Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kita berada pada abad 21 yang merupakan abad dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat hampir di
seluruh dunia. Hal tersebut memicu peningkatan persaingan atau kompetisi
yang sangat ketat antar negara yang berdampak pada globalisasi di dunia.
Untuk mampu bersaing pada abad 21, dibutuhkan keterampilan baru yang
disebut keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 bisa dilatihkan melalui
pendidikan (Maloy, Edwards, Wolf, 2016).

Integrasi TIK dalam pendidikan juga tumbuh dengan cepat. Hal ini berarti
TIK dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dan menarik dalam
pendidikan, khususnya dalam Sains. Integrasi pembelajaran TIK juga diatur
dalam Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru, menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran yang dikelas. Dengan ini pembelajaran dikelas tidak lagi
bersifat konvensional. Guru diharapkan mampu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara
kreatif sehingga suasana prosos belajar dan pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan.

Pembelajaran TIK yang sangat menarik dan tidak monoton ini dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Granito & Chernobilsky, 2012;
Ciampa, 2014; Fook & Sidhu, 2013; Granito & Chernobilsky, 2012; Ziden et
al., 2011) menemukan bahwa TIK mampu memfasilitasi presentasi belajar,
diversifikasi dalam pengajaran kegiatan, membuat suasa belajar lebih
menyenangkan dan menarik serta meningkatkan motivasi siswa. Selanjutnya,
penggunaan TIK diidentifikasi sebagai ukuran terbaik untuk menghadapi
kompleksitas subjek sains (Sin et al., 2013).

TIK dan motivasinya menjadi saluran yang efektif untuk meningkatkan


prestasi siswa di Science T&F. Tujuan Kurikulum saat ini pada mata pelajaran
Sains adalah untuk “Menanamkan minat dan untuk mengembangkan
kreativitas siswa (Malaysia, 2012). Pada kenyataannya kapasitas dan dampak
TIK tidak diketahui secara umum (Granito & Chernobilsky, 2012). Menurut
Naim & Tunggak (2014), guru dan orang tua perlu menyadari bahwa
memotivasi siswa untuk unggul dalam bidang akademik di sekolah adalah
prioritas. Ini adalah terbukti ketika target dalam pendidikan sains Perkara 4.9,
Dasar Pendidikan Negara menghasilkan hasil yang memuaskan (Abu Bakaret
al., 2017) .

Motivasi belajar siswa meningkat karena pada pembelajaran TIK dikemas


dengan lebih menyenangkan seperti power point maupun bahan ajar lainnya
yang dirancang dengan menggunakan animasi komputer sehingga siswa
tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar, tetapi kondisi dan
ketertarikan siswa tersebut pada media-media yang telah dirancang
sedemikian rupa belum diketahui dengan jelas apakah motivasi tersebut
berhubungan dengan peningkatan hasilnya atau karena disebabkan oleh faktor
lain yang berasal dari dalam individu itu sendiri (intrinsik) atau karena faktor
luar (ekstrinsik). ( Dale, 1969) ini ada di jurnal yg bahasa indo yg judulnya
ada motivasi2 nya

Hal ini serupa dengan penelitian menurut Ranito & Chernobilsky (2012) dan
(Ananiadou) peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran salah satunya
menggunakan TIK. Sama halnya dengan penelitian (Rizza et al. 2010). TIK
yang berkembang pesat telah menjadi salah satu faktor utama dalam
meningkatkan motivasi siswa. Menurut Ziden et al. (2011) TIK telah
meningkatkan motivasi untuk belajar lebih efektif dan berkualitas. Ciampa
(2014), Fook & Gurnam (2013), Granito & Chernobilsky (2012) menemukan
bahwa TIK mampu memfasilitasi presentasi instruksi, diversifikasi kegiatan
dan membuat sesi belajar mengajar lebih menyenangkan dan menarik bagi
siswa. Selanjutnya, Chua & Don (2013), menemukan bahwa mode pengujian
berbasis komputer telah menarik motivasi responden untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini. TIK membantu memotivasi siswa dan pada saat yang
sama meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran (Sanchez-garcía
et al., 2013).

Setiap siswa memiliki tingakat pemahaman yang berbeda-beda. Pemahaman


tersebut akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Pembelajaran TIK
memenuhi kebutuhan masing-masing siswa dan juga membantu mereka dalam
belajar. Dengan ini, siswa belajar lebih efektif sehingga siswa lebih mudah
dalam belajar (Kler, 2015). Temuan oleh Yasak et al. (2010), menunjukkan
bahwa Penggunaan TIK banyak dilakukan guru-guru IPA di Johor, negara
bagian di Malaysia, media pembelajaran TIK ini sangat membantu proses
belajar dan terangsang sebuah rasa menyenangkan di antara para siswa.
Selanjutnya, siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif (Yasak et al., 2010).
Pembelajaran menggunakan TIK menjadi tidak membosankan dengan
berbagai elemen seperti grafik, animasi dan audio yang lebih menarik
dibandingkan dengan buku pelajaran sehingga prestasi belajar siswa
meningkat. (Phang et al. 2014).

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran


diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan proses belajar mengajar.
Penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tepat dalam
dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia (Munir,
2009). Oleh karena itu penerapan dan pengembangan teknologi informasi dan
komunikasi bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu
langkah strategis dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan. Hal
ini juga merupakan salah satu faktor kunci untuk mengejar ketertinggalan
dunia pendidikan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan bangsa
bangsa lain.

Hasil wawancara guru-guru sains yang peneliti lakukan di SMAN 8 Bandar


Lampung menyatakan bahwa nilai ulangan semester genap tahun 2018/2019
rata-rata nilai sains seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi lebih rendah
dibandingkan nilai senii budaya dan olahraga. Hal ini dikarenkan siswa tidak
antusias saat pembelajaran hanya sedikit sekali yang antusias sehingga hasil
belajar yang didapatkan juga tidak maksimal. Guru-guru di SMAN 8 Bandar
Lampung juga masih banyak yang menggunakan pembelajaran konvensional
tidak ada media tambahan. Hasil observasi di SMAN 8 Bandar Lampung
memiliki fasilitas cukup lengkap terutama dalam hal teknologi informasi dan
komunikasi. Tetapi fasilitas ini belum digunakan secara maksimal.

Pembelajaran menggunakan media tambahan berbasis TIK akan mendukung


keberhasilan belajar siswa, karena pada pembelajaran menggunakan media
TIK memiliki kelebian-kelebihan sepertpi: lebih memudahakan guru
menyaampaikan materi pembelajaran dengan mudah dan cepat, sehingga
peserta didik lebih mudah memahami materi yang disampaikan, mudah
diingat dan mudah dijelaskan kembali; lebih menarik dan memfokuskan
perhatian peserta didik, meningkatkan minat dan motivasi belajar, lebih aktif
saat pembelajaran, dan membuat siswa lebih kreatif, membuat siwa lebih
berpastisipasi dalam proses pembelajaran, serta dalam proses pembelajaran
dapat menghibur siswa. (Munir, 2010). Pemikiran ini sejalan dengan
penelitian Andita Faizatul Bachrintania (2012) menyatakan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Dengan
berbagai masalah diatas, peneliti akan mengembangkan e-learning berbasis
moodle menggunakan model pembelajaran blended yang diduga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana kevalidan e-learning berbasis moodle menggunakan model

pembelajaran blended?

2. Bagaimana kepraktisan e-learning berbasis moodle menggunakan model

pembelajaran blended?

3. Bagaimana hasil uji effect size e-learning berbasis moodle menggunakan

model pembelajaran blended?

4. Bagaimana kemenarikan e-learning berbasis moodle menggunakan model

pembelajaran blended?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah

1. mengetahui validitas e-learning berbasis moodle menggunakan model


pembelajaran blended
2. mengetahui kepraktisan e-learning berbasis moodle menggunakan model
pembelajaran blended
3. mengetahui kemenarikan e-learning berbasis moodle menggunakan model
pembelajaran blended
4. mengetahui hasil uji effect size e-learning berbasis moodle menggunakan
model pembelajaran blended

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah,


bagi siswa
1. diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan mendapatkan hasil
belajar yang memuaskan.
2. tersedianya sumber belajar yang tidak membosankan dan interaktif bagi
siswa dalam proses pembelajaran.
bagi guru
1. memberikan solusi dari permasalahan keterbatasan waktu dalam
membelajaran materi.
2. memotivasi para guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang
menarik bagi siswa dalam pembelajaran.
Bagi Peneliti Lain
Memberikan informasi terkait penelitian yang dilakukan peneliti untuk
menggunakan variabel dan penemuan lain

Anda mungkin juga menyukai