Anda di halaman 1dari 2

PROGRAM LOYALITAS PELANGGAN

Program loyalitas pelanggan digunakan entitas untuk memberikan insentif kepada pelanggan
untuk membeli barang atau jasa mereka. Jika pelanggan membeli barang atau jasa, entitas akan
memberikan penghargaan kredit kepada pelanggan (seringkali disebut sebagai “poin”). Pelanggan dapat
menukar (redeem) penghargaan kredit tersebut dengan barang atau jasa secara gratis atau dengan
potongan harga.
Program-program tersebut dilaksanakan dengan berbagai cara. Pelanggan mungkin disyaratkan
untuk mengakumulasi sejumlah minimum tertentu atau nilai kredit sebelum dapat melakukan
pertukaran. Penghargaan kredit dapat dihubungkan dengan pembelian individual maupun kelompok,
atau untuk pesanan berlanjut selama periode tertentu. Entitas dapat melaksanakan program loyalitas
pelanggan secara sendiri atau berpartisipasi dalam sebuah program yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
Penghargaan yang diberikan dapat berupa barang atau layanan yang diberikan oleh entitas
bersangkutan dan/atau hak untuk mengklaim barang atau jasa dari pihak ketiga.

Interpretasi ini berlaku untuk penghargaan kredit loyalitas pelanggan yang diberikan oleh:
(a) entitas yang memberikan penghargaan kepada pelang-gannya sebagai bagian dari transaksi
penjualan, yaitu penjualan barang, pemberian jasa atau penggunaan aset entitas oleh pelanggan,
(b) tergantung pemenuhan atas setiap kondisi lebih lanjut yang dipersyaratkan, pelanggan dapat
menukar barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga dimasa yang akan datang.
Interpretasi membahas perlakuan akuntansi entitas yang memberikan penghargaan kredit kepada
para pelanggannya.

Entitas harus menerapkan PSAK 23 dan mencatat penghargaan kredit sebagai komponen yang
diidentifi kasikan secara terpisah atas transaksi penjualan pada saat diberikan (saat “penjualan awal”).
Nilai wajar atas imbalan yang diterima atau tagihan sehubungan dengan penjualan awal harus
dialokasikan antara penghargaan kredit dan komponen lain dari penjualan.
Imbalan yang dialokasikan terhadap penghargaan kredit harus diukur dengan mengacu pada
nilai wajarnya, yaitu jumlah penghargaan kredit jika dijual secara terpisah.
Jika entitas sendiri yang memberikan penghargaan tersebut, maka entitas harus mengakui
imbalan yang dialokasikan terhadap penghargaan kredit sebagai pendapatan pada saat penghargaan
kredit ditukar dan entitas telah memenuhi kewajiban pemberian penghargaan. Jumlah pendapatan yang
diakui harus berdasarkan jumlah penghargaan kredit yang telah ditukar, proporsional terhadap (relative
to) jumlah keseluruhan yang diharapkan akan ditukar.

 CONTOH 1: PENGHARGAAN DIBERIKAN OLEH ENTITAS

Sebuah grosir melaksanakan program loyalitas pelanggan. Grosir tersebut melaksanakan program
loyalitas poin anggota pada saat mereka membelanjakan sejumlah tertentu di Grosir tersebut. Program
anggota dapat menebus poin untuk pembelanjaan berikutnya. Poin tersebut tidak memiliki batas
kedaluwarsa. Dalam satu periode, entitas memberikan 100 poin. Manajemen memperkirakan 80 dari
poin tersebut akan ditebus. Manajemen mengestimasikan nilai wajar dari setiap poin loyalitas adalah
Rp 1, dan menangguhkan pendapatan Rp 100.
Tahun 1
Pada akhir tahun pertama, 40 poin telah ditebus untuk ditukar dengan belanjaan, misalnya
setengah dari poin yang diharapkan akan ditebus. Entitas mengakui pendapatan (40 poin/80* poin) × Rp
100 = Rp 50.

Tahun 2
Pada tahun kedua, manajemen merevisi ekspektasinya. Saat ini entitas mengharapkan 90 poin
akan ditebus sekaligus.
Selama tahun kedua, 41 poin ditebus, sehingga jumlah poin yang ditebus adalah 40** + 41 = 81
poin. Pendapatan kumulatif yang diakui entitas adalah (81 poin/90*** poin) × Rp 100 = Rp 90. Entitas
mengakui pendapatan sebesar Rp 50 pada tahun pertama, sehingga pendapatan yang diakui pada tahun
kedua adalah sebesar Rp 40. *

Total nomor poin yang diperkirakan ditukar


** Nomor poin yang ditukar pada tahun pertama
*** Revisi estimasi total nomor poin yang diperkirakan ditukar

Tahun 3
Pada tahun ketiga, sembilan poin ditebus kembali, jumlah poin yang ditebus adalah 81 + 9 = 90.
Manajemen terus berharap bahwa hanya 90 poin yang akan ditebus, misalnya tidak ada lagi poin yang
akan ditebus setelah tahun ketiga. Sehingga pendapatan kumulatif hingga saat ini adalah (90 poin/90*
poin) × Rp 100 = Rp 100. Entitas mengakui pendapatan sebesar Rp 90 (Rp 50 pada tahun pertama danRp
40 pada tahun kedua). Sehingga entitas mengakui sisanya sebesar Rp 10 pada tahun ketiga. Seluruh
pendapatan yang awalnya ditangguhkan kini harus diakui.

Anda mungkin juga menyukai