Jurnal
Jurnal
Oleh :
NOFI PURWATIH
NIM : 201302038
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2017
i
SKRIPSI
Oleh :
NOFI PURWATIH
NIM : 201302038
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2017
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan
layak mengikuti Ujian Sidang.
SKRIPSI
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing II Pembimbing I
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
iii
LEMBAR PENGESAHAN
dandinyatakantelahmemenuhisebagiansyaratuntukmemperolehgelar (S.Kep)
PadaTanggal : …………….
DewanPenguji :
2. Penguji 1
3. Penguji 2
Mengesahkan,
Ketua
ZainalAbidin, SKM.,M.Kes
NIS. 20160130
iv
PERSEMBAHAN
Bapak Edy Purnomo dan Ibu Maryani yang tak pernah lelah menyayangiku
secara moril dan materil, dan menjadi inspirasi dalam setiap langkah ku…
penuh kesabaran...
v
Motto
tanpa usaha.
vi
HALAMAN PERNYATAAN
NIM : 201302038
Prodi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI ini adalah hasil pekerjaan saya
sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah
daftar pustaka.
Nofi purwatih
NIM. 201302038
vii
KEASLIAN PENELITIAN
Nofi Purwatih
201302038
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
No Hp : 082234744956
Email : Nofipurwatih@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Madiun
ix
ABSTRAK
Nofi Purwatih
Orang tua sebaiknya lebih rajin dalam mengajarkan toilet training pada
anak dimulai hari pertama anak melepas diapers. Mengajak anak BAK ke toilet
setiap 1 atau 2 jam sekali dan membuatkan jadwal BAB ke toilet setiap pagi
setelah bangun tidur.
x
ABSTRACT
Nofi Purwatih
xi
DAFTAR ISI
Sampul Luar ........................................................................................................ i
Sampul Dalam ..................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................iv
Persembahan dan Motto ...................................................................................... v
Lembar Pernyataan.............................................................................................. vi
Keaslian Penelitian ..............................................................................................vii
Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................viii
Abstrak ...............................................................................................................ix
Daftar Isi..............................................................................................................xi
Daftar Tabel ........................................................................................................xii
Daftar Gambar .....................................................................................................xiii
Daftar Lampiran ..................................................................................................xiv
Daftar Istilah........................................................................................................xv
Daftar Singkatan..................................................................................................xvi
Kata Pengantar ....................................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................8
1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................................9
xii
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ..................................................................................30
4.2 Populasi dan Sampel .............................................................................31
4.3 Teknik Sampling ...................................................................................34
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................................35
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................37
4.6 Instrumen Penelitian .............................................................................39
4.7 Uji Validitas dan Reabilitas ..................................................................40
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................42
4.9 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................42
4.10 Pengolahan Data ...................................................................................44
4.11 Teknik Analisa Data .............................................................................47
4.12 Etika Penelitian .....................................................................................50
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR ISTILAH
xvii
DAFTAR SINGKATAN
TK : Taman Kanak-kanak
OR : Ods Ratio
CC : Coenfisiensi Contingency
xviii
KATA PENGANTAR
Mulia Madiun.
Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulushati
HusadaMulia Madiun
xix
5. Istikomah, S.Kep., Ns.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah merelakan
6. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan doa
7. Ayah Ibu serta saudaraku yang telah memberikan kasih sayang, semangat
serta do’a dan dorongan baik moral maupun material selama ini.
8. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
melakukan penelitian.
sehingga di harapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis
berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.
NofiPurwatih
201302038
xx
BAB I
PENDAHULUAN
peran orang tua sedemikian rupa untuk mengajarkan toilet training yang di mulai
sejak usia 1-3 tahun. Pada saat usia tersebut, anak harus mampu melakukan toilet
training. Jika anak tidak mampu melakukan toilet training anak akan mengalami
hambatan. Pada usia toddler anak merasa sudah mampu mengatur keperluannya
untuk mengatur keperluannya untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB) bila anak diajarkan lebih dari usia 3 tahun di khawatirkan akan susah
mengubah perilaku anak. Bila usia anak sudah lebih dari 3 tahun belum mampu
mengompol yang sulit hilang, tidak dapat mengendalikan buang air kecil dan
buang air besar sehingga kondisi psikologis anak merasa malu dengan teman-
Kejadian Enuresis (mengompol) lebih besar pada anak laki-laki yaitu 60%
dan anak perempuan 40%. Penelitian pada anak 10.960 anak di Amerika ,
(mengompol) pada usia 5 tahun akan menurun menjadi 5% sampai pada usia 10
1
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) nasional (2010) di
perkirakan jumlah balita yang susah mengontrol buang air besar dan buang air
kecil (ngompol) di usia sampai pra sekolah mencapai 75 juta anak (32,6%) dari
Jawa Timur pada tahun 2013 peran orang tua dalam mengajarkan anak toileting
pada balita masih kurang hal ini di tunjukkan dengan angka 20% orang tua yang
mengajarkan toileting pada balita yang tepat dan sesuai dengan usia dan juga
didapatkan data jumlah anak usia toddler (1-3 tahun) sebanyak 134 anak. Anak
yang berhasil menjalankan toileting 15% dan 85% gagal dalam menjalankan
toileting, sedangkan anak usia pra sekolah (4-5 tahun) anak yang berhasil
menjalankan toileting 25% dan 75% anak gagal dalam menjalankan toileting.
Pada tahun 2014 anak usiatoddler (1-3 tahun) sebanyak 123 anak. Anak yang
berhasil menjalankan toileting 25% dan 75% gagal dalam menjalankan toileting.
pada anak usia pra sekolah (4-5 tahun) anak yang berhasil menjalankan toileting
Angka penggunaan popok sekali pakai di Jawa Timur tahun 2010 dari
sekali pakai dan sisanya yang tidak memakai 816.293 (33,01%) ini karena alasan
mengalami peningkatan tahun 2011 sebanyak (7,1%) dari jumlah balita kurang
2
kepribadian anaknya akan terbentuk dan membawa kehidupan mereka
selanjutnya. Dilihat dari masa modern saat ini, ibu kurang mengerti dan kurang
informasi akan perkembangan anaknya, saat ini banyak kalangan ibu yang
perkembangan ananknya. Masa sekarang ini banyak dari kalangan ibu muda yang
merupakan popok sekali pakai. Dahulu disposable diapers hanya dipakai kaum
menengah atas saja, kini pemakaian diapers sudah mulai merata di kalangan ibu-
ibu muda yang mempunyai anak usia 1-3 tahun di semua kalangan.
Disposablediapers tersebut tidak hanya dipakai saat berpergian atau jauh dari
dan anak akan susah mengontrol hasrat untuk BAB dan BAK.
Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dan melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar
dalam buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Kebiasaan yang salah
dalam mengontrol BAB dan BAK menyebabkan anak tidak disiplin, manja, dan
anak akan mengalami masalah psikologi. Karena anak akan merasa berbeda dan
tidak dapat secara mandiri mengontrol buang air besar dan buang air kecil.
Masalah yang terjadi pada anak ketika melakukan toilet training adalah anak
3
merasa takut dengan toilet, sebagian orang tua tidak membangunkan anaknya
pada malam hari untuk buang air besar (BAK) sehingga anaknya mengompol.
2011). Kemampuan anak dalam mengontrol buang air besar dan buang air kecil
akan tercapai pada usia anak 4 – 5 tahun. Perkembangan fisik anak usia pra
sekolah lebih lambat dan relatif menetap. System tubuh sudah matang dan
namun otot dan tulang belum begitu sempurna, serta pada masa ini anak sudah
anak dalam toileting antar anak satu dan lainnya berbeda.Pencapaian tersebut
tergantung dari beberapa faktor yaitu dukungan orang tua, kesiapan anak secara
mengontrol buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. Dampak yang
paling umum timbul dalam kegagalan toileting pada usia pra sekolah anak dapat
cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini juga terjadi apabila orang
tua sering memarahi anak saat melakukan buang air kecil atau buang air besar
.bila orang tua santai dalam memberikan aturan dalam toilet training maka anak
Anak usia toodler yang terbiasa dari kecil menggunakan diapers akan
4
mengharuskan anak untuk mampu mengeluarkan sisa makanan dan minuman di
hingga anak dewasa apabila tidak segera ditangani. Kebiasaan memakai diapers
pada usia toodler maka anak akan kehilangan masa toilet trainingnya, dan ini
membawa dampak pada lingkungan, anak akan tidak percaya pada lingkungan
Masa pra sekolah (4-5 tahun) merupakan masa kritis yang perlu
mendapatkan perhatian lebih besar dari orang tua nya dengan memperhatikan pola
makan anak, mendampingi anak saat beraktivitas dan juga memperhatikan waktu
anak istirahat.Anak perlu mendapat perhatian dari orang tuanya karena anak juga
kebutuhan pendidikan dan kemandirian anak. Kendala atau masalah yang paling
banyak dialami pada masa tumbuh kembang usia pra sekolah tersebut adalah
Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan toileting adalah pola asuh
orang tua dalam memberikan pelatihan toilet training. Pola asuh orang tua yang
stimulasi kemandirian pada anak untuk melakukan dan mengontrol buang air kecil
dan buang air besar. Latihan buang air kecil dan baung air besar membutuhkan
toileting juga tergantung pada kesiapan yang ada pada diri anak dan keluarga
5
seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan
mampu duduk atau berdiri sehingga memudahkan anak dan di butuhkan suasana
yang nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang untuk
buang air kecil dan buang air besar. Selain itu pola asuh orang tua secara umum
diarahkan pada cara orang tua memperlakukan anak dalam berbagai hal, baik
(Rahayu, 2008).
tanggal 27 Februari 2017 terdapat 128 anak usia pra sekolah dan didapatkan 3
anak dari 10 anak yang masih mengompol saat malam hari, dengan pola kebiasaan
toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota Madiun.
6
1.2 Rumusan Masalah
keberhasilan Toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu
Kota Madiun.
toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota
Madiun.
toileting pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota
Madiun.
training pada anak usia pra sekolah di TKInsan Al-Firdaus Serayu Kota
Madiun.
7
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
toileting.
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah informasi bagi orang tua
2. Bagi Pendidik TK
Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kesiapan toileting pada anak usia pra sekolah dengan memberikan
8
1.5 Keaslian
Penelitian yang akan di teliti oleh penulis mungkin ada kemiripan dari beberapa
1. Nining (2013) meneliti Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Intensitas
penelitian ada pengaruh pola asuh terhadap tingkat kesiapan toilet training
dari penelitian tersebut dengan penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti
sebelumnya di hubungkan pola asuh asuh orang tua dengan tingkat kesiapan
toilet training.
terhadap derajat ruam popok pada anak diare pengguna diapers usia 0-36
pemberian minyak zaitun (olive oil) terhadap derajat ruam popok pada anak
9
sebelumnya di kaitkan dengan pemberian minyak zaitun terhadap ruam popok
ruam diapers pada anak diare usia 6-12 bulan. Dengan instrument penelitian
pemakaian diapers terhadap ruam diapers pada anak diare dengan hasil nilai
p (0,0536) (<0,05).
10
penelitian terdapat hubungan antara penggunaan diapers dengan kesiapan
perbedan dari penelitian yang akan di lakukan peneliti terdapat pada variabel
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
serap tinggi yang terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk
menampung sisa-sisa metabolisme seperti air seni dan feses (Diena, 2009).Dalam
yang terbiasa dari bayi hingga agak besar menggunakan diapers, akan mengalami
beberapa perbedaan dari anak-anak lainnya, tentu saja jika diapers itu di pakai
setiap saat, bukan pada saat-saat tidak berdekatan dengan toilet saja atau dalam
berpergian.
Diapers merupakan alat yang berupa popok sekali pakai berdaya serap
tinggi yang terbuat dari plastik dan campuran bahan kimia untuk menampung
Menurut pudjiadi (2013), secara umum ada 2 jenis popok, antara lain :
12
1. Popok cuci ulang (cloth diaper/clodi)
Popok berbahan katun yang sangat baik untuk menyerap keringat, bahkan dalam
cuaca panas.Harga popok ini lebih murah karena dapat dicuci dan digunakan
kembali. Secara umum ketika pipis di popok kain, bayi akan langsung merasa
tidak nyaman karena basah. Ia akan belajar logika sebab akibat. Ini adalah logika
pertama yang perlu ia pelajari untuk kehidupannya. Selain itu, dengan memahami
berat badan anak.Masalah yang sering ditemui dalam penggunaan pospak adalah
bila kulit anak sensitive. Selain itu, jika sudah basah karena pipis atau terkena
feses dan tidak segera dig anti, kulit anak juga akan mudah teriritasi. Ada 2 jenis
pospak, yaitu :
13
1. Faktor prediposisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang penggunaan diapers pada anak sangat berhubungan erat
dengan pengetahuan ibu tentang toilet training pada anak. Pengetahuan ibu yang
rendah mengenai dampak dari penggunaan diapers pada anak ini akan
pengetahuan ibu tentang dampak dari penggunaan diapers pada anaknya semakin
baik pula pengetahuan ibu tentang toilet training pada anaknya, dimana apabila
anak tidak memakai diapers maka anak akan melalui masa toilet training nya.
b. Tingkat pendidikan
dalam hal penggunaan diapers pada anak usia toddler. Pendidikan akan
memberikan dampak pada pola pikir dan poandangan ibu dalam penggunaan
c. Pekerjaan
Status pekerjaan ibu mempunyai pengaruh besar dalam penggunaan diapers pada
anak. Pekerjaan ibu yang menyita waktu untuk anak dalam melakukan pelatihan
Tingkat sosial ekonomi akan mempengaruhi penggunaan diapers pada anak. Rata-
rata masyarakat atau keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang cukup baik
akan lebih memilih menggunakan diapers pada anaknya karena kelebihan dari
14
2. Faktor pendukung
Disposable diapers bukan lagi suatu hal yang sulit didapat karena sudah
banyak dijual misyalnya toko, pasar swalayan, atau supermarket yang menjual
disposable diapers, jadi disposable diapers bisa didapat dimana saja dan kapan
saja terutama di kota-kota besar sehingga ini menjadi alas an ibu menggunakan
harga yang relative murah.Ini menjadi salah satu alasan ibu menggunakan
3. Faktor pendorong
Sikap adalah cara seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan
pada cara dia memberikan penilaian terhadap objek tertentu yang berguna ataupun
tidak bagi dirinya. Sikap dan kebiasaan ibu yang hidup penuh dengan serba
praktis dan tidak mau repot ini akan berpengaruh dengan penggunaan disposable
disposable diapers pada anak, dimana ibu akan memperhatikan lingkungan sekitar
15
apakah anak usia toddler di sekitarnya masih menggunakan disposable diapers
atau tidak seperti anak ibu yang masih menggunakan disposable diapers.
Menurut wong (2008), dampak dari penggunaan disposable diapers pada anak
meliputi :
Aspek fisik yang paling berpengaruh adalah di bagian pinggul bawah, yang terkait
anak sedikit mengangkang atau kakinya tidak bisa merapat. Pada kulit anak juga
saat.
Anak yang memakai disposable diapers akan mengalami beberapa hambatan dari
segi sebab-akibat yaitu apabila anak buang air kecil dicelana akibatnya celananya
basah ini merupakan pelajaran logika hidup yang pertama dan kemampuan
berlogika akan digunakan sampai anak dewasa. Dari segi tanggung jawab apabila
mengalami kesulitan yang levelnya setingkat diatas anak-anak lainnya yang tidak
16
dengan tuntutan lingkungan, dan dampaknya akan panjang sampai anak dewasa.
Anak menjadi kurang sensitif dengan lingkungan sekitar dan percaya diriyang
dalam jangka panjang pada usiatoddler maka anak akan kehilangan masa untuk
toilet training, dimana anak dapat belajar cara menggunakan toilet. Sehingga
dikhawatirkan pada usia selanjutnya anak akan gagal toileting atau sering
ngompol dan malas ke kamar mandi, dan sedikit banyak akan mempengaruhi
perkembangan kreativitas anak karena sudah terbiasa dengan hidup yang praktis.
3. Disposable diapers digunakan saat berpergian saja atau saat jauh dari
toilet.
4. Sering sering di tengok. Kalau-kalau bayi anda tidak sekedar buang air
kemampuan menyerap air dan bukan benda padat. Terlalu lama kulit bayi
17
2.2 Konsep Toilet Training
kebersihan diri dan mengontrol rasa ingin Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam melakukan baung air kecil dan buang air besar.Toilet
training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak yaitu pada umur 18 bulan
sampai 2 tahun. Dalam melakukan latihan buang air besar dan buang air kecil
pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis, maupun secara
buang air kecil dan buang air besar secara mandiri (Hidayat, 2009). Toilet training
adalah latihan berkemih dan defekasi dalam perkembangan anak usia toodler pada
tahapan usia 1 tahun sampai 3 tahun. Dan toilet training dapat bermanfaat pada
anak sebab anak dapat mengetahui dan mengenal bagian-bagian tubuh serta
impuls atau rangsangan dan instink anak dalam melakukan buang air kecil dan
Toilet training merupakan suatu ketrampilan fisik dan motorik yang harus
kematangan otot dan motivasi yang di miliki.Ketika bayi baru lahir belum mampu
mengendalikan buang airnya, sehingga buang air dilakukan setiap saat. Pada usia
4 bulan, interval buang airnya sudah dapat di ramalkan. Pengendalian buang air
18
besar rata-rata dilakukan pada usia 6 bulan, dan kebiasaan pengendalian buang air
besar baru terbentuk pada akhir masa bayi. Sedangkan pengendalian buang air
kecil di mulai usia 15 hingga 16 bulan, namun sampai akhir masa bayi
Toileting
Ada beberapa kesiapan anak yang perlu dikaji baik kesiapan fisiologis
uretral pada usia 18 sampai 24 bulan, mampu tidak mengompol selama 2 jam,
jumlah popok yang basah berkurang, tidak mengompol selama tidur siang,
2. Kesiapan Mental meliputi mengenal rasa yang tiba-tiba datang untuk BAB
atau BAK, mampu berkomunikasi verbal atau nonverbal jika merasa ingin
10menit tanpa berdiri dulu, mempunyai rasa penasaran dan rasa ingin tahu
terhadap kebiasaan orang dewasa dalam buang air, merasa tidak betah akibat
kondisi popok basah dan adanya benda padat di celana, dan ingin untuk
diganti segera.
19
4. Kesiapan orang tua meliputi mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih
dan defekasi, tidak mengalami konflik atau stress keluarga yang berarti
Berikut ini beberapa tehnik yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam
melatih anak buang air kecil dan buang air besar setelah orang tua mengetahui
1. Teknik Lisan
Teknik lisan merupakan usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan
instruksi pada anak dengan kata-kata sebelum dan sesudah buang air kecil
maupun besar. Cara ini kadang merupakan hal biasa yang di lakukan oleh
orang tua akan tetapi teknik lisan ini mempunyai nilai yang cukup besar
dimana dengan lisan ini persiapan psikologis pada anak akan semakin matang
dan akhirnya anak mampu dengan baik dalam melaksanakan buang air besar
2. Teknik Modeling
melakukan buang air besar maupun kecil dengan cara member contoh untuk
buang air besar maupun kecil. Cara ini dilakukan dengan member contoh atau
beberapa hal yang harus dilakukan seperti melakukan observasi pada saat anak
20
ingin merasakan buang air besar maupun kecil, tempatkan anak diatas pispot
atau ajak anak ke kamar mandi. Biasakan anak ke toilet pada jam-jam tertentu
topang oleh benda lain memungkinkan anak merasa aman (Wong, 2008).
2008).
tahapan :
bereksplorasi.
21
2. Tahapan untuk BAB
b. Pastikan anak sudah bisa duduk dengan baik tetapi tetap di pegang
c. Peluk anak saat berlangsungnya BAB tapi jangan terlalu erat hanya
anak sambil menjelaskan bahwa itu kotoran yang harus di buang dan
di bersihkan.
aktivitas.
22
b. Anak memiliki kemmapuan menggunakan toilet pada saat ingin BAK
atau BAB.
anak sudah bisa melakukan sendiri hal-hal seperi BAB dan BAK.
serta fungsinya.
Menurut Hidayat (2011), dampak yang mungkin timbul apabila anak gagal
dalam toilet training adalah rasa iri, dimana perasaan ini timbul bila seorang anak
merasa takut akan kehilangan suesuatu dan anak akan berusaha menarik perhatian
orang tua. Pembelajaran terlalu dini akan membuat anak takut kepada orang tua
dan selalu agar tidak di marahi dengan menjadi sangat bersih, sangat rapi dan
berpandangan sempit, dan juga pelit atau menimbulkan kepribadian yang tidak
2.3.1 Pengertian
Anak diartikan seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun dalam masa
sosial, dan spiritual (Hidayat, 2009).Anak pra sekolah adalah anak yang berusia 4-
23
dan di kembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal
(Supartini, 2004).
Wong dkk, (2009) menyebutkan bahwa batasan usia anak pra sekolah
adalah 4 sampai 5 tahun. Anak pada usia ini telah memiliki control fungsi tubuh
yang baik, pengalaman periode perpisahan yang pendek dan panjang, kemampuan
berinteraksi secara kerjasama dengan anak lain dan penggunaan bahasa untuk
simbolisasi mental. Anak usia pra sekolah adalah anak usia 3-6 tahun. Dalam usia
ini anak umumnya mengikuti program kelompok bermain usia 3 tahun, sedangkan
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia 4-5 tahun. Anak pra
secara optimal. Masa pra sekolah merupakan fase perkembangan individu pada
usia 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran diri sebagai pria dan wanita,
dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training), dan mengenal beberapa hal
Kartono (2007), mengemukakan cirri-ciri anak usia pra sekolah meliputi aspek
1. Ciri fisik
Anak usia pra sekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki penguasaan
24
lakukan sendiri.Berikan kesempatan pada anak untuk lari, memanjat, dan
besar namun anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat pratis,
khususnya dalam tugas motorik halus tetapi jangan mengkritik anak apabila tidak
terampil.
2. Ciri sosial
sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat
mau bermain dengan teman. Sahabat yang biasa di pilih yang sama jenis
kelaminnya.
3. Ciri emosional
terbuka, sikap marah, iri hati pada anak prasekolah sering terjadi.Mereka sering
4. Ciri kognitif
Anak usia pra sekolah umumnya sudah terampil berbahasa, sebagian dari
25
2.3.3 Kemampuan Toileting Pada anak usia Pra sekolah
Salah satu tahap tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap
tahap mempunyai ciri tersendiri. Salah satu tahap tumbuh kembang anak adalah
usia pra sekolah yaitu usia 3-5 tahun anak anak harus mampu melakukan toileting
a. Anak mampu menunjukkan keinginan untuk buang air kecil dan buang air
besar.
b. Anak dapat jongkok dan duduk tenang kurang lebih 2-5 menit.
c. Anak dapat merasakan tidak nyaman bila mengenakan popok sekali pakai
yang basah.
d. Anak mampu di ajak bekerjasama saat orang tua mengajari buang air besar
atau kecil.
a. Anak dapat memberitahu bila ingin buang air besar atau buang air kecil.
mandi.
26
2.4 Kerangka Teori
1. Kesiapan Fisik
27
BAB 3
Keterangan :
: diteliti : Hubungan
: tidak diteliti
28
Gambar 3.1 dalam gambar kerangka konsep tersebut menjelaskan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan disposable diapers yaitu faktor
predisposisi , faktor pendukung dan faktor pendorong ada nya faktor tersebut
mempengaruhi gambaran cara berfikir serta pola kebiasaan orang tua terhadap
kepraktisan pada anak terhadap pola penggunaan disposable diapers yaitu
menggunakan dengan frekuensi sering atau selalu dalam kegiatan sehari-hari atau
jarang hanya ketika berpergian atau keadaan tertentu. Toileting merupakan suatu
kegiatan yang harus sudah mampu dilakukan oleh anak dalam melakukan
kebersihan diri secara mandiri terutama dalam mengontrol dan melakukan Buang
Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan toileting disebabkan oleh kesiapan fisik anak, kesiapan mental,
kesiapan psikologis, dan kesiapan orang tua. Sehingga akan mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan dalam toileting.
29
BAB 4
METODE PENELITIAN
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian yang
terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subjek tanpa adanya suatu perlakuan
dari peneliti. Desain case control retrospektif yaitu pada studi case control
retrospektif , faktor resiko desain efek atau penyakit yang sudah terjadi di masa
diapers dan variabel kemampuan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan
Al-Firdaus jalan Serayu kota Madiun akan diteliti dan diobservasi dalam satu kali
saat bersamaan.
Cassus
30
Gambar 4.1 kerangka desain penelitian case control retrospektif pengaruh
penggunaan disposable diapers terhadap keberhasilan toileting usia pra sekolah.
Berdasarkan gambar kerangka di atas maka sampel pada penelitian ini dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok cassus adalah anak yang tidak berhasil
toileting dan kelompok control adalah anak yang berhasil toileting.
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti
penelitian ini yaitu Orang tua atau pengasuh murid TK Insan Al-Firdaus Jalan
n=
Keterangan :
α : derajat kepercayaan
d : toleransi kesalahan
31
p : proporsi kasus yang ditliti dalam populasi. Jika p tidak diketahui
n=
n=
n=
n= = 20,50 =21
n = 21 + 20% = 25,2 = 25
orang. Dengan jumlah proporsi 25 orang sampel cassus dan 25 orang sampel
32
4.2.3 Kriteria Sampel Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi :
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau dan akan di teliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena dari berbagai sebab. Kriteria
33
Tabel 4.3 Tabel kriteria eksklusi casus
Ibu Anak
1. Menolak menjadi responden 1. Anak yang tidak berhasil toileting
2. Ibu yang memilki anak yang yang dalam keadaan atau suatu
tidak berhasil toileting yang penyakit yang menganggu pendataan
tidak ada di tempat pada saat maupun interpretasi hasil pendataan
dilakukan penelitian. 2. Saat dilakukan penelitian anak tidak
masuk sekolah
menggunkan teknik probality sampling yaitu bahwa setiap subjek dalam populasi
dengan metode simple random sampling yaitu pemilihan sampel dengan cara ini
elemen diseleksi secara acak. Jika sampling frame kecil, nama bisa ditulis pada
secarik kertas, diletakkan dikotak, diaduk dan diambil secara acak setelah
34
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
yang akan dilakukan, meliputi siapa yang di teliti (subjek penelitian), variabel
yang akan diteliti, dan variabel yang akan mempengaruhi dalam penelitian
(Hidayat, 2007)
35
Populasi :
Semua murid TK Insan Al-Firdaus Jl.Serayu, Kota Madiun berjumlah 128 murid
Sampel :
25 anak pada kelompok cassus yang tidak berhasil toileting
25 anak pada kelompok control yang berhasil toileting
Pengumpulan data :
Pengolahan data :
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
36
4.5 Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
adalah :
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
Madiun.
37
melakukan observasi dan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
38
Variabel Dikatakan 1. Anak dapat Kuesioner Nominal Skor yang
Dependen : berhasil memberitahu diberikan untuk
keberhasilan toileting ketika ingin pernyataan
BAB atau keberhasilan
toileting. apabila
BAK. toileting :
anak 2. Anak mampu - Selalu : 4
mamapu menaikkan - Sering : 3
melakukan dan - Jarang : 2
kebersihan menurunkan
- Tidak pernah : 1
diri dan celana secara
mengontrol mandiri.
3. Anak Kriteria
rasa ingin keberhasilan
menunjukkan
BAB dan keinginan dan dinilai dengan
BAK secara perhatian hasil kuesioner
mandiri. terhadap diolah dalam
kebiasaan bentuk sebagai
kamar mandi. berikut :
4. Anak dapat Cassus :
jongkok dan 0 : Jika hasil skor
duduk tenang T ≥ Mean T :
lebih dari 5 Berhasil Toileting
menit Control :
1 : Jika hasil skor
T < Mean T :
Tidak berhasil
Toileting
Instrument atau alat penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
Pernyataan dapat diajukan secara langsung kepada subjek atau disampaikan secara
lisan oleh peneliti dari pernyataan yang sudah tertulis (Nursalam, 2013).
39
1. Data Demografi Ibu dan Anak.
toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus Jalan Serayu
Kota Madiun.
dilakukan uji validitas dan uji reabilitas terhadap instrumen penelitian.Untuk uji
validitas dan uji reabilitas yang digunakan untuk variabel penggunaan disposable
yang dapat digunakan adalah dikemukakan oleh person, yang dikenal rumus
product moment person.Penentuan uji validitas : jika p-value ≤0,05 maka item
pertanyaan dinyatakan valid, begitu pula sebaliknya jika p-value >0,05 maka item
40
Dilaksanakan uji validitas terhadap kuesioner penggunaan disposable
kuesiner melalui tahap editing dan scoring kemudian di uji validitas menggunakan
instrument yang telah di lakukan telah reliable. Dan di katakan reliable apabila
alat itu dapat mengukur suatu gejala dalam berlainan senantiasa menunjukkan
dilakukan dengan internal kuesioner yaitu melakukan uji coba instrument satu kali
hasil pengujian dengan menggunakan alpha cronbach dengan alat ukur kuesioner
dikatakan reliable jika nilai alpha cronbach lebih atau sama dengan 0,60
hitung item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hitung ≥0,06, yaitu 0,913 pada
41
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian
Madiun.
Mulia Madiun.
42
6. Sumber data dari orang tua atau pengasuh murid TK Insan Al-Firdaus
Madiun).
11. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden dan memeriksa
kelengkapannya.
12. Peneliti memilah hasil kuesioner sesuai dengan hasil yang di kehendaki
diperiksa kelengkapannya.
pengolahan data.
43
4.10 Pengolahan Data
disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah,
sebagai berikut :
1. Pengolahan (Editing)
2. Pengkodean (coding)
waktu mengadakan tabulasi dan analisis data. Pada proses coding peneliti
sebagai berikut :
44
1) Anak tidak berhasil Toileting diberi kode : 1
3. Scoring
Scoring yaitu menentukan skor atau nilai untuk tiap item pertanyaan dan
kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau
Selau :4
Sering :3
Jarang :2
Tidak pernah :1
Selalu :1
Sering :2
Jarang :3
Tidak pernah :4
Selalu :4
Sering :3
Jarang :2
Tidak Pernah : 1
45
Untuk penggunaan disposable diapers dan keberhasilan toiletingdigunakan
setiap jawaban sudah tersedia nilainya.Dalam skala likert item ada yang
4. Entry Data
SPSS (Statitical Padage for Social Sciense) very 16.00 for Window.Pada
5. Tabulating
kolom dan baris yang disusun dengan cermat sesuai dengan kebutuhan,
dan menyusun distribusi frekuensi dengan tujuan agar data yang telah
6. Cleaning
Cleaning yaitu mengecek kembali data yang sudah dientry untuk melihat
46
7. Prosentase
Keterangan :
P : Angka prosentase
F : Frekuensi
N : jumlah populasi
(Nursalam, 2013).
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah dalam bentuk distribusi dan
47
Untuk variabel pemakaian Disposable Diapers dan Toileting dengan memilih
diapers dan toileting pada variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala likert yang setiap item jawaban memiliki jawaban yang tegas dan konsisten
Hasil kategori dikatakan sering (selalu) jika hasil skor T ≥ Mean T, dan
dikatakan jarang (tidak pernah) jika hasil skor T < Mean T. Cara untuk memberi
interpretasi terhadap skor individu adalah skala likert yang di jumlahkan adalah
dinyatakan dalam standart deviasi, salah satu standart yang bisa digunakan adalah
skor T yaitu :
Keterangan :
skor T.
MT =
48
Keterangan :
MT : rata – rata T
n : jumlah sampel
SD =
Keterangan :
SD : standart deviasi
: skor responden
: jumlah sampel
tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji
variabel kategorik pada umumnya berisi variabel yang berskala nominal dan
Squaredengan α = 0,05. Dasar digunakannya uji statistik chi square, jika data dari
kedua variabel yang akan diolah mengandung unsur skala nominal. Selain itu juga
untuk melihat kemaknaan perhitungan jika nilai p-value < 0,05 berarti terdapat
49
nilai p-value > 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang bermakana atau Hο diterima
penggunaan disposable diapers terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra
sekolah.
sebanyak 2 dan kolom sebanyak 2 diperoleh derajat kebebasan (db) (2-1) (2-1) =
2Nilai ekpetasi atau nilai yang diharpakan (fh) sesuai dengan hipotesis penelitian.
Nilai ekpetasi dapat dihitung dengan perkalian antar marginal kolom dan baris
yang bersangkutan dibagi dengan jumlah seluruhnya (N) atau grand total yang
50
memberikan lembar persetujuan menjadi responden.Tujuannya adalah agar
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
lainnya, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
subjek (nonmaleficence).
51
BAB 5
terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus
Serayu Kota Madiun. Hasil penelitian di uraikan secara deskriptif sesuai dengan
tujuan penelitian berdasarkan gambaran lokasi penelitian, data umum dan data
khusus. Data umum terdiri dari data demografi responden meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Data khusus didasarkan pada variabel yang
diteliti, yaitu data yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang diisi oleh
responden.
yang merupakan slah satu sarana pendidikan yang ada di Jl. Serayu Kota
Madiun.TK ini terdiri dari 6 kelas dengan siswa sejumlah 128 Siswa yang
berdekatan dengan PAUD.TK dan PAUD ini berada dalam 1 lingkungan sekolah.
Di lingkungan sekolah tersebut terdapat sarana bermain yang cukup luas memadai
dan lengkap serta pengasuhnya, dan untuk sarana prasarana kesehatan seperti
UKS belum mempunyai tempat dan masih menjadi 1 dengan ruang guru akan
tetapi memiliki peralatan P3K yang cukup lengkap, di sekolah ini juga terdapat 2
52
5.2 Hasil Penelitian
Tabel 5.1 Menunjukan bahwa rata-rata usia responden 35,8 , usia paling
banyak 32, median 35, dengan standart deviasi 5,72 dengan usia terendah 27
tahun dan usia tertinggi 50 tahun. Pada tingkat kepercayaan 95% usia rata-rata
Tabel 5.2 Menunjukan bahwa sebagian besar orang tua (Ibu) memiliki
53
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
rumah tangga Sebesar 24 orang (48%), sedangkan paling sedikit orang tua (Ibu)
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Pra sekolah pada Anak Di TK
Insan Al-Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
besar berusia 4 tahun sebanyak 30 anak (60%) dan terdapat 6% pada usia 3,5
54
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di TK Insan Al-
Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Prosentase (%)
1. Laki-laki 22 44,0
2. Perempuan 28 56,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun 2017.
Tabel 5.5 menjelaskan bahwa siswa di TK Insan Al-Firdaus yang tertinggi
mempunyai jenis kelamin perempuan sebesar 29 anak (58%) dan siswa laki-laki
55
Tabel 5.7 Menunjukkan bahwa sebagian besar anak memakai diapers
(34%).
bulan, usia paling banyak 3 bulan, median 3 bulan dengan standart deviasi 4,91
dengan usia terendah 0 bulan dan usia tertinggi 24 bulan. Pada tingkat
kepercayaan 95% usia rata-rata responden di yakini benar atau rentang berada
pada 2,4-5,9.
Tabel 5.9 Penggunaan Disposable Diapers Pada Anak yang Berhasil Toileting di
TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
Penggunaan Diapers Frekuensi (n) Presentase (%)
Selalu 10 40,0
Tidak Pernah 15 60,0
Jumlah 25 100,0
Sumber : Kuesioner Responden di TK Insan Al-Firdaus 2017.
Tabel 5.9 Menunjukkan bahwa hasil dari penelitian pada 25 anak yang berhasil
toileting pada 25 anak yang berhasil toileting terdapat 10 anak (40%) anak yang
Disposable diapers.
56
2. Penggunaan Disposable Diapers Pada Anak yang Tidak Berhasil toileting
Tabel 5.10 Penggunaan Disposable Diapers Pada Anak yang Tidak Berhasil
Toileting di TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun tanggal 13 Juni 2017.
berhasil toileting pada kelompok cassus terdapat 23 anak (92%) anak yang selalu
diapers
Toileting
Keberhasilan Toileting
Pemakaian
Cassus Control 2 Ρ Α OR
Diapers Total 95% CI
F % F % F %
Selalu 23 92,0 10 40,0 33 66,0
CC = 0.481
57
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa sebagian orang tua yang selalu
menggunakan diapers pada anak yang berhasil Toileting yaitu sebanyak 10 anak
(40%), sedangkan orang tua yang selalu menggunakan diapers pada anak yang
tidak berhasil toileting yaitu sebanyak 23 anak (92%). Sementara itu orang tua
yang tidak pernah menggunakan diapers pada anak yang berhasil toileting yaitu
sebanyak 15 anak (60%), dan untuk orang tua yang tidak pernah menggunakan
diapers pada anak yang tidak berhasil toileting sebanyak 2 anak (8%).
Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan spss 16 dengan uji chi square
pada α <0,05 di peroleh nilai p sebesar 0,000 maka H0 ditolak H1 diterima, yang
terhadap keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus
Pada tabel 5.11 menunjukkan hasil ods ratio menunjukkan bahwa anak
toileting, dan anak yang tidak pernah memakai disposable diapers 17x berhasil
toileting.
5.3 Pembahasan
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah Di TK Insan Al-Firdaus Serayu
Kota Madiun.
58
5.3.1 Penggunaan Disposable Diapers pada Anak Kategori Berhasil
Toileting
melakukan Toileting secara mandiri dapat dilihat ada 15 (60%) anak yang pada
masa lalu atau masaToilet training nya tidak memiliki kebiasaan memakai
Diapers , sedangkan 10 anak (40%) berhasil Toileting pada masa lalu atau masa
Toilet training nya selalu memakai diapers. Penelitian ini sesuai dengan pendapat
yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan psikologis dan kesiapan orang tua.
Orang tua memiliki peranan penting dalam proses toilet training pada anak ketika
dapat membuat anak menjadi tidak ketergantungan serta mampu mengenali hasrat
buang air nya. Adanya kesiapan psikologi anak juga dapat disebabkan oleh faktor
anak itu sendiri (internal) meliputi krisis identitas dan kontrol diri yang lemah
maupun faktor dari (eksternal) meliputi keluarga termasuk pola kebiasaan pada
orang tua, dengan pola pemakaian diapers yang jarang pada anak maka hal
tersebut tidak akan mempengaruhi keberhasilan toilet training pada anak karena
orang tua dapat memberikan latihan toilet secara maksimal ke pada anak tanpa
Hasil penelitian yang didapatkan dari orang tua yang memiliki anak yang
59
sudah mampu merasakan keinginan untuk berkemih atau defekasi, anak mampu
duduk jongkok lama, anak sudah mampu melepas celana secara mandiri, dalam
keberhasilan ini kesiapan fisik anak juga sangat mempengaruhi dimana fisik anak
yang sudah mampu duduk jongkok lebih dari 5 menit serta mempunyai kebiasaan
menggunakan pottyseat ketika masa toilet training nya maka akan menanamkan
pola kebiasaan serta kesiapan mental pada anak. Hasil penelitian sesuai dengan
pendapat Junaidi (2010) bahwa kesiapan fisik anak yaitu anak sudah kuat dan
mampu dalam BAK dan BAB, kesiapan psikologis yaitu anak membutuhkan rasa
aman dan nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang
penelitian pendapat orang tua yang berpendidikan tinggi jarang atau tidak pernah
memakaikan diapers pada anak nya dengan alasan mereka khawatir dengan
kemungkinan yang bisa timbul seperti yang sering mereka baca dan temui di
internet yaitu anak akan mengalami diaper rush, dan anak akan menjadi mudah
Notoadmodjo (2002), mengatakan bahwa orang tua yang memiliki latar belakang
pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap
60
erat dengan tingkat pemahaman tentang pengolahan informasi, makin tinggi
pengetahuan toilet training sehingga berpengaruh pada cara melatih secara dini
pada anak.
swasta 3 orang (12%), wiraswasta 2 orang (4%) dan PNS sebanyak 9 orang
(36%). Soedarmadi (2009), mengatakan bahwa ibu yang tidak bekerja lebih
banyak berinteraksi dengan anak dari pada ibu yang bekerja diluar rumah, karena
mereka dapat memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih kepada anak
serta mampu memberikan pelatihan toilet training yang lebih baik kepada
anaknya.
Berdasarkan faktor usia orang tua sesuai dengan hasil penelitian dapat
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja sehingga
keberhasilan toileting dapat dicapai akan semakin baik. Usia seseorang juga akan
61
mempengaruhi keberhasilan toileting dikarenakan ada perubahan fungsi organ
Berdasarkan jenis kelamin anak di dapat kan bahwa anak perempuan jauh
lebih banyak dan berhasil dalam kemampuan toileting dengan hasil 19 anak
perempuan (76%) dan untuk anak laki-laki sebesar 6 anak (24%). Hal ini sesuai
dengan teori Hidayat (2005) bahwa anak perempuan biasanya lebih cepat dalam
penguasaan kontrol kandung kemih lebih cepat pada anak perempuan dan anak
Toileting
melakukan Toileting secara mandiri dapat dilihat ada 23 (92%) anak yang pada
masa lalu tidak pernah menggunakan disposable diapers. Hasil penelitian ini
sejalan dengan pengguna popok disposable (popok sekali pakai) di Indonesia saat
ini mencapai 85%.Diapers merupakan alat berupa popok sekali pakai berdaya
serap tinggi yang terbuat dari plastic dan campuran bahan kimia untuk
menampung sisa-sisa metabolisme seperti air seni dan feses (Diena, 2009).
memakai diapers pada masa toilet training nya dengan hasil 23 anak (65,7%)
selau memakai dan 10 anak (20%) anak dengan pemakaian jarang. Hasil ini sesuai
62
dengan pendapat Hapsari (2012) bahwa terdapat efek positif dan negative
tidak repot mencari toilet untuk si kecil ketika bunda dan balita melakukan
kesempatan untuk ke toilet. Diapers sangat cocok digunakan si kecil yang belum
mampu untuk menahan buang airnya, diapers sangat nyaman dalam perjalanan
jauh yang tidak ribet untuk membersihkannya, karena cukup dibuang saja,
ruam-ruam merah pada pantat si kecil, hal ini disebabkan karena penggunannya
yang terlalu sering dalam kondisi iklim tropis yang lembab ini memudahkan
jamur untuk tumbuh disekitar pantat si kecil. Anak juga akan mengalami susah
dalam mengenal stimulus buang air besar dan buang air kecil karena terbiasa
memakai diapers yang memudahkan si kecil bisa kapan saja melakukan buang air
dan dimana saja. Maka begitu dia lepas pemakaian diapers, maka dia harus
berusaha lebih keras untuk mengerti kapan dan dimana dia harus buang air,
dibandingkan anak lain yang sudah terbiasa tidak menggunakan popok sekali
pakai. Kebanyakan anak yang memakai diapers, akan lebih sulit dalam
mengontrol agar tidak mengompol di malam hari, dan hal ini dapat menjadikan
pola kebiasaan pada anak sehingga menyebab kan kegagalan toileting pada anak
kerana anak tidak menikmati masa toilet training nya dan bergantung pada
diapers. Hal ini sejalan dengan pendapat Maryati, Sujiati, & Budiarti (2011)
63
bahwa anak memiliki resiko mengalami ruam diapers pada usia 4-15 bulan, hal
ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimia, enzimatik
dan biogenic (kuman dalam urine dan feses), dan penyebab utamanya disebabkan
oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok karena cara pemakaiannya
yang tidak benar, selain itu juga disebutkan bahwa pemakaian popok lebih dari 12
bulan atau masuk dalam masa latihan toiletnya maka anak akan mengalami
berdampak dimasa depan anak, anak akan cenderung memiliki sikap iri dan
memiliki rasa takut kehilangan sesuatu dan akan lebih menarik perhatian yang
tinggi dari orang tua. Hal ini sesuai dengan Hidayat (2011) bahwa anak yang
retentif yaitu bersifat obsesif, berpandangan sempit, dan juga pelit atau
besar anak sudah bisa bilang ke orang tua tapi tidak sampai ke kamar mandi anak
tidak kuat menahan sehingga anak mengompol atau BAB dicelana, anak masih
jarang mampu merasakan hasrat untuk berkemih atau defekasi, anak masih belum
dapat ke kamar mandi secara mandiri. Hasil penelitian ini juga masih sependapat
dengan Junaidi (2010) bahwa selain kesiapan fisik, kesiapan psikologis, kesiapan
orang tua, juga terdapat kesiapan mental pada anak yaitu anak sudah tidak takut
dengan toilet anak mampu melepas celana secara mandiri dan anak berani untuk
64
Tingkat pendidikan orang tua juga memiliki pengaruh terhadap kegagalan
toileting pada anak nya, tidak sedikit dari hasil penelitian didapatkan ibu yang
memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 24 orang (48%). Jenis pekerjaan juga
terhadap kegagalan toileting pada anak pada hasil penelitian diatas juga di
dapatkan sebagian orang tua memiliki kesibukan baik di rumah seperti wiraswasta
sebanyak 5 orang (10%), dan diluar rumah seperti PNS sebanyak 11 orang (22%),
dan swasta sebanyak 10 orang (20%) dan berdasarkan jenis kelamamin dari hasil
penelitian lebih banyak anak laki-laki di banding perempuan yang tidak berhasil
toileting dengan hasil anak laki-laki sebesar 16 anak (64%) dan perempuan
sebesar 9 anak (35%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Hidayat (2009) bahwa
diapers pada anak masih rendah maka ibu juga tidak akan mengetahui dampak
nya terhadap perkembangan anak dalam toileting nya. Karena di mana ketika
seorang anak terus menerus memakai diapers maka akan melalui masa toilet
mempunyai pengaruh besar dalam penggunaan diapers pada anak. Pekerjaan ibu
yang banyak menyita waktu akan pula menyita waktu untuk anak dalam
melakukan toilet training pada anak. Berbeda dengan pekerjaan ibu yang tidak
banyak menyita waktu di luar rumah atau sibuk karena ibu yang tidak sibuk
memungkinkan ibu memiliki lebih banyak waktu untuk bersama anak sehingga
65
perkembangan anak dalam hal-hal yang mendukung keberhasilan toilet training
Toileting
penggunaan diapers terhadap keberhasilan toileting pada anak usia Pra sekolah di
TK Insan Al-Firdaus Kota Madiun. Dari data penelitian pemakaian diapers pada
melakukan toileting , dan jumlah anak yang tidak memakai diapers sebanyak
17anak 15 (60%) anak yang berhasil toileting diantaranya 2 anak (8%) mengalami
square didapatkan nilai p = 0,000< α = 0,05 dengan nilai hitung 15,062, maka H1
diterima dan H0 di tolak yang berarti ada pengaruh pemakaian diapers terhadap
keberhasilan toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan Al-Firdaus Kota
dengan kekuatan pengaruh antara variabel pada tingkat signifikan sedang. Dapat
dilihat bahwa dari perhitungan ratio prevalen anak yang memakai diapers
memakai.
66
Dari hasil penelitian dan wawancara singkat yang di dapat terdapat 10
toileting secara mandiri di pengaruhi oleh pola kebiasaan ibu rata-rata ibu
memang memakaikan diapers pada anak mereka saat usia toddler dimana masa
ini sangat penting dalam proses toilet training. Namun selepas anak tidak
memakai diapers yaitu di mulai saat anak pertama masuk sekolah ibu sudah
jarang memakaikan diapers dan telaten melatih anak belajar toileting yaitu ibu
mengajak anak untuk BAK sebelum tidur, membangunkan anak ketika tidur
malam, melatih anak BAB secara rutin di toilet setiap pagi dengan jam yang sama,
selalu mengajak anak untuk BAK ke toilet setiap 2 jam sekali ketika siang hari,
dan selalu menerapkan dan mengingatkan anak untuk BAB dan BAK di toilet dan
tidak mengijinkan untuk BAB maupun BAK di tempat terbuka. Dan untuk hasil
dari 2 responden (8%) tidak berhasil dan tidak memakai diapers didapatkan hasil
wawancara singkat yaitu ibu tidak jarang mengajak anak untuk BAK ke toilet ibu
selalu membiarkan anak untuk BAK di tempat terbuka seperti dihalaman rumah
atau di tempat yang di rasa lebih dekat disbanding toilet, dan ibu tidak terbiasa
mengompol sudah menjadi hal yang wajar untuk anak kecil. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Penny & Panulla (2003) bahwa keberhasilan
toileting dapat dicapai melalui beberapa tahap yaitu mengenalkan istilah BAK
suasana kamar mandi, mengenali tanda-tanda saaat anak akan BAK, dapat dimulai
67
menuntut ke toilet setiap 2-3 jam sekali atau dapat juga setengah jam atau 1 jam
setelah minum.
Hal ini sejalan dengan teori menurut Sigmud Freud dalam anak usia
toodler mengalami tahapan perkembangan pada fase anal (usia 1-3 tahun). Fungsi
tubuh yang memberikan kepuasan terpusat pada anus. Misalnya anak akan
melakukan buang air besar dan buang air kecil secara mandiri. Dengan
terfiksasinya fase tersebut, yaitu dengan memakai diapers dimana anak akan
susah mengontrol untuk BAK dan BAB. Akhirnya anak tidak bisa mengontrol
otot anal untuk menurunkan ketegangan. Sehingga apabila dia ingin BAK atau
BAB tidak akan pernah bilang pada ibu nya karena anak sudah terbiasa untuk
BAB dan BAK dimana saja. Hal semacam inilah yang selalu melekat dan
tertanam pada pikiran anak bahwa dia dapat BAB dan BAK dimana dan kapan
kegagalan ini dicirikan dalam bentuk anak tidak mampu menahan BAB atau BAK
sampai pada tempat nya, anak mempunyai kebiasaan diam atau sembunyi jika
Menurut Erick Ericson (2009) anak ketika pada usiatoddler akan melalui
tahapan perkembangan yaitu otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu. Masa ini
disebut masa balita yang berlangsung mulai usia 1-3 tahun (early childhood).
Tahap ini merupakan tahap anus-otot (anal/mascular stages).Pada masa ini anak
cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan mengenalkan
tentang toilet training pada anak sejak usia dini pada mereka tentang pelaksanaan
dan tahapannya. Karena pada masa ini sangat efektif dalam pembelajaran toilet
68
training dimana anak berada pada masa rasa ingin tahu sehingga anak akan
mampu melakukan dengan senang hati dan nyaman. Jadi pada usia ini orang tua
ketika ibu sedang mengantar dan menjemput anak yang terbagi menjadi
analisisnya.
69
BAB 6
6.1 Kesimpulan
Diapers terhadap Keberhasilan Toileting pada anak usia pra sekolah di TK Insan
penggunaan selalu.
6.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan pada orang tua yang memiliki
70
mengajarkan secara telaten kepada anak sejak dia mulai tidak memakai diapers
dengan menghafalkan raut ekspresi anak ketika anak hendak ingin BAK,
membiasakan dan mengajak anak untuk BAK ke toilet setiap 1 atau 2 jam sekali
atau dapat juga setengah jam atau 1 jam setelah anak minum ibu harus lebih aktif
untuk menanyakan keinginan terhadap toilet, serta membuat kan jadwal khusus
untuk anak BAB terutama ketika bangun tidur di jam yang sama setiap pagi.
pembelajaran dapat di mulai dari pengenalan toilet serta fungsinya, dapat di mulai
dari pembelajaran cuci tangan dan kemudian dilanjutkan dengan kebersihan diri
Diharapkan bagi peneliti yang akan datang untuk lebih memfokuskan lagi
masalah yang diambil dalam penelitiannya sehingga akan diperoleh hasil yang
maksimal dan tidak berhenti untuk mencari masalah yang dapat timbul yang
diakibatkan oleh pemakaian disposable diapers seperti dari aspek fisik yaitu cara
71
jalan anak yang sedikit mengangkang tidak dapat merapat serta iritasi pada kulit,
kemudian dari aspek psikologis seperti anak memiliki sifat Temper Tantrum.
72
DAFTAR PUSTAKA
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Maryati., Sujiati., & Budiarti. (2011). Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta
: CV Trans Info Media.
73
Nining fitrianingsih. 2013. Pengaruh Pola asuh Orang Tua dan Intensitas
Penggunaan Diapers Terhadap Tingkat Kesiapan Toilet Training Pada
Anak Usia Toddler di Little Care Stikes Surya Global Yogyakarta.
Yogyakarta : Stikes Surya Global Yogyakarta.
Penny, W & Panulla, K. (2003). Mengajari Anak Pergi ke Toilet. Jakarta : Arcan.
Pudjiadi., TS, Marissa. (2013) 250 Tanya Jawab Kesehatan Anak. Jakarta : GAIA
Warta Warga 2007. Toilet Training Pada Anak. Bandung : Remaja Karya.
Warner, Penny & Paula Kelly. 2009. Mengajari Anak Pergi ke Toilet. Jakarta :
Arcan
74
Wong, D.L., & Marilyn, L.W. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
75
Lampiran 1
76
Lampiran 2
77
Lampiran 3
78
Lampiran 4
Kepada
Di Tempat
Dengan Hormat,
Hormat saya
Nofi Purwatih
79
Lampiran 5
(Informed consent)
Nama :………………………………
Umur :………………………………
Alamat :………………………………
Peneliti Responden
80
Lampiran 6
Variabel 1. Pemakaian 1 1
Independen : disposable
diapers(memakai
Penggunaan tidak memakai)
disposable 2. 3 jam sekali 2 1
diapers. disposable diapers
di gantu
3. Mengganti 3 1
disposable diapers
apabila sudah
penuh.
4. Disposable diapers 4-10 7
hendaknya di pakai
saat berpergian jauh
atau saat jauh dari
toilet.
Variabel 1. anak dapat 1-3 3
Dependen : membertahu ketika
Keberhasilan ingin BAB atau
Toileting. BAK.
2. Anak mampu 4-5 2
menaikkan dan
menurunkan celana
secara mandiri.
3. Anak menunjukkan 6-8 3
keinginan dan
perhatian terhadap
kamar mandi.
4. anak dapat jongkok 9 1
dan duduk tenang
lebih dari 5 menit.
81
Lampiran 7
KUESIONER
A. Data Umum
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban sesuai dengan kondisi ibu, dengan
memberikan tanda ( ) pada kotak sesuai dengan jawaban ibu. Dan isilah titik-titik
sesuai dengan kondisi ibu dan anak.
1. Inisial Orang Tua :
2. Tempat , tanggal lahir anak (tgl-bln-thn)…….-…….-……….
3. Usia anak saat ini……. Tahun
4. Anak keberapa dalam anggota keluarga……
5. Apakah anak pernah memakai pempers?....
6. Jika Iya sejak usia berapa ?........
7. Pekerjaan ibu
Tidak bekerja / ibu rumah tangga
Swasta
Wiraswasta
PNS
8. Pendidikan terakhir ibu
Sekolah dasar (SD, SMP)
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Perguruan Tinggi (Akademi,PT)
9. Jenis kelamin anak
Laki – laki
Perempuan
82
KUESIONER KEBERHASILAN TOILETING
Pilihlah salah satu jawaban yang Ibu yang paling benar dengan memberikan tanda
( pada salah satu kolom yang sudah di sediakan :
a. SL : Selalu
b. S : Sering
c. J : Jarang
d. TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL S J TP
83
KUESIONER PENGGUNAAN
DISPOSABLE DIAPERS
Berikan tanda ( ) pada tabel di bawah ini dengan jawaban yang paling benar
menurut anda.
a. SL : Selalu
b. S : Sering
c. J : Jarang
d. TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL S J TP
84
Lampiran 8
DATA UMUM
USIA_IBU
N Valid 50
Missing 0
Mean 35.8200
Median 35.0000
Mode 32.00
Minimum 27.00
Maximum 50.00
USIA_IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
85
47 1 2.0 2.0 94.0
Descriptives
Median 35.0000
Variance 32.681
Minimum 27.00
Maximum 50.00
Range 23.00
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
86
3. Karakteristik seluruh orang tua berdasarkan pekerjaan
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
USIA_ANAK
N Valid 50
Missing 0
Mean 4.3100
Median 4.0000
Mode 4.00
Minimum 3.50
Maximum 5.00
USIA_ANAK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Descriptives
87
95% Confidence Interval for Lower Bound 4.1639
Mean
Upper Bound 4.4561
Median 4.0000
Variance .264
Minimum 3.50
Maximum 5.00
Range 1.50
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
N Valid 33
Missing 17
Mean 4.2121
Median 3.0000
Mode 3.00
Minimum .00
Maximum 24.00
88
USIA_PEMAKAIAN_DIAPERS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 50 100.0
Descriptives
Median 3.0000
Variance 24.110
Minimum .00
Maximum 24.00
Range 24.00
89
Descriptives
Median 3.0000
Variance 24.110
Minimum .00
Maximum 24.00
Range 24.00
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
90
BERHASIL 25 50.0 50.0 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 26 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 26 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
91
Valid IRT 12 48.0 48.0 48.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
TIDAK_BERHASIL_TOILETING
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
92
DATA KHUSUS
BERHASIL
TOILETING Total
Total Count 25 25
TIDAK BERHASIL
TOILETING
Total
93
Lampiran 9
HASIL
KEBERHASILAN_TOILETING
TIDAK
BERHASIL BERHASIL Total
% within
69.7% 30.3% 100.0%
PEMAKAIAN_DIAPERS
% within
KEBERHASILAN_TOILETI 92.0% 40.0% 66.0%
NG
% within
11.8% 88.2% 100.0%
PEMAKAIAN_DIAPERS
% within
KEBERHASILAN_TOILETI 8.0% 60.0% 34.0%
NG
Total Count 25 25 50
% within
50.0% 50.0% 100.0%
PEMAKAIAN_DIAPERS
% within
KEBERHASILAN_TOILETI 100.0% 100.0% 100.0%
NG
94
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.50.
Symmetric Measures
N of Valid Cases 50
Risk Estimate
For cohort
PEMAKAIAN_DIAPERS = 2.300 1.404 3.769
SELALU
For cohort
PEMAKAIAN_DIAPERS = .133 .034 .523
TIDAK PERNAH
N of Valid Cases 50
95
Lampiran 10
PERTANYAAN
NO USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN N T_SKOR KATEGORI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 32 SMA SWASTA 4 4 4 3 2 4 3 2 3 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
2 31 SMA IRT 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35 65,25 50 BERHASIL
3 30 PERGURUAN TINGGI WIRASWASTA 4 4 4 4 2 4 3 2 3 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
4 32 SMA PNS 4 4 3 4 4 4 4 2 3 32 54,66 50 BERHASIL
5 31 SMA IRT 4 4 3 4 4 4 4 1 2 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
6 41 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 4 4 4 4 2 3 33 58,19 50 BERHASIL
7 41 PERGURUAN TINGGI SWASTA 2 3 3 4 2 4 3 1 4 26 33,47 50 TIDAK BERHASIL
8 35 SMA SWASTA 2 4 2 4 4 4 3 2 2 27 37 50 TIDAK BERHASIL
9 39 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 68,78 50 BERHASIL
10 31 SMA IRT 4 4 4 4 4 4 4 2 3 33 58,19 50 BERHASIL
11 34 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 3 4 4 2 4 33 58,19 50 BERHASIL
12 32 SMA IRT 4 2 2 4 3 4 2 2 2 25 29,94 50 TIDAK BERHASIL
13 32 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 3 3 4 4 3 2 31 51,13 50 BERHASIL
14 38 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 4 2 4 3 4 4 1 3 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
15 32 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 2 4 4 4 2 4 4 32 54,66 50 BERHASIL
16 32 SMA SWASTA 4 4 2 4 3 4 4 1 2 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
17 43 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 2 4 4 4 4 4 4 34 61,72 50 BERHASIL
18 50 PERGURUAN TINGGI PNS 3 4 2 3 3 4 2 3 4 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
19 41 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 4 4 4 4 4 4 2 3 33 58,19 50 BERHASIL
96
20 33 SMA IRT 3 4 2 4 4 4 1 4 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
21 39 PERGURUAN TINGGI WIRASWASTA 3 4 4 2 3 4 4 2 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
22 28 SMA IRT 4 4 2 4 2 4 4 2 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
23 45 SMA WIRASWASTA 4 4 2 4 4 4 4 4 4 34 61,72 50 BERHASIL
24 34 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 2 2 4 2 3 2 3 3 25 29,94 50 TIDAK BERHASIL
25 47 SMA IRT 4 4 4 3 3 4 2 2 2 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
26 35 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 3 4 4 4 3 4 34 61,72 50 BERHASIL
27 35 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 4 3 4 2 2 4 31 51,13 50 BERHASIL
28 30 SMA IRT 4 2 4 4 2 4 4 4 2 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
29 35 SMA IRT 4 4 4 2 3 4 4 2 3 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
30 35 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 4 4 3 1 4 32 54,66 50 BERHASIL
31 30 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 2 4 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
32 37 SMA IRT 4 4 2 4 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
33 32 SMA IRT 4 3 1 2 4 4 4 2 3 27 37 50 TIDAK BERHASIL
34 38 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 4 4 4 4 4 4 2 34 61,72 50 BERHASIL
35 35 SMA IRT 4 4 4 3 2 4 4 2 4 31 51,13 50 BERHASIL
36 50 SMA SWASTA 4 4 4 3 4 4 2 2 2 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
37 49 PERGURUAN TINGGI PNS 3 4 3 4 4 3 4 3 4 32 54,66 50 BERHASIL
38 40 SMA IRT 4 4 4 2 3 3 3 2 2 27 37 50 TIDAK BERHASIL
39 32 SMA IRT 4 4 4 2 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
40 34 PERGURUAN TINGGI IRT 4 2 2 2 4 4 4 3 3 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
41 35 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 4 4 2 4 4 4 2 4 32 54,66 50 BERHASIL
42 30 PERGURUAN TINGGI PNS 4 4 4 4 4 4 4 2 4 34 61,72 50 BERHASIL
43 31 SMA IRT 4 2 2 3 3 3 3 2 4 26 33,47 50 TIDAK BERHASIL
97
44 32 SMA WIRASWASTA 4 3 3 4 4 4 2 2 4 30 47,59 50 TIDAK BERHASIL
45 43 PERGURUAN TINGGI SWASTA 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34 61,72 50 BERHASIL
46 37 SMA WIRASWASTA 4 4 4 3 3 3 2 2 4 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
47 35 SMA IRT 4 4 2 2 3 4 3 2 4 28 40,53 50 TIDAK BERHASIL
48 41 PERGURUAN TINGGI IRT 4 4 2 4 4 4 4 4 3 33 58,19 50 BERHASIL
49 27 SMA IRT 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 65,25 50 BERHASIL
50 30 PERGURUAN TINGGI PNS 4 2 2 4 4 3 4 2 4 29 44,06 50 TIDAK BERHASIL
98
TABULASI PENGGUNAAN DISPOSIBLE DIAPERS DI TK INSAN AL FIRDAUS KOTA MADIUN
USIA USIA
JENIS ANAK MULAI PERTANYAAN PERTANYAAN
NO N T_SKOR KATEGORI
KELAMIN SAAT MEMAKAI
INI DIAPERS YA TIDAK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 LAKI-LAKI 4 3 BULAN √ 4 4 3 2 4 4 4 4 4 1 34 64,51 50 SELALU
2 LAKI-LAKI 4 7 BULAN √ 3 1 1 4 1 2 4 3 4 1 24 52,21 50 SELALU
3 LAKI-LAKI 3,5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
4 PEREMPUAN 3,5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
5 PEREMPUAN 4 1 BULAN √ 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 36 66,98 50 SELALU
6 PEREMPUAN 5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
7 PEREMPUAN 5 1 BULAN √ 3 3 2 1 2 1 3 3 4 1 23 50,98 50 SELALU
8 PEREMPUAN 4 4 BULAN √ 4 3 3 2 4 2 4 2 4 1 29 58,36 50 SELALU
9 PEREMPUAN 4 12 BULAN √ 2 2 2 1 2 3 3 4 3 1 23 50,98 50 SELALU
10 LAKI-LAKI 4 7 BULAN √ 2 2 1 4 4 2 2 2 3 1 23 50,98 50 SELALU
11 PEREMPUAN 4 7 BULAN √ 1 2 3 1 3 2 4 4 4 1 25 53,44 50 SELALU
12 LAKI-LAKI 4 3 BULAN √ 4 4 4 2 2 3 4 2 4 2 31 60,82 50 SELALU
13 LAKI-LAKI 4 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
14 PEREMPUAN 3,5 3 BULAN √ 4 4 4 2 1 2 4 3 3 1 28 57,13 50 SELALU
15 PEREMPUAN 5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
16 LAKI-LAKI 5 3 BULAN √ 3 3 3 2 2 3 4 3 4 2 29 58,36 50 SELALU
17 LAKI-LAKI 5 12 BULAN √ 3 3 2 1 3 2 3 2 4 1 24 52,21 50 SELALU
18 PEREMPUAN 4 0 BULAN √ 3 4 3 1 2 1 1 4 4 1 24 52,21 50 SELALU
19 PEREMPUAN 4 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
99
20 PEREMPUAN 4 1 BULAN √ 3 4 3 1 2 3 4 2 4 1 27 55,9 50 SELALU
21 PEREMPUAN 4 3 BULAN √ 3 3 2 2 2 2 3 3 4 1 25 53,44 50 SELALU
22 LAKI-LAKI 5 0 BULAN √ 4 4 3 1 2 1 1 4 3 1 24 52,21 50 SELALU
23 PEREMPUAN 4 24 BULAN √ 3 2 3 1 4 3 2 2 5 1 26 54,67 50 SELALU
24 LAKI-LAKI 5 1 BULAN √ 2 3 3 2 3 4 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
25 PEREMPUAN 5 0 BULAN √ 2 4 4 2 2 3 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
26 PEREMPUAN 5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
27 PEREMPUAN 4 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
28 LAKI-LAKI 4 3 BULAN √ 3 4 4 1 4 2 4 3 4 1 30 59,59 50 SELALU
29 PEREMPUAN 4 3 BULAN √ 3 4 3 1 3 3 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
30 PEREMPUAN 4 7 BULAN √ 2 3 2 1 1 4 4 3 4 1 25 53,44 50 SELALU
31 PEREMPUAN 4 7 BULAN √ 3 4 3 1 2 1 4 1 4 1 24 52,21 50 SELALU
32 LAKI-LAKI 4 4 BULAN √ 3 4 2 1 1 2 4 4 4 1 26 54,67 50 SELALU
33 LAKI-LAKI 4 0 BULAN √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
34 LAKI-LAKI 5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
35 LAKI-LAKI 5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
36 LAKI-LAKI 4 0 BULAN √ 3 4 3 1 2 3 3 3 4 1 27 55,9 50 SELALU
37 PEREMPUAN 4 12 BULAN √ 3 4 2 3 1 1 3 4 4 1 26 54,67 50 SELALU
38 LAKI-LAKI 4 4 BULAN √ 2 3 3 3 3 2 4 3 4 1 28 57,13 50 SELALU
39 PEREMPUAN 5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
40 PEREMPUAN 5 7 BULAN √ 4 3 2 3 1 3 1 3 4 1 25 53,44 50 SELALU
41 PEREMPUAN 4 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
42 PEREMPUAN 4 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
43 LAKI-LAKI 4 1 BULAN √ 3 4 3 2 3 2 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
100
44 PEREMPUAN 5 1 BULAN √ 2 3 3 2 3 3 3 3 4 1 27 55,9 50 SELALU
45 LAKI-LAKI 4 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
46 LAKI-LAKI 4 0 BULAN √ 3 4 3 2 2 4 4 3 4 1 30 59,59 50 SELALU
47 LAKI-LAKI 5 4 BULAN √ 2 4 3 2 3 3 4 3 4 1 29 58,36 50 SELALU
48 LAKI-LAKI 5 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
49 PEREMPUAN 4 √ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 34,98 50 TIDAK PERNAH
50 PEREMPUAN 5 0 BULAN √ 3 4 3 2 2 3 3 3 3 1 27 55,9 50 SELALU
101
Lampiran 11
Tabulasi Data
Reliability Statistics
.913 9
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 Total_Sampling
VAR00001 Pearson * * ** * **
1 .360 .592 .612 .779 .662 .236 .321 .343 .717
Correlation
Sig. (2-tailed) .250 .043 .034 .003 .019 .461 .309 .275 .009
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00002 Pearson ** ** ** **
.360 1 .493 .784 .777 .795 .453 .343 .330 .765
Correlation
Sig. (2-tailed) .250 .103 .003 .003 .002 .139 .276 .296 .004
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00003 Pearson * * ** ** **
.592 .493 1 .677 .711 .725 .391 .549 .122 .769
Correlation
Sig. (2-tailed) .043 .103 .016 .010 .008 .209 .065 .706 .003
102
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00004 Pearson * ** * ** ** * * **
.612 .784 .677 1 .849 .878 .577 .612 .420 .906
Correlation
Sig. (2-tailed) .034 .003 .016 .000 .000 .049 .035 .174 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00005 Pearson ** ** ** ** ** * **
.779 .777 .711 .849 1 .917 .490 .568 .594 .962
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .003 .010 .000 .000 .106 .054 .042 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00006 Pearson * ** ** ** ** * * **
.662 .795 .725 .878 .917 1 .585 .620 .426 .952
Correlation
Sig. (2-tailed) .019 .002 .008 .000 .000 .046 .032 .168 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00007 Pearson * * * *
.236 .453 .391 .577 .490 .585 1 .656 .404 .636
Correlation
Sig. (2-tailed) .461 .139 .209 .049 .106 .046 .021 .192 .026
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00008 Pearson * * * * **
.321 .343 .549 .612 .568 .620 .656 1 .624 .732
Correlation
Sig. (2-tailed) .309 .276 .065 .035 .054 .032 .021 .030 .007
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
VAR00009 Pearson * * *
.343 .330 .122 .420 .594 .426 .404 .624 1 .580
Correlation
Sig. (2-tailed) .275 .296 .706 .174 .042 .168 .192 .030 .048
103
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Total_Sampling Pearson ** ** ** ** ** ** * ** *
.717 .765 .769 .906 .962 .952 .636 .732 .580 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .009 .004 .003 .000 .000 .000 .026 .007 .048
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
104
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Penggunaan Disposable Diapers
Reliability Statistics
.917 10
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR000010 Total_Sampling
* * *
VAR00001 Pearson Correlation 1 .603 .533 .561 .672 .510 .107 .126 .380 .321 .593
Sig. (2-tailed) .038 .074 .058 .017 .090 .742 .697 .223 .310 .042
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * ** ** ** **
VAR00002 Pearson Correlation .603 1 .707 .845 .743 .781 .354 .417 .420 .483 .786
Sig. (2-tailed) .038 .010 .001 .006 .003 .260 .177 .174 .111 .002
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* ** ** ** **
VAR00003 Pearson Correlation .533 .707 1 .837 .860 .875 .500 .147 .297 .479 .784
Sig. (2-tailed) .074 .010 .001 .000 .000 .098 .647 .348 .116 .003
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
** ** ** ** * * * * **
VAR00004 Pearson Correlation .561 .845 .837 1 .925 .946 .598 .599 .639 .670 .959
Sig. (2-tailed) .058 .001 .001 .000 .000 .040 .040 .025 .017 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* ** ** ** ** * ** **
VAR00005 Pearson Correlation .672 .743 .860 .925 1 .924 .573 .465 .653 .725 .956
Sig. (2-tailed) .017 .006 .000 .000 .000 .051 .128 .021 .008 .000
105
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
** ** ** ** * * **
VAR00006 Pearson Correlation .510 .781 .875 .946 .924 1 .644 .516 .492 .617 .929
Sig. (2-tailed) .090 .003 .000 .000 .000 .024 .086 .104 .033 .000
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * ** * *
VAR00007 Pearson Correlation .107 .354 .500 .598 .573 .644 1 .737 .594 .547 .705
Sig. (2-tailed) .742 .260 .098 .040 .051 .024 .006 .042 .066 .010
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* ** ** * *
VAR00008 Pearson Correlation .126 .417 .147 .599 .465 .516 .737 1 .788 .585 .673
Sig. (2-tailed) .697 .177 .647 .040 .128 .086 .006 .002 .046 .016
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* * * ** ** **
VAR00009 Pearson Correlation .380 .420 .297 .639 .653 .492 .594 .788 1 .772 .755
Sig. (2-tailed) .223 .174 .348 .025 .021 .104 .042 .002 .003 .005
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* ** * * ** **
VAR000010 Pearson Correlation .321 .483 .479 .670 .725 .617 .547 .585 .772 1 .793
Sig. (2-tailed) .310 .111 .116 .017 .008 .033 .066 .046 .003 .002
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
* ** ** ** ** ** * * ** **
Total_Sampling Pearson Correlation .593 .786 .784 .959 .956 .929 .705 .673 .755 .793 1
Sig. (2-tailed) .042 .002 .003 .000 .000 .000 .010 .016 .005 .002
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
106
Lampiran 12
107
108
109
Lampiran 13
JADWAL KEGIATAN
BULAN
No. Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Pembuatan dan
Konsul Judul
2 Penyusunan
Proposal
3 Bimbingan
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Revisi Proposal
6 Pengambilan Data
7 Penyusunan dan
Konsul Skripsi
8 Ujian Skripsi
110
Lampiran 14
111
112
113
114