Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN I

RT 03 DESA MATARAM KECAMATAN TUGUMULYO


KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

Oleh :
Diati Vistasari
2014901009

Preseptor

Ns. Fatsiwi Nunik Andari S. Kep., M. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari
seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan
daerah. Pembangunan kesehatan untuk mencapai Indonesia Sehat 2015
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan kesehatan
bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri
dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif. (Depkes RI, 2006)
Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut,
berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.Salah satunya adalah upaya
perawatan kesehatan masyarakat yang lebih dikenal dengan upaya keperawatan
komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan
langsung yang berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan
dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat,
ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan (bio, psiko,
sosial, kultural, maupun spiritual). Intervensi keperawatan komunitas yang
dilakukan difokuskan pada tiga level prevensi atau pencegahan yaitu : prevensi
primer yang pelaksanaan difokuskan pada pendidikan kesehatan konseling,
prevensi sekunder dan prevensi tersier.
Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting disusun oleh
perawat.Rencana asuhan keperawatan disusun dengan memperhatikan banyak
faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena pada hakekatnya
masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah
sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan dinamika masyarakat
untuk dapat menolong dirinya sendiri.
Tidak hanya perencanaan tentunya ners harus mampu pula memastikan
bahwa rencana tersebut merupakan upaya yang paling maksimal, artinya ners
tidak saja dituntut berperan dilevel pelaksana dimasyarakat saja (grassroat),
namun pula harus merambah kepada level pengambil keputusan (decision
maker), dengan aktif melakukan lobi, negosiasi, serta advokasi terhadap apa
yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners
untuk mampu bekerja sama dengan berbagai pihak baik dari kalangan birokrat
pemerintahan,lembaga swadaya masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh
karena itu penting dilakukan pendekatan strategi yang mantap dengan
memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagaibukti
(evidence base).

1.2 Tujuan Penulisan


Laporan Asuhan Keperawatan ini dapat menggambarkan asuhan
keperawatan komunitas di Desa Mataram RT 03 Kecamatan Tugumulyo
Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program
profesi ners dalam melaksanakan kegiatan praktek belajar klinik
keperawatan komunitas melalui kegiatan pembangunan kesehatan
masyarakat desa (PKMD).
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi program Perkesmas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas adalah perawatan yang mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health familiy) juga kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
meminta bantuan kepada orang lain. (Harnilawati, 2013).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. (Wahyudi, 2010).

2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
2. Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan.

2.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya.Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri.Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui
upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.

2.4 Sasaran Keperawatan Komunitas


1. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko
tinggi, lansia , penderita oenyakit menular (TBC, paru, kusta, malaria,
demam berdarah, diare dan ISPA atau pnumonia) serta penderita penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus dan stroke.
2. Keluarga
Keluarga yang menjadi sasaran prioritas adalah keluarga yang
termasuk rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau resiko
tinggi (high risk group) dengan prioritas sebagai berikut:
a. keluarga msikin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu
sehat.
b. keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
serta mempunyai masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan
tumbuh kembang balita, kesehatan reproduksi dan penyakit menular.
c. keluarga yang tidak termasuk miskin, tidak mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan.
3. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu
institusi maupun tidak. contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat
dalam suatu institusi misalnya warga sekolah, pesantren, panti asuhan, panti
werda, rutan dan lapas. sedangkan kelompok masyarakat khusus yang tidak
terikat dalam institusi khusus misalnya posyiandu, kelompok balita, ibu
hamil, lansia, penderita penyakit tertentu dan pekerja informal.
4. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan, seperti:
a. Masyarakat disuatu wilayah yang jumlah bayi meninggal lebih tinggi
dari wilayah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari
wilayah lain, cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari wilayah
lain.
b. Masyarakat didaerah endemis penyakit menular.
c. Masyarakat dilokasi atau barak pengungsian akibat bencana alam atau
akibat lainnya.
d. Masyarakat ditempat yang kondisi geografisnya sulit (didaerah
terpencil).
e. Masyarakat didaerah pemukiman baru yang sulit dijangkau transportasi,
misalnya didaerah transmigrasi.

2.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


1. Upaya Promotif
untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan:
a. penyuluhan kesehatan masyarakat
b. peningkatan gizi
c. pemeliharaan kesehatan perorangan
d. pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur
e. rekreasi
2. Upaya Preventif
untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) imunisasi masal terhadap bayi dan balita
2) pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas,
maupun kunjungan rumah.
3) pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun
dirumah
4) pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3. Upaya kuratif
untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang
menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui:
1) perawatan orang sakit dirumah (home nursing)
2) perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah ibu bersalin dan
nifas
3) perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan di puskesmas
dan Rumah sakit
4) perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya rehabilitatif
upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat dirumah maupun
terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
1) pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, kelainan bawaan.
2) pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti
TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterapi
5. Upaya resosialitatif
upaya untuk mengembangkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.

2.6 Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan
kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang
program praktek.
b. Penjajakan ke daerah meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah
dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akn terlibat dalam musyawarah
dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
 Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat.
 Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan.
 Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang
telah ditetapkan.
 Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
2. Tahap pelaksanaan
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan
kelompok kerja kesehatan.
b. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait sebelum dan selama
melaksanakan proses kegiatan.
c. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok
kerja kesehatan:
 Pelatihan kader kesehatan
 Penyuluhan kesehatan
 Simulasi/demonstrasi
 Pembuatan model/percontohan
 Kunjungan rumah (home health care)
 Kerja bakti, dll
3. Tahap evaluasi
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal
kesesuaian, keefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari
komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian
tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas
dalam pemecahan masalah.

2.7 Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan),
secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka
miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan
hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat
kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya. Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi.
Perawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis.
Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung melibatkan
komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship
dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah:
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial
ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
1) Pengumpulan data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan
tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau tidak,
apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan keselamatan
yang tidak terjamin
 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau memantau
gangguan yang terjadi
 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi
 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit
 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
2) Jenis data
a. Data subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b. Data objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
c. Sumber data
 Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
 Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical
record.

3) Cara pengumpulan data


a. Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
b. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
c. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
4) Pengelolaan data
a. Klasifikasi data atau kategorisasi data
b. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
5) Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah
itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
6) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga dapat
dirumuskan masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang mengancam kesehatan
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan
memeberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat
baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan
tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya
dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau
penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S).
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keprawatan yang sudahditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul
diatas adalah:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2009). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yang bersifat, yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Adapun tindakan
dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN I RT 03
DESA MATARAM KECAMATAN TUGUMULYO
KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

3.1. Data Demografi


Pendataan dilakukan di Desa Mataram Kecamatan Tugumulyo
Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan selama 2 hari dari tanggal 5 sampai 6
Agustus 2021 yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Desa Mataram termasuk wilayah
kecamatan Tugumulyo yang terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan, yaitu Desa
Dwijaya, Kalibening, Mataram, Nawangsasi, Ngadirejo, Sidoharjo, Sitiharjo,
Srikaton (kelurahan) Sukomulyo, Surodadi, Tambahasri, Tegal Rejo, Trikoyo,
Triwikaton, Widodo, Wonokerto, Wonorejo, dan Wukirsari.
Desa Mataram terdiri dari 987 KK, total 6 dusun dengan 3.952 jiwa,
terdiri dari 2.079 laki-laki dan 1.873 perempuan. Keseluruhan RT 03 terdiri dari
96 KK dengan jumlah warga 291 jiwa sedangkan yang didata 15 KK dengan
jumlah warga 60 orang, 31 orang laki-laki dan 29 orang perempuan.
1. Identitas dan Data Sosial Keluarga

No Pendidika
Nama KK Umur Agama Suku Alamat Pekerjaan
. n

Totok
1 37 tahun Islam Jawa Rt 03 SD Petani
Supriyadi

2 Abudi 38 tahun Islam Jawa Rt 03 SLTP Wiraswasta

3 Mahligai 37 tahun Islam Sunda Rt 03 SLTP Petani

4 Budi Herianto 48 tahun Islam Jawa Rt 03 SLTA Petani


Katholi
5 Al Jumiran 60 tahun Jawa Rt 03 SLTA Petani
k

6 Sunaryo 42 tahun Islam Jawa Rt 03 SLTA Petani

7 Sutarno 49 tahun Islam Jawa Rt 03 SLTA Wiraswasta

8 Samin 47 tahun Islam Jawa Rt 03 SD Petani

9 Lilik Pramono 41 tahun Islam Jawa Rt 03 SD Petani

10 Wagito 44 tahun Islam Jawa Rt 03 SLTA Petani

11 Suwardi 53 tahun Islam Jawa Rt 03 SD Petani

12 Senen 63 tahun Islam Jawa Rt 03 SD Petani

13 Sukisto 36 tahun Islam Sunda Rt 03 SLTP Petani

14 Giman 71 tahun Islam Jawa Rt 03 SD Petani

15 Salam 49 tahun Islam Jawa Rt 03 SLTP Petani


Usia dan Jenis Kelamin
14
12
10
8
6
4
2
0

Laki-laki Perempuan

Diagram 1.1
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa di Desa Mataram RT 03
dari 15 KK yang telah dikaji terdapat bayi 0-12 bulan 0, balita 1-5 tahun 0,
anak 6-12 tahun 19 dengan 7 laki-laki dan 12 perempuan, remaja 13-21 tahun
10 dengan 6 laki-laki dan 4 perempuan, dewasa awal 22-35 tahun 6 dengan 1
laki-laki dan 5 perempuan, dewasa akhir 36-45 tahun 14 dengan 6 laki-laki
dan 8 perempuan , lansia awal 46-55 tahun 8 dengan 5 laki-laki dan 3
perempuan, lansia akhir 56 tahun ke atas 3 dengan 3 laki-laki dan 0
perempuan. Maka dapat disimpulkan bahwa di Desa Mataram RT 03 sebagian
besar adalah penduduk wanita usia 6-12 tahun.
Agama
7%

Islam
Katholik

93%

Diagram 1.2
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa di Desa Mataram RT 03
93% (56 orang) menganut agama Islam dan 7% (4 orang) menganut agama
Katholik. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Mataram RT 03 dari 60 orang menganut agama Islam.

Suku
13%

Jawa
Sunda

87%

Diagram 1.3
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa di Desa Mataram RT 03
yang bersuku jawa 87% (52 orang) dan yang bersuku sunda 13% (8 orang).
Dalam keseharian warga Desa Mataram RT 03 saat berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa, sehingga tidak ada kesulitan dalam
berkomunikasi.

Pendidikan
30%

47%
SD
SLTP
SLTA

23%

Diagram 1.4
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa di Desa Mataram RT 03
yang SD 47% (28 orang), SLTP 23% (14 orang), dan SLTA 30% (18 orang).
Mayoritas pendidikan warga penduduk Desa Mataram RT 03 adalah SD.

Pekerjaan
17%

37%

Petani
Wiraswasta
IRT
Pelajar
Mahasiswa

32%
8%
7%
Diagram 1.5
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 pekerjaan sebagai petani 36% (22 orang), Wiraswasta 7% (4 orang),
IRT 8% (5 orang), pelajar 32% (19 orang) dan sebagai mahasiswa 17% (10
orang). Dari diagram di atas bahwa mayoritas penduduk Desa Mataram RT 03
bekerja sebagai petani.

2. Data Kesehatan Lingkungan


a. Lingkungan Fisik
1.) Perumahan

Tipe Rumah
20%

Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen

80%

Diagram 2.1
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 dengan tipe rumah permanen 80% (12 kk), semi permanen 20% (3 kk)
dan tidak ada rumah yang tidak permanen. Maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar penduduk Desa Mataram RT 03 memiliki tipe rumah
permanen.

Status Kepemilikan Rumah


7%
7%

Milik Sendiri
Numpang
Sewa/Kontrak

87%

Diagram 2.2
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 dengan kepemilikan rumah milik sendiri 87% (13 kk), numpang 6% (1
kk), dan sewa/kontrak 7% (1 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penduduk Desa Mataram RT 03 mempunyai rumah dengan status milik
sendiri.
Jenis Lantai

40%

Tanah
Papan
Semen
Keramik

60%

Diagram 2.3
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 mempunyai jenis lantai semen 40% (6 kk), keramik 60% (9 kk) dan 0%
yang mempunyai lantai tanah dan papan. Maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar penduduk Desa Mataram RT 03 memiliki jenis lantai keramik.

Di Rumah Terdapat Jendela

Ya
Tidak

100%

Diagram 2.4
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 di rumah terdapat jendela 100% (6 kk) dan 0% tidak terdapat jendela.
Maka dapat disimpulkan bahwa semua rumah penduduk Desa Mataram RT 03
terdapat jendela.

Kebersihan Rumah
27%

Ya
Tidak

73%

Diagram 2.5
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa kebersihan rumah penduduk
Desa Mataram RT 03 dalam keadaan bersih 73% (11 kk) dan tidak bersih
27% (4 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Mataram RT 03 memiliki kebersihan rumah yang bersih.
Vektor yang Banyak Di Sekitar Rumah
20% 13%

Lalat
7% Nyamuk
Kecoa
Kucing
Anjing
Burung
Ayam

13% 40%

7%

Diagram 2.6
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa vektor yang banyak di
sekitar rumah penduduk Desa Mataram RT 03 yaitu lalat 13% (2 kk), nyamuk
40% (6 kk), kecoa 7% (1 kk), kucing 13% (2 kk), anjing 0% (0 kk), burung
7% (1 kk) dan ayam 20% (3 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa vektor yang
ada di lingkungan sekitar rumah adalah vektor nyamuk.

Pemanfaatan Halaman Rumah


13% 7%

27%
Kebun
Taman
kolam
kandang
tidak di manfaatkan
toga

53%

Diagram 2.7
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan halaman
rumah penduduk Desa Mataram RT 03 yaitu kebun 7% (1 kk), taman 27% (4
kk), kolam 0% (0 kk), kandang 0% (0 kk), tidak dimanfaatkan 53% (8 kk) dan
toga 13% (2 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Mataram RT 03 tidak melakukan pemanfaatan halaman rumahnya.

2.) Sumber Air Bersih

Sumber Air untuk Memasak, Air Minum, Mandi, dan


Mencuci

PAM
Sumur
Air Mineral

100%

Diagram 2.8
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa sumber air untuk memasak
air, minum, mandi, dan mencuci penduduk Desa Mataram RT 03 yaitu PAM
0% (0 kk), sumur 100% (15 kk) dan 0% tidak air mineral. Maka dapat
disimpulkan bahwa semua penduduk Desa Mataram RT 03 untuk sumber air
menggunakan air sumur.
Jarak Sumber Air dengan Seprictank

33%

Kurang dari 10 m
Lebih dari 10 m

67%

Diagram 2.9
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 yang mempunyai jarak sumber air dengan seprictank kurang dari 10 m
33% (5 kk) dan yang lebih dari 10 m 67% (10 kk). Maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar penduduk Desa Mataram RT 03 mempunyai jarak
sumber air dengan seprictank yang lebih dari 10 m.

Tempat Penampungan Air Sementara


7%
20%

Bak
Drum
Ember/Baskom

73%

Diagram 2.10
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 yang mempunyai tempat pembuangan air sementara yang
menggunakan bak 73% (11 kk), drum 20% (3 kk), dan ember/baskom 7% (1
kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Mataram
RT 03 menggunakan bak untuk tempat penampungan air sementara.

Tempat Penampungan Air Sementara Dikuras


20%

< 1 minggu
>1 minggu

80%

Diagram 2.11
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 tempat pembuangan air sementara dikuras yang kurang dari 1 minggu
ada 20% (3 kk) dan yang lebih dari 1 minggu ada 80% (12 kk). Maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Mataram RT 03
membersihkan tempat penampungan air sementara lebih dari 1 minggu.
Kondisi Tempat Penampungan Air

40%

Bersih
Tidak bersih

60%

Diagram 2.12
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa kondisi tempat
penampungan air penduduk Desa Mataram RT 03 dengan keadaan bersih 60%
(9 kk) dan dengan kondisi tidak bersih 40% (6 kk). Maka dapat disimpulkan
bahwa kondisi tempat penampungan air penduduk Desa Mataram RT 03
sebagian besar terlihat bersih.

3.) Sistem Pembungan Sampah

Pembuangan Sampah

7%
7%

40% Tempat pembuangan umum


Ditimbun
Dibakar
Dibakar didalam lubang
Disembarangan
Disungai

47%
Diagram 2.13
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 membuang sampah di tempat pembuangan umum 7% (1 kk),
ditimbun 7% (1 orang), dibakar 46% (7 kk), dibakar di dalam lubang 40% (6
kk), di sembarangan 0% dan di sungai 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar penduduk Desa Mataram RT 03 melakukan pembuangan
sampah dengan dibakar.

Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Sementara di dalam


Rumah
13%

Terbuka
Tertutup

87%

Diagram 2.14
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 dengan kondisi tempat pembuangan sampah sementara di dalam
rumah dalam keadaan terbuka 87% (13 kk) dan dalam kondisi tertutup 13%
(2 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Mataram RT 03 memiliki kondisi tempat pembuangan sampah sementara di
dalam rumah yang terbuka.
Kondisi Pembuangan Sampah di Luar Rumah
13%

13%

Banyak lalat
Banyak kecoa
Bau busuk
Terpelihara

73%

Diagram 2.15
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 kondisi pembuangan sampah di luar rumah dengan keadaan banyak
lalat 14% (2 kk), banyak kecoa 0%, bau busuk 13% (2 kk), dan terpelihara
73% (11 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Mataram RT 03 memiliki kondisi pembuangan sampah yang terpelihara.

4.) Sistem Pembuangan Kotorran Rumah Tangga

Kebiasaan Keluarga Buang Air Besar

WC
Sungai
Disembarang tempat

100%
Diagram 2.16
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 kebiasaan keluarga buang air besar menggunakan wc 100% (15 kk),
sungai dan disembarang tempat 0% (0 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa
semua penduduk Desa Mataram RT 03 memiliki wc untuk buang air besar.

Kondisi Jamban
33%

Bersih
Kotor

67%

Diagram 2.17
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 memiliki kondisi jamban yang bersih 67% (10 kk) dan kondisi
jamban kotor 33% (5 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penduduk Desa Mataram RT 03 memiliki kondisi jamban yang bersih.
Sistem Pembuangan Air Limbah

40%

Resapan
Got

60%

Diagram 2.18
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 sistem pembuangan air limbah menggunakan resapan 40% (6 kk) dan
got 60% (9 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Mataram RT 03 memiliki sistem pembuangan air limbah menggunakan
got.

5.) Hewan Peliharaan

Kepemilikan Hewan Ternak di Rumah

Ada
tidak ada

100%
Diagram 2.19
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 untuk yang ada kepemilikan hewan ternak di rumah 100% (15 kk)
dan yang tidak ada 0% (0 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
penduduk Desa Mataram RT 03 memiliki hewan ternak di rumah.

Kondisi Kandang
20%

Terawat
Tidak terawatt

80%

Diagram 2.20
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 dengan kondisi kandang terawatt 80% (12 kk) dan kondisi kandang
tidak terawat 20% (3 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penduduk Desa Mataram RT 03 memiliki kondisi kandang yang terawat.

3. Kondisi Kesehatan Umum


1.) Pelayanan Kesehatan
Sarana Kesehatan yang Paling Dekat

Puskesmas
Pustu
Bidan
Praktek dokter
Dan lainnya

100%

Diagram 2.21
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa sarana kesehatan yang
paling dekat dengan penduduk Desa Mataram RT 03 yaitu puskesmas dan
pustu 0% (0 kk), bidan 100% (15 kk) dan 0% (0 kk) untuk praktek dokter
dan lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa sarana kesehatan yang paling
dekat dengansemua penduduk Desa Mataram RT 03 adalah bidan.

Tempat Berobat Keluarga

40%
Puskesmas
RS
Praktek Dokter Swasta
53%
Bidan/perawat
BP/Klinik

7%

Diagram 2.22
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa tempat berobat keluarga
penduduk Desa Mataram RT 03 yaitu puskesmas 40% (6 kk), RS 0% (0
kk), praktek dokter swasta 7% (1 kk), bidan/perawat 53% (8 kk), dan
BP/klinik 0% (0 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
tempat berobat penduduk Desa Mataram RT 03 di bidan/perawat.

Penyakit yang Sering diderita Keluarga dalam 6 Bulan


Terakhir
13%
Batuk pilek
ASMA
TBC
47%
Typoid
Sakit sendi
27% Hipertensi
Malaria
Lain-lain (sebutkan)

13%

Diagram 2.23
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penyakit yang sering
diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir penduduk Desa Mataram RT 03
batuk pilek 47% (7 kk), asma 0% (0 kk), TBC 0% (0 kk), typoid 13% (2
kk), sakit sendi 0% (0 kk), hipertensi 27% (4 kk), malarian 0% (0 kk), dan
lain-lain 13% (2 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa penyakit yang sering
diderita keluarga dalam 6 bulan terkhir sebagian besar penduduk Desa
Mataram RT 03 adalah batuk pilek.

2.) Ibu Hamil


Ada Ibu Hamil

Ya
Tidak

100%

Diagram 2.24
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 tidak ada ibu hamil 100% (15 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa
di Desa Mataram RT 03 tidak ada ibu hamil.

3.) Ibu Meneteki

Ibu Meneteki

Ya
Tidak

100%

Diagram 2.25
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 tidak ada ibu meneteki 100% (15 kk). Maka dapat disimpulkan
bahwa semua penduduk Desa Mataram RT 03 tidak ada ibu meneteki.
4.) Bayi

Ada Bayi

Ada
Tidak

100%

Diagram 2.26
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Mataram
RT 03 tidak ada bayi 100% (15 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa semua
penduduk Desa Mataram RT 03 tidak ada yang mempunyai bayi.

5.) Anak Sekolah

Ada Anak Sekolah


7%

ya
tidak

93%

Diagram 2.27
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari 15 KK di RT 03,
sebagian besar memiliki anak yang masih sekolah. Data menunjukkan dari
15 KK, terdapat 93% (14 KK) yang memiliki anak masih sekolah, dan 7%
(1 KK) memiliki anak yang tidak sekolah.

Apabila Anak Sakit dibawa ke

7%
21%
puskesmas
Rumah sakit
Memberi obat sendiri
dibiarkan saja
Kedukun
Lain-lain

71%

Diagram 2.28
Berdasarkan diagram tersebut, masyarakat lebih sering membawa anaknya
berobat ke puskesmas. Data menunjukkan dari 15 KK, 72% (11 KK)
membawa anaknya berobat ke puskesmas, 21% (3 KK) membawa anaknya
berobat ke rumah sakit, dan 7% (1 KK) memberi obat sendiri untuk
anaknya. Berdasarkan data tersebut, tidak ditemukan masyarakat yang
membawa anaknya berobat ke dukun, masyarakat yang membiarkan
anaknya sakit, dan masyarakat yang membawa anaknya berobat ke tempat
lainnya.
Apakah Anak Sekolah Cuci Tangan Sebelum Makan
7%

ya
tidak

93%

Diagram 2.29
Berdasarkan diagram tersebut menujukkan bahwa dari 15 KK RT 03 Desa
Mataram sebagian besar anak sekolah mencuci tangan sebelum makan
dengan persentase 93% (13 KK), dan 7% (1 KK) anak sekolah tidak
mencuci tangan sebelum makan.

6.) Remaja

Ada Remaja

40%

Ya
Tidak

60%

Diagram 2.30
Berdasarkan diagram ada tidaknya remaja dari 15 KK RT 03 Desa
Mataram, terdapat 9 KK yang memiliki anak remaja dengan persentase
60%. 6 KK tidak memiliki anak remaja dengan persentase 40%.

Kegiatan Remaja di Luar Sekolah


11%

44%
keagamaan
karang taruna
olahraga
33% Lain-lain

11%

Diagram 2.31
Berdasarkan diagram kegiatan remaja diluar sekolah tersebut, terdapat
11% remaja yang ikut serta dalam kegiatan keagamaan, 33% remaja ikut
serta dalam keanggotaan karang taruna. Persentase remaja dengan kegiatan
olahraga adalah 11% dan 45% remaja memiliki kegiatan lainnya di luar
sekolah.
Kebiasaan Remaja

merokok
alcohol
tidak ada

100%

Diagram 2.32
Berdasarkan diagram kebiasaan remaja dari 15 KK RT 03 Desa Mataram,
tidak ada remaja yang merokok dan mengkonsumsi alkohol.

Penyakit yang Pernah/Sedang diderita Remaja 1 Tahun


Terakhir
33%

ISPA
TBC
Diare
Malaria
Typoid
Dll

67%

Diagram 2.33
Berdasarkan diagram penyakit yang sedang/pernah diderita remaja selama
satu tahun terakhir dari 15 KK RT 03 Desa Mataram, terdapat 33% remaja
yang pernah/sedang menderita diare. Remaja yang pernah/sedang
menderita penyakit ISPA tidak ada. Remaja yang pernah/sedang menderita
penyakit TBC tidak ada. Remaja yang pernah/sedang menderita penyakit
malaria tidak ada. Remaja yang pernah/sedang menderita penyakit typoid
tidak ada. Remaja yang pernah/sedang menderita penyakit lainnya adalah
67%.

7.) Lansia

Ada Lansia
20%

Ya
Tidak

80%

Diagram 2.34
Berdasarkan diagram tersebut, dari 15 KK RT 03 Desa Mataram sebagian
besar mayarakat belum berumur lanjut usia. Data menunjukkan dari 15 KK
hanya terdapat 20% atau 3 KK yang memiliki anggota keluarga lansia.
Keluhan Lansia
33%

ada
tidak

67%

Diagram 2.35
Berdasarkan diagram tersebut, dari 15 KK RT 03 Desa Mataram sebagian
besar masyarakat yang berumur lansia tidak mengalami keluhan. Data
menunjukkan hanya terdapat 33% atau 5 KK yang memiliki anggota
keluarga lansia dengan keluhan.

Jenis Penyakit yang diderita Lansia


33%

Asma
TBC
Hipertensi
DM
Reumatik
Katarak
Jantung
Lain-lain

67%

Diagram 2.36
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa jenis penyakit yang
diderita lansia penduduk Desa Mataram RT 03 yaitu hipertensi 67% (2 kk)
dan reumatik 33% (1 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa lansia penduduk
Desa Mataram RT 03 ada 2 lansia yang menderita hipertensi.

Penanganan Penyakit Lansia

33% 33%

berkebun
rekreasi
nonton TV
Ngobrol dengan tetangga
Lain-lain

33%

Diagram 2.37
Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa penanganan penyakit
lansia penduduk Desa Mataram RT 03 dengan berkebun 34% (1 kk)
rekreasi 0% (0 kk), nonton TV 33% (1 kk), ngobrol dengan tetangga 33%
(1 kk). Maka dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Mataram RT 03
ada 3 lansia dengan penanganan penyakit berbeda-beda yaitu berkebun,
nonton tv dan ngobrol dengan tetangga.
3.2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Komunitas

No Data Masalah Diagnosa


keperawatan Keperawatan

1 Data angket : - Warga tidak Perilaku


- Dari hasil pendataan sebagian mengetahui bak kesehatan
besar setiap rumah kepala keluarga penampungan air cenderung
jarang membersihkan bak yang kotor beresiko
penampungan air atau dibersihkan menjadi tempat
kalau kotor saja dengan frekuensi sarang nyamuk
80% (12 kk) atau lebih dari 1 sehingga
minggu dan 1 kali seminggu menimbulkan
dibersihkan dengan ferekuensi masalah
20% (3 kk) kesehatan seperti
- Dari hasil pengolahan data malaria dan
mayoritas warga desa mataram rt DBD
03 didapatkan46% (7 kk) - Warga tidak
membakar sampah. mengetahui
Data Wawancara : dampak bahaya
bagi sistem
- Warga
pernapasan dari
mengatakanmembersihkanpenamp
asap sampah
ungan air jika sudah kotor.
yang dibakar
- Warga mengatakan jarang
dapat terjadi
membersihkan bak penampungan
gangguan
air sementara kecuali sudah kotor.
pernapsan seperti
- WargaRT 03 mengatakan sampah
ISPA.
dibakar seminggu 2 -3 kali.
Data Observasi :

- Tempat penampungan air minum


tampak kotor.
- Bak mandi tampak kotor dan ada
jentik nyamuk.
- Tampak adanya timbunan bekas
bakar sampah.
Data winshlield survey :

Pada saat pengkajian keliling


kerumah warga terlihat tempat
penampungan air yang kotor.

2 Data angket : Lansia tidak Perilaku


- Di Desa Mataram rt 03 terdapat 3 mengetahui apa kesehatan
lansia. Dari data yang dikelola yang terjadi jika cenderung
terdapat 67% (2 orang) dari 100% tidak rutin minum berisiko pada
lansia memiliki riwayat hipertensi obat atau tidak lansia rt 03
dan 33% (1 oang) memiliki minum obat. desa mataram.
riwayat reumatik.
Data wawancara
- Lansia mengatakan tidak patuh
dalam minum obat.
- Jarang melakukan olahraga secara
teratur.
- Mereka lebih senang
menggunakan waktunya untuk
berkebun, menonton tv dan
ngobrol dengan tetangga.
Data observasi :

- ketika ditanya beberapa


pertanyaan tentang tentang
hipertensinya, ada beberapa
pertanyaan yang lansia tidak bisa
menjawab.
Data winshlield survey :

- Pada saat pengkajian keliling


kerumah warga terlihat ada lansia
sedang melakukan pekerjaan hasil
berkebunnya.
NO KRITERIA PENAPISAN JUMLAH

n diatasi Kemungkina
komunitas Interes
Resiko terjadi

Tersedia

Tersedia

Tersedia
dengan peran

pendidikan

Relevan
Resiko parah

sumber SDM
dengan

sumber dana

fasilitas
MASALAH

sumber

kesehatan sumber
sumber
komunitas

Potensi

Tersedia

Tersedia
untuk
perawat
Sesuai
KESEHATAN

program

waktu
tempat
kesehatan
1. Perilaku kesehatan 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59
cenderung beresiko

Perilaku kesehatan
cenderung berisiko pada
2. 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 49
lansia rt 03 desa
mataram

C. PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

Keterangan :
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi
D. Plan Of Action (POA)

No Diagnosa Tujuan Sasaran Strategi Rencana Hari/tanggal Tempat Kriteria Standar


kep kegiatan waktu evaluasi

1 Perilaku Setelah dilakukan Warga Penyuluhan 1.Berikan Senin16Agu Disetiap Verbal Warga
kesehatan tindakan Rt penyuluhan stus 2021 rumah mengetahui
cenderung keperawatan 03desa tentang pukul warga yang manfaat air
beresiko selama 1 kali matara dampak 15:00 WIB ingin bersih,
pertemuan m mengkonsumsi dan Rabu diberikan kriteria air
diharapkan warga air yang 18 Agustus penyuluhan bersih dan
rt03mampu : kurang bersih 2021 pukul cara menjaga
15.00 WIB kebersihan
1. Menjaga 2.Berdiskusi
air, apa itu
kebersihan air dengan warga
penyakit
2. Mengetahui apa saja
ISPA dan
kriteria air kriteria air
menjagaa
bersih yang bersih
kesehatan
bisa
3.Berdiskusi lingkungan
dikonsumsi
dengan warga dengan cara
3. Warga
cara menjaga tidak
mengetahui apa kebersihan air membakar
itu penyakit sampah
4.Berikan
ISPA,
penyuluhan
penyebab,
tentang
tanda dan
penyakit ISPA
gejala, dan
pencegahan 5.Berdiskusi
ISPA dengan warga
4. Warga tidak cara menjaga
membakar kesehatan
sampah lagi lingkungan

6.Berdiskusi
dengan warga
untuk tidak
membakar
sampah lagi

2 Perilaku Setelah dilakukan Lansia Penyuluhan 1.Berikan Kamis 19 Disetiap Verbal Lansia
kesehatan tindakan Rt pendidikan Agustus rumah mengetahui
cenderung keperawatan 03desa kesehatan 2021 pukul lansia yang tentang
berisiko selama 1 kali matara kepada lansia 15:00 WIB ingin risiko
pada lansia pertemuan m mengenai diberikan penyakit
rt 03 desa diharapkan warga risiko penyakit penyuluhan yang terjadi
mataram rt 03mampu : yang terjadi dan cara
dan cara meningkatka
1.Mengetahui
meningkatkan n kesehatan
tentang risiko
kesehatan lansia.
penyakit yang
lansia.
terjadi dan cara
meningkatkan 2.Pemeriksaan
kesehatan kesehatan
berupa
pemeriksaan
tekanan darah.
E. Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa Hari, Wakt Implementasi Evaluasi
tanggal u

1 Perilaku kesehatan Jumat 20 15:00 Memberikan Evaluasi struktur :


cenderung beresiko Agustus wib penyuluhan
1. Pendkes direncanakan 5 hari setelah pengkajian
2021 tentang Air Bersih
2. Materi pendkes leaflet telah di persiapkan 1 hari
secara online
sebelum pelaksanaan.
3. Pendkes dilakukan secara online.
4. Masyarakat diinformasikan terlebih dahulu sebelum
pendkes dimulai.
Evaluasi proses :

1. Penkes berjalan dengan lancar.


2. Peserta pendkes aktif bertanya.
3. Peserta pendkes memahami dengan baik materi
yang disampaikan.
Evaluasi Hasil :

Peserta pendkes mengerti dan memahami tentang air


bersih dan air layak minum.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas masing-masing tahap pelaksanaan dari kegiatan
praktik keperawatan komunitas, dalam analisa akan ditampilkan faktor-faktor yang
menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang ada selama
pelaksanaan kegiatan di bulan Agustus 2021.

4.1 TAHAP PERSIAPAN


Pelaksanaan kegiatan praktik merupakan kegiatan yang berorientasi
pada kesehatan masyarakat. Dalam tahap ini, mahasiswa menemui masyarakat
desa Mataram RT 03 untuk meminta data dan membagikan kuesioner di setiap
KK kemudian mahasiswa melakukan survey ke masyarakat untuk melihat garis
besar situasi dan kondisi di desa Mataram RT 03.
1. Kekuatan
a. Adanya kerjasama yang baik dari mahasiswa
dan dosen pembimbing untuk mempersiapkan kegiatan bersama-sama.
b. Adanya bimbingan dan arahan yang diberikan
dosen pembimbing akademik.
2. Kelemahan
Warga susah diajak diskusi online karena sebagian besar warga di desa
Mataram RT 03 mempunyai kesibukan masing-masing dengan waktu yang
berbeda-beda.
3. Kesempatan
Adanya dukungan dari masyarakat desa Mataram RT 03 dalam membantu
kegiatan.

4.2 Tahap Pelaksanaan


Dalam tahap ini sudah dilakukan kegiatan survey, melakukan
wawancara dan observasi kepada warga desa Mataram RT 03. Dalam tahap
ini masyarakat telah memberikan informasi dalam pengumpulan data serta
masyarakat sudah mengetahui maksud dan tujuan dilakukannya pengkajian
tersebut, pada saat pengkajian komunitas akan ditemukan suatu masalah.
1. Kekuatan
a. Pengetahuan dan
kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengkajian baik dalam
proses wawancara, observasi bahkan menentukan pokok
permasalahan.
b. Masyarakat mau diajak
kerjasama dalam memberikan informasi dalam pengumpulan data.
c. Tersedianya alat
pengumpulan data berupa kuesioner yang dirancang mahasiswa
berdasarkan hasil survey dan lembar observasi.
2. Kelemahan
Terbatasnya waktu dan tenaga yang dimiliki mahasiswa.
3. Kesempatan
Setiap kegiatan yang dilakukan mahasiswa mendapat dukungan yang
positif dari warga desa Mataram RT 03.
4. Ancaman
Dikarenakan mayoritas warga desa Mataram RT 03 bekerja sebagai
petani, mahasiswa mengalami kesulitan untuk menentukan waktu yang
tepat untuk mengumpulkan warga.

4.3 Tahap pendiagnosaan


Setelah semua data dikumpulkan, maka dilakukan perumusan
masalah dan perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
desa Mataram RT 03. Dari data yang sudah terkumpul secara bersama-sama
mahasiswa merencanakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan
adalah:
1. Penyuluhan tentang Air Bersih.
2. Penyuluhan tentang ISPA.
3. Penyuluhan hipertensi dan
pengecekan tekanan darah.

Analisa tahap diagnosa dan perencanaan keperawatan


1. Kekuatan
a. Telah tersusun planning
of action (POA)
b. Telah terbina kerjasama
yang baik antar mahasiswa dan warga desa Mataram RT 03.
c. Mahasiswa telah
mendapat dukungan dan kerjasama dari desa Mataram RT 03.
2. Kelemahan
Sulitnya menentukan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan.
3. Peluang
Mahasiswa mendapat dukungan dari berbagai pihak.
4. Ancaman
Keluarnya dana melebihi anggaran yang sudah disediakan sehingga
terlaksananya kegiatan yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai