2. Serikat Islam
Berdiri di solo 11 nopember 1912. Organisasi ini mengubah haluan menjadi
organisasi yang bergerak di bidang politik.
3. Muhammadiyah
Didirikan oleh K.H.Ahmad Dahlan di Yogyakarta 18 nopember 1912, yang
bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, social budaya dan kesehatan.ada
beberapa alas an muhammadyah berdiri, antara lain :
Tidak murninya islam di Indonesia, Pendidikan Islam tidak maju, Kemiskinan
rakyat, adanya missi dan Zending Kristen, Umat Islam bersifat fanatisme sempit,
taklid buta, masih diwarnai konservartisme, formalism dan tradisionalisme.
BAB II
MUHAMMADIYAH :
LATAR BELAKANG BERDIRI DAN TUJUANNYA
Yang melatar belakangi berdirinya Muhammadiyah, yaitu factor intern dan dan ekstren.
Faktor intren yang berhubungan dengan pribadi Ahmad Dahlan itu sendiri selaku
pendiri Muhammadiyah. Faktor ekstern adalah hal –hal yang terjadi diluar diri Ahmad
Dahlan, meliputi aspek social, keagamaan, pendidikan, dan politik bangsa.
Setelah menunaikan haji pertama dan kedua, Ahmad Dahlan mempunyai obsesi
besar tentang masa depan Islam yang mampu membebaskan masyarakat seperti
yang diperankan Rasulullah dan para Salafiun. Islam harus dipahami dari sumber
utamanya yaitu Al-Qur’an dan Al Sunnah. Dalam memahami sumber ajaran Islam,
Ahmad Dahlan mengajukan metodelogi pemahaman yang tradisional-fungsional.
Untuk keperluan ini, akal fikiran yang bebas, dan akal nurani yang jernih serta
membiarkan Al-Qur’an berbicara sendiri dalam memecahkan problem. Dalam
perspektif pemahaman ini, pemahaman terhadap ayat Al-Qur’an tidak sekedar
pada tataran kognitif, tetapi menurut aktualisasi nyata sehingga masyarakat
dapat merasakan perubahan yang lebih baik. Dengan cara demikian, risalah Islam
sebagai Hudan dan rahmatan li al-‘alamin terjadi di dalam masyarakat.
B. Realitas sosio-politik
Realitas politik bangsa yang dihadapi Ahmad Dahlan dapay dipisahkan menjadi
dua periode yakni politik hindia belanda sebelum C.S Hurgronje dan setelah
Hurgrje menjadi penasehat colonial belanda. Periode pertama, belanda
menerapkan kebijakan agar umat islam tidak memberontak dengan mempersulit
pengamalan ajaran islam . periode kedua, belanda menerapkan kebijakan ganda,
satu pihak memberikan kebebasan terutama ibadah mahdhah, di pihak lain
melarang kegiatan-kegiatan yang bersifat pencerdasan dan kesadaran politik.
C. Realitas politik islam hindia belanda
Realitas politik bangsa yang dihadapi Ahmad Dahlan dapat dipisahkan menjadi
dua priode yakni politik Hindia Belanda sebelum C.S Hurgronje dan setelah
horgonje menjadi penasehat kolonal Belanda. Priode pertama, Belanda
menerapkan kebijakan agar umat Islam tidak berontak dengan mempersulit
pengalaman ajaran Islam. Priode kedua, Belanda kembali menerapkan kebijakan
ganda. Satu pihak memberikan kebebasan beragama terutama ibadah mahdah,
dipihak lain melarang kegiatan –kegiatan yang bersifat pencerdasan dan
kesadaran politik.
Sebelum muhammadyah resmi dideklarasikan, ada lima langkah yang diambil oleh
Ahmad Dahlan sebagai proses awal untuk mendirikan muhammadyah. Langkah-langkah
ini adalah,
Diskusi dengan guru-guru kwekscool;
Diskusi dengan orang-orang dekat untuk mencari nama yang tepat bagi
organisasi yang akan didirika;
Mengajukan permohonan kepada Hoofdbestuur budi eotomoagar
mengusulkan kepada pemerintah hindia belanda untuk berdirinya
muhammadyah.
Mengadakan rapat-rapat persiapan peresmian muhammadyah; dan
Memproklamasikan berdirinya muhammadyah.
BAB III
Muhammadiyah Identitas, Landasan Normatif dan Oprasional
b. Kepribadian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah persrikatan yang merupakan gerakan Islam, dan dasar
amal usaha Muhammadiyah:
a. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah dana taat kepada Allah
b. Hidup manusia bermasyarakat
c. Mematuhi ajaran agama Islam dengan berkenyakinan bahwa ajaran islam
itu satu satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk
kebahagian dunia dan akhirat
d. Menegakkan dan memjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat
adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan insan kepada manusia
e. Ittiba’ kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW
f. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi
Sifat Muhammadiyah
a. Beramal dan berjaung untuk perdamaian dan kesejahteraan
b. Memperbanyak kawan dan mengamalkan Ukhuwah Islamiah
c. Lapang dada, luas pandangan dengan dengan memegang teguh ajaran Islam
d. Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
e. Mengindahkan segala hukum, undang undang peraturan serta dasar dan
falsafah Negara yang sah
f. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
tauladan yang baik
g. Aktif dalam perkembangan masyarakat
h. Kerjasama dengan golongan islam manapun juga dalam usaha menyiarkan
dan mengamalkan agama islam serta membela kepentingannya
i. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam
memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur yang diridhoi allah
j. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana
BAB IV
Badan Pembantu Pimpinan Dan Organisasi Otonom Dalam
Muhammadiyah
Ada delapan majelis dalam Muhammadiyah
1. Majelis Tarjih dan pengembangan Pemikiran Islam (MT-PPI)
2. Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus (MTDK)
3. Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan (Majelis Diktilitbang)
4. Majelis Pengembangan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI)
5. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Majelis Dikdasmen)
6. Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM)
7. Majelis Ekonomi (ME)
8. Majelis Wakaf dan Kehartabendaan.
Yang berfungsi mendukung dan melaksanakan kegiatan – kegiatan dalam rangka
tercapainya tujuan Myhammadiyah, sesuai dengan bidang garapannya masing-masing.
Ada tujuh lembaga dan satu badan penbina dan pengawas keuangan. Lembaga ini
hanya dibentuk ditingkat pusat saja, sedangkan badan dapat dibentuk sampai tingkat
wilayah, kalau ada daerah yang ingin memiliki badan Pembina dan pengawas keuangan
diperbolehkan asalka mendapatkan izin dari PWM setempat.
Majelis Tarji dan pengembangan pemikiran islam berdiri pada tahun 1928, dan memiliki
fungsi membimbing pengamalan ajaran islam, meningkatkan kualitas ulama, membrikan
fatwa agama, mempergiat pengkajian dan penelitian. Selain itu juga berperan dalam
mentarji dalail agama untuk dipilih yang paling kuat, dan mengembangkan
pembaharuan pemikiran keagamaan.
Majelis Tabligh dan dakwah Khusus berdiri pada tahun 1971, memiliki fungsi menyusun
kebijakan dalam bidang tablik, mengkoordinasi korp mubaligh, mememlihara wakaf,
masjid, musollah seagai sarana ibadah dan meningkatkan mutu kehidupan umat,
menyelenggarakan pendiidkan dan kaderisasi mubaligh, dan melakukan penelitian
dakwah.
Majelis wakab dan kehartabendaan berdiri pada tahun 1972, memiliki fungsi
menggiatkan wakaf umat, mengusahakan serfitikasi tanah dan bagunan wakaf milik
persyarikatan
Majelis pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Di beri
tugas oleh perserikatan untuk menyelenggaraakan pendidikan dalam rangka
menyeiapkan sumber daya manusia yang memiliki jiwa muhammasiyah,mempertebal
akidah, tekun ibadah, akh kul karimah dan menguasai IPTEKS
Majelis pengembangan kader dan sumber daya insani diberi amanah oleh perserikatan
untuk menyusun konsep perkaderan dan mengoprasionalakn dilingkugan keluarga,
sekolah dan organisasi, mengembangkan studi lanjut, mengadakan darul alqani dan
kegiatan sejenis, pendataan kader, mempublikasikan pedoman kaderisasi,
menyelenggarakan forum ideopolitor.
Lembaga Hikmah bertugas untuk mengadakan kajian – kajian polotik, yang berkaitan
dengan perjuangan Muhammadiyah , menyelenggarkan pendidikan politik kader
perserikatan dll.
Lembaga Hubungan Luar Negeri, lembaga ini didirikan dengan tujuan mengembangkan
SDM dalam membangun jaringan internasional, pengembangan pemikiran keislaman
dunia, solidaritas umat Islam dunia, dan membentuk network kader Muhammadiyah di
luar negeri.
Badan Pembina dan pengawasa keaungan (BPPK), badan ini dengan tugas menyusun
system pengelolahan keuangan perserikatan, mengelola dan mengawasi keuangan.
Aisyiyah berdiri berdiri pada tahun 1917 dengan mengemban tugas untuk
membeimbing kaum wanita sadar agama dan berorganisasi, menghimpun wanita
wanita untuk berkifrah secara aktif dalam kehidupan agama, berbangsa dan bernegara
Pemuda muhammadiyah berdiri pada tahun 1932 dengan mengemban tugas untuk
melekukan kegiatan yang mengarah pada kesadaran putra mumammadiyah sebagai
pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha muhammadiyah.
IRM semula bernama IPM, berdiri sejak tahun 1961 dengan fungsi meningkatkan
kesatuan akidah islamiyah seliruh remaja muslim, mengembangkan potensi remaja
muslim dalam bidang keterampilan dan penguasaan IPTEK, mempersiapkan kader
perserikatan, umat dan bangsa
PF putra muhamadiyah berdiri pada tahun 1963 dengan tugas untuk membina pencak
silat yang berwatak serta bekepribadian Indonesia, bersih dari ilmu sesat dan syirik.
Untuk perjuangan agama serta bangsa dan Negara, dan sikap mental dan gerak langka
anak murid harus merupakan tindakan – tindakan kesucian.
BAB V
MUHAMMADIYAH DAN KEINDONESIAAN
Amal Usaha yang menjadi trade malk Muhammadiyah adalah lembaga pendidikan dari
tingkat TK samapai perguruan tinggi menyebar ke seluruh pelosok tanah air
Ahamad Dahlan meletakkan tiga fondasi atau dasar pendidikan, yaitu pendidikan
Akhlak, individu dan social
Kepedulian Ahmad Dahlan terhadap masalah-masalah social terutama fakir miskin dan
mustad’afin yang semakin menderita hidupnya, diwujudkan dalam bentuk mendirikan
panti asuhan anak yatim. Selain itu Muhammadiyah juga mengembangkan seni budaya
yang islami.
Muhammadiyah sejak awal terlibat aktif dalam persoalan kebangsaan dan kenegaraan,
misalnya ikut serta dalam perumusan dasar Negara. Sikap politik Muhammadiyah telah
jelas, bahwa muhammadiyah tidak berpolitik praktis, namun dalam kondisi tertentu
harus mengambil sikap politik yang jelas, misalnya melenyapkan penjajahan, menumpas
PKI, mengusulskan kepada pemerintah untuk memasukkan nilai –nilai islam dalam
undang-undang.
Dalam era reformasi, Muhammadiyah ikut mendorong terwujudnya pemerintah yang
bersih, melakukan gerakan moral untuk memberantas KKN, dan terlibat aktif
mensuskseskan pemilihan presiden secara langsung pada tanggal 5 juli 2004. Selain itu,
Muhammadiyah memberikan dorongan kepada putra terbaik Muhammadiyah, Amin
Rais untuk melanjutkan reformasi di Indonesia dengan menjadi presiden RI.
Pedoman hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma
Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola pada
tingkahlaku Warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga
tercermin kepribadian Islami menuju menuju terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar benarnya.
Tujuannya
Terbenetuknya prilaku individu dan kolektif seluruh anggota Muhammadiyah yang
menunjukkan teladan yang baik (uswah hasanah) menuju terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar – benarnya
3. Dalam Ibadah
- Setiap warga muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan
jiwa, hati kearah terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan ibadah yang
tekun dan menjauhkan diri dari nafsu yang buruk
- Setiap warga muhammdiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan
sebaik – baiknya dan menghidup suburkan amal Nawafhil
FUNGSI KELUARGA
- Melaksanakan fungsi kaderisasi
- Mensosialisasikan nilai – nilai ajaran islam
- Keluarga – keluarga dalam muhammdiyah di tuntut keteladanan dalam
mempraktikkan hubungan yang islami.
C. KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
- Islam mengajarkan agar tiap muslim menjalankan persaudaraan dan
kebaikan dengan sesama
- Setiap keluarga dan anggota keluarga muhammadiyah harus
menunjukkan keteladanan dalam bersikap baik terhadap tetangga
- Dalam bertetangga dengan yang berlainan agama juga dianjuran untuk
bersikap baik dan adil
- Dalam hubungan – hubungan social yang lebih luas, setiap anggota
muhammadiyah baik sebagai individu, warga maupun jamaah dan jamaiah
harus menunjukkan sikap – sikap social
- Melaksanakan gerakan jamaah dan dakwah jamaah sebagai wujud dari
melaksanakan dakwah islam di tengah – tengah masyarakat
D. KEHIDUPAN BERORGANISASI
- Tanggung jawab seluruh warga dan pemimpin muhammadiyah untuk
benar – benar menjadikan organisasi sebagai gerakan dakwah islam yang
kuat dan unggul dalam berbagai bidang kehidupan
- Setiap anggota, kader dan pemimpin muhammadiyah berkewajiban
memelihara, melangsungkan gerak dan langkah perserikatan dengan
penuh komitmen yang istiqamah
- Dalam menyelesaikan masalah dan konflik di perserikatan hendaknya
mengutamakan musyawarah dan mengacu pada peraturan – peraturan
organisasi
- Menggairahkan ruh al islam dan ruh al jihad dalam seluruh gerakan
Persyerikatan
- Setiap anggota pemimpin persyerikatan hendaknya menunjukkan
keteladanan
- Dalam lingkungan persyerikatan hendaknya dikembangkan disiplin tepat
waktu
- Para pemimpin muhammadiyah hendaknya gemar mengikuti kajian –
kajian keislaman
- Setiap anggota pemimpin Muhammadiyah hendaknya menjauhkan diri
dari fitnah
- Pemimpin Muhammadiyah hendaknya mempunyai jiwa pembaharuaan
dan jiw adakwah yang tinggi
- Pemimpin harus menunjukkan akhlak pribadi muslim dan mampu
membina keluarga yang Islami
BAB II,
Indentitas, Asas, dan Lambang
BAB III,
Maksud dan tujuan serta usaha
BAB IV,
Keanggotaan
BAB V
Susunan dan penetapan organisasai
BAB VI
Pimpinan
BAB VII
Unsur pembantu pimpinan
BAB VIII
Organisasi otonom
BAB IX
Permusyawaratan
BAB X
Rapat
BAB XII
LAPORAN
BAB XIII
Anggaran rumah tangga
BAB XIV
Pembubaran
BAB XV
Perubahan
BAB XVI
Penutup