Anda di halaman 1dari 18

ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember

ISSN Online : 2656-8977

PELATIHAN PEMBUATAN HAND SANITIZER BERSTANDAR WHO


BAGI KELOMPOK IBU PENERIMA PKH DI DESA JARISARI
KECAMATAN JENGGAWAH

Alifian Nugraha
Progam Studi Ilmu Administrasi Niaga
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Pembangunan Jember
*Email: iandgrahasaputra@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan.


Memelihara kebersihan tangan sebagai salah satu upaya dalam menjaga
kesehatan tubuh. Masyarakat tidak sadar bahwa dalam beraktivitas, tangan
seringkali terkontaminasi dengan bakteri. Bakteri berpotensi menjadi
patogen jika jumlahnya melebihi batas dan akan menjadi bahaya bagi
manusia. Salah satu cara paling mudah dalam menghambat penyebaran
bakteri yaitu dengan mencuci tangan. Mencuci tangan dapat menurunkan
jumlah bakteri sampai dengan 58%. Masyarakat sering menggunakan gel
antiseptik sebagai media pencuci tangan (Hand sanitizer) untuk
menggantikan sabun dan air agar lebih praktis. Pemakaiannya yang efektif
dan efisien menjadi daya tarik utama dari Hand Sanitizer.
Progam pelaksanaan pelatihan pembuatan hand sanitizer berstandar WHO
(World Health Organization) diberikan kepada masyarakat Desa Jatisari,
Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember. Dikhususkan kepada kelompok
sasaran yaitu kelompok ibu penerima PKH. Pada progam pelatihan ini
memiliki target capaian yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan
untuk masyarakat sasaran agar bisa membuat hand sanitizer secara mandiri
untuk mengantisipasi pencegahan penyebaran Covid-19.
Kata Kunci: Pelatihan, Hand Sanitizer, Covid-19

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 152


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

I. Analisis Situasi sehari-hari yang dilakukan berawal


Kesehatan merupakan aspek dari tangan itu sendiri sehingga
penting yang dapat mempengaruhi tangan dapat menjadi perantara
quality of life setiap individu. Salah masuknya mikroba ke dalam tubuh.
satu cara yang efektif untuk menjaga Mencuci tangan merupakan
kesehatan tubuh adalah menjaga teknik dasar yang paling
kebersihan, salah satunya adalah pentingdalam pencegahan dan
kebersihan tangan (Radji, 2010) pengontrolan infeksi (Potter &
karena tangan adalah salah satu Perry, 2005).Mencuci tangan
anggota tubuh yang sangat berperan merupakan proses pembuangan
penting dalam beraktivitas sehari- kotoran dan debu secara mekanis
hari. Masyarakat tidak sadar bahwa dari kedua belah tangan dengan
pada saat beraktivitas tangan sering memakai sabun dan air. Tujuan cuci
kali terkontaminasi dengan tangan adalah untuk
mikroorganisme karena tangan menghilangkan kotoran dan debu
menjadi perantara masuknya secara mekanis dari permukaan
mikroba ke saluran cerna. kulit dan mengurangi jumlah
Mencuci tangan merupakan mikroorganisme (Tietjen, 2003
langkah awal untuk menghindari dalam Moestika). Diare biasanya
berbagai jenis kuman penyebab kuman ditransmisikan dari tangan
penyakit infeksi tetapi langkah ini yang tidak bersih ke makanan.
sering kali diabaikan ataupun Kuman-kuman kemudian memapar
terlewatkan begitu saja. Seiring ke person yang makanan tersebut.
dengan perkembangan zaman Dampak yang terjadi tidak
kesadaran manusia untuk selalu mencuci tangan dengan sabun adalah
menjaga kesehatan pun meningkat, penyebaran penyakit menular seperti
kesehatan merupakan aspek yang diare, infeksi saluran pernafasan atas
penting bagi kehidupan. Dalam (ISPA) dan flu burung, bahkan
menjaga kesehatan, memelihara disarankan untuk mencegah
kebersihan tangan merupakan aspek penularan influenza. Pada umumnya,
penting, karena seluruh aktivitas orang sudah melakukan cuci tangan

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 153


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

setiap hari, akan tetapi belum penyakit, terutama penyakit yang


melakukan cuci tangan yang benar, menyerang saluran cerna, seperti
dalam artian cara melakukan cuci diare dan saluran nafas seperti
tangan maupun kapan harus cuci influenza. Hampir semua orang
tangan belum maksimal.Padahal mengerti pentingnya mencuci tangan
perilaku cuci tangan yang benar dan pakai sabun, namun masih banyak
dilakukan sehari-hari mempunyai yang tidak membiasakan diri untuk
dampak positif yang besar terutama melakukandengan benar pada saat
dalam 3 pencegahan penyakit. yang penting (Umar, 2009 dalam
Kebiasaan tidak cuci (sebelum Mirzal).
menyiap kan makanan, sebelum Tangan merupakan bagian
makan, setelah buang air besar, tubuh yang lembab yang paling
setelah dari sawah/kebun/setelah sering berkontak dengan kuman yang
anakanak bermain dengan tanah) dan menyebabkan penyakit dan
atau cuci tangan yang tidak benar menyebarnya. Cara terbaik untuk
(cuci tangan dengan air dalam mencegahnya adalah dengan
kobokan yang biasanya dipakai membiasakan mencuci tangan
beramai ramai, cuci tangan saja dengan memakai sabun (Kamarudin,
tanpa memakai sabun), ternyata 2009 dalam Mirzal). Mencuci tangan
dapat menyebabkan penularan adalah teknik yang sangat mendasar
penyakit, terutama penyakit yang dalam mencegahdan mengendalikan
ditularkan melalui air dan infeksi, dengan mencuci tangan
lingkungan. dapat menghilangkan sebagian besar
Hal ini bisa diegah dengan mikroorganisme yang ada di kulit.
selalu mencuci tangan setelah Sebagian masyarakat mengetahui
menggunakan toilet dan akan pentingya mencuci tangan,
sebelum menyiapkan makanan namun dalam kenyataanya masih
(Darmiatun, 2013). Mencuci tangan sangat sedikit (hanya 5% yang
juga dapat menghilangkan tahubagaimana cara melakukanya
sejumlah besar virus yang dengan benar. Hal ini sangat
menjadi penyebab berbagai pentinguntuk di ajarkan pada

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 154


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

masyarakat agar bias mencegah menyatakan praktik cuci tangan


terjadinya penyakit ( Siswanto, 2009 menggunakan sabun dan air bersih
dalam Zuraidah ). pada lima waktu tertentu, yaitu
Mencuci tangan memakai sebelum makan, setelah buang air
sabun sangat penting sebagai salah besar, sebelum memegang bayi,
satu mencegah terjadinya diare, setelah menceboki pantat anak, dan
kebiasaan mePerilaku sehat cuci sebelum menyiapkan makanan bisa
tangan pakai sabun yang merupakan mengurangi prevalensi diare sampai
salah satu Perilaku Hidup Bersih 40%.
Sehat (PHBS), saat ini telah menjadi ncuci tangan diterapkan
perhatian dunia, hal ini karena setelah buang air besar, setelah
masalah kurangnya praktek perilaku menceboki bayi dan balita,
cuci tangan tidak hanya terjadi di sebelum makan serta sebelum
Negara berkembang saja, tetapi menyiapkan makanan. Masyarakat
ternyata di Negara maju pun akan mampu meningkatkan
kebanyakan masyarakatnya masih pengetahuan hidup sehat
lupa untuk melakukan perilaku cuci dimanapun mereka berada jika
tangan (Depkes, 2007). Perilaku mereka sadar, termotivasi dan di
hygiene seperti mencuci tangan dukungan dengan adanya informasi
dengan menggunakan sabun dan air serta saranadan prasarana kesehatan.
bersih yang tepat sebagai cara yang Masyarakat hanya mengetahui
efektif untuk mencegah penyebaran penyakit menular pada penyakit
berbagai penyakit menular seperti tertentu saja sedangkan untuk
penyakit diare dan ispa. Namun pada penyakit dalam atau penyakit
kenyataannya, penerapan perilaku infeksilainya masih kurang
mencuci tangan dengan sabun dan air sehingga kesadaran untuk
bersih yang dianggap cukup masyarakat dalam menjaga hidup
sederhana tetapi tidak selalu mudah sehat, dan menjaga dirinya dari
dilakukan, terutama pada keluarga bahaya penyakit menular terbatas
yang belum terbiasa. Salah satu studi pada apa yang mereka ketahui
Badan Kesehatan Dunia (WHO) saja. Mencuci tangan merupakan

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 155


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

metode tertua, sederhana dan Kesehatan Dunia (WHO) untuk


paling konsisten untuk pencegahan menekan penyebaran Covid-19.
dan pengontrolan penularan infeksi Kebersihan tangan bisa dijaga
(Perry & Potter 2005). Maka dari melalui rajin mencuci tangan dengan
sebagai ibu diharus kan untuk air dan sabun. Hand sanitizer bisa
mencuci tangan sebelum mengolah digunakan sebagai alternatif bila
atau memasak suatu makanan untuk tidak ada air dan sabun. Hal ini
keluarga tercintanya agar terhindar mendorong terjadinya peningkatan
dari penyakit.Menurut penelitian penggunaan hand sanitizer di masa
WHO, 100 ribu anak Indonesia pandemi. Studi yang melibatkan 434
meninggalsetiap tahunnya karena tenaga kesehatan menunjukkan
diare. Data yang dirilis oleh bahwa 74 persen partisipan
Riskedas tahun 2007 menyebutkan menggunakan hand sanitizer lebih
diare termasuk salah satu dari dari 10 kali per hari.
dua penyebab kematian terbanyak Salah satu cara paling umum
pada anak-anak, selain pneumonia. yang dilakukan untuk membersihkan
Kematian pada pada anak umur tangan yaitu dengan menggunakan
4-11 tahun yang disebabkan sabun namun seiring bertambahnya
diare sebanyak 25,5% dan kesibukan manusia menyebabkan
pneumonia15,5%. Sebanyak 40 meningkatnya kebutuhan produk-
hingga 60 % diare pada anak terjadi produk praktis yaitu pembersih
akibat rotavirus. Biasanya virus tangan tanpa air atau yang sering
masuk mulut melalui tangan yang disebut hand sanitizer. Pemakaian
terkontaminasi kotoran akibat tidak antiseptik tangan saat ini
mencuci tangan. mendapatkan respon yang cukup
Keberadaan hand sanitizer positif dari masyarakat mengingat
sangat membantu menjaga semakin banyaknya merk antiseptik
kebersihan tangan di masa pandemi dipasaran. Menurut penelitian
Covid-19. Menjaga kebersihan Desiyanto, dkk (2013) perlakuan
tangan merupakan salah satu anjuran cuci tangan dengan hand sanitizer
yang digaungkan oleh Organisasi efektif dalam penurunan jumlah

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 156


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

angka kuman. Bahan antiseptik yang maupun lingkungan luar yang


sering digunakan dalam formula banyak dimanfaatkan sebagai
sediaan adalah dari golongan alkohol tanaman hias. Selain penanaman
(etanol, propanol, isopropanol) yang mudah tanaman ini memiliki
dengan konsentrasi ± 50% sampai banyak manfaat dalam pengobatan.
70% dan jenis disinfektan yang lain Diketahui bahwa lidah buaya (Aloe
seperti : klorheksidin, triklosan. vera) telah lama digunakan dalam
Namun dalam penggunan alkohol pengobatan tradisioal. Menurut
sebagai antiseptik memiliki beberapa Kusumawati et all (2012) lidah
kekurangan yaitu alkohol mudah buaya mempunyai aktivitas
terbakar dan pada pemakaian antijamur, antivirus dan antibakteri
berulang menyebabkan kekeringan aktivitas antibakterinya ditunjukkan
dan iritasi pada kulit (Sari dan oleh kandungan kompleks
Isadiartuti, 2006) disamping itu perlu antrakuinon. Penelitian perbandingan
pengawasan ekstra dari orang lidah buaya terhadap beberapa
dewasa saat diberikan pada anak- standart antibiotik (metisilin,
anak. basitrasin, novobiosin, dan
Mengingat beberapa kerugian eritromisin) menunjukkan bahwa gel
dari penggunaan antiseptik tangan lidah buaya efektif terhadap bakteri
dari golongan alkohol tersebut Gram positif sebesar 75,3% dari
keinginan untuk mendapatkan bakteri yang diisolasi meliputi
manfaat yang besar dengan efek Staphylococcus aureus,
samping minimalpun meningkat Staphylococcus epidermidis,
salah satunya dengan memanfaatkan Streptococcus pyogenes dan bakteri
bahan alam sebagai antiseptik Gram negatif sebesar 100% dari
tangan. Lidah buaya merupakan bakteri yang diisolasi meliputi
salah satu tanaman yang diketahui Pseudomonas aeruginosa, sedangkan
berkhasiat sebagai antiseptik. Aloe daun lidah buaya tidak efektif
vera. var sinensis adalah salah satu terhadap keseluruhan Gram negatif
tanaman yang banyak dijumpai di maupun Gram positif.
Indonesia baik dilingkungan rumah

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 157


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

II. Landasan Teori mengalir atau dengan menggunakan


II.I Konsep Hand Hygiene handrub yang bertujuan untuk
II.II Definisi Hand Hygiene menghilangkan kotoran dari kulit
Menurut Ernawati (2014:1) secara mekanis dan mengurangi
hand hygiene merupakan sebuah jumlah mikroorganisme sementara.
istilah dari mencuci tangan
menggunakan antiseptic cuci tangan. II.III Indikasi Cuci Tangan
Nurjannah (2015:1) berpendapat Dalam WHO (2010:19)
hand hygiene adalah suatu tindakan disepakati bahwa sistem CDC /
yang dilakukan oleh perawat untuk HICPAC untuk rekomendasi
mencuci tangan pada situasi meliputi kategorisasi menjadi diadaptasikan
sebelum menyentuh pasien, sebelum sebagai berikut:
melakukan prosedur bersih/aseptik, 1. Kategori 1A. Sangat
setelah kontak dengan cairan tubuh disarankan untuk implementasi
pasien, setelah menyentuh pasien, dan sangat didukung oleh
dan setelah menyentuh peralatan di studi eksperimental, klinis, dan
sekitar pasien sebagai salah satu cara epidemiologi dirancang dengan
untuk mengurangi atau mencegah baik (WHO, 2010 : 16).
infeksi nosokomial. Sementara itu 2. Kategori 1B. Sangat
menurut Tietjen (2004, dalam disarankan untuk implementasi
Rismawati 2013:9) mengatakan dan didukung oleh beberapa
proses pembuangan kotoran dan studi eksperimental, klinis, dan
debu secara mekanis dari kulit epidemiologi dan pemikiran
tangan dengan memakai air dan teoritis yang kuat (WHO, 2010
sabun. Sedangkan menurut Perdalin : 16).
(2010, dalam Saragih & Rumapea, 3. Kategori 1C. Diperlukan untuk
2011:5) menjelaskan bahwa hand implementasi, sebagaimana
hygiene merupakan suatu prosedur diamanatkan oleh federasi dan
tindakan membersihkan tangan atau negara degan peraturan
dengan menggunakan standar (WHO, 2010 : 16).
sabun/antiseptik dibawah air

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 158


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

4. Kategori II. Disarankan untuk 3. Melakukan kebersihan tangan:


implementasi dan didukung 1) Sebelum dan setelah
oleh studi klinis dan kontak langsung dengan
epidemiologis yang disarankan pasien (IB).
atau dasar pemikiran teoritis 2) Setelah melepas sarung
atau konsensus oleh ahli tangan (IB).
(WHO, 2010 : 16). 3) Sebelum menangani
tindakan invasif (terlepas
Menurut WHO (2010) ada beberapa dari apakah atau tidak
indikasi yang di rekomendasikannya sarung tangan yang
diantaranya adalah : digunakan) untuk
1. Cuci tangan dengan sabun dan perawatan pasien (IB).
air bila jelas terlihat kotor atau 4) Setelah kontak dengan
terkontaminasi dengan bahan cairan tubuh atau sekret,
protein, atau terlihat kotor membran mukosa, kulit
dengan darah atau cairan yang tidak utuh, atau
tubuh lainnya, atau jika pembalut luka (IA).
paparan potensi organisme 5) Jika menyentuh dari
membentuk spora sangat tempat tubuh yang
dicurigai atau terbukti (IB) atau terkontaminasi ke tempat
setelah menggunakan kamar tubuh yang bersih selama
kecil.(II). perawatan pasien (IB).
2. Sebaiknya menggunakan 6) Setelah kontak dengan
antiseptik berbasis alkohol benda mati (termasuk
untuk antisepsis tangan rutin peralatan medis) di
di semua situasi klinis lain daerah sekitar dari pasien
yang dijelaskan dalam item Ca (IB).
untuk CF di bawah ini jika 4. Cuci tangan yang baik
tangan tidak tampak kotor memakai sabun antimikroba
(IA). Atau, mencuci tangan dan air atau menggosok
dengan sabun dan air (IB). tangan dengan handrub

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 159


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

sebelum memberi obat-obatan 2) Sebelum prosedur


dan menyiapkan makanan membersihkan/aseptik
(IB). 3) Setelah terpapar cairan
5. Ketika sudah menggunakan 4) Setelah menyentuh pasien
handrub, jangan gunakan sabun 5) Setelah menyentuh
antimikroba bersamaan (II). lingkungan pasien
6. Setelah melepas sarung tangan
Selain itu menurut ditambahkan lagi steril maupun non-steril.
WHO dalam Maryanti (2016) 7. Sebelum menyiapkan obat dan
dijelaskan bahwa indikasi hand makanan
hygiene sebagai berikut : 8. Sabun dan cairan antiseptik
1. Mencuci tangan dengan sabun (alcohol-based) hand rub
dan air ketika terlihat kotor tidak boleh dilakukan
atau terpapar darah atau cairan 5. bersama-sama
tubuh lain atau setelah
menggunakan toilet. Menurut Depkes RI (1993, dalam
2. Jika terbukti terpapar pada Syamsidi 2013) indikasi cuci tangan
potensial pathogen, termasuk adalah:
infeksi oleh Costridium 1. Sebelum melakukan prosedur
difficile, mencuci tangan infasif misalnya : menyuntik,
dengan sabun dan air terbukti pemasangan keteter dan
lebih ampuh. pemasangan alat bantu
3. Menggunakan cairan antiseptik pernapasan
(handrub) secara rutin untuk 2. Sebelum melakukan asuhan
antiseptik tangan. Apabila keperawatan langsung
tidak terdapat cairan antiseptik, 3. Sebelum dan sesudah merawat
cuci tanganlah menggunakan setiap jenis luka
air dan sabun. 4. Sebelum tindakan tertentu,
4. Pelaksanaan five moments tangan diduga tercemar dengan
1) Sebelum menyentuh microorganisme kususnya pada
pasien tindakan yang memungkinkan

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 160


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

kontak dengan darah, selaput saat melakukan tindakan


lendir, cairan tubuh, sekresi keperawatan.
atau eksresi 4. Dari segi praktis dan hemat
5. Setelah menyentuh benda yang biaya, cuci tangan juga dapat
kemungkinan terkontaminasi menurukan terjadinya
dengan mikroorganisme pembengkakan biaya yang
6. Setelah melakukan asuhan terjadi jika pasien terkena
keperawatan langsung ada infeksi akibat kurangnya hand
pasien yang terinfeksi atau hygiene
kemungkinan kolonisasi
mikroorganisme yang Menurut Syamsidi (2013)
bermakna secara klinis atau keuntungan cuci tangan yaitu :
epidemiologi. 1. Dapat mengurangi infeksi
7. Setiap kontak dengan pasien- nosokomial.
pasien di unit resiko tinggi, 2. Jumlah kuman yang terbasmi
setelah melakukan asuhan lebih banyak sehingga tangan
langsung maupun tidak lebih bersih dibandingkan
langsung pada pasien yang dengan tidak mencuci tangan.
tidak infeksius. 3. Dari segi praktis, ternyata cuci
tangan lebih murah daripada
III.IV Keuntungan Cuci Tangan tidak mencuci tangan sehingga
WHO (2010:26) mengatakan pada akhirnya, dapat
cuci tangan dapat memberikan menyebabkan infeksi
keuntungan sebagai berikut: nosokomial.
1. Dapat menurunkan tingkat
resiko infeksi. II.V Macam-Macam Cuci Tangan
2. Mencegah terjadinya pasien Menurut WHO (2013:14-15)
terkena infeksi nosokomial. bahwa hand hygiene atau yang sering
3. Mengurangi penyebaran disebut dengan cuci tangan, di
organisme multiresisten pada dalam dunia kesehatan dibedakan
menjadi tiga tipe yaitu cuci tangan

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 161


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

medical (medical hand washing), pertumbuhannya sementara waktu


cuci tangan surgical (surgical hand seperti alkohol. Aktifitas detergen
washing), dan cuci tangan operasi seperti sabun juga dapat
(operatting theatre hand washing). mengeluarkan mikroorganisme atau
Tata cara atau prinsip hand hygiene kontaminan yang lain dari kulit
yang efektif rekomendasi WHO setelah itu akan dibersihkan oleh air.
(2009:2-3) dengan sabun (handwash) 3. Antiseptic agent
atau dengan alkohol (handrub) Agen antiseptik merupakan
semua menggunakan 6 langkah akan suatu zat antimikroba yang
tetapi yang membedakan waktu atau menonaktifkan mikroorganisme atau
durasi pelaksanaannya yaitu menghambat pertumbuhannya di
handwash memerlukan waktu 40-60 jaringan hidup. Contoh agen
detik, sedangkan handrub antiseptik adalah alcohol,
memerlukan waktu 20-30 detik. chlorhexidine gluconate (CHG),
Berikut adalah langkah handwash chlorine derivatives, iodine,
dan handrub. chloroxylenol (PCMX),
Menurut Maryanti & Dewi (2016) quaternaryammoniumcompounds,
macam-macam hand hygiene sebagai dan triclosan.
berikut: 4. Antiseptic hand wipe
1. Alcohol-based hand rub Sapu tangan antiseptik
Bahan yang mengandung merupakan satu lembar kain tipis
alkohol yang dapat berupa cairan, atau kertas yang sebelumnya di
gel, atau buih yang dirancang untuk bahasahi dengan antiseptik yang
tangan dapat menonaktifkan digunakan untuk menyeka tangan
mikroorganisme dan atau menekan untuk menonaktifkan dan atau
pertumbuhannya sementara waktu. menghilangkan kontaminan mikroba.
2. Antimicrobial (medicated) soap Cara ini mungkin bisa
Sabun atau detergen dipertimbangkan sebagai alternatif
mengandung sejumlah agen untuk mencuci tangan tanpa sabun
antiseptic untuk menonaktifkan dan air, namun cara ini kurang
mikroorganisme dan atau menekan efektif dalam mengurangi jumlah

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 162


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

bakteri pada tangan tenaga kesehatan menghambat pertumbuhan


dibandingkan dengan menggunakan mikroorganisme pada jaringan yang
handrub alcohol atau mencuci tangan hidup seperti pada permukaan kulit
dengan sabun antimikroba dan air. dan membran mukosa Antiseptik
5. Detergent (surfactant) berbeda dengan antibiotik dan
Deterjen merupakan bahan disinfektan, yaitu antibiotik
campuran yang memiliki aktivitas digunakan untuk membunuh
membersihkan. Deterjen memiliki mikroorganisme di dalam tubuh, dan
dua jenis zat yaitu hidrofilik dan disinfektan digunakan untuk
lipofilik. Deterjen juga dibedakan membunuh mikroorganisme pada
kedalam empat kelompok yaitu benda mati. Hal ini disebabkan
anionic, cationic, amphoteric, dan antiseptik lebih aman diaplikasikan
non-ionic pada jaringan hidup, daripada
6. Plain soap disinfektan Namun, antiseptik yang
Sabun sederhana ini tanpa kuat dan dapat mengiritasi jaringan
ditambahi dengan zat antimikroba kemungkinan dapat dialih fungsikan
dan semata-mata hanya untuk menjadi disinfektan contotunya
membersihkan kotoran saja. adalah fenol yang dapat digunakan
7. Waterless antiseptic agent baik sebagai antiseptik maupun
Agen antiseptik tanpa air ini disinfektan Penggunaan antiseptik
merupakan agen antiseptic berupa sangat direkomendasikan ketika
cairan, gel, atau buih yang tidak terjadi epidemi penyakit karena
membutuhkan air. Karena setelah dapat memperlambat penyebaran
penggunaan, individu harus penyakit.
menggosokan kedua tangan mereka Efektivitas antiseptik dalam
bersamaan sampai kulit terasa membunuh mikroorganisme
kering. bergantung pada beberapa faktor,
misalnya konsentrasi dan lama
Antiseptik atau pennisida paparan Konsentrasi mempengaruhi
adalah senyawa kimia yang adsorpsi atau penyerapan komponen
digunakan untuk membunuh atau antiseptik. Pada konsentrasi rendah,

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 163


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

beberapa antiseptik menghambat pembersih tangan berbentuk gel


fungsi biokimia membran bakteri, yang berguna untuk membersihkan
namun tidak akan membunuh bakteri atau menghilangkan kuman pada
tersebut Ketika konsentrasi antiseptik tangan, mengandung bahan aktif
tersebut tinggi, komponen antiseptik alkohol 60%. Hand sanitizer spray
akan berpenetrasi kedalam sel dan merupakan pembersih tangan
menganggu fungsi normal seluler berbentuk spray untuk
secara luas, termasuk menghambat membersihkan atau menghilangkan
biosintesis pembuatan makromolekul kuman pada tangan yang
dan persipitasi protein intraseluler mengandung bahan aktif irgasan DP
dan asam nukleat (DNA atau RNA). 300 : 0,1% dan alkohol 60%.
Lama paparan antiseptik dengan Penelitian Diana (2012) menyatakan,
banyaknya kerusakan pada sel hand sanitizer yang berbentuk cair
mikroorganisme berbanding lurus. atau spray lebih efektif dibandingkan
Mekanisme kerja antiseptik terhadap hand sanitizer gel dalam
mikroorganisme berbeda-beda, menurunkan angka kuman pada
misalnya dengan mendehidrasi tangan.
(mengeringkan) bakteri, Banyak hand sanitizer yang
mengoksidasi sel bakteri, berasal dari bahan alkohol atau
mengkoagulasi (mengumpulkan) etanol yang dicampurkan bersama
cairan disekitar bakteri atau bakteri. dengan bahan pengental, misal
8. Hand Sanitizer karbomer, gliserin, dan
Hand Sanitizer merupakan menjadikannya serupa jelly, gel atau
pembersih tangan yang memiliki busa untuk mempermudah dalam
kemampuan antibakteri dalam penggunaannya. Gel ini mulai
menghambat hingga membunuh populer digunakan karena
bakteri (Retnosari dan Isdiartuti, penggunaanya mudah dan praktis
2006). Menurut Diana (2012) tanpa membutuhkan air dan sabun.
terdapat dua hand sanitizer yaitu Gel sanitasi ini menjadi alternatif
hand sanitizer gel dan hand sanitizer yang nyaman bagi masyarakat.
spray. Hand sanitizer gel merupakan (Hapsari, 2015) Seiring

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 164


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

perkembangan zaman, bahan dan cara membuat Hand


dikembangkan juga pembersih Sanitizer berstandar WHO.
tangan non alkohol, tetapi jika Bahan :
tangan dalam keadaan benar – benar 1. 1 cangkir 99% Isopropil
kotor, baik oleh tanah, udara, darah, alkohol (alkohol gosok)
ataupun lainya, mencuci tangan 2. ½ cangkir gel lidah buaya
dengan air dan sabun lebih atau aloe vera
disarankan karena gel hand sanitizer 3. 15 tetes essential oil (seperti
tidak dapat efektif membunuh kuman tea tree oil, lavender oil, atau
dan membersihkan material organik eucalyptus oil)
lainnya. Alkohol banyak digunakan 4. Wadah bersih dan steril
sebagai antiseptik /desinfektan 5. Botol atau container lain
untuk desinfeksi permukaan kulit
Cara membuat:
yang bersih, tetapi tidak untuk kulit
1. Pertama, siapkan wadah
yang luka (Hapsari, 2015). Selain itu
bersih dan steril
alkohol juga mempunyai sifat iritasi
2. Masukan bahan isopropil
pada kulit, mudah terbakar, dan juga
alkohol ke dalam wadah yang
meningkatkan infeksi virus pemicu
telah disiapkan
radang saluran pencernaan, karena
3. Lalu, tambahkan gel lidah
itu muncul ide untuk memanfaatkan
buaya dengan. Gunakan
bahan alami yang dapat mengurangi
takaran 2:1 antara alkohol
resiko munculnya penyakit gangguan
dan lidah buaya.
pencernaan (Cahyani, 2014).
4. Selanjutnya tuangkan
III.VI Pelatihan membuat Hand
essential oil. Aduk semua
Sanitizer
bahan dengan merata.
Keberadaan hand sanitizer
5. Terakhir tuang semua bahan
sangat dibutuhkan di tengah pandemi
ke dalam botol atau container
virus corona. Masyarakat memburu
yang telah disiapkan.
cairan antiseptik tersebut demi
menjaga kebersihan diri untuk Pastikan botol atau container
menghindari Covid-19. Berikut yang digunakan untuk menampung

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 165


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

hand sanitizer dalam kondisi bersih dan menggunakan hand


dan steril. Selain itu, hand sanitizer sanitizer.
juga baru dapat digunakan setelah 72 ii. Meningkatkan pengetahuan
jam pembuatan. Ini adalah tata cara kelompok sasaran di Desa
yang diimbau WHO soal pembuatan Jatisari tentang pembuatan
hand sanitizer. hand sanitizer berstandar
WHO.
III. Identifikasi dan Perumusan iii. Memberikan informasi
Masalah penggunaan hand sanitizer
Dari uraian di atas, muncul untuk pencegahan penularan
berbagai permasalahan sebagai Covid-19.
berikut:
“Bagaimana Pelatihan Pembuatan V. Manfaat Kegiatan
Hand Sanitizer Berstandar WHO Dengan demikian Pelatihan
(World Health Organization) dalam Pembuatan Hand Sanitizer
mengantisipasi pencegahan Berstandar WHO (World Health
penularan Covid-19?”. Organization) memberikan pola
hidup sehat dan bersih dengan selalu
IV. Tujuan Kegiatan menggunakan hand sanitizer saat
Program ”Pelatihan Pembuatan dalam melaksanakan kegiatan diluar
Hand Sanitizer Berstandar WHO rumah bagi kelompok sasaran.
(World Health Organization)”
memiliki tujuan yaitu sebagai VI. Kerangka Pemecahan Masalah
berikut: Program ”Pelatihan Pembuatan
i. Meningkatkan pemahaman, Hand Sanitizer Berstandar WHO
kesadaran dan ketertarikan (World Health Organization)”
kelompok sasaran di Desa memiliki kegiatan yaitu sebagai
Jatisari untuk mengantisipasi berikut:
pencegahan penularan Covid- 1) Sosialisasi Pentingnya
19 dengan melalui cuci tangan Pendidikan Berkelanjutan di
Era Revolusi Industri 4.0 di

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 166


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

Kecamatan Jenggawah, yaitu 1) Target pencapaian pelatihan,


Desa Jatisari yang akan adalah meningkatnya
dilaksanakan pada hari pemahaman dan ketertarikan
Minggu, 13 Desember 2020 melibatkan kelompok
Pukul 10.00 WIB - 12.00 masyarakat terhadap
WIB. Pelatihan di Balai pembuatan hand sanitizer
Desa, Desa Jatisari dilakukan dalam mengantisipasi
dengan metode pemaparan pencegahan penularan Covid-
materi, pelatihan (praktik) 19.
dan diskusi kepada kelompok 2) Target pencapaian pelatihan
masyarakat di Desa Jatisari. adalah kelompok sasaran
dapat membuat hand sanitizer
VI.I Target Group secara mandiri setelah
Program Pelatihan progam pelatihan selesai.
Pembuatan Hand Sanitizer 3) Target pencapaian pelatihan
Berstandar WHO (World Health meliputi kehadiran 30 (orang)
Organization) ini merupakan kelompok masyarakat.
program sosialisasi yang
dilaksanakan dengan melibatkan
kelompok masyarakat khusunya VII. Khalayak Sasaran
Kelompok Ibu Rumah Tangga VII.I Pelaksanaan Pelatihan
Penerima PKH di Desa Jatisari, Pelaksanaan pelatihan
Kecamatan Jenggawah, Kabupaten dilaksanakan untuk meningkatkan
Jember. pemahaman, kesadaran dan
ketertarikan ketertarikan kelompok
VI.II Target Pencapaian masyarakat terhadap pemahaman
Program Pelatihan pelatihan pembuatan hand sanitizer
Pembuatan Hand Sanitizer berstandar WHO (World Health
Berstandar WHO (World Health Organization), pelatihan ini menjadi
Organization) memiliki target faktor pendukung utama untuk
pencapaian salah satunya: kesuksesan progam pemerintah

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 167


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

dalam pencegahan penularan Covid- kelompok masyarakat mengerti apa


19 dalam masa pandemi. Pelatihan pentingnya dalam mencegah
dilakukan dengan dua model yaitu penularan Covid-19 dengan
temu warga dan model penyebaran menggunakan hand sanitizer. Setelah
pamflet. peserta mengikuti pelatihan, panitia
akan memberikan sejumlah materi
VIII. Metode Kegiatan terkait pembuatan hand sanitizer
Program pelatihan pembuatan berstandar WHO.
hand sanitizer berstandar WHO Dari pencapaian pelaksanaan
(World Health Organization) program tersebut, diharapkan
dilaksanakan pada Minggu, 13 kelompok masyarakat memahami
Desember 2019 pukul 10.00 – 12.00 arti penting pendidikan
WIB bertempat di Balai Desa, berkelanjutan. Diharapkan untuk
Jatisari, Kecamatan Jenggawah. kedepannya setelah pelaksanaan
Pendaftar pelatihan tercatat sebanyak pelatihan ini, kelompok masyarakat
20 Orang dengan kehadiran 14 dapat mengerti akan pentingnya
Orang. Dari 20 orang tersebut, pelatihan pembuatan hand sanitizer
ternyata tidak semuanya hadir untuk berstandar WHO (World Health
sosialisasi, karena beberapa alasan, Organization).
yaitu sebagai berikut:
1. Beberapa peserta tidak bisa VIII. Khalayak Sasaran
hadir dikarenakan sedang Kegiatan penyuluhan ini diikuti
bekerja. oleh 14 Peserta pelatihan diantaranya
2. Beberapa peserta tidak hadir kelompok masyarakat “Kelompok
tanpa keterangan. Ibu Rumah Tangga Penerima PKH”,
Pada pelaksanaan program Kecamatan Jenggawah, Kabupaten
berlangsung, peseta pelatihan yang Jember dengan harapan kelompok
hadir akan diberikan materi terkait masyarakat tersebut dapat mengerti
sosialisasi “Pelatihan Pembuatan akan pentingnya pelatihan
Hand Sanitizer Berstandar WHO pembuatan hand sanitizer berstandar
(World Health Organization)”. Agar WHO (World Health Organization).

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 168


ISSN Cetak : 2656-4467 STIA Pembangunan Jember
ISSN Online : 2656-8977

estimates. Geneva: World


IX. Evaluasi Kegiatan Health Organization, 2004.

Evaluasi kegiatan ini


dilakukan dengan pemantauan
setelah pelaksanaan kegiatan
pelatihan ini, yaitu semakin mengerti
akan pentingnya pelatihan
pembuatan hand sanitizer berstandar
WHO (World Health Organization)
untuk mencegah dan mengantisipasi
penularan Covid-19 dimasa pandemi.

Daftar Pustaka
Kusumawati, Farad, Hartono, Y.
2012. Buku Ajar Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Maryanti, Dwi, dkk. (2011). Buku


Ajar Neonatus, Bayi dan
Balita. Jakarta: Trans Info
Media.

Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar


Mikrobiologi Panduan
Mahasiswa Farmasi
danKedokteran. Jakarta: EGC.

Rismawati, Dwina, 2013. Hubungan


sanitasi rumah dan personal
hygiene dengan kejadian kusta
multibasiler. [dikutip 20
November 2015]. Tersedia di
http://journal.unnes.ac.id/sju/in
dex.php/ujph.

WHO, UNICEF. Low birthweight:


country, regional and global

Majalah Ilmiah “PELITA ILMU” Vol. 3 No. 2 Desember 2020 169

Anda mungkin juga menyukai