berada dismping pender dismping penderita.
Hal yang diperhatikan dalam ventilasi :
1) Nafas bantuan 2 kali dalam waktu 1 detik setiap hembusan
2) Berikan bantua nafas sesuai dengan kapasitas volume tidal yang cukup untuk
memperlihatkan pengangkatan diding dada
3) Berikan bantuan nafas bersesuaian dengan kompresi dengan perbandingan 2
kali bantuan perbandingan 2 kali bantuan nafas setelah 30 kali kompres
J. Buka jalan nafas
Pada penderita tidak sadarkan diri, maka otot-otot tubuh akan melemah termasuk otot
rahang dan leher. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lidah dan epiglotis terjatuh
kebelakan dan menyumbat jalan nafas. Jalan nafas dapat dibuka oleh penolong dengan
metode:
1) Head tilt chin lift maneuver   (dorong kepala kebelakang sambil mengangkat
dagu). Tindakan ini aman dilakukan bila penderita Tindakan ini aman dilakukan
bila penderita tidak di tidak dicurigai mengalami gangguan/ trauma curigai
mengalami gangguan/ trauma tulang leher. Head tilt chin lift maneuver 

2) Bila penderita dicurigai mengalami gangguan/ trauma leher, maka tindakan untuk
membuka jalan nafas dilakukan dengan cara menekang rahang bawah kearah
belakang/ posterior (jaw thrust).

3) Jaw thrust Setelah dilakukan tindakan membuka jalan nafas, langkah selanjutnya
dalah dngan memberikan nafas bantuan. Tindakan pemberian jalan nafas, serta
maneuverlook, listen and feel (lihat, dengar7 dan rasakan) tidak dikerjakan lagi,
kecuali jika tindakan pemerian nafas bantuan tidak menyebabkan paru
terkembang secara baik.

K. Breating (ventilasi)
Tindakan pemberian nafas bantuan dilakukan kepada penderita henti enderita henti
jantung setelah satu jantung setelah satu siklus kompresi dilakukan (30 kali kompresi).
Pemberian kompresi dilakukan (30 kali kompresi). Pemberian nafas bantuan bisa
dilakukan dengan metode: fas bantuan bisa dilakukan dengan metode:
1. Mulut ke Mulut

Metode pertolongan ini merupakan metode yang paling mudah dan cepat.oksigen yang
dipakai berasal dari udara yang dipakai berasal dari udara yang dikeluarkan oleh pe
dikeluarkan oleh penolong. Cara melakukan pertolong nolong. Cara melakukan
pertolongan adalah:
1) Mempertahankan posisi head tilt chin lift,  yang dilanjutkan dengan menjepit
hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan.
2) Buka sedikit mumut penderita, tarik nafas panjang dan tempelkan rapat bibir
penolong melingkari mulut penderita, kemudian hembuskan lambat, setiap tiupan
selama 1 detik dan pastikan sampai dada terangkat.
3) Tetap pertahankan head tilt chin lift, lepaskan mulut penolong dari mulut
penderita, lihat apakah dada penderita turun waktu ekshalasi.
2. Mulut ke Hidung

Nafas bantuan ini dilakukan bila pernafasan mulut-ke-mulut sulit dilakukan, misalnya
karena trismus. Caranya adalah katupkan mulut penderita sesetai  chin lift, kemudian
hembuskan udara seperti pernafasan mulut-ke-mulut. Buka mulut penderita waktu
ekshalasi
L. Bantuan hidup dasar dengan 2 penolong
1) Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan Bantuan Hidup Dasar dengan
2 penolong: Tiap penolong harus mengerti peranan masing-masing. Satu orang
penolong memberikan pernafasan bantuan sedangkan penolong yang lain
melakukan kompresi dada. Bila penolong kedua tiba di tempat ke penolong kedua
tiba di tempat kejadian saat pertolo jadian saat pertolongan sedang dilakukan oleh
penol ngan sedang dilakukan oleh penolong pertama, maka penolong kedua
memberikan bantuan setelah penolong pertama melakukan satu siklus bantuan yang
diakhiri melakukan satu siklus bantuan yang diakhiri dengan 2 nafas bantuan. 2
nafas bantuan.
2) Penolong yang melakukan kompresi dada memberikan pedoman dengan cara
menghitung dengan suara keras.
3) Sebaiknya perputaran penolong dilakukan setiap 5 siklus. Sebelum melakukan
perpindahan tempat, penolong yang melakukan kompresi memberikan aba-aba
bahwa akan dilakukan perpindahan tempat setelah kompresi ke 30 dan dilanjutkan
pemberian 2 30 dan dilanjutkan pemberian 2 nafas bantuan.
Penolong yang memberikan nafas bantuan segera mengambil tempat disamping
penderita untuk melakukan kompresi. Hal tersebut terus berlanjut samapai bantuan
dinyatakan boleh dihentikan. Komplikasi yang mungkin terjadi saat Komplikasi yang
mungkin terjadi saat melakukan Bant melakukan Bantuan Hidup Dasar:
1. Aspirasi regurgitasi
2. Fraktur costae-sternum
3. Pneumotoraks, hematotoraks, kontusio paru
4. Laserasi hati atau limpa
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bantuan Hidup Dasar pada dewasa Bantuan Hidup Dasar pada dewasa adalah
tindakan per adalah tindakan pertolongan medis sederhana yang di tolongan medis
sederhana yang dilakukan lakukan pada penderita yang mengalami henti jantung
sebelum diberikan pertolongan medis lanjutan.

B. Saran
Saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan dari semua pihak
khususnya rekan-rekan mahasiswa dan dosen mata kuliah ini. Hal tersebut bertujuan
untuk memberikan masukan untuk penulisan makalah-makalah berikutnya
Daftar Pustaka

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta

Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Gadar, Edisi Revisi, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai