Anda di halaman 1dari 2

#1.

BARA API

Kerajaan langit, tempat para dewa bersemayam dalam segala kemulian dan kemegahannya
diselimuti cahaya gemerlap dan dan ukiran-ukiran yang sangat indah menyelimuti seluruh sudut dari
kerajaan itu. Namu suatu hari keindahan itu seolah menghilang karena kehadiran seekor naga yang
mengamuk di aula tengah tempat para dewa berkumpul. Para dewa mencoba untuk menakhlukan naga
itu, namun semua senjata yang mereka luncurkan kepada naga tersebut dapat dipatahkannya dengan
mudah. Bahkan ketika semua dewa menyerang naga itu bersamaan, naga itu jutru tidak bergerak
sejengkalpun dari tempat ia berdiri.

“Makhluk apa sebenarnya dia ini?! Semua serangan kita tidak mempan kepadanya!”

“akan kucoba sekali lagi!” seru seorang dewa dengan badan tegap tinggi bernama Bayu

“Matilah kau dasar hewan sialan!” Bayu menerjang kea rah naga itu

Bagaikan angin yang berhembus kencang dan dengan mengayunkan kedua kapaknya ia berhasil
memotong salah satu sayap naga itu. Namun dengan segera api yang sangat besar justru muncul dari naga
itu dan menghempaskan Bayu dan beberapa dewa yang ada didekatnya. Lalu sayap api jutru keluar
menggantikan sayap yang terputus tadi.

“tidak ada pilihan lain!” dewa Indra, raja dari para dewa mengeluarkan senjata Bajra untuk
menyerang naga itu.

“pergilah kau ke neraka!”, Indra melemparkan senjata Bajranya

Senjata Bajra itu berhasil melumpuhkan naga tersebut dan mengakibatkan luka yang sangat
parah. Para dewa kelihatan sangat kewalahan dan juga mengalami cidera yang cukup parah akibat naga
itu.

“Anda memang hebat dewa Indra” seru Agni sang dewa Api

“Tunggu dulu!” seru dewa Bayu

Tak lama kemudian naga itu bangkit kembali dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari semula.
Semua luka yang diterimanya pulih dalam api yang membara meliputi tubuhnya. Kemudian ia
menghempaskan sayapnya dan menyebabkan gelombang api yang menghempaskan semua para dewa dan
menghancurkan aula pertemuan para dewa tersebut. Naga itu menyerang para dewa yang sudah lemah
dengan nafas api bercampur ludah lava yang sangat panas yang dapat melelehkan apapun. Kemudian
datanglah Dewa Wisnu, salah satu dari Tiga Dewa Utama. Kehadirannya menciptakan angin yang sangat
kencang yang mampu menghempaskan serangan dari naga tersebut

“Kau tidak apa-apa, Indra?” tanya sang dewa. Bersama sang dewa juga hadir seorang petapa suci
bernama Narada.

“cepat mainkan dawaimu, Narada” ucap sang dewa kepadanya

“Baik, Tuan” jawabnya.


Kemudian Narada memainkan melodi yang sangat indah yang mampu menenangkan naga itu
sehingga api yang menyelimuti tubuhnya perlahan padam dan naga tersebut berubah menjadi seorang
anak muda dengan sebauh tanda lahir berbentu api di lengannya.

Anda mungkin juga menyukai