Anda di halaman 1dari 5

HAK IMUNITAS PRESIDEN

DALAM PROSES
IMPEACHMENT
DOSEN PENGAMPU: RAHMAT ROBUAN,SH.,M.H.

NAMA: OKTA PURWASIH


NIM: 4012011115
Presiden sebagai kepala negara memiliki hak imunitas sebagaimana yang dimiliki oleh pejabat
legislatif seperti DPR. Permasalahan adanya hak imunitas presiden berbenturan dengan proses
impeachment atau proses kemungkinan dilakukannya pemberhentian seorang presiden atau
pejabat tinggi Negara dari jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir. Untuk itu proses
impeachment dilakukan melalui proses di 3 lembaga negara secara langsung.

Proses yang pertama berada di DPR. DPR melalui hak pengawasannya melakukan proses
“investigasi” atas dugaan-dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan
tindakan-tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan yang tergolong dalam
alasanalasan impeachment. Setelah proses di DPR selesai, dimana Rapat Paripurna DPR
bersepakat untuk menyatakan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan
tindakan yang tergolong alasan untuk di-impeach maka putusan Rapat Paripurna DPR itu harus
dibawa ke Mahkamah Konstitusi. Sebelum akhirnya proses impeachment ditangani oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) untuk mendapat kata akhir akan nasib Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
Ada dua alasan Presiden dapat di berhentikan dalam masa jabatannya, yaitu:

1. Melakukan pelanggaran hukum berupa:

a. Penghianatan terhadap negara;

b. Korupsi;

c. Penyuapan;

d. Tindak pidana berat lainnya; atau

e. Perbuatan tercela.

2. Terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden


Bagan Proses Impeachment
DITERIMA
Terbukti Tidak ( Resmi diberhentikan)

Sidang Pari Sidang Pari


purna purna

DPR MK DPR MPR

Sidang Pari
Hak Angket Sidang Paripurna purna

DITOLAK
Sidang Paripurna Meneruskan ( Tetap Menjabat )
( 2/3 anggota DPR) pemberhentian
Mekanisme Pemberhentian Presiden
Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil MPR wajib menyelenggarakan sidang
Presiden dapat diajukan oleh DPR kepada untuk memutuskan usul DPR tersebut
01 MPR hanya dengan terlebih dahulu
mengajukan permintaan ke MK
04 paling lama 30 hari sejak MPR menerima
usul tersebut

MK wajib memeriksa, mengadili, dan


memutuskan dengan seadil-adilnya
terhadap pendapat DPR mengenai dugaan Keputusan MPR atas usul pemberhentian

02 pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil


Presiden tersebut paling lama 90 hari 05 Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil
dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh
setelah permintaan DPR itu diterima oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota
MK dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan
Apabila MK memutuskan bahwa Presiden menyampaikan penjelasan dalam rapat
03 dan/atau Wakil Presiden terbukti
melakukan pelanggaran hukum, DPR
paripurna MPR
menyelenggarakan sidang paripurna untuk
meneruskan usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden kepada MPR

Anda mungkin juga menyukai