DI SUSUN OLEH :
SADILA JUWITA
KELAS : XI MIA2
MUARO BUNGO
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah yang berjudul "perkembangan
seni budaya" tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada penulis membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul.............................................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
Pendahuluan
1.4 Tujuan.....................................................................................................................2
Pembahasan
2.2 Covid-19.................................................................................................................4
Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................7
3.2 Saran.......................................................................................................................7
Daftar Pustaka..............................................................................................................8
iii
0
BAB I PENDAHULUAN
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan, dan
pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian.
Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda genie dalam bahasa Latin disebut
genius, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir. Kata budaya dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat.
Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung
menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang
berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku
serta karya fisik sekelompok manusia.
Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk
dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan
sejarah peradaban manusia. Seni dapat berupa seni tari, seni musik, seni teater, maupun seni
rupa.
Di awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus
jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyeakitnya disebut Coronavirus Disease (COVID-19).
Diketahui, bahwa asal mula virus ini berawal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir
Desember tahun 2019. Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat ratusan negara yang telah
terjangkit virus ini.
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemic
dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah
menyatakan COVID-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya
penanggulangan.
1
Covid-19 sangat mempengaruhi semua sektor di Indonesia. Salah satunya adalah
perkembangan budaya. Banyak sekali ajang-ajang pertunjukan kesenian dan budaya yang harus
gagal digelar. Bahkan bagi aktivis seni budaya pun turut terdampak yaitu dengan berkurang
bahkan tidak ada lagi seni budaya yang dapat di tampilkan sehingga berpengaruh terhadap
penghasilan. Hal ini berakibat pula terhadap perkembangan budaya pada masa covid-19 ini.
Berdasarkan latar berlakang tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat makalah
tentang sejarah kebudayaan islam yang bermanfaat bagi pembaca. Adapun makalah tersebut
berjudul “Perkembangan seni budaya dalam masa covid-19”.
1.4 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengenal perkembangan seni budaya di Indonesia
2. Mengenal covid-19
3. Mengetahui perkembangan seni budaya di Indonesia masa covid-19
2
BAB II PEMBAHASAN
Peradaban Indonesia yang terus menerus mengalamai kemajuan yang pesat, khususnya
dibidang seni dan budaya telah mampu mengangkat nama baik Indonesia di kancah
Internasional. Kebanggaan ini merupakan sesuatu yang harus di jaga dan ditingkatkan oleh
generasi Indonesia sekarang, khususnya di era globalisasi sekarang yang mana persaingan sudah
semakin ketat dan keras.
Seperti yang kita ketahui, perkembangan budaya indonesia salalu saja naik dan turun. Pada
awalnya, indonesia sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita
terdahulu, hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi
sekarang-sekarang ini budaya indonesia agak menurun dari sosialisasi penduduk kini telah
banyak yang melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta
terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli
Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah
berkembang menjadi masyarakat modern.. namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar
membudidayakan sebagian budaya indonesia, buktinya, masyarakat luar lebih mengenal budaya
indonesia dibandingkan masyarakat indonesia.
Sebagai contoh adalah batik hasil dari budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini
termasuk bahan-bahan yang diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik
telah diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02
oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik
nasional.
3
Didalam budaya seni, indonesia mempunyai kemajuan. khususnya Tarian tradisional telah
mengalami kemajuan yang cukup baik dan telah meranjak ke internasional. Akan tetapi ada
beberapa bagian dari budaya indonesia yang di klaim oleh negara lain. Hal ini bisa membuktikan
bahwa masyarakat indonesia sendiri kurang memperhatikan bagian dari budaya indonesia. dan
diharapkan untuk masyarakat indonesia lebih memperhatikan bagian dari peninggalan budaya
indonesia. dan sekarang akan diupayakan oleh pemerintah agar mendidik anak-anak muda untuk
perduli terhadap hal tersebut, dan lebih mengenalkan dari dini sikap akan pentingnya
pengetahuan budaya indonesia.
2.2 Covid-19
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada hewan
ataupun pada manusia. Di indonesia, masih melawan virus Corona hingga saat ini, begitupun
juga di negara-negara lain. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa
melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan
terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu.
Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang
menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini
saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona
berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah.
1. Batuk.
2. Letih.
1. Mencuci tangan.
3. Hindari keramaian.
4
Di indonesia jumlah kasus virus corona yang terkomfirmasi adalah 30.514. Yang sedang
dalam masa perawtan sebanyak 118.806 orang 61,6% dari yang terkonfirmasi. Seseorang yang
dinyatakan sembuh 9.907 orang dari 30.514 yang terkonfirmasi. Dan yang di nyatakan
meninggal dunia 1.801 orang dari 30.514 yang terkonfirmasi.
Gegara virus corona baru pula kalangan pelaku seni dan budaya melahirkan ciptaan
barunya, seperti yang telah nampak mengemuka di internet maupun viral di media sosial berupa
karya-karya baru dan semarak tentang musik dan lagu bernuansa COVID-19.
Begitu pula terjadinya penguatan kesadaran atas tradisi budaya masyarakat Jawa minum
jamu (berbahan baku empon-empon) yang makin dimengerti sebagai bermanfaat memperkuat
daya tahan tubuh dalam menghadapi sentuhan COVID-19.
Alam budaya Jawa menunjuk lampor yang diwujudkan orang-orang desa secara berbeda-
beda menggambarkan suasana horor yang tak lepas dari peristiwa kematian.
Ada kalangan menggambarkan lampor sebagai kereta kencana dengan kuda yang
aksesorisnya berupa krincing membawa Nyai Roro Kidul (penguasa Laut Selatan Jawa)
melintasi Sungai Progo untuk menuju Gunung Merapi.
Ketika orang mendengar suara itu, maka mereka harus berdiam diri di dalam rumah
masing-masing supaya tidak mendapatkan malapetaka dan kematian.
Namun ada juga kalangan lain menggambarkan lampor sebagai sosok-sosok sedang
mengusung keranda pada malam hari dengan suasana senyap dan bergegas melintasi desa
sehingga suasana menjadi horor. Orang desa harus segera berada di dalam rumah ketika melihat
tanda-tanda lampor lewat.
Sosok banaspati dimengerti sebagai pembawa kabar kematian massal warga desa dalam
wujud kilatan-kilatan api membentuk naga, sehingga mereka harus waspada dan berhati-hati,
termasuk lebih banyak tinggal di rumah untuk sementara waktu.
Begitu seorang pemimpin salah satu kelompok seniman petani Komunitas Lima Gunung
Kabupaten Magelang, Sujono Keron, ketika mengungkapkan cara pandang warga desanya di
kawasan antara Gunung Merapi dan Merbabu tentang banaspati.
5
Demikian pula dengan tradisi masyarakat Jawa tentang penggunaan irisan dlingo dan
bengle teronce menjadi gelang untuk jabang bayi yang dianggap sebagai tolak balak. Boleh jadi
tradisi itu sebagai upaya orang Jawa menangkal sawan.
Penempatan berbagai sesaji dalam rumah atau lingkungan pemukiman warga dusun dalam
tradisi Jawa, barangkali tidak lepas dari kisah nyata nenek moyang Jawa menghalau sawan
secara massal.
Mirisnya, tradisi itu malah dianggap sebagai klenik yang dianggap bagian jalan
perdukunan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Bukankah dunia perdukunan dan
pertabiban sesungguhnya tidak lepas dari sektor kesehatan dan pengobatan manusia dari sakit,
setidaknya pada zamannya.
Peristiwa dahsyat baik karena alam maupun nonalam melahirkan karya budaya pada
zamannya. Letusan Gunung Krakatau pada 26-28 Agustus 1883 membuat pengarang,
Muhammad Saleh melahirkan "Syair Lampung Karam" terdiri 374 bait dan bercerita secara
jurnalistik-sastra tentang air dan hujan abu menerjang Lampung.
Letusan dahsyat Gunung Tambora pada April 1815 membuat hilangnya hampir separuh
gunung berapi di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, melenyapkan tiga kerajaan, yakni
Tambora, Pekat, serta Sanggar. Dampak letusan itu, Eropa gelap, tanpa cahaya Matahari, dan tak
ada musim panas selama 1816. Langit Eropa tertutup abu vulkanik dari letusan Tambora.
Peristiwa besar itu bukan saja mengakibatkan krisis pangan dan penularan penyakit, serta
kematian, tetapi juga melahirkan novel "Frankenstein" (Mary Shelley) dengan kisah horor
tentang vampir yang masih dijumpai dalam berbagai variannya, hadir melalui media seni dan
budaya hingga saat ini.
Demikian pula virus corona dengan kekuatan viralnya pada era kemajuan teknologi
informasi saat ini, bukan hanya melahirkan kesedihan saat pandemi itu menerjang, tetapi boleh
jadi melahirkan karya-karya seni budaya untuk menandai zaman milenial ini.
Setidaknya, bagi Sujono Keron yang sedang bertafakur atas inspirasi pandemi COVID-19
untuk menjadi karya baru atas eksplorasi dunia pewayangan serangga yang diciptakan selama
ini, menjadi wayang sawan serangga atau wayang korona serangga.
Begitu juga dengan pelukis Borobudur, Easting Medi, dengan kekhasan karya lukisnya
berupa kepala Buddha dan relief candi selama ini. Boleh jadi penggunaan pewarna empon-
empon untuk lukisannya, menginspirasi pemanfaatan jamu untuk karya dan ciptaan baru
beragam seni budaya lainnya.
Barangkali pula serangan COVID-19 membuat kampanye hidup bersih dan sehat orang
dalam hidup sehari-hari, disiplin terhadap aturan, pemuliaan terhadap karakter dan nilai luhur
bangsa, beroleh momentum menjadi tradisi budaya yang mengakar secara kukuh di negeri ini.
6
Pandemi virus itu bukan sekadar potongan peristiwa masyarakat global, tetapi
memviralkan suatu kekuatan dahsyat bagi masa depan sendi-sendi kehidupan manusia.
Mungkin boleh diimpikan bahwa munculnya virus corona baru abad ini bakal melahirkan
jejak baru kebudayaan bangsa ini dan cara masyarakat global membangun peradaban baru.
3.1 Kesimpulan
Virus Corona sangat besar dampaknya bagi kehiduan manusia. Dampaknya tidak hanya
kepada Kesehatan tapi juga berbagai sektor. Salah satunya adalah perkembangan seni budaya di
Indonesia. Terhambatnya perkembangan seni budaya dan ada pula seni budaya yang baru
muncul selam covid-19.
3.2 Saran
Kita sebagai warga negara Indonesia harus berfikir bagaimana cara melestarikan seni
budaya jika kita belum mampu mengembangkannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. 2020. Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-19) 7 Juni 2020
di https://infeksiemerging.kemkes.go.id (diakses tanggal 7 Juni 2020)
Febrian, Lorent. 2012. Perkembangan Budaya Di Indonesia di
https://lorentfebrian.wordpress.com (diakses tanggal 6 Juni 2020)
Urban News. 2020. Makalah Tentang Pandemi Virus Corona atau COVID-19 di https://blog-
carame97.blogspot.com (diakses tanggal 6 Juni 2020)
Atmoko. Hari. Viral COVID-19 menuju budaya baru di https://sumbar.antaranews.com (diakses
tanggal 6 Juni 2020)