Anda di halaman 1dari 4

Bab 1 : Risiko

Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau
perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang
dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian
sangat kecil sekali. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan
yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan
pada saat ini.Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari aktivitas bisnis perusahaan,sehingga
diperlukan manajemen risiko untuk mengatasi permasalahan ini.

RISIKO DAN KONDISI KETIDAKPASTIAN

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya
cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain)  dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan. 

Ketidakpastian risiko itu sendiri ada banyak tingkatannya. Bmavam macam-macam tingkatan
ketidakpastian risiko :

TIPE-TIPE RISIKO

Risiko beragam jenisnya . risiko dapat dibagikan menjadi dua jenis resiko menjadi dua yakni :

1. Resiko spekulatif

Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal dengan
istilah resiko bisnis (business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya di suatu tempat
menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah
investasinya merugikan. Resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.

2. Resiko murni
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi
apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila
perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian.
Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya
menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan kecuali ada kesengajaan untuk membakar
dengan maksud-maksud tertentu.

MANAJEMEN RISIKO

manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk
penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi resiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko,
dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional
terfokus pada resiko- resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, dan tuntutan hukum).

1.3.1 identifikasi risiko

Pengidentifikasian resiko merupakan proses analisa untuk menemukan secara sistematis dan
berkesinambungan atas resiko (kerugian yang potensial) yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu,
diperlukan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam menentukan kerugian potensial. Salah
satu alternatif sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist adalah; kerugian hak milik
(property losses), kewajiban mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan kerugian personalia
(personnel losses). Checklist yang dibangun sebelumnya untuk menemukan resiko dan menjelaskan
jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu perusahaan.

1.3.2 Mengevaluasi Resiko


Setelah resiko diukur tingkat kemungkinan dan dampaknya, maka disusunlah urutan
prioritas resiko. Mulai dari resiko dengan tingkat resiko tertinggi, sampai dengan resiko terendah.
Resiko yang tidak termasuk dalam resiko yang dapat diterima/ditoleransi merupakan resiko yang
menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah diketahui besarnya tingkat resiko dan prioritas
resiko, maka perlu disusun peta resiko.

Setelah risiko diidentifikasi, tahap berikutnya adalah mengukur risiko. Jika risiko bisa diukur
maka manajer risiko bisa melihat tinggi rendah dan besar kecilnya risiko yang dihadapi dan bisa
diketahui dampaknya terhadap operasional perusahaan. Dengan pengukuran risiko maka bisa
dilakukan prioritisasi risiko (yang paling relevan). Pengukuran risiko biasanya dilakukan melalui
kuantifikasi risiko dengan metode yang sederhana sampai metode yang sangat kompleks.
Pengukuran dan kuantifikasi risiko akan sangat tergantung dari karakteristik risiko. Contoh : risiko
pasar dengan risiko kredit akan menghasilkan teknik kuantifikasi yang berbeda sehingga pengukuran
pun berbeda

1.3.3 pengelolaan risiko

Setelah analisis dan evaluasi risiko selanjutnya yaitu pengelolaan risiko. Risiko bisa dikelola dengan
berbagai cara yaitu :

1. Penghindaran (Risk Avoidance)

Alternatif penghindaran risiko pada umumnya dapat dilakukan pada tahap perencanaan dimana
kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi dapat diatasi dengan berbagai tindakan pencegahan.
Misalnya risiko kebanjiran yang dapat diatasi dengan mencari lokasi yang bebas banjir, atau risiko
melanggar peraturan pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan dengan mempersiapkan seluruh
dokumen dan persyaratan yang terkait dengan lingkungan atau risiko adanya penuntutan
(komplain) dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan dapat dihindari dengan mencantumkan
spesifikasi produk yang jelas dan rinci serta melakukan berbagai uji coba sebelum produk
dipasarkan.

2. Menahan atau Menanggung (Risk Retention)

Pada suatu kondisi dengan pertimbangan tertentu perusahaan berani menanggung berbagai
kemungkinan risiko yang terjadi. Namun demikian, perusahaan tetap berupaya agar risiko itu tidak
terealisasi/terjadi atau juga mencadangkan sejumlah anggaran dengan pola tertentu sebagai
antisipasi bila kondisi terburuk terjadi.

3. Diversifikasi

Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau
dua eksposur saja.

Contoh: memegang aset tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam (saham, obligasi, properti). Jika
terjadi kerugian pada satu aset, kerugian tersebut bisa dikompensasi oleh keuntungan dari aset yang
lainnya.

4. Transfer Risiko

Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko yang kita terima tersebut kita alihkan ke
tempat lain sebagian. Jika tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita dapat menstransfer risiko
tersebut kepada pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut.

Contoh: membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi akan
menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.

5. Pengendalian Risiko

Dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak
kita inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan kebijakan antisipasi
terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi.

Contoh: untuk mencegah kebakaran, kita memasang alarm asap dibangunan kita. Alarm merupakan
salah satu cara kita mengendalikan risiko kebakaran.

Kesimpulan

Resiko sangat tidak bisa dihindari tetapi resiko dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
pengelolaan resiko. Karena resiko sangat mengandung ketidak pastian, maka dalam menjalankan
usaha perlu diterapkan manajemen resiko maupun pengelolaan resiko, pengelolaan resiko terbagi
dalam bermacam-macam metode, mulai dari penghindaran,menahan atau menanggung,
diversifikasi, transfer resiko, pengendalian resiko, pendanaan resiko.

Anda mungkin juga menyukai