Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil
Laporan Tutorial blok Sistem Saraf ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan laporan tutorial blok Sistem Saraf ini, penulis menyadari sepenuhnya
banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan
dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan
bantuan dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan tutorial blok Sistem Saraf ini dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan dengan baik.
2. Selaku dosen atas segala masukkan, bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi segala
keterbatasan penulis.
Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapatkan balasan dari Tuhan, serta Laporan Tutorial blok Sistem Saraf ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.
PEMICU
Lembar 1.
Seorang pasien laki-laki, Menikah, berusia 62 tahun dibawa oleh keluarga ke UGD RS karena
mengalami lumpuh badan sebelah kiri. Sewaktu dilakukan anamnesa, diperoleh informasi bahwa
pasien mengalami lemah lengan dan tungkai kanan tiba-tiba sejak pagi hari sewaktu os bangun
tidur. Selain itu juga bicara os jadi gagap dan sulit dimengerti namun bisa mengerti apa yang kita
bicarakan.
Lembar 2.
Selama ini os mengalami penyakit darah tinggi, sudah 5 tahun namun tidak teratur minum obat.
Os seorang perokok sejak usia remaja. Saudara kandung os ada yang meninggal karena
mengalami Stroke. Os jarang berolah raga dan tidak perduli dengan pola hidup sehat.
Pemeriksaan Fisik : Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah 220/120 mmHg
HR/ Pols : 92 x/menit, regular Respiratory Rate : 20 x/menit, reguler
Pemeriksaan Neurologi :
Sensorium : Compos Mentis
Hemiparese Dextra type Upper Motor Neuron (UMN)
Parese N VII Dextra Type UMN
Parese N XII Dextra Type UMN
33 3 2 2
Kekuatan Otot : Ekstremitas Superior dan Inferior Dextra
33 3 2 2

I. Klarifikasi istilah
-

II. Identifikasi Masalah


1. Lumpuh badan sebelah kanan
2. Lemah lengan dan tungkai tiba-tiba sewaktu bangun tidur
3. Gagap dan sulit untuk dimengerti
4. Riwayat penyakit sebelumnya
5. Perokok sejak remaja
6. Lifestyle yang tidak bagus
III. Analisa Masalah
1. OS mengalami hemiparesis kanan
2. Kerusakan otak yang kontralateral menyebabkan kelumpuhan secara persilangan
3. Mengalami afasia (karena mengalami kerusakan pada hemisfer kiri yaitu pada
area broca)

IV. Kerangka Konsep

Gagap dan sulit


dimengerti saat
berbicara

Memiliki riwayat penyakit terdahulu :


1. Lumpuh badan sebelah
kanan (masih sadar) 1. Mengalami riwayat penyakit
2. Lemah lengan dan Laki laki 62 tahun darah tinggi (sudah 5 tahun)
tungkai tiba tiba 2. Perokok sejak remaja
sewaktu bangun tidur 3. Lifestyle yang tidak baik

Stroke

1. OS mengalami hemiparesis kanan


2. Kerusakan otak yang kontralateral
menyebabkan kelumpuhan secara
persilangan
3. Mengalami afasia (karena mengalami
kerusakan pada hemisfer kiri yaitu pada
area broca)
V. Learning Onjective
1. Definisi stroke (lokasi definisit neurologist/lesi)
2. Patofisiologi dan patogenese stroke
3. Tanda dan gejala stroke
4. Epidemiologi stroke
5. Pemeriksaan lanjutan penunjang stroke
6. Penatalaksanaan stroke
7. Upaya pencegahan dan edukasi stroke
8. Rangkuman kasus. Pengenalan kasus, perjalanan penyakit, penatalaksanaan

VI. Pembahasan Learning Objective


1. Stroke adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak (dalam
beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan tanda dan gejala
klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, disebabkan oleh
terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan (stroke hemoragik) ataupun
sumbatan (stroke iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena,
yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian.
-Stroke terbagi dua yaitu stroke iskhemik dan stroke hemoragik.
*Stroke iskhemik adalah stroke yang dialami secara tiba-tiba baik dari anggota
gerak,mulut yang sedikit mencong ataupun tidak dapat bicara waluapun dapat
mendengar dengan baik.Pada orang yang terkena stroke ini dilengkapi dengan
kesadaran sepenuhnya.
*Stroke hemoragik senantiasa dilengkapi dengan hilangnya kesadaran.Penderita
biasanya hipertensif.Dengan tiba tiba ia jatuh karena terserang kelumpuhan tubuh
sesisi secara serentak.Biasanya terdapat stress atau emosi yang mendahului serangan
stroke.Orang yang mengidap stroke hemoragik selalu memperlihatkan wajah yang
merah,asimetrik karena salah satu sudut mulut lebih rendah,berkeringat banyak,kedua
bola mata melirik terus menerus kea rah lesi dan nafas yang dalam serta cepat.
-Lokalisasi Lesi Vaskular pada Sindrom Stroke
Pembuluh darah otak cenderung mengairi bagian otak tertentu yang mengalami
defisiensi baik, dalam pola yang dapat direproduksi dari pasien ke pasien. Oleh
karena itu, dalam sindrom stroke, seringkali dimungkinkan untuk mengidentifikasi
pembuluh darah yang terkena berdasarkan tanda dan gejala neurologis, bahkan
sebelum studi pencitraan dilakukan.

Penyakit arteri karotis seringkali disertai dengan kelemahan kontralateral atau


kehilangan sensorik. Jika belahan dominan terlibat, mungkin ada afasia atau apraxia.
Pengaburan sementara atau kehilangan penglihatan (amaurosis fugax) dapat terjadi
jika ada iskemia retina. Dalam prakteknya, setelah oklusi arteri karotis interna,
iskemia seringkali terbatas pada wilayah arteri serebral tengah, sehingga kelemahan
terutama mengenai wajah dan lengan kontralateral. Hal ini karena arteri serebral
anterior dan posterior mendapat nutrisi melalui aliran kolateral dari sirkulasi
kontralateral melalui arteri komunikasi anterior dan posterior.
Seperti yang diperkirakan dari posisinya sehubungan dengan motorik dan homunculi
sensorik, oklusi unilateral dari arteri serebral anterior menyebabkan kelemahan dan
hilangnya sensorik di kaki kontralateral. Pada beberapa pasien, setelah oklusi bilateral
pada arteri serebral anterior, terjadi kerusakan pada lobus frontal, mengakibatkan
keadaan mutisme akinetik, dimana pasien acuh tak acuh dan apatis, bergerak sedikit,
dan tidak dapat berbicara meskipun tidak ada kelumpuhan dari anggota tubuh yang
tidak bisa bergerak.
2. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia karena
gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting
trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan oedema dan
nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral
yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari keseluruhan
penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat revensibel untuk jangka
waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia
serebtal dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac
arrest
3. Tanda dan gejala stroke
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat).Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik
sepenuhnya.Adapun tanda dan gejalan stroke:
1.Kehilangan motoric
Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter
terhadap gerakan motorik.Stroke juga dapat menyebabkan lumpuh/kelemahan
separuh badan kanan/kiri (Hemiparesis) dan gerakan tidak terkontrol
2.Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke
adalah penyebab afasia paling umum.Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat
dimanifestasikan oleh hal berikut:
a.Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit dimengerti
yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan
bicara.
b.Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara), yang terutama
ekspresif atau reseptif.
c.Apraksia (ketidak mampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya)
3.Gangguan persepsi
Ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat mengakibatkan
disfungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual-spasial dan kehilangan
sensori.
4.Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik
Disfungsi ini dapat ditunjukkan dengan kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan
kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam
program rehabilitasi mereka.
Adapun gejala lainnya:
- Kepala pusing atau sakit kepala secara mendadak tanpa diketahuisebabnya
- Gangguan penglihatan
- Terasa semutan/seperti terbakar
- Kesulitan menelan, sering tersedak
- Mulut mencong dan sulit untuk bicara
- Bingung/konfulsi, delirium, letargi, stupor atau koma
4. Epidemiologi
-Umur:jika umur lebih tua lebih mungkin untuk mengidap “stroke”
-Hipertensi:merupakan faktor resiko baik orang tua maupun orang muda
-Diabetes Melitus:orang orang yang diobati dengan insulin lebih banyak mempunyai
resiko untuk mengidap’stroke’daripada mereka yang tidak mempergunakan insulin.
-orang orang
5. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi beberapa hal, seperti:

1. Kadar gula darah dalam darah.


2. Hitung jumlah sel darah untuk melihat kemungkinan adanya infeksi.
3. Kecepatan pembekuan darah (hemostasis).
4. Keseimbangan zat kimia dan elektrolit dalam darah untuk melihat fungsi organ.
•  CT scan dapat menghasilkan gambar otak secara detail, sehingga dapat mendeteksi
tanda-tanda perdarahan, tumor, dan stroke.
• Pemeriksaan MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan
gambaran detail dari otak pasien. MRI dapat mendeteksi jaringan otak yang
mengalami kerusakan akibat stroke iskemik dan perdarahan otak.
• Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik
jantung sehingga dapat mendeteksi adanya gangguan irama jantung atau penyakit
jantung koroner yang menyertai.

• USG doppler karotis, Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk


menghasilkan gambar detail mengenai kondisi bagian dalam pembuluh arteri karotis
di leher. Gambar tersebut dapat mendeteksi timbunan lemak (plak) dan kondisi aliran
darah di dalam arteri karotis.
• Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar detail
dari jantung. Ekokardiografi dilakukan untuk mendeteksi sumber gumpalan di dalam
jantung yang mungkin bergerak dari jantung ke otak, sehingga menyebabkan stroke.
6. Penatalaksanaan
Penting nya stroke sedini mungkin,karena ‘jendela terapi’dari stroke 3-6jam.Hal yang
harus dilakukan adalah:
a) Stabilitas pasien dengan tindakan ABC(Airway,breathimg,circulation)
b) Pertimbangakan intubasi bila kesadaran stupor atau koma gagal napas
c) Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin normal 0,9% dengan
kecepatan 20ml/jam.Jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5%
dsalam air dan salin 0,45%,karena dapat memperhebat edema otak.
d) Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanal hidung
e) Jangan memberikan makanan atau minuman melalui mulut
f) Buat rekaman elektrokardiogram(EKG) dan lakukan foto rontgen toraks
g) Amnil sampel untuk pemeriksaan darah:pemeriksaan darah perifer lengkap
dan trombosit,kimia darah(glukosa,elektrolit,ureum dan keratinin)masa
protrombin,dan masa tromboplastin parsial.
h) Jika ada indikasi,lakukan tes-tes berikut:kadar alcohol,fungsi hati,gas darah
arteri dan skrining toksilogi
i) Pemeriksaan fisik umum:tekanan darah,pemeriksaan neurologis umum
awal(derajat kesadaran,pupil,okulomotorik,keparahan
hemiparese,pengendalian suhu tubuh)
Pengobatan secara farmakologis:
a) Remcombinant tissue plasminogen activator(r-tpa)
b) Obat antiagregrasi trombosit (inhibitor platelet)
 Asam asetil salisilat atau aspirin
 Tiklopidin
 Clopidogrel
 Pentoksifilin
c) Antikoagulan :warfarin:cek PT
Heparin IV:cek APTT
d) Fosfenitoin(antikonvulsan)
e) Anti hipertensi : blocker IV(esmolol labetalol)
7. Upaya pencegahan dan edukasi stroke
-Pencegahan PRIMORDIAL
• Promosi kesehatan seperti kampanye bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat
selebaran atau poster
• Program pendidikan kesehatan masyarakat dengan memberikan informasi tentang
stroke pada media cetak maupun elektronik
Pencegahan Primer
adalah pencegahan yang dilakukan pada orang sehat atau kelompok berisiko yang
belum terkena stroke untuk mencegah kemungkinan terjadinya serangan stroke yang
pertama, dengan mengendalikan faktor risiko dan mendeteksi dini serangan stroke.
• Menghindari : Rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-
obatan
• Mengurangi : Kolesterol dan lemak dalam makanan
• Mengendalikan : Hipertensi, DM, penyakit jantung dan penyakit vaskular
• Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak sayuran, buah-
buahan, ikan minimalkan junk food
• Berolah raga secara teratur

Pencegahan Sekunder

Pencegahan yang dilakukan pada orang yang sudah mengalami serangan stroke, agar
tidak terjadi serangan stroke berulang yaitu dengan penambahan obat pengencer darah
seperti aspirin, disamping pengendalian Faktor Risiko lainnya.

• Obat-obatan : Asetosal, antikoagulan oral bagi penderita dengan faktor resiko jantung,
clopidogrel
• Modifikasi gaya hidup dan faktor risiko stroke, misalnya mengkonsumsi obat
antihipertensi yang sesuai pada penderita hipertensi, mengkonsumsi obat hipoglikemik
pada penderita diabetes, diet rendah lemak dan mengkonsumsi obat antidislipidemia pada
penderita dislipidemia, berhenti merokok, berhenti mengkonsumsi alkohol, hindari
kelebihan berat badan dan kurang gerak
• Rehabilitasi Fisik,Rehabilitasi Mental, Rehabilitasi Sosial
8. Lesi yang mendasari hemiplegia adalah sebagian besar lesi vascular yang berarti
bahwa lesi terjadi karena penyumbatan atau perdarahan suatu arteri
serebral.Hemiplegia akibat suatu lesi vascular serebral dikenal sebagai manifestasi
‘stroke’.Stroke sendiri terbagi dua yaitu stroke iskhemik dan stroke hemoragik.
Pada kasus ini os terkena stroke iskhemik dimana seorang dapat menjadi lumpuh
pada salah satu anggota geraknya selama beberapa menitsampai beberapa jam sampai
kemudian sembuh kembali.Dapat juga terjadi afasia untuk sementara waktu atau
konvulsi fokal tanpa kehilangan kesadaran ataupun pingsan untuk beberapa menit
saja.Kejadian tersebut dapat berulang dan sindroma ini dikenal sebagai’transient
ichaemic attacks’(TIA).Serangan-serangan timbulnya defisit serebral untuk sementara
waktu itu dapat berakhir dengan’stroke’dimana lengan dan tungkai seisi lumpuh
secara serentak.Stroke terakhir disebut completed stroke yang terjadi penyumbatan
total suatu arteri serebral oleh suatu embolus yang cukup besar,Baik TIA atau
completedstroke,kesadaran pasien tidak terganggu.

*patofisiologi stroke terbagi:

1. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi arteri diotak. yang dapat disebabkan trombosis
maupunemboli. Trombosis merupakan obstruksi alirandarah akibat penyempitan lumen
pembuluh darahatau sumbatan. Penyebab tersering adalah aterosklerosis. Gejala biasanya
memberat secara bertahap.Emboli disebabkan oleh sumbatan pembuluh darahdari tempat
yang lebih proksimal. Emboli bukanbiasanya bersumber dari jantung atau arteri
besar,seperti aorta, a. karotis, atau a. vertebralis. Gejalanya biasanya langsung memberat
atau hanya sesaatuntuk kemudian menghilang lagi seketika saat emboli terlepas ke arah
distal, seperti pada TIA
2. Stroke hemoragik disebabkan oleh ruptur arteri,baik intraserebral maupun subarakhnoid.
Perdarahan intraserebral merupakan penyebab tersering,dimana dinding pembuluh darah
kecil yang sudahrusak akibat hipertensi kronik srobek. Hematomayang terbentuk akan
menyebabkan peningkatantekanan intrakranial (TIK). Perdarahan subarakhnoid
disebabkan oleh pecahnya aneurisma ataumalformasi arteri vena yang perdarahannya
masukke rongga subarakhnoid, sehingga menyebabkancairan serebrospinal (CSS) terisi
oleh darah. Darah di dalam CSS akan menyebabkan vasospasmesehingga menimbulkan
gejala sakit kepala hebatyang mendadak.
Adapun gejala klinisnya:
- Kepala pusing atau sakit kepala secara mendadak tanpa diketahuisebabnya
- Gangguan penglihatan
- Terasa semutan/seperti terbakar
- Kesulitan menelan, sering tersedak
- Mulut mencong dan sulit untuk bicara
- Bingung/konfulsi, delirium, letargi, stupor atau koma

• Pada pemeriksaan penunjang sangat dianjurkan menggunakan CT scan dikarenakan CT


scan dapat menghasilkan gambar otak secara detail, sehingga dapat mendeteksi tanda-
tanda perdarahan, tumor, dan stroke dan juga menggunakan CT scan dapat mengetahui
hasil lebih cepat.
• Pada penatalaksanaan stroke sendiri
• Penatalaksanaan pada pasien stroke yaitu meliputi pemeriksaan fisik umum,
pengendalian kejang, pengendalian suhu tubuh, dan melakukan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu berupa pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan
jantung, dan neurologi
• Pengendalian kejang pada pasien stroke dilakukan dengan memberikan diazepam dan
antikonvulsan profilaksi pada stroke perdarahan intraserebral, dan untuk pengendalian
suhu dilakukan pada pasien stroke yang disertai dengan demam
• Pemeriksaan penunjang untuk pasien stroke yaitu terdiri dari elektrokardiogram,
laboratorium (kimia darah, kadar gula darah, analisis urin, gas darah, dan lain-lain), dan
pemeriksaan radiologi seperti foto rontgen dada dan CT Scan
9. Upaya pencegahan dan edukasi stroke
-Pencegahan PRIMORDIAL
• Promosi kesehatan seperti kampanye bahaya rokok terhadap stroke dengan membuat
selebaran atau poster
• Program pendidikan kesehatan masyarakat dengan memberikan informasi tentang
stroke pada media cetak maupun elektronik
Pencegahan Primer
adalah pencegahan yang dilakukan pada orang sehat atau kelompok berisiko yang
belum terkena stroke untuk mencegah kemungkinan terjadinya serangan stroke yang
pertama, dengan mengendalikan faktor risiko dan mendeteksi dini serangan stroke.
• Menghindari : Rokok, stress, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan, obat-
obatan
• Mengurangi : Kolesterol dan lemak dalam makanan
• Mengendalikan : Hipertensi, DM, penyakit jantung dan penyakit vaskular
• Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang seperti, makan banyak sayuran, buah-
buahan, ikan minimalkan junk food
• Berolah raga secara teratur

Pencegahan Sekunder

Pencegahan yang dilakukan pada orang yang sudah mengalami serangan stroke, agar
tidak terjadi serangan stroke berulang yaitu dengan penambahan obat pengencer darah
seperti aspirin, disamping pengendalian Faktor Risiko lainnya.

• Obat-obatan : Asetosal, antikoagulan oral bagi penderita dengan faktor resiko jantung,
clopidogrel
• Modifikasi gaya hidup dan faktor risiko stroke, misalnya mengkonsumsi obat
antihipertensi yang sesuai pada penderita hipertensi, mengkonsumsi obat hipoglikemik
pada penderita diabetes, diet rendah lemak dan mengkonsumsi obat antidislipidemia pada
penderita dislipidemia, berhenti merokok, berhenti mengkonsumsi alkohol, hindari
kelebihan berat badan dan kurang gerak

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan pemicu, pasien mengalami stroke yaitu stroke iskemik. Karena tidak di temukan
adanya laporan perdarahan pada otak pasien. Namun karena adanya hipertensi yang telah
lama dapat juga menyebabkan perdarahan sehingga pasien bisa mengalami stroke hemoragik
DAFTAR PUSTAKA

Baehr Mathias,MD.DUU’S TOPICAL DIAGNOSIS IN NEUROLOGY.New York

G Stephen.Waxman.2010.CLINICAL NEUROANATOMY TWENTY SEVENTH-


EDITION.

Sidharta Priguna,M.D,Ph.D.1999.TATA PEMERIKSAAN KLINIS DALAM


NEUROLOGI.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai