Anda di halaman 1dari 5

Kerajaan Islam di Indonesia (Nusantara) dan Sejarahnya

Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia Nusantara

Semakin berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sekitar abad ke 13 juga didukung oleh
faktor lalu lintas perdagangan laut nusantara saat itu. Banyak pedagang-pedagang Islam dari berbagai
penjuru dunia seperti dari Arab, Persia, India hingga Tiongkok masuk ke nusantara.

Para pedagang-pedagang Islam ini pun akhirnya berbaur dengan masyarakat Indonesia. Semakin
tersebarnya agama Islam di tanah air melalui perdagangan ini pun turut membawa banyak perubahan
dari sisi budaya hingga sisi pemerintahan nusantara saat itu.

Munculnya berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang tersebar di nusantara menjadi pertanda
awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan dan budaya di Indonesia. Keterlibatan kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia juga turut berperan dalam tersebarnya agama Islam hingga ke seluruh
penjuru tanah air.

Kerajaan Islam Pertama di Indonesia

Kerajaan Islam di Jawa

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang terdapat di pulau Jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah di tahun 1478. Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan
sekaligus pusat penyebaran agama Islam kala itu.

Penyebaran Islam saat itu sangat dipengaruh oleh jasa para wali baik di pulau Jawa maupun yang
berada di luar pulau Jawa seperti Maluku hingga ke wilayah Kalimantan Timur. Di masa
pemerintahan Raden Patah, kerajaan Demak mendirikan masjid yang kala itu juga dibantu oleh para
wali ataupun sunan. Kemudian, kebudayaan yang berkembang di kerajaan Demak juga mendapat
dukungan dari para wali terutama dari Sunan Kalijaga. Kehidupan masyarakat di sekitaran Kerajaan
Demak juga telah diatur oleh aturan-aturan Islam tapi tetap tak meninggalkan tradisi lama mereka.

Kerajaan Banten

Kerajaan Islam Banten berada di ujung pulau Jawa yaitu daerah Banten. Tanda penyebaran Islam di
wilayah ini bermula ketika Fatahillah merebut Banten dan mulai melakukan penyebaran Islam. Islam
tersebar dengan baik saat itu karena dipengaruhi oleh banyaknya pedagang-pedagang asing seperti
dari Gujarat, Persia, Turki, dan lain sebagainya. Masjid Agung Banten menjadi salah satu hasil
peninggalan Islam yang dibangun sekitar abad ke 16 Masehi.

Kesultanan Cirebon

Kesultanan Cirebon masuk sebagai kesultanan Islam ternama di wilayah Jawa Barat sekitar abad ke
15 dan 16 masehi. Wilayah Cirebon juga masuk dalam area strategis jalur perdagangan antar pulau.

Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Sebelum mendirikan kerajaan Cirebon, Sunan
Gunung Jati menyebarkan Islam terlebih dahulu di Tanah Pasundan. Beliau juga berkelana ke
Mekkah dan Pasai. Sunan Gunung Jati juga berhasil menghapus kekuasaan kerajaan Padjajaran yang
saat itu masih bercorak Hindu.
Kerajaan Islam di Maluku

Kerajaan Jailolo

Kerajaan Jailolo terletak di bagian pesisir utara pulau Seram dan sebagian Halmahera. Kerajaan ini
termasuk ke dalam kerajaan tertua di wilayah Maluku. Menurut sejarah kerajaan Jailolo berdiri sejak
tahun 1321 dan mulai masuk Islam setelah kedatangan mubaligh dari Malaka.

Kerajaan Ternate

Menurut sejarah kerajaan Ternate telah berdiri sekitar abad ke 13 Masehi. Kerajaan ini berada di
Maluku Utara dan beribukotakan di Simpalu. Penyebaran Islam di kerajaan Ternate dipengaruhi oleh
ulama-ulama dari Jawa, Arab dan Melayu.

Kemudian, kerajaan ini pun resmi memeluk Islam setelah raja Zainal Abidin belajar tentang Islam
dari Sunan Giri pada tahun 1486 Masehi. Sebagai pusat perdagangan rempah-rempah, maka banyak
pedagang dari berbagai penjuru dunia yang singgah di wilayah Ternate.

Kerajaan Tidore

Kerajaan ini terletak di sebagian pulau Halmahera dan sebagian lagi di pulau Seram. Kerajaan Tidore
memeluk Islam sekitar abad ke 15 Masehi. Cirali Lijitu merupakan sultan Tidore yang pertama kali
memeluk agama Islam dan memiliki gelar Sultan Jamaludin.

Sultan Jamaludin memeluk Islam berkat seorang mubaligh bernama Syekh Mansyur. Kerajaan ini
sendiri terkenal karena ekonomi perdagangan di sektor rempah-rempah. Menurut sumber sejarah,
kerajaan Tidore kala itu memiliki persekutuan yang disebut dengan Ulisiwa yang terdiri atas wilayah
Halmahera, Makyan, Kai, Jailolo serta pulau-pulau lainnya di wilayah sebelah timur Maluku.

Kerajaan Bacan

Kekuasaan kerajaan Bacan telah meliputi seluruh kepulauan Bacan, Obi, Waigeo, Solawati hingga di
wilayah Irian Barat. Penyebaran agama Islam di kerajaan Bacan ini sendiri bermula ketika seorang
Mubalig dari kerajaan Islam Maluku lainnya datang dan mulai menyebarkan Islam.

Adapun raja pertama dari kerajaan Bacan ini bernama Zainal Abidin. Ketika memimpin Kerajaan
Bacan, Zainal Abidin pun mulai menerapkan ajaran dan aturan-aturan Islam di wilayah Kerajaan
Bacan.

Kerajaan Islam di Sulawesi

Kesultanan Buton

Kerajaan Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Sulawesi Tenggara. Menurut
sejarah, kerajaan ini telah lama berdiri bahkan sebelum agama Islam masuk ke wilayah Sulawesi.
Kerajaan ini muncul pada awal ke 14 Masehi.

Kerajaan Kesultanan Buton ini sendiri awalnya memiliki corak agama Hindu Budha, akan tetapi
seiring semakin berkembangnya agama Islam di wilayah Sulawesi, kerajaan ini pun kemudian
berubah menjadi kerajaan bercorak Islam.

Kerajaan Buton menguasai banyak wilayah di kepulauan Buton termasuk di kawasan perairannya.
Nama Buton memang sudah terkenal sejak zaman Majapahit. Bahkan dalam kitab Negarakertagama
dan dalam Sumpah Palapa dari Gajah Mada, nama Buton sering sekali disebutkan. Hingga hari ini
Kesultanan Buton tetap masih ada dan menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh banyak
pelancong.

Kesultanan Banggai

Kerajaan Islam di wilayah Sulawesi selanjutnya ialah kerajaan Banggai. Kerajaan Banggai ini
terletak di wilayah Semenanjung Timur pulau Sulawesi dan Kepulauan Banggai. Kesultanan Banggai
telah lama berdiri yaitu sekitar abad ke 16 Masehi.

Hingga hari, Kerajaan Banggai masih tetap eksis dan selalu didatangi banyak pengunjung.
Sebenarnya, Kerajaan ini juga pernah mengalami masa-masa keterpurukan akibat kalah dari kerajaan
Majapahit. Namun, setelah keruntuhan kerajaan Majapahit, Kerajaan Banggai kembali bangkit dan
menjadi kerajaan independen kembali serta telah bercorak Islam.

Kerajaan Gowa Tallo

Sesuai namanya, Kerajaan Gowa Tallo sebenarnya memang terdiri atas dua kerajaan yang menjalin
persatuan atau persekutuan. Persatuan dua kerajaan besar di wilayah Sulawesi ini kemudian
memberikan dampak yang begitu besar.

Kerajaan Gowa sendiri menguasai wilayah dataran tinggi, adapun untuk wilayah Tallo menguasai
daratan pesisir. Pengaruh yang cukup kuat menjadikan dua persekutuan kerajaan ini sebagai kerajaan
yang sangat berpengaruh pada jalur perdagangan di wilayah timur tanah air.  Sejarah juga
menyebutkan jika kerajaan Gowa Tallo ini telah berdiri sejak sebelum Islam masuk ke wilayah
Sulawesi atau lebih tepatnya sekitar tahun 13 Masehi.

Kerajaan ini akhirnya bergabung menjadi bagian dari NKRI pada tahun 1946 dengan Andi Ijo Daeng
Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin sebagai raja terakhirnya.

Kerajaan Bone

Bila dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya di wilayah Sulawesi, kerajaan Bone
termasuk kerajaan yang cukup kecil. Karena posisinya sebagai kerajaan kecil maka saat itu kerajaan
Bone sangat dipengaruhi oleh Kerajaan Gowa dan Tallo.

Kekuatan kerajaan Gowa Tallo memang sangat besar pada setiap kerajaan-kerajaan kecil kala itu.
Oleh sebab itu, karena pengaruh dari kerajaan Gowa Tallo ini maka kerajaan Bone pun akhirnya
menjadikan kerajaannya sebagai kerajaan yang bercorak Islam.

Agama Islam ini sendiri masuk ke kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja Bone XI atau sekitar
tahun 1611 Masehi. Setelah itu, agama Islam pun makin tersebar karena dapat diterima dengan baik
oleh masyarakat di wilayah kekuasaan kerajaan Bone.

Kerajaan Konawe

Kerajaan Konawe berada di wilayah Sulawesi Tenggara. Sebelum bercorak Islam, kerajaan ini awal
mulanya merupakan kerajaan bercorak Hindu. Akan tetapi, seiring berkembangnya agama Islam di
Konawe, sekitar tahun 18 Masehi, kerajaan Konawe pun secara perlahan mulai mengalami
perubahan sistem pemerintahan dan pada akhirnya juga masuk menjadi bagian Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Beberapa kerajaan yang telah disebutkan di atas merupakan sejumlah kerajaan Islam yang paling
Berjaya di wilayah Sulawesi di masa lalu. Meskipun beberapa di antaranya ada yang telah runtuh
akan tetapi beberapa kerajaan juga telah menjadi peninggalan budaya yang patut untuk tetap dijaga.
Sejumlah kerajaan Islam di wilayah Sulawesi ini menjadi bukti yang kuat bahwa pengaruh Islam di
Sulawesi memang sangat berkembang dengan pesat. Ketika beberapa kerajaan masih memegang
corak Hindu Budha, secara pelan tapi pasti, penyebaran agama Islam di Sulawesi mengambil alih
corak Hindu Budha menjadi kerajaan yang bercorak Islam.

Kerajaan Islam di Nusa Tenggara Barat & Timur

Kesultanan Bima

Kesultanan ini didirikan pada tanggal 7 Februari 1621 Masehi. Masuknya Islam di kerajaan Bima
diawali ketika pada tahun 1540 Masehi para mubalig dan pedagang dari Kesultanan Demak datang
dan menyebarkan Islam.

Penyebaran Islam terus berlanjut dan diteruskan oleh Sultan Alauddin sekitar tahun 1619. Beliau
mengirimkan para mubalig dari Kesultanan Luwu, Kerajaan Tallo dan Kerajaan Bone.

Kesultanan Sumbawa

Menurut Zolinger, sebelum masuk ke pulau Lombok, Islam terlebih dahulu masuk ke pulau
Sumbawa yaitu sekitar tahun 1450-1540. Ajaran Islam dibawa langsung oleh para pedagang Islam
dari Jawa dan Sumatera.

Runtuhnya kekuasaan Majapahit menjadikan banyak kerajaan kecil di wilayah pulau Sumbawa
menjadi merdeka. Kondisi semakin memudahkan masuknya agama Islam di lingkungan kesultanan
Sumbawa. Sekitar tahun 16 Masehi, Sunan Prapen yang merupakan keturunan Sunan Giri masuk ke
pulau Sumbawa dan menyebarkan Islam ke kerajaan-kerajaan bercorak Hindu.

Kerajaan Dompu

Kerajaan Dompu terletak di wilayah Kabupaten Dompu saat ini. Kerajaan ini berada di wilayah
Kabupaten Bima dan Kabupaten Sumbawa. Mayoritas penduduk setempat kini telah memeluk agama
Islam dengan tradisi dan budaya Islam.

Keturunan raja atau dikenal dengan istilah Bangsawan Dompu hingga kini masih tetap ada. Mereka
sering dipanggil dengan sebutan Ruma ataupun Dae. Istana Dompu yang menjadi simbol kekuasaan
zaman dahulu kala kini telah diubah menjadi Masjid Raya Dompu.

Kerajaan Islam di Kalimantan

Kerajaan Selimbau

Kerajaan Islam pertama di wilayah Kalimantan ialah Kerajaan Selimbau. Kerajaan ini terletak di
wilayah kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Sebelum
memeluk Islam, kerajaan Selimbau menjadi kerajaan Hindu tertua di Kalimantan Barat.

Selama bertahun-tahun, Kerajaan Selimbau diperintah dengan garis turun temurun yang berjumlah
25 generasi. Mulai dari raja-raja yang beragama Hindu hingga sampai pada masa pemerintahan
Kerajaan bercorak Islam.

Kerajaan Mempawah

Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam yang berlokasi sekitar wilayah Kabupaten Mempawah,
Kalimantan Barat. Nama Mempawah ini sendiri diambil dari istilah Mempauh yang berarti nama
pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian dikenal dengan sebutan Sungai Mempawah.
Di masa perkembangannya, pemerintahaan kerajaan dibagi menjadi dua periode yang pertama ialah
masa kerajaan Suku Dayak yang bercorak Hindu lalu masa Kesultanan yang bercorak Islam.

Kerajaan Tanjungpura

Salah satu kerajaan tertua di Kalimantan Barat ialah Kerajaan Tanjungpura atau sering juga disebut
dengan Tanjompura. Kerajaan ini telah mengalami beberapa kali perpindahan ibu kota kerajaan.

Awalnya ibu kota kerajaan terletak di Negeri Baru atau di Kabupaten Ketapang saat ini, setelah itu
berpindah lagi ke wilayah Sukadana yang menjadi Kabupaten Kayong Utara. Kemudian, di abad ke
15 Masehi berubah nama menjadi Kerajaan Matan ketika Rajanya Sorgi atau Giri Kesuma masuk
Islam.

Kerajaan Landak

Kerajaan Landak atau dikenal juga dengan Kerajaan Ismahayana landak ialah sebuah kerajaan yang
berada di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Kerajaan Landak ini sendiri memiliki kronik sejarah
yang cukup panjang.

Beberapa sumber tertulis mengenai kerajaan ini memang cukup terbatas. Namun, berbagai bukti
arkeologis berupa bangunan istana kerajaan atau keraton hingga berbagai atribut-atribut kerajaan
yang masih bisa dilihat hingga saat ini menjadi bukti eksisnya kerajaan ini.

Menurut sejarah kerajaan Landak ini juga terbagi menjadi dua fase yang bertema ialah masa kerajaan
bercorak Hindu dan kemudian menjadi kerajaan bercorak Islam yang telah dimulai sekitar tahun
1257 M.

Kerajaan Tayan

Kerajaan Islam ini terletak di kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Tayan, Provinsi Kapuas Raya.
Pendiri dari kerajaan Tayan ialah Putra Brawijaya yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Beliau
bernama Gusti Likar atau sering juga disebut dengan Lekar.

Gusti Lekar ini sendiri merupakan anak kedua dari Panembahan Dikiri yang merupakan Raja Matan.
Anak pertama dari Panembahan Dikiri bernama Duli Maulana Sultan Muhammad Syarifuidin yang
kemudian menggantikan ayahnya sebagai Raja Matan.

Sultan Muhammad Syarifudin ini sendiri merupakan Raja pertama yang masuk Islam berkat jasa
tuan Syech Syamsuddin. Beliau kemudian mendapatkan hadiah berupa sebuah Qur’an kecil serta
sebentuk cincin bermata jamrud merah yang didapatkan langsung dari Raja Mekkah.

Kesultanan Paser

Sebelumnya Kesultanan Paser disebut sebagai Kerajaan Sadurangas yang merupakan sebuah
kerajaan yang berdiri sekitar tahun 1516. Saat itu kerajaan dipimpin oleh seorang Ratu yang bernama
Putri Di Dalam Petung.

Sebelum Ratu menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya, Putri Petong masih menganut ajaran
animisme atau kepercayaan menyembah roh-roh halus. Lewat jalur perkawinan antara Ratu Petong
dan Abu Mansyur Indra Jaya, Kesultanan Panser mulai memeluk Islam. Selain itu, jalur perdagangan
yang berasal dari berbagai pedagang muslim juga berperan besar tersiarnya agama Islam di
Kesultanan Paser.

Anda mungkin juga menyukai