Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM


PENGEMBANGAN BUDAYA ISLAM

Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Sarmadi,S.Pd.I, M.S.I

Disusun Oleh :

NUR INTANI RAMADINA PUTRI


3012011056

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


karena atas berkat dan izinnya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang
diberi judul
“PERAN DAN FUNGSI MASJID KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA ISLAM” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Bapak Sarmadi, S.Pd.I,
M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Makalah ini
disusun sebaik mungkin dengan merujuk kepada berbagai sumber baik buku,
jurnal, situs internet, dan terutama merujuk kepada Al-Quran dan Hadist juga
disertai dengan pendapat dan pemikiran dari penulis.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para


pembaca agar semakin dalam pengetahuan kita tentang islam dan juga peran serta
fungsi kampus sehingga dapat memberikan motivasi kepada kita untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan menerapkan dan
menjalankan peran serta fungsi masjid kampus sebagaimana mestinya. Penulis
menyadari bahwa makalah ini tentu belumlah sempurna maka dari itu penulis
menerima kritik dan saran yang membangun dalam rangka kesempurnaan
makalah ini.

Terimakasih,

Pangkalpinang, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i


Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................ 2

BAB II KONSEP DAN FUNGSI MASJID KAMPUS MEMBANGUN


BUDAYA ISLAM
2.1 Konsep dan Fungsi Masjid Membangun Budaya Islam…… 3–4
2.2 Konsep dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya
Islam............................................................................... 4–7
2.3 Sumber Historis, Sosiologis dan Teologis tentang Konsep
dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya
Islam............................................................................. 7 – 11
2.4 Membangun Argumen tentang Konsep dan Fungsi Masjid
Kampus dalam Membangun Budaya Islam ………………… 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………… 13
3.2 Saran .............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang Masalah


Dalam KBBI arti masjid adalah : rumah atau bangunan tempat
bersembahyang orang. Sementara dalam pengertian yang lebih luas masjid
adalah perlambangan atau ciri khas dari umat Islam dan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari sejarah serta peradaban budaya Islam. Keberadaan
masjid dapat dikatakan sebagai salah satu perwujudan dari eksistensi dan
aspirasi umat Islam.
Jika kita mengacu kepada masa Rasulullah dan para sahabatnya, masjid
adalah tempat yang menjadi sentral aktvitas umat Islam. Rasulullah mengajar
dan membina para sahabat yang kelak akan menjadi pemimpin tangguh yang
kelak akan memimpin, memeliharan serta mewarisi ajaran-ajaran agama serta
peradaban Islam dimana itu semua bermula di masjid. Selain itu pula segala
kegiatan maupun permasalahan umat yang berkaitan dengan bidang agama,
ilmu pengetahuan, politik kemasyarakatan, dan sosial budaya juga dibahas dan
dipecahkan dalam lembaga masjid tersebut. Sehingga pada masa itu masjid
menjadi pusat pengembangan kebudayaan Islam, wadah diskusi kritis,
mengaji serta tempat memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama secara
khusus dan pengetahuan umum secara luas dan umum.
Pada masa Rasulullah, masjid merupakan bangunan yang sangat
sederhana, tetapi dengan kesederhanaannya itu masjid memiliki banyak fungsi
dan peran yang dapat dilakukan.di dalam masjid yang sederhana itulah
Rasulullah menggalang kekuatan, mengkonsolidasikan umat Islam melalui
gerakan Muakhat, membangun dunia hingga lahirlah benih peradaban baru
umat. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan era modern
seperti sekarang tanpa kita sadari peran dan fungsi masjid seperti di masa
Rasulullah dulu telah tidak tampak lagi, meskipun sebagian diantaranya masih
bertahan. Masjid di era modern tidak lagi difungsikan seperti masa Rasulullah,
tetapi menjadi tempat kegiatan-kegiatan keagamaan dilaksanakan seperti
kasidah,wirid, perayaan hari besar Islam dankegiatan yang lainnya.

1
.2 Identifikasi Masalah
Dari apa yang telah dijabarkan dalam latar belakang masalah, dapat kita
identifikasikan masalah yang terkait dengan pokok pembahasan makalah ini
yaitu sebagai berikut :
a) Konsep dan fungsi masjid dalam membangun budaya Islam
b) Konsep dan fungsi masjid kampus dalam membangun budaya Islam
c) Sumber historis, sosiologis, dan teologis tentang konsep dan fungsi
masjid kampus dalam membangun budaya Islam
d) Argumen tentang konsep dan fungsi masjid kampus dalam
membangun budaya Islam

.3 Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah konsep dan fungsi masjid dalam membangun budaya
Islam ?
b) Bagaimanakah konsep dan fungsi masjid kampus dalam membangun
budaya Islam ?
c) Jelaskan mengenai sumber historis, sosiologis dan teologis tentang
konsep dan fungsi masjid kampus dalam membangun budaya Islam !
d) Jelaskan mengenai argumen tentang konsep dan fungsi masjid kampus
dalam membangun budaya Islam !

2
BAB II
KONSEP DAN FUNGSI MASJID KAMPUS MEMBANGUN
BUDAYA ISLAM

.1 Konsep dan Fungsi Masjid Membangun Budaya Islam


Hal yang pertama kali dilakukan oleh Rasulullah sesampainya di kota
Yastrib (madinah) adalah mendirikan masjid. Saat itu Rasulullah melewati
daerah 5 kilometer arah tenggara Yastrib yang bernama Quba. Disanalah
masjid pertama di dunia dibangun sejak masa kenabiannya, yaitu Masjid
Quba. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam QS. At – Taubah ayat 108
sebagai berikut:

“ Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-


lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa
(Masjid Quba), sejak haru pertama adalah lebih patut kamu sholat
di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin
membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bersih”

Masjid Quba dibangun oleh Rasulullah dan para sahabat dalam bentuk yang
sederhana, terbuat dari pelepah-pelepah kurma dan tumpukan batu, dengan
sebuah sumur yang digali untuk keperluan wudhu bagi para jamaah.

Perjuangan Rasulullah dan para sahabat membangun masjid pertama ini


menjelaskan kepada manusia urgensi makna dari masjid. Setelah selama 12
tahun menjalankan kewajiban sebagai rasul di Mekkah, Allah memerintahkan
kepada Rasulullah untuk hijrah ke madinah sebagai taktik untuk meluruskan
strategi dan upaya dalam mengislamkan umat. Di hari saat Rasulullah dan
rombongannya tiba di Yastrib, mereka secara gotong-royong membangun
masjid,tempat bersujud kepada Allah. Semuanya bekerja dilandaskan ileh
ketakwaan dan keikhlasan.

Lalu masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah adalah Masjid Nabawi,
masjid ini dibangun atas permintaan Ma’adh bin Afra yaitu seseorang yang

3
berasal dari Bani Najjar. Masjid ini bernama Masjid Nabawi (Masjid Nabi)
karena Rasulullah selalu menyebutnya dengan sebutan “masjidku”.

Setelah menetap di Madinah, Rasulullah tetap berkunjung ke Masjid


Quba, dalam sebuah hadist sahih Rasulullah pernah bersabda “ Barang siapa
yang bersuci di rumahnya, kemudian datang ke Masjid Quba, lalu
melaksanakan salat di dalamnya, untuknya pahala umrah”. Sementara
mengenai Masjid Nabawi Rasulullah juga pernah bersabda dengan tegas “
Sesungguhnya salat di dalamnya lebih baik daripada seribu salat di masjid
lainnya kecuali Masjidil Haram”. Sejak saat itu, lambat laun peradaban Islam
mulai berkembang, bila Makkah menjadi simbol perjuangan Akidah Islam,
maka Madinah adalah simbol pengembangan peradaban Islam.

Menurut sejarah Islam, masjid yang didirikan berdasarkan konsep dan


fungsi untuk mengubah ajaran Allah dan menyesatkan umat Islam disebut
sebagai “masjid dhirar” atau menurut bahasa berarti masjid bencana karena
masjid ini dibangun dengan tujuan menimbulkan kerusuhan, kerugian, dan
bahaya. Sementara Masjid Quba dan Nabawi sebagaimana yang dinyatakan
oleh Allah adalah masjid yang dibangun berlandaskan keimanan dan
ketakwaan, Rasulullah lalu memerintahkan pembakaran masjid dhirar.

.2 Konsep dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya


Islam
Di era sekarang, masjid kampus hanyalah sebuah bagian kecil dari sebuah
kampus. Meskipun begitu, peranan masjid kampus dalam membentuk
mahasiswa yang mempunya integritas sangatlah besar. Masjid kampus bukan
hanya menjadi tempat shalat, tetapi juga menjadi pusat kegiatan mahasiswa
yang memiliki banyak lembaga dan kegiatan. Lembaga dan kegiatan yang
berada di bawah payung masjid akan lebih maksimal jika dioptimalkan
sebagai tujuan membentuk mahasiswa yang mempunyai integritas tinggi,
masjid kampus sekurang-kurangnya dapat memanfaatkan dua hal dalam
pelaksanaannya yaitu fungsi sprititualitas masjid dan lembaga-lembaga yang
berada di bawahnya.

4
Secar spiritualitas, fungsi utama dari masjid adalah sebagai tempat umat
bersujud. Bersujud dalam konteks melaksanakan kewajiban penghambaan
kepada Allah. Didalam masjid umat Islam melaksanakan shalat dan ibadah
lainnya. Oleh karena itu masjid kampus tidak pernah sepi. Para mahasiswa
yang datang ke masjid kampus adakah mereka yang berusaha untuk menjaga
integritas terhadap agamanya. Salah satunya adalah untuk melaksanakan
shalat secara berjamaah maupun munfarid. Shalat adalah tiang agama, hal ini
berarti barang siapa yang meninggalkan shalat artinya meruntuhkan
agamanya. Bisa dikatakan bahwa peran dan fungsi utama masjid dalam
membentuk karakter mahasiswa adalah melalui aktivitas ibadah terutama
shalat.

.2.1 Fungsi dan Peran Masjid Kampus


Berikut adalah peran dan fungsi masjid kampus sebagai pusat kegiatan
mahasiswa dalam membentuk integritas.
1. Masjid Kampus dan Suasana Religius
Masjid kampus umumnya setiap hari ramai dikunjungi oleh warga
perguruan tinggi. Mereka menjadikan masjid kampus sebagai pusat
pembinaan keimanan dan ketakwaan. Setiap hari terdapat
kelompok-kelompok pelaksanaan diskui mahasiswa yang
dilaksanakan sehingga menambah semarak suasana religius dalam
masjid kampus. Selain kegiatan ibadah ritual keagamaan, masjid
kampus juga merupakan tempat kegiatan keagamaan yang bersifat
insidental berlangsung seperti peringatan hari-hari besar Islam baik
tingkat senat mahasiswa maupun tingkat himpunan mahasiswa.
2. Pembinaan Shalat Wajib Lima Waktu
Pembinaan ini bertujuan untuk menekankan upaya pembinaan
shalat para jamaah masjid kampus, juga sebagai pembentukan
parameter integritas keimanan mahasiswa. Kegiatan yang biasanya
diakukan adalah mengadakan kultum, pengajaran yang
menekankan kepada kekhusyukan shalat, cara berzikir yang

5
menginat Allah, menerbitkan buletin dan jurnal tentang syariat dan
peribadatan.

3. Pembinaan Shalat Jumat


Shalat Jumat adalah kegiatan masjid yang ramai dikunjungi oleh
para jamaah terkhusus jamaah laki-laki karena wajib. Agenda
pembinaan yang dapat diisi adalah merancang khotbah yang berisi
tentang pendidikan dan pengajaran umat islam sehingga dapat
memberikan motivasi, mengubah pola pikir dan akhlak umat.
Dalam hal ini perlu dipersiapkan metode khotbah yang baik agar
kegiatan jumat yang rutin dilakukan dapat terlaksana dengan baik
dan dapat menarik minat umat untuk konsisten menjalankan ritual
keagamaan shalat jumat sehingga tujuan untuk membimbing dan
menyadarkan umat dapat tercapai.
4. Pembinaan Kegiatan Bulan Ramadhan
Pada bulan suci ini biasanya masjid kampus mengadakan kegiatan
ibadah seprti bertadarus qur,an, kultum selepas ashar, sholat
tarawih berjamaah, beriktikaf, dan mengadakan kajian-kajian
kegamaan contohnya kuliah tarawih. Tujuan dari pembinaan di
bulan suci adalah untuk lebih menggairahkan para umat untuk
meningkatkan peribadatan serta kajian ajaran islam.
5. Mentoring Keislaman
Kegiatan mentoring ini dilaksanakan oleh unit kegiatan keagamaan
maupun badan atau unit yang bersifat otonom. Kegiatan ini
meliputi diskusi kelompok mengenai pengembangan wawasan
keislaman yang tidak dibahas secara lengkap di matkul PAI dan
pengkajian ayat Quran yang berkaitan dengan jurusan masing-
masing. Para tutor atau penceramah adalah dosen PAI dan para
ustadz yang berasal dari luar lingkup kampus.
6. Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa
Kegiatan ini adalah kegiatan yang dipusatkan di masjid kampus.
Tujuan utama dari lembaga ini adalah membina para anggotanya

6
sebagai calon sarjana serta kader dau dalam rangka mewujudkan
ukhuwah islamiyah, memelihara ajaran Islam dan ikut menciptakan
kampus religius.
7. Sub unit Pengkajian Islam
Unit pengkajian Islam berada di bawah naungan langsung
pembantu rektor III bidang kemahasiswaan. Program kerjanya
lebih berorientasi kepada pengkajian isu-isu aktual yang
berkembang di masyarakat. Isu tersebut dianalisis dari perspektif
keislaman kemudian didiskusikan di bawah bimbingan para dosen
PAI dan SPAI.
8. Kegiatan Hari Raya Islam
Kegiatan keagamaan sivitas akademika terutama para dosen serta
karyawan kampus selama ini dihubungkan dengan perayaan hari-
hari besar Islam. Kampus secara resmi mengadakan kegiatan hari-
hari besar Islam yang melibatkan seluruh sivitas akademika
contohnya perayaan Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Nuzulul Quran dan
Halal Bihalal setelah IduL Fitri. Acara ini selalu mengundang
pembicara tingkat nasional maupun regional. Akan tetapi undangan
pengajian umum bersifat lebih sukarela.

Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, peran dan fungsi paling penting
masjid kampus bagi pengembangan budaya Islam adalah mencegah lahirnya
benih-benih radikalisme di kalangan mahasiswa. Masjid kampus dapat menjadi
kontrol perilaku serta karakter mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan seperti
mentoring dan LDK.

.3 Penjelasan Mengenai Sumber Historis, Sosiologi, dan Teologis tentang


Konsep dan Fungsi Masjid Kampus dalam Membangun Budaya Islam

.3.1 Sumber Historis dan Sosiologi


A. Masjid pada Zaman Rasulullah

7
Pada era Madinah, terdapat tiga jenis masjid yang penting untuk
dijadikan bahan pembelajaran yaitu pertama, Masjid Quba atau
masjid pertama yang dibangun atas dasar ketakwaan. Kedua,
masjid dhirar atau masjid yang didirikan oleh orang-orang munafik
dengan maksud ingin merusak keimanan umat. Lalu ketiga, musala
pertama yaitu tempat yang dipakai untuk shalat dua hari raya,
shalat istisqa dan tempat penyembelihan hewan kurban.
1) Masjid Quba
Di dalam catatan sejarah Islam masjid ini disebut sebagai
masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah dalam
perjalanan hijrahnya ke Madinah. Masjid ini didirikan
sebagai tempat shalat berjamaah dan pendidikan Islam.
Pada awalnya, masjid ini merupakan bangunan yang kecil
dan sederhana berbentuk segi empat persegi panjang dan
belum menghadap ke Ka’bah, tetapi menhadap ke Baitul
Maqdis. Sekarang Masjid Quba menjadi salah satu tempat
ziarah para umat haji dari berbagai negara, baik sebelum
maupun sesudah ziarah ke Madinah. Bangunan yang
sederhana ini telah menjelma menjadi masjid yang megah.

2) Masjid Dhirar
Masjid dhirar merupakan masjid yang mendatangkan
kerugian dan mudharat bagi umat Islam. secara sosiologis,
masjid ini didirikan oleh orang-orang Islam yang dengan
tujuan yang disengaja atau tidak disengaja untuk
menyesatkan keimanan umat Islam ke arah kekafiran dan
sebagai sarana pemecah belah umat. Namun secara teologis
masjid ini didirikan oleh orang-orang munafik. Seperti
yang telah tercantum dalam QS. At-Taubah ayat 107
“ Dan (di antara orang – orang munafik itu ) ada orang-
orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan
kemudaratan ( pada orang-orang mukmin), untuk

8
(membelokkan keimanan) ke arah kekafiran dan untuk
memecah belah di antara orang-orang mukmin, serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi
Allah dan rasulNya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya
bersumpah “ Kami tidak menghendaki selain kebaikan”.
Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka
adalah pendusta.”
Perlu diketahui bahwa orang-orang munafik itu tidak
merasakan bahwa dirinya seorang munafik. Mereka
memandang kebaikan dari perspektif mereka, bukan dari
pandangan Allah. Mereka menyakini bahwa keyakinan
religius merekalah yang paling benar. Oleh karena itu
mereka berusaha berdakwah untuk menyebarkan keyakinan
religius mereka dengan cara paling efisien adalah
mendirikan masjid terlebih pula jika masjid mereka itu
telah diresmikan oleh Rasulullah yang kemudian akan
membuat umat menjadi nyaman beribadah di dalamnya.
Oleh karena itu Allah langsung mengingatkan kepada
Rasulullah bahwa masjid itu adalah masjid dhirar yang
dilarang beribadah di dalamnya.

B. Masjid sebagai Pusat Kegiatan Masyarakat Muslim


Tak dapat kita pungkiri bahwa masjid adalah pusat kegiatan umat
muslim. Pelaksanaannya sesuai dengan perkembangan masyarakat
dimana selaras dengan perkembangan fungsi dan perannya
sehingga kegiatan masjid ini pun meluas dan mencakup asepk
peribadatan dan kebudayaan Islam.
Fungsi dan peran masjid yang terus meluas inilah yang menjadi
bukti bawah kesadaran dan pemahaman umat Islam mengenai
pemanfaatan masjid semakin meningkat. Meluasnya fungsi dan
peran masjid yang selaras dengan laju pertumbuhan umat Islam.
bertambah luasnya pemahaman umat terhadap fungsi dan peran

9
masjid di tengah kehidupan masyarakat mempunyai dua sisi, yaitu
sisi yang mencerminkan kehidupan umat Islam di masa depan yang
akan lebih baik dan sisi yang menimbulkan permasalahan yaitu
persoalan pengelolaan masjid. Pengelolaan masjid ini berfungsi
sebagaimana seperti yang terjadi di zaman Rasulullah, yaitu
menjadi pusat umat dalam memelihara tujuan didatangkannya
syariat Islam.
Sejak zaman Rasulullah hingga saat masa kejayaan umat Islam,
masjid bahkan berfungsi sebagai pusat pendidikan, ekonomi,
politik dan kebudayaan Islam.

.3.2 Sumber Teologis


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua tipe masjid yang
kemudian membawa kita untuk mengenali secara lebih dalam makna
takwa dan munafik, dengan tujuan agar kita dapat meningkatkan
ketakwaan dan menghindari perbuatan munafik serta keingkaran.
Dalam QS Al-Baqarah ayat 2 – 5, ciri-ciri orang yang takwa adalah
sebagai berikut:
a) Yu’minuna bil ghaibi, berarti harus selalu mengingat dan
mengimani kepada satu-satunya Dzat yang Gahaib yaitu Allah.
b) Wa yuqimunash shalata, berarti Dan selalu mendirikan shalat.
Ciri ketakwaan yang ada dalam diri seseorang adalah shalat yang
dijaga. Karena dengan menjaga shalat berarti menjaga dari
perbuatan yang keji.
c) Wa mimma razaqnahum yunfiqu, berarti menginfaqkan
sebagian rezeki yang telah diberikan oleh Allah.
d) Walladzina yu’minuna bi ma unzila ilaika wama unzila min
qablika, berarti mengimani Al-Quran sebagai pedoman hidup yang
sejalan dan selaras dengan kehendak Alalh, serta tidak
menyekutukan Allah.
e) Wabil akhirati hum yuqinuna, berarti menyakini adanya hari
akhir dan mempersiapkan bekal untuk menghadapinya.

10
Tipe Masjid Quba haruslah dapat kita contoh untuk memakmurkan
masjid kampus, yaitu masjid yang didirikan dan dibina dengan
berlandaskan ketakwaan. Selain itu kita harus menghindari masjid
dhirar yaitu perbuatan munafik atau yang didirikan oleh orang-orang
munafik dengan tujuan-tujuan yang tidak baik, memberikan mudharat,
juga memecah belah.

Adapun ciri-ciri munafik yang tercantum dalam QS Al-Baqarah ayat 8


sampai ayat 20 adalah sebagai berikut:

a) Mereka merasa sebagai orang-orang yang beriman kepada


Allah dan hari akhir, padahal bagi Allah mereka tidak beriman
sama sekali. Mereka bermain-main dengan Allah tapi tidak
menyadarinya, serta mereka merasa paling benar padahal salah
dan tidak menyadarinya.
b) Penyakit hati yang dimiliki oleh mereka berupa menuruti hawa
nafsu, anaah atau keakuan, takabur, dan merasa dirinya opaling
mulia dibandingkan rasul sekalipun.
c) Membuat kerusakan di bumi, akan tetapi tidak menyadarinya.
Kerusakan yang dibuat adalah membuat agama yang berdasar
selera nafsu dan perspektif yang tidak sejalan dengan kehendak
Tuhan. Mereka merasa telah berdakwah, menghidupkan agama
Allah padahal sesungguhnya keyakinan religius mereka itu
menyimpang dari ajaran yang lurus. Merekapun mengandalkan
kepintaran lalu bersikap sombong sesudahnya.
d) Parameter kebenaran yang mereka miliki adalah hawa nafsu
dan watak ke aku an. Oleh sebab itu mereka memandang
rendah kepada orang-orang yang beriman.

11
.4 Membangun Argumen tentang Konsep dan Fungsi Masjid Kampus
dalam Membangun Budaya Islam

Program pokok masjid harus diarahkan kepada kegiatan yang membina


orang-orang agar dapat meningkatkan ketakwaan dan menghindari tipe masjid
dhirar. Pendirian masjid kampus haruslah berdasarkan atas ketakwaan, bukan
berdasarkan nafsu dan ananiah, oleh sebab itu pengurus dan pengelola masjid
harus menjadi perintis ketakwaan. Pengurus masjid harus memulai
menjalankan ketakwaan, dan menjalankan jihad akbar yaitu menanamkan rasa
rendah diri di hadapan tuhan dan rendah hati di hadapan manusia dan
memerangi hawa nafsu. Perilaku rendah diri diungkapkan dalam bentuk selalu
zikir dan tobat kepada Allah.
Seiring dengan perkembangan masa dan suasana akademik kampus,
selaras dengan membina dirinya dengan ketakwaan juga jihad akbar, pengurus
masjid perlu membuat program kerja dalam rangka meningkatkan ketakwaan
para jamaah. Ciri-ciri kecendikiaan masjid kampus haruslah dominan,
tentunya dengan basis ketakwaan. Masjid kampus perlu mengembangkan
program pengkajian keagamaan yang mendasar pada prioritas kajian dasar-
dasar agama secara kritis, luas, terbuka, mendalam serta membangun ukhuwah
islamiyah dengan tetap mempertahankan dan memelihara ciri khusus masjid
seperti shalat lima waktu, Jumat’an, dan ibadah launnya. Semangat beribadah
juga perlu diarahkan untuk meningkatkan ketakwaan dan menjauhi semangat
beribadah yang dusta yakni perasaan beribadah ytang tidak sejalan dengan
kehendak Allah dan rasulNya yang pada akhirnya ibadah yang dijalankan
tersebut tidak diterima atau ditolak oleh Allah.

12
BAB III
PENUTUP

.1 Kesimpulan
Dalam KBBI arti masjid adalah : rumah atau bangunan tempat
bersembahyang orang. Sementara dalam pengertian yang lebih luas masjid
adalah perlambangan atau ciri khas dari umat Islam dan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari sejarah serta peradaban budaya Islam. Keberadaan
masjid dapat dikatakan sebagai salah satu perwujudan dari eksistensi dan
aspirasi umat Islam.
Terdapat dua tipe masjid yang kemudian membawa kita untuk mengenali
secara lebih dalam makna takwa dan munafik, dengan tujuan agar kita dapat
meningkatkan ketakwaan dan menghindari perbuatan munafik serta
keingkaran. Tipe Masjid Quba haruslah dapat kita contoh untuk
memakmurkan masjid kampus, yaitu masjid yang didirikan dan dibina dengan
berlandaskan ketakwaan. Selain itu kita harus menghindari masjid dhirar yaitu
perbuatan munafik atau yang didirikan oleh orang-orang munafik dengan
tujuan-tujuan yang tidak baik, memberikan mudharat, juga memecah belah.

.2 Saran
Sebagai mahasiswa dan seorang muslim yang baik, sepatutnya kitalah yang
harus meramaikan masjid kampus dengan nuansa-nuansa religius yang
berdasarkan spiritualitas dan keimanan kita dengan tujuan menambah
ketakwaan. Penjabaran di atas hendaknya menjadi catatan dan motivasi
untuk meningkatkan ketakwaan dan mengimplikasikan peran-fungsi masjid
kampus sesungguhnya dalam kehidupan yaitu sebagai pusat kegiatan

13
keagamaan dan keilmuan agar terbentuk mahasiswa yang berintegritas
tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.132.

Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, 2009. Ilmu Pendidikan Islam 1.
Bandung: Pustaka Setia

Makhmud, Syafe‟i, Masjid dalam Perspektif Sejarah dan Hukum Islam

Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-
Husna, 1994), hal. 268.

Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-


Kautsar, 2005), hal. 33.

Jurnal

Jurnal Pendidikan Islam :: Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436

Digital

Al-Quran dan Hadist Terjemahan

KBBI Online

14
15

Anda mungkin juga menyukai