Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


MALARIA

Disusun Oleh :
1. Wiwik Sri Windarti (P27820318043)
2. Dwi Ratnawati (P27820318044)
3. Firda Bintari P (P27820318045)
4. Ivan Maulideni (P27820318046)
5. Maylana Nawang K (P27820318047)
6. Diana Larasati (P27820318048)
7. Salsa Mega Fatika S (P27820318049)

Dosen Pembimbing :
Nikmatul Fadilah, S.Kep.,Ns.M.Kep

JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO SURABAYA
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nyakepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah keperawatan medical bedah tentang “malaria” Adapun
makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini
untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan informasi terhadap pembaca.

Surabaya, 18 juli 2019

Penyusun
Kurang daftar isi gaes editen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu
bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat
menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah
Indonesia. Angka kesakitan penyakit ini pun masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia
bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari
daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi
letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan
insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.
Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan angka kematian
sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah daerah papua, akan tapi sekitar
107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai
Papua, termasuk di Jawa yang padat penduduknya (Adiputro,2008).
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1   Apa definisi Malaria?
1.2.2   Apa Etiologi/Penyebab Malaria?

1.3  Tujuan
1.3.1   Mengetahui  pengertian Malaria.
1.3.2   Mengetahui  penyebab Malaria.

1.4  Manfaat
1.4.1   Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan, agar kedepan kita dapat
berbuat dan bertindak untuk mengenali dan mengatasi serta menghindari penyakit Malaria.
1.4.2   Penulis dapat lebih mengetahui dan memahami secara spesifik tentang Malaria.
BAB II

2.1 Pengetahuan tentang penyakit malaria


secara umum

Penyakit malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah
tropis dan subtropis. Penyakit tersebut semula banyak ditemukan di daerah rawa-rawa dan dikira
disebabkan oleh udara rawa yang buruk, sehingga dikenal sebagai malaria (mal= jelek;
aria=udara). Seiring berkembangnya teknologi kedokteran, pendapat itu dimentahkan oleh
berbagai data mutakhir.

A. Penyebab Penyakit Malaria


1. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit
tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.
2. ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
3. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
4. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
5. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
6. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
7. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles,
plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.
B. Penularan dan Penyebaran Penyakit Malaria
1. Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang sehat, sebagian besar melalui gigitan
nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di
dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang digigit nyamuk tersebut.
2. Jenis-jenis vektor (perantara) malaria yaitu:
3. Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara malaria di daerah pantai.
4. Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah persawahan.
5. Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perkebunan, kehutanan dan pegunungan.
6. Penularan yang lain adalah melalu transfusi darah. Namun kemungkinannya sangat kecil.
C. Tanda-tanda penyakit malaria
1. Dimulai dengan dingin dan sering sakit kepala. Penderita menggigil atau gemetar selama 15 menit
sampai satu jam.
2. Dingin diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih. Penderita lemah, kulitnya kemerahan dan
menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam.
3. Penderita mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu berakhir, penderita merasa
lemah tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan.

D. Bahaya penyakit malaria:


1. rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa si penderita
2. Tubuh yang sangat lemah, sehingga tidak dapat bekerja seperti biasa
3. Dapat menimbulkan kematian pada anak-anak dan bayi
4. Perkembangan otak bisa terganggu pada anak-anak dan bayi, sehingga menyebabkan kebodohan.
E. Tindakan dan Pengobatan:
1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah. Mata rantai tersebut adalah
penderita dan nyamuk malaria.
2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan
untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari.
3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan diberi
pengobatan secara sempurna.
4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu
diberi obat pencegahan.

F. Tindakan-tindakan Pencegahan:
1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot
ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah,
genangan air, dan kandang-kandang ternak.
4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di
luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan memberi
sedikit minyak pada air yang tergenang.
6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara
berkala
7. Menyemprot rumah dengan DDT.
2.2 Berita mengenai kasus malaria yang terjadi di
papua
Kemenkes: Papua, Papua Barat, dan NTT Endemis
Tinggi Malaria
Mesha Mediani, CNN Indonesia | Selasa, 24/04/2018 03:45 WIB
Bagikan :  

Jakarta, CNN Indonesia -- Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi
daerah berkategori endemis tinggi penyebaran penyakit malaria. Hal itu terungkap dari data
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait 'Situasi Malaria Menurut Kabupaten/Kota di Indonesia
tahun 2017.'

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Elizabeth
Jane Soepardi menyebut peta situasi malaria di sebagian Indonesia timur masih berwarna merah
atau endemis tinggi dan kuning atau endemis menengah.

"Merah dan kuning itu banyak di daerah timur. Papua, Papua Barat, NTT masih. Ada sebagian di
Kalimantan," kata Jane di kantornya, Jakarta, Senin (23/4).

Dari total 262 juta penduduk di Indonesia, sebanyak 4,9 juta atau dua persennya tinggal di daerah
endemis tinggi. Selama tahun 2017, tercatat ada 261.617 kasus malaria secara nasional yang
menewaskan setidaknya 100 orang.
Sementara itu, setengah dari total jumlah 514 kabupaten/kota di Indonesia sudah mencapai kategori
bebas malaria. Artinya, terdapat 72 persen penduduk Nusantara tinggal di daerah bebas malaria.
Peta berwarna putih atau bebas malaria terdapat di Pulau Jawa dan Bali, sementara sisanya
mayoritas berwarna hijau (endemis rendah) seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Namun, Jane mengimbau agar upaya pemeliharaan tetap harus dilakukan untuk mencegah
munculnya kembali penularan malaria.

"Masih terdapat 10,7 juta penduduk yang tinggal di daerah endemis menengah dan tinggi malaria.
Upaya percepatan untuk mencapai bebas malaria harus dilakukan di Papua, Papua Barat, dan
NTT," kata Jane.

Pencegahan

Kemenkes pun telah mengupayakan sejumlah cara untuk mencegah penyebaran malaria. Salah
satunya dengan Pekan Kelambu Massal dan pemantauan penggunaannya karena malaria
menggigit manusia di malam hari.

"Salah satu cara untuk mencegah kita digigit nyamuk adalah kelambu. Kelambu itu ada
insektisidanya. Selain nyamuk nggak bisa gigit karena terhalang, nyamuk yang menempel di
kelambu juga mati," kata Jane.

Jane menambahkan, kelambu yang dicelup ke insektisida akan bertahan sampai tiga tahun. Setelah
tiga tahun, kelambu harus diganti.

Secara nasional, jumlah total kelambu yang didistribusikan untuk seluruh Indonesia sejak 2004
hingga 2017 sebanyak 27,6 juta kelambu. Sementara 2017 sebanyak 3.984.224 kelambu telah
disitribusikan dalam Pekan Kelambu Massal di 166 kabupaten/kota dan 20 provinsi di Indonesia.

"Tetapi kemudian kita monitor. Kita sudah mendistribusikan 27,6 juta kelambu. Satu rumah itu dilihat
kelompok tidurnya ada berapa dan diberikan sesuai jumlah kelompok tidur," kata Jane.

Jane menilai pengobatan malaria efektif menggunakan terapi kombinasi berbasis Artemisinin
(Artemisinin Based Combination Therapy /ACT) sesudah konfirmasi laboratorium.

Peran aktif warga mencegah penyebaran malaria juga sangat membantu. Seperti yang dilakukan
Warga Kabupaten Asmat, Papua dengan menyebar ikan pemakan jentik, serta penyemprotan
dinding rumah untuk mengusir nyamuk.

"Mereka juga bikin parit yang ada ketinggian, sehingga air akan mengalir dan telur nyamuk tersapu,"
kata Jane.

Warga Asmat juga sudah mulai mengganti caranya mengumpulkan air bersih. Dari yang tadinya
menampung air hujan dalam sebuah kontainer, sekarang warga sudah membuat sumur gali dengan
kedalaman kurang lebih tiga meter.

Cegah dengan 'ABC'


Jane pun mengingkatkan masyarakat untuk senantiasa melakukan "ABC" dalan mencegah malaria.

A, yakni awasi dan perhatikan faktor risiko, cara penularan, cara pencegahan, masa inkubasi,
gejala, dan tanda malaria.

B, yakni biasakan untuk menghindari gigitan nyamuk selama di daerah endemis dengan
menggunakan kelambu saat tidur dan tidak keluar malam. Jika terpaksa keluar, gunakan baju
panjang dan terang serta memakai lotion anti nyamuk.

C, yakni cek darah segera ke tenaga kesehatan jika ada gejala demam selama di sana sampai satu
bulan setelah kembali dari daerah endemis. Masyarakat juga harus menyampaikan kepada dokter
riwayat perjalanannya. (osc/osc)
Salah satu sumber terpaca mengatakan bahwa :
Salah satu penyebab malaria tinggi di daerah papua adalah dikarenakan dengan gaya hidup mereka
yang kurang baik yaitu masyarakat papua tidur tanpa menggunakan kelambu atau selimut
dikarenakan cuaca yang panas dan tidak memiliki kipas angin sehingga masyarakat papua lebih
memilih mengorbankan keadaanya

BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi
malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Terdapat
beberapa parasit yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu plasmodium falciparum,
vivax, malaria dan ovale. Parasit ini menggunakan nyamuk sebagai hospes definitifnya, yaitu
nyamuk Anopheles. Gejala klinis penyakit ini terdiri dari 3 tahap, yaitu periode dingin, periode
panas dan periode berkeringat.
Penularan penyakit ini bias secara alami, yaitu melalui gigitan langsung nyamuk
anopheles dan secara tidak alami yaitu secara bawaan dan secra mekanik. Diagnosanya dapat
dilihat dari manifestasi klinis yaitu terjadinya demam, imunnoserologi yaitu ditemukannya
antigen HRP-2, pLDH dan aldolase dan lewat pemeriksaan mikroskopik yaitu melihat morfologi
sel darah merah yang terinfeksi dan melihat asam nukleat pada parasit. Malaria ini dapat
menyebabkan rasa sakit, gangguan otak hingga menyebabkan kematian.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan lima metode, yaitu yang pertama menggunakan
mikroskopik cahaya dengan melihat morfologi eritrosit yang terinfeksi, yang kedua
menggunakan mikroskop flouresensi dengan melihat asam nukleat yang terdapat diparasit, yang
ketiga dengan menggunakan metode rapid test yaitu identifikasi antigen yang terdapat pada
serum sampel, yang keempat menggunakan dip-stick yaitu identifikasi antigen parasit malaria
yang terdapat dalam serum sampel, yang kelima dengan menggunakan PCR yaitu dengan
menggandakan sekuens DNA/RNA yang spesifik dengan menggunakan primer oligonukleotida
yang spesifik pula lalu dibaca menggunakan elektroforesis.
3.2       Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat Melakukan penyuluhan secara intensif guna
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi malaria
yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu dan
menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan kegiatan surveilens malaria secara
menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor malaria.
Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti pemasangan kasa
nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara pemakaian
kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.

Anda mungkin juga menyukai